PENDAHULUAN
1
2
WHO dari data-data yang diambil dari negara-negara berkembang dan negara-
negara maju didapatkan 50% dari penduduknya yang berusia 12-35 tahun terpapar
dengan suara keras pada level yang tidak aman dari penggunaan PLDs, jika tidak
segera dilakukan pencegahan maka hal ini dapat mengakibatkan penurunan
kualitas hidup khususnya bagi anak-anak dan remaja yang merupakan pengguna
terbanyak PLDs.7
Gangguan pendengaran yang diderita dapat bersifat ringan, tetapi berpotensi
mengganggu prestasi akademik pada pelajar, terutama yang memiliki gaya belajar
auditorik (Auditory Learners).8 Penggunaan PLDs dapat mengakibatkan NIHL
yang berpotensi kehilangan pendengaran permanen pada penggunaan jangka
panjang serta dapat mengakibatkan gangguan komunikasi, peningkatan tekanan
darah, peningkatan denyut nadi, gangguan keseimbangan, kecemasan, kurang
konsentrasi dan susah tidur yang akan berdampak pada penurunan kualitas hidup
remaja, sehingga perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin.3 Hasil yang
diperoleh dari penelitian di yang dilakukan pada mahasiswa dengan kelompok
usia 19 – 23 tahun yang menggunakan PLDs lebih dari 1 jam per hari di
Universitas Wuhan Cina pada tahun 2007 didapatkan 14,1% mahasiswa
mengalami gangguan pendengaran.9
Meningkatnya angka penggunaan PLDs pada remaja yang berpotensi
menyebabkan gangguan fungsi pendengaran, komunikasi, psikologis dan
fisiologis akan mempengaruhi fungsi sosial remaja yang akan berdampak pada
kualitas hidup generasi bangsa, menunjukkan perlunya promosi dan pencegahan
dini terhadap terjadinya gangguan fungsi auditorik dan non auditorik pada pelajar.
Oleh karena itu penulis ingin mempelajari gambaran gangguan auditorik dan non
auditorik pada pelajar pengguna PLDs.