Perkembangan Industri Kecil memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembangunan ekonomi Indonesia, terutama karena empat hal (Sirait, 1994). Pertama, proses produksi pada Industri Kecil sifatnya lebih padat karya. Oleh karena itu, perkembangannya menjadi salah satu instrumen kebijakan pemerintah yang bisa dianggap efektif untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Kedua, lokasi Industri Kecil adalah tersebar, yang berarti pembentukan dan distribusi pendapatan sangat tergantung pada perkembangan Industri Kecil. Perkembangan Industri Kecil akan membantu usaha-usaha pemerintah dalam mengurangi kesenjangan pendapatan atau pembangunan antar wilayah. Ketiga, proses produksi pada Industri Kecil sifatnya sangat intensif dalam pemakaian sumber alam lokal atau bahan bakar yang bisa dibuat di dalam negeri. Karenanya, pertumbuhan Industri Kecil tidak terlalu terpengaruh dampak negatif dari transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia, sebagaimana halnya industri menengah dan besar. Keempat, perkembangan Industri Kecil bisa mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan ekspor nonmigas. Secara umum, Industri Kecil menghadapi berbagai kendala, terutama: (1) keterbatasan modal, (2) keterbatasan tenaga profesional, (3) kurangnya organisasi dan jaringan pemasaran, dan (4) proses produksi dan kualitas produk yang belum optimal (Tambunan,1994). Dengan demikian, tujuan pengembangan Industri Kecil bisa meliputi: (1) peningkatan pangsa pasar (market share) tingkat lokal, domestik, maupun ekspor, dan (2) peningkatan kemampuan daya saing, melalui efisiensi usaha, peningkatan kualitas produk, dan jaringan pemasaran (Subiakto, 1994). Salah satu permasalahan klasik preferensi masyarakat Indonesia dalam membeli produk lokal adalah kualitasnya yang berbeda dan cenderung lebih rendah daripada produk luar negeri. Sejak dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, Presiden Jokowi melalui kementerian terkait selalu mengingatkan pentingnya meningkatkan kualitas produk-produk made in Indonesia. Dengan kualitas produk yang baik, maka daya saing pun akan meningkat. Untuk mendorong peningkatan kualitas produk Industri Kecil , pemerintah menetapkan standarisasi nasional berupa Standar Nasional Indonesia (SNI) yang diharapkan memacu Industri Kecil untuk memiliki kualitas produk yang konsisten dan siap bersaing di pasar dalam negeri dan luar negeri. Badan Standarisasi Nasional (BSN) pun telah berkomitmen untuk membantu Industri Kecil untuk mengurus sertifikat SNI. Kualitas produk Industri Kecil yang bersaing akan memperkuat preferensi masyarakat memilih produk lokal dibanding dengan produk luar negeri. Menjaga kualitas tidak hanya mencakup pada kualitas produk dan kemasan, tetapi juga kualitas karyawan, ketepatan produksi dan ketersediaan barang, hingga distribusi. Pengalaman berbelanja produk Industri Kecil yang berkualitas akan membuat konsumen lebih senang mereferensikan produk tersebut kepada teman dan kerabat lainnya. Demi menjaga nilai tukar rupiah, pemerintah melakukan upaya-upaya defensif seperti penyesuaian tarif impor hingga menghimbau masyarakat untuk menunda membeli barang-barang elektronik. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk membeli produk lokal. Dengan mengonsumsi produk lokal, masyarakat membantu menjaga perputaran rupiah di dalam negeri. Industri Kecil harus bersiap-siap menerima bertambahnya permintaan produk lokal, salah satunya dengan memperkuat branding dan pemasaran di pasar dalam negeri. Kualitas produk Industri Kecil yang baik harus disertai dengan branding dan pemasaran produk yang baik pula. Dua aspek ini adalah tantangan dalam menjalankan bisnis. Di tengah semakin banyaknya pebisnis-pebisnis baru, pelaku Industri Kecil dituntut untuk tetap konsisten dan inovatif dalam menjalankan bisnisnya. Dengan perkembangan teknologi saat ini, pelaku Industri Kecil diajak untuk terus beradaptasi dengan perubahan yang cepat, baik dari segi produksi hingga distribusi. Dalam berbagai kesempatan bicara, Prof. Rhenald Kasali mengatakan para pelaku Industri Kecil tidak boleh ‘gagal move on’ menghadapi perubahan yang cepat. Inovasi dan pemanfaatan teknologi adalah kunci sebuah bisnis dapat berjalan secara konsisten. Momentum pelemahan rupiah saat ini merupakan momentum pelaku Industri Kecil ditantang untuk kembali ‘menyelamatkan’ perekonomian Indonesia. Dengan kolaborasi antara kebijakan pemerintah yang terarah dan peran masyarakat mendukung produk lokal, Industri Kecil akan terbantu untuk terus menjadi pilar perekonomian nasional Indonesia.