Laporan Ekstraksi
Laporan Ekstraksi
KELOMPOK IV (EMPAT):
1. ANTONI SETIAWAN (17020200010)
2. GIGI GILANG DARUTAMA ( 17020200032)
3. IIN SETIANI (17020200037)
4. NUR HIDAYAT (17020200062)
5. RISKI BAYU SUPRAPTO (17020200073)
6. VITA DWI ANGGREANI ( 7020200084)
7. ALIF SABILILLAH LUKITO (17020201090)
8. ENI SEFTIANI SONDAK (17020200095)
9. WIDA NISFI LAILI (17020201108)
SIDOARJO
2020
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1 Ekstraksi...............................................................................................................3
2.2 Tinjauan Bahan...................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................11
3.1 Waktu dan tempat peneliian.............................................................................11
3.2 Alat dan Bahan..................................................................................................11
3.3 Prosedur Kerja..................................................................................................11
3.4 Rancangan kerja penelitian..............................................................................12
BAB IV HASIL PENELITIAN...................................................................................13
4.1 Tabel Hasil Pengamatan...................................................................................13
4.2 Tabel Hasil.........................................................................................................13
BAB V PEMBAHASAN..............................................................................................14
BAB VI PENUTUP......................................................................................................16
5.1 Kesimpulan........................................................................................................16
5.2 Saran...................................................................................................................16
Daftar Pustaka.............................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................18
I
BAB I
PENDAHULUAN
Psidium guajava L. atau yang lebih dikenal jambu biji telah lama
digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat. Beberapa khasiat dari jambu
biji ini antara lain sebagai antidiare, antibakteri, antioksidan analgesik, dan
antiinflamasi. Bagian tanaman yang digunakan agar diperoleh masing-masing
aktivitas biologi dan farmakologi tersebut tidak selalu sama, misalnya agar
diperoleh aktivitas sebagai alternatif pada terapi supportif demam berdarah dan
antibakteri digunakan bagian daun, sedangkan jika diinginkan kandungan
vitamin C digunakan buahnya. (Yohanes, 201 3).
Daun jambu biji sudah digunakan sejak dulu sebagai obat tradisional
untuk diare, radang lambung, sariawan,keputihan, dan kencing manis. Daun
bersifat netral,berkhasiat sebagai antidiare, antiradang, penghentian perdarahan
(hemostasis), dan peluruh haid.Daun jambu biji mengandung senyawa aktif
seperti tannin, triterpenoid, saponin, kuersetin, guayaverin, leukosianidin,
minyak atsiri,asam malat, asam oksalat, dan eugenol. Senyawa dalam daun
jambu biji yang berupa flavonoid, tannin dan terpenoid mempunyai efek
1
antibakteri dengan merusak struktur membrannya. (Anonymus,2004 dan Prof.
Dr. dr. Sumarno, DMM, Sp MK, dkk,).
Bagaimana cara pembuatan ekstrak nabati dari daun jambu biji (Psidium
guajava L) dengan metode meserasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk dapat melakukan cara pembuatan ekstrak nabati dari daun jambu biji
(Psidium guajava L) dengan metode meserasi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
3
Maserasi secara luas digunakan dalam penelitian tanaman obat. Maserasi
terlibat perendaman bahan (kasar atau bubuk) dalam wadah bertutup dengan
pelarut dan didiamkan pada suhu kamar untuk jangka waktu minimum 3 hari.
Proses perendamaan bertujuan untuk melunakkan dan memecahkan dinding sel
tanaman. Setelah 3 hari, campuran dilakukan penyaringan. Pelarut yang
digunakan dalam proses perendaman pada metode maserasi memainkan peran
penting. Pilihan pelarut akan menentukan jenis senyawa diekstraksi dari sampel
(Azwanida, 2015).
4
Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya (Adrian, 2000):
1.Digesti
3.Remaserasi
4.Maserasi melingkar
5
2.Cairan penyari akan didistribusikan secara seragam, sehingga akan
memperkecil kepekatan setempat.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn.
(Parimin, 2005)
Jambu biji atau bahasa latinnya Psidium guajava. Psidium berasal dari
bahasa Yunani yaitu “psidium” yang berarti delima. Sementara “guajava”
berasal dari nama yang diberikan oleh orang Spanyol.Jambu biji merupakan
jenis tanaman perdu bercabang banyak. Tingginya 3-10 meter. Umumnya umur
6
tanaman jambu biji hingga sekitar 30-40 tahun. Tanaman yang berasal dari biji
relative berumur lebih panjang dibandingkan hasil cangkokan atau okulasi.
Namun, tanaman yang berasal dari okulasi memiliki postur lebih pendek
(dwarfing) dan bercabang lebih banyak sehingga memudahkan perawatan
tanaman. Tanaman ini sudah mampu berbuah saat berumur sekitar 2-3 bulan
meskipun ditanam dari biji.
Batang jambu memiliki ciri khusus, diantaranya berkayu keras, liat, tidak
mudah patah dan kuat, serta padat. Kulit kayu tanaman jambu biji halus dan
mudah terkelupas. Pada fase tertentu, tanaman jambu biji halus dan mudah
terkelupas. Pada fase tertentu, tanaman mengalami pergantian atau peremajaan
kulit. Batang dan cabang-cabangnya mempunyai kulit berwarna coklat atau
coklat keabu-abuan.
Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval
dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua,
hijau muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning. Permukaan daun ada yang
halus mengilap dan halus biasa. Tata letak daun saling berhadapan dan tumbuh
tunggal. Panjang helai daun sekitar 5-1 5 cm dan lebar 3-6 cm. sementara
panjang tangkai daun berkisar 3-7 cm.
7
putih biasa, putih susu, merah muda, merah menyala, serta merah tua. Aroma
buah biasanya harum saat buah matang. Biji jambu biji pada umumnya cukup
banyak, meskipun ada beberapa Janis buah yang berbiji sedikit bahkan tanpa
biji. Umumnya, buah jambu yang berbiji bentuknya lebih sempurna dan simetris,
sesuai karakter jenisnya. Sementara bentuk buah jambu tanpa biji relative tidak
beraturan. Buah jambu tanpa biji tersebut terbentuk tanpa penyerbukan.
Tanaman jambu biji berakar tunggang. Perakarannya lateral, berserabut cukup
banyak, dan tumbuh relative cepat. Perakaran jambu biji cukup kuat dan
penyerapan unsur haranya cukup efektif sehingga mampu berbuah sepanjang
tahun (Parimin, 2005).
Jenis yang ini mempunyai bentuk buah bulat agak lonjong dengan
meruncing kepangkalnya. Sama seperti jambu biji delima, kulit jambu jenis
ini juga tebal dan jika buahnya matang berwarna agak kuning, dagingnya
berwarna putih, bijinya tidak banyak, rasanya kurang manis tetapi harum
baunya.
Bentuk buahnya bulat meruncing ke pangkal, kulit buahnya tipis dan jika
matang berwarna kuning muda. Jenis yang ini juga mempunyai biji yang
8
banyak dan dagingnya berwarna putih tetapi rasanya manis dan harum
baunya.
Jambu biji perawas berbentuk bulat lonjong dan buahnya lebih besar dari
jenis biasanya, kulitnya agak tebal, bila buahnya matang berwarna
kuning,dagingnya merah, bijinya tidak banyak, rasanya agak asam, baunya
harum.
Berbentuk bulat besar dan kulitnya tebal, bila matang buahnya berwarna
kuning, bijinya sedikit bahkan hampir tidak berbiji, tapi rasanya hambar dan
harum baunya (Parimin, 2005).
9
zat-zat penyamak (psiditanin) sekitar 9% (Kartasapoetra, 2004 &
Dalimartha,2004). Menurut Sudarsono dkk (2002), daun jambu biji mengandung
flavonoid, tanin (17,4%), fenolat (575,3 mb/g) dan minyak atsiri.
10
untuk mengendurkan otot polos usus dan menghambat kontraksi usus,dimana
adanya kuersetin dapat menghambat pelepasan asetilkolin disaluran cerna
(Netty,2008). Berdasarkan literatur yang kami temukan aktivitas antibakteri
ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah
merah terhadap bakteri penyebab diare yaitu Escherichia coli, Shigella
dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri
yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah dimana KHM terhadap
Escherichia coli (60 mg/ml vs >1 00 mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs
70 mg/ml), Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella typhi (40
mg/ml vs 60 mg/ml) (Adnyana,2004).
2.2.2 Etanol
Etil alkohol atau etanol merupakan zat kimia yang termasuk ke dalam
golongan alkohol (Abramson and Singh, 2009). Etanol memiliki struktur kimia
CH3CH2OH, dengan rumus struktur Gambar 1 memiliki sifat mudah menguap,
tidak berwarna, dan bersifat polar sehingga digunakan sebagai pelarut untuk
berbagai senyawa (Sebayang, 2006). Sifat polar yang dimiliki oleh etanol,
membuat zat kimia ini sering digunakan sebagai pelarut obat, pengawet dalam
dunia medis, desinfektan serta biasanya digunakan sebagai antidotum (senyawa
yang mengurangi atau menghilangkan toksisitas) keracunan metanol dan etilen
glikol (Arora et al., 2007). Selain itu, etanol memiliki titik didih sebesar 78,4 0C
sehingga memiliki sifat mudah terbakar (Simanjuntak, 2009).
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat peneliian
3.2.1 Alat
12
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, toples besar
dari kaca, batang pengaduk, saringan, cawan porselin dan rotary
evaporator.
3.2.2 Bahan
Serbuk Simplisia
Hasil
13
3.4 Rancangan kerja penelitian
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
bobot ekstrak
% Rendemen : × 100%
bobot simplisia awal
51.2386
: × 100%
350
15
: 14.6396%
BAB V
PEMBAHASAN
16
larutan terhomogenkan. Tutup meserator, penutupan ini berfungsi agar pelarut
etanol tidak menguap. Kemudian didiamkan selam 5 hari padasuhu ruang dan
sesekali dilakukan pengadukan agar pelarut dapat menembus dinding del dan
masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut
dalam pelarut organik diluar sel dan juga agar termeserasi dengan sempurna.
Setelh 5 hari filtrat dan endapan dipisahkan dengan corong bucher dan pompa
vacum. Filtrat yang telah terpisah dari endapan kemudian disaring dengan kertas
saring lagi dengan tujuan diperoleh filtrat hasil meserasi yang benar-benar
terbebas dari endapanya. Filtrat yang diperoleh kemuudian di rotav dengan
kecepatan 70-80 Rpm da suhu 40oc. Proses ini bertujuan untuk memisahkan
antara cairan pelarut dengan ekstrak daun jambu biji dengan prinsip penguapan
cairan penyari menuju kondensor sehingga mengalami kondensasi. Proses ini
berlangsung hingga terbentuk ekstrak kulit daun jambu biji yang kental dan
terbebas dari cairan pelarutnya.
17
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
18
dibiarkan selama 5 hari dalam suhu ruangan, dilaukan pengandukan selam 5 hari
berturut-turut setalah itu dilakukan penyaringan dan penguapan menggunkan
rotav untuk didapatkan ekstrak kental. Dari percobaan ini diperoleh %
rendemen ekstrak sebesar 14.6396%.
5.2 Saran
Lakukan pengadukan setiap hari selama 5 hari berturut-turut diwaktu yang sama.
19
Daftar Pustaka
Adnyana, i. K.,2004. Efek ekstrak daun jambu biji daging buah putih dan jambu
biji daging buah meraH sebagai anti diare. Acta Pharmaceutica
Indonesia. Vol XXIX.No. 1. Hal. 1 8-20
Yuliani, S., L. Udarno & E. Hayani. 2003. Kadar Tanin Dan Quersetin Tiga
Tipe Daun Jambu Biji (Psidium guajava). Buletin Tanaman
Rempah dan Obat. 1 4(1):1 7-24
20
21
LAMPIRAN
22
23