Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

PENYERAPAN, PENGALIRAN, DAN KEHILANGAN AIR

OLEH ;

NAMA : Yulia nuradmila


STAMBUK : A 221 18 059
KELAS : D
DOSEN : Dra. Hj. Mestawaty. A.S.A, M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan


karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Adapun tujuan kami menulis makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Selain itu, penulis
juga berharap makalah ini dapat menambah informasi kepada pembaca mengenai
“Transportasi dan Translokasi Air dan Larutan, Sifat Air, Difusi, Peran Air Bagi
Tumbuhan, Penyerapan dan Pengangkutan Air Serta Transpirasi”
Penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. 
Akhir kata, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Dasumiati,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yang telah
membimbing kami dalam penyelesaian penulisan makalah ini sehingga kami
termotivasi untuk mencari sumber-sumber yang relevan.
                                                                                                                              
                                                                                                                                                                       

Daftar isi
Kata pengantar.........................................................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
A.    Latar Belakang...........................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C.    Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................6
A.      Mekanisme Penyerapan Air....................................................................................6
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air pada Tumbuhan................8
C.    Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tumbuhan........................................................10
D. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Air (Overwatering) Bagi Tumbuhan............10
E.     Transpirasi pada Tumbuuhan................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
A.      Kesimpulan.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Setiap tumbuhan pasti memiliki jaringan pengangkutan  yang terdiri dari xylem
dan floem. Kedua jaringan tersebut berperan sangat penting bagi proses kehidupan
sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian
menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat
berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan transportasi pada
tumbuhan
Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk melakukan
proses metabolisme dalam tubuhnya. Adapun zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan
antara lain air, garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida yang bisa diperoleh dari
luar tubuh tumbuhan. Melalui daun, tumbuhan dapat memperoleh oksigen dan karbon
dioksida. Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-buluh akar, air dan garam
mineral diserap tumbuhan ke dalam tubuhnya.  Penyerapan dan pengangkutan zat ini
dilakukan oleh jaringan pengangkut yang melewati berkas pembuluh.
Dalam kehidupan sehari-hari terjadi banyak hal yang berkaitan dengan
tumbuhan dan air kususnya utuk penyerapan yang dilakukan melalui akar. Meskipun
pada kenyataannya daun dan batang juga memiliki pengaruh yang cukup penting
dalam proses penyerapan air . Proses penyerapan   air dan mineral dari dalam tanah
oleh tumbuhan berawal dari air di dalam tanah yang kemudian akan diserap oleh
rambut akar. Air mengalir karena ada perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di
antara sel. Air tanah mempunyai kepekatan larutan yang lebih encer dibandingkan
dengan cairan sel sehingga air tanah dapat masuk ke rambut akar terjadi (difusi).
Selain transportasi tumbuhan juga melakukan transpirasi, yaitu pelepasan dalam
bentuk uap melalui stomata. Transpirasi ini merupakan salah satu mekanisme
pengaturan fisiologi pada tumbuhan yang terkait dengan berbagai kondisi yang ada di
tubuhnya dan lingkungan sekitarnya. Adanya transpirasi ini menyebabkan terjadinya
aliran air yang berlangsung secara imbas dari akar, batang, dan daun. Aliran air
tersebut akan ikut membantu proses penyerapan dan transportasi air tanah di dalam
tubuh tumbuhan.

B.     Rumusan Masalah


1.      Bagaimana proses penyerapan  air pada tumbuhan?
2.      Apa saja organ tumbuhan yang berperan dalam penyerapan  air?
3.      Apa saja yang mempengaruhi proses penyerapan  air?
4.      Apa saja factor yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan?
5.      Bagaimana mekanisme transpirasi pada tumbuhan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui mekanisme penyerapan air pada tumbuhan
2.      Untuk mengeahui organ yang berperan dalam penyerapan  air
3.      Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi penyerapan air
4.      Untuk mengetahui factor yang mempengarui transpirasi pada tumbuhan
5.      Untuk mengetahi mekanisme transpirasi pada tumbuuhan

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Mekanisme Penyerapan Air


Pemasukan air dari tanah ke dalam sel-sel akar dengan jalan difusi osmosis
dan imbibisi. Berdasarkan hukum yang berlaku juga untuk zat cair dan sekalipun zat
padat. Air berdifusi dari suatu larutan yang encer ke suatu larutan yang lebih pekat,
atau dengan kata-kata lain air berdifusi dari daerah yang devisit-tekanan-difusinya
kecil ke daerah yang defisit-tekanan-difusinya besar. Keadaan semacam ini memang
kita dapati dalam larutan tanah, pada umumnya larutan tanah merupakan larutan yang
konsentrasinya jauh lebih rendah daripada konsentrasi larutan yang ada dalam sel-sel
akar. Hasil penyelidikan menunjukan bahwa nilai osmosis sel-sel suatu tanaman itu
mengalami perubahan sesuai dengan keadaan air di dalam tanah. Pada umumnya
terdapat hubungan timbal balik semacam ini. Jika tanah cukup mengandung air maka
nilai osmosis sel-sel suatu tanaman tidak demikian tingginya daripada kalau tanah
agak kekurangan air. Jadi cukup air di dalam tanah menurunkan nilai osmosis,
sedangkan kurang air menaikkan nilai osmosis sel-sel suatu tanaman, bahkan nilai
osmosis suatu sel pada siang hari itu berbeda dengan nilai osmosisnya pada malam
hari. Hal ini sesuai dengan keadaan air pada siang hari dan pada malam hari.
Dengan masuknya air dari tanah kedalam sel-sel akar tentulah terbawa juga
ion-ion yang terdapat di dalam tanah, karena larutan tanah memang mengandung ion-
ion. Pemasukkan ion-ion dari tanah kedalam akar itu dipengaruhi oleh suatu hal yang
disebut antagonisme ion yang artinya, bahwa pemasukka ion yang satu
mempengaruhi, bahkan kadang-kadang menetang pemasukkan-pemasukkan ion jenis
lain. Sebagai misal ion-ion Ca²+ meniadakan ion-ion Na+ terhadap kegiatan masuk
keluarnya zat tertentu. Konsentrasi ion-ion Na+ yang agak tinggi menghambat
peresapan ion-ion K+ atau ion-ion Ca²+.
Adanya suatu kenyataan baha kation-kation sangan mempengaruhi
permeabilitas sel. Hal ini menimbulkan persangkaan, bahwa pada sel ada bagian-
bagian tertentu (mungkin sekali ektoplas) yang mudah berubah menjadi anion;
kiranya lapisan itu terdiri dari atas pospolipida, sebab zat ini mudah benar mengalami
disosiasi dan sebagai hasil disosiasi ini timbullah anion-anion organik.`
Penyerapan air dapat diserap melalui akar tetapi ada pula tumbuhan yang
mampu menyerap air lewat daun dan batang. Penyerapan air oleh akar akan dilakukan
terutama oleh bulu akar yang selalu terendam di tanah. Air bedifusi masuk ke bulu
akar, pada dinding sel masuk ruang bebas, melewati membran plasma secara osmosis
dan kembali bedifusi memasuki plasma. Organela dibatasi oleh membran yang
diferensial permeabel, maka transport air diantaranya harus menggunakan mekanisme
osmosis. Sel akar dapat menyerap air bila mempunyai potensial air yang negatif lebih
besar daripada larutan tanah. Dalam hal ini akar dapat melakukan penyerapan pasif
dengan menyetimbangkan tenaga potensial air, potensial osmotik (tekanan osmotik),
tekanan turgor dan tekanan dinding sel. Air bergerak ke dalam tumbuhan melalui
rambut akar, yang merupakan tonjolan berupa rambut dari sel epidermis, dan melalui
epidermis akar muda. Mekanisme yang beroperan bagi gerakan air tanah kedalam
akar belum dipahami sepenuhnya. Pada saat ini diduga bahawa air diabsorpsi melalui
dua mekanisme yang berbeda, yaitu Absorbsi Aktif dan Absorbsi Pasif..
a. Absorbsi Aktif
Absorbsi aktif harus dibedakan dari transport aktif seyawa-senyawa yang
terlarut melalui membran. Absorpsi aktif terjadi bilamana kelembaban
tanah itu tinggi dan tumbuhan melangsungkan transpirasi yang rendah.
Dalam kondisi ini, absorbsi air dinyatakan terutama akibat osmosis,
walaupun mekanisme lain mungkin ikut terlibat. Gerakan air kedalam
tergantung pada konsentrasi solut yang lebih tinggi di dalam pembuluh
xilem yang mati dibandingkan dengan yang ada dalam larutan tanah. 
Gerakan tersebut dikenal sebagai absorbsi aktif karena bergantung pada
kandungan solut dan ketetapan (permeabilitas) sel-sel akar hidup.
b. Absorbsi Pasif
Bila gerakan air ke dalam tumbuhan yang mempunyai laju transpirasi
yang tinggi, menyangkut perbedaan tekanan di dalam dan di luar
tumbuhan, maka kondisi ini dinamakan absorbsi pasif karena gaya
penyebabnya timbul pada puncak tumbuhan bukan dalam akar. Absorbsi
pasif bergantung pada tarikan transpirasi. Ditinjau dari volume air yang
diabsorbsi, absorbsi pasif jauh lebih penting daripada absorbsi aktif, dan
boleh jadi mencakup sekitar 98 % dari jumlah gerakan air ke dalam
akar. Bila tumbuhan mengalami tanspirasi yang tinggi, pengambilan air
berlangsung melalui absorbsi pasif. Pada konsisi tersebut, absorbsi aktif
tidak berfungsi karena gerakan air yang cepat  melalui akar akan
menghanyutkan solut yang menentukan dalam absorbsi aktif.
Selain penyerapan air oleh akar, tumbuhan melakukan penyerapan air melalui daun
dan batang meskipun jarang terjadi. Penyerapan air oleh daun pada tumbuhan
dipengaruhi oleh:

1. Struktur dan permeabilitas epidermis dan kutikula.


2. Ada tidaknya trikoma di permukaan daun.
3. Mudah tidaknya permukaan daun itu dibasahi
4. Defisiensi air di dalam sel-sel parenkim daun.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Air pada Tumbuhan
Faktor-Faktor yang memperngaruhi penyerapan air pada tumbuhan dipengaruhi
oleh factor luar dan factor dalam yaitu :
 Faktor dalam (disebut juga faktor tumbuhan) yaitu:
1. Kecepatan Transpirasi
Penyerapan air hampir setara dengan transpirasi (penguapan lewat daun) bila
penyediaan air tanah cukup. Hal itu terjadi karena adanya transpirasi
menyebabkan terbentuknya daya isap daun sebagai akibat kohesi yang
diteruskan lewat sistem hidrostatik pada xilem. Kecepatan transpirasi antara
lain ditentukan oleh banyaknya stomata dan keaadan permukaan daun.
2. Sistem Perakaran
Berbagai tumbuhan menunjukan perakaran yang berbeda, baik pada
pertumbuhan maupun kemampuannya menembus tanah. Karena penyerapan
terutama berlangsung di bulu akar yang terutama terjadi akibat percabangan
akar, menentukan penyerapan. Tumbuhan yang mempunyai akar dengan
percabangan banyak tetapi hanya meliputi daerah perakaran yang sempit
disebut mempunyai perakaran intensif. Sebaliknya yang akarnya sedikit tetapi
tumbuh memanjang dan masuk jauh kedalam tanah disebut perakaran
ekstensif.
3. Pertumbuan Pucuk
Bila bagian pucuk tumbuh baik, akan memerlukan banyak air   menyebabkan
daya serap bertambah.
4. Metabolisme
Karena penyerapan memerlukan tenaga metabolisme, maka kecepatan
metabolisme terutama respirasi akan menentukan besarnya penyerapan.
Metabolisme yang baik juga memungkinkan pertumbuhan akar yang lebih
baik, sehingga semakin banyak cabang akar / bulu akar yang terbentuk.
 Faktor luar yaitu:
1. Ketersediaan air tanah
Tumbuhan dapat menyerap air tanah bila kandungan air tanah terletak antara
kapasitas lapang dan titik layu tetap. Bila air berada pada keadaan diatas
kapaistas lapang, penyerapan akan terhambat karena akar berada dalam
lingkungan anaerob.
2. Konsentrasi / potensial osmotik air tanah
Karena kedalam air tanah terlarut berbagai ion dan molekul maka potensial
osmotiknya kan berubah bila yang larut berkurang atau bertambah. Bila ion
atau molekul yang larut terlalu banyak sehingga potensial osmotiknya terlalu
tinggi, sel tidak akan mampu menyerap, atau kalau mampu perlu
menggunakan energi lebih besar. Tumbuhan halofit mampu menyerap air dari
larutan dengan potensial osmotik yang lebih besar dari tumbuhan msofit.
3. Temperatur tanah
Temperatur tanah berpengaruh terhadap penyerapan melalu berbagai cara,
yaitu bila temperatur rendah, air menjadi lebih kental sehingga lebih sukar
bergerak, permeabilitas plasma berkurang dan pertumbuhan akar terhambat.
4. Aerasi
Aerasi yang tidak baik menghambat metabolisme dan pertumbuhan akar.
Kurangnya oksigen akan menghambat respirasi aerob sehingga energi untuk
penyerapan berkurang. Bila respirasi anaerob terjadi, hasil akhir berupa
alkohol yang dapat melarutkan lipoprotein membran plasma sehingga akar
busuk. Aerasi yang jelek juga menyebabkan kadar CO2 naik dan
permeabilitas akar terhadap air berkurang.

C.    Pemenuhan Kebutuhan Air pada Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terlepas dari gangguan lain.
Pada pemenuhan tanaman terhadap kebutuhan air seringkali terhambat akibat
kebutuhan air pada tanaman tidak terpenuhi. Adanya gangguan tersebut dapat
dilakukan penanganan dengan cara memberikan penyiraman bedasarkan 5 fase
tumbuh suatu tanaman yaitu fase tumbuhan suatu tanaman yaitu fase pertumbuhan
awal (selama 15-25 hari), fase vegetatif (25-40 hari), fase pembungaan (15-20 hari),
fase pengisian biji (35-45 hari), pemberian penyiraman pada kondisi yang optimal
dan fase pematangan (10-25 hari) dan frekuensi penyiraman yang tepat.

D. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Air (Overwatering) Bagi


Tumbuhan
Jika tanaman mengalami penyerapan air yang terlalu banyak maka akan
menyebabkan overwatering, yang sering terjadi pada tanaman ketika di musim hujan.
Overwatering sering terjadi pada tanaman anggrek yang hanya dibawah naungan
paranet, meskipun anggrek membutuhkan kelembaban, namun kebutuhan air harus
terkontrol dengan baik.
Untuk menghindari kelebihan penyerapan air oleh tumbuhan perlunya penyiraman
yang terkontrol dan  diperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
penyiraman, karena dampak dari kelebihan penyerapan air oleh tanaman atau
overwatering berakibat fatal bagi tumbuhan. Beberapa akibat dari overwatering yang
sering muncul pada tanaman yaitu:
Menyebabkan top-rot, dimana membusuknya tunas-tunas atau ujung akar.
Kebanyakan air atau overwatering akan membuat media tanam terlalu basah,
sehingga akar-akar tanaman tidak akan dapat melakukan pernafasan dan transpirasi
dengan baik, kemudian membusuk dan mati. Kebanyakan air juga akan menyebabkan
daun-daun tua membusuk atau sering disebut leaf-rot.
Menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur. Sehingga menyebabkan penyakit
seperti bercak daun, busuk akar, busuk tunas bahkan rontoknya kuncup-kuncup
bunga.

Menyebabkan cepat rusaknya media tanam. Media tanam akan penuh dengan lumut,
cepat hancur, membusuk dan akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan
tanaman.

Menyebabkan membusuknya akar secara keseluruhan, hal ini diitandai dengan daun
tanaman yang menjadi keriput, seperti kekurangan air. Pertumbuhan tanaman
didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan
berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel
dan diferensiasi sel Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air
dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor
tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat
mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak
dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi.
Kekurangan air bagi tanaman, dapat menyebabkan terhambatnya proses
fisiologis tanaman, bahkan dapat berhenti berjalan. Tanaman yang kekurangan air,
akan menyebabkan kelayuan, hingga akhirnya mati. Hal tersebut disebabkan oleh
jaringan-jaringannya yang tidak dapat berfungsi lagi dengan baik. Tanaman dapat
mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi pada
proses transpirasi, tidak dapat mengimbangi kehilangan air. Air sangatlah penting
bagi tanaman, karena kekurangan air menyebabkan kelayuan pada tanaman.
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat
dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO 2
dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui
kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka
terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan
perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan
daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya
dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi
pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesis dan
dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.

Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan
mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan
mengurangi laju fotosintesis. Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor
yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat.
Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpenjang
tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air.

Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada
umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang
lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya
kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan
diameter akar. Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan
sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyimpan persediaan air baru bagi
suatu tanaman. Jadi, penting adanya irigasi yang baik, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

E.     Transpirasi pada Tumbuuhan


Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui kutikula hanya 5-10% dari
jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar menguap melalui stomata,
sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata, sehingga jumlah dan
bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu transpirasi juga
terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang, ranting,
bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi.
Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi
secara berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama
kelamaan layu sebelum akhirnya mati

Ada tiga tanspirasi pada tumbuhan yaitu:


1.   Transpirasi Kutikula
Adalah evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung melalui kutikula
epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar
jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah
air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
terjadi melalui stomata
2.   Transpirasi Stomata
Adalah Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut
terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang
jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke atmosfer di
luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selalu jenuh
uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila
atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.
3.   Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang
dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar
0.1 % dari total transpirasi
Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di
dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya
melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu
pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke
akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya.

Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar
bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem
mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut
akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak
melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus
transportasi.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor
luar, antara lain :
1.   Faktor Dalam :
a)      Stomata : jumlah per satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau atas
daun, timbul/ tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata, bentuk
stomata
b)      Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau
tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
2.   Faktor Luar :
a)      Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap
menyebabkan tertutupnya stomata, jadi semakin tinggi intensitas sinar matahari yang
diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
b)      Temperatur : kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta
menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak
terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di dalam
daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas. Jadi
semakin tinggi temperatur, kecepatan transpirasi akan semakin tinggi pula.
c)       Kelembaban udara : udara yang basah akan menghambat transpirasi sedangkan udara
yang kering akan memperlancar transpirasi.
d)      Angin : angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung
untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui
penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap
penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi,
cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. Oleh
karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh
lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin
secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi.
e)      Keadaan air di dalam tanah : air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang
pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju
transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada
malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun
lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh
akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Penyerapan air dapat diserap melalui akar tetapi ada pula tumbuhan yang mampu
menyerap air lewat daun dan batang. Penyerapan air oleh akar akan dilakukan
terutama oleh bulu akar yang selalu terendam di tanah. Air bedifusi masuk ke bulu
akar, pada dinding sel masuk ruang bebas, melewati membran plasma secara osmosis
dan kembali bedifusi memasuki plasma. Organela dibatasi oleh membran yang
diferensial permeabel, maka transport air diantaranya harus menggunakan mekanisme
osmosis.
Mekanisme penyerapan air dibedakan menjadi dua yaitu penyerapan (absorspsi)
aktif dan penyerapan (absorpsi) pasif sedangkan factor yang mempenharuhi proses
penyerapan air  dibedakan menjadi dua yaitu factor dalam dan factor luar. Factor
dalam terdiri dari kecepatan transpirasi, sistem perakaran pertumbuan pucuk dan
metabolisme, sedangkan factor luar terdiri dari  ketersediaan air tanah, konsentrasi
potensial osmotik air tanah, temperatur tanah dan aerasi. Air sangat dibutahkan oleh
tanaman tetapi harus dalam jumlah yang cukup karena jika berlebihan ataupun
kekurangan memiliki dampak yang buruk bagi tanaman misalnya, kelebihan air
menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur dan untuk kekurangan air dapat
menyebabkan tanaman layu kemudian bisa saja  mati.
Transpirasi adalah terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan
kutikula ke udara bebas (evaporasi). Ada tiga tanspirasi pada tumbuhan yaitu
transpirasi kutikula, stomata dan lentikuler. Factor yang mempengari transpirasi ada
dua yaitu factor luar dan dalam. Factor luar berupa sinar matahari, temperature,
kelembaban  angina dan keadaan air dalam tanah, sedangkan factor dalam berupa
stomata dan daun.
DAFTAR PUSTAKA

Chambell, Neil A, dkk. 2008. Biologi edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisioligi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Frank B Salisbury & Cleon W Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan Jilid Satu Sel: Air,
Larutan, dan Permukaan Edisi Keempat. Bandung: ITB
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amirah Mahmalia.04/03/2016. Pengaruh Kekurangan Air Terhadap Perkecambahan


Kacang Hijau (Student Research – Science Paper – Amirah Amalia – SMP IT Aulady
–  2014).18/09/2017(10.44).  ttps://amirahamalia.wordpress.com/tag/kekurangan-air/

Anda mungkin juga menyukai