Bab VI. Pembahasan
Bab VI. Pembahasan
PEMBAHASAN
Dalam industri perminyakan terdapat dua kegiatan besar yaitu hulu dan
hilir. Kegiatan hulu meliputi eksplorasi dan eksploitasi/produksi. Sedangkan
kegiatan hilir meliputi pengolahan, distribusi dan transportasi. Produksi
merupakan kegiatan pengambilan hidrokarbon dari reservoir ke permukaan. Pada
proses produksi ini terdapat tiga tahap yaitu primary recovery, secondary
recovery dan tertiary recovery. Pada tahap primary recovery terdapat dua metode
yaitu natural flow dan artficial lift. Natural flow adalah metode pengangkatan
hidrokarbon ke permukaan dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang
berasal dari reservoir. Namun seiring berjalannya waktu tekanan reservoir yang
ada mengalami penurunan yang mengakibatkan perlu adanya tenaga tambahan
untuk dapat mengalirkan fluida ke permukaan atau biasa dikenal dengan istilah
pengangkatan buatan (artificial lift). Artificial lift terdiri dari dua kelompok, yaitu
gas lift dan pompa. Ada berbagai jenis pompa seperti Electrical Submersible
Pump (ESP), Sucker Rod Pump (SRP), dan Progressive Cavity Pump (PCP).
Banyak lapangan di industri migas menggunakan Electrical Submersible Pump
(ESP) yang mempunyai produksi sedang hingga tinggi.
Electrical Submersible Pump (ESP) merupakan pompa sentrifugal
bertingkat banyak di mana keseluruhan pompa dan motor ditenggelamkan di
dalam cairan. Pompa ini berputar dengan motor listrik di bawah permukaan
melalui poros motor (shaft) yang memutar pompa, dan akan memutar sudu-sudu
(impeller) pompa. Impeller akan menghisap fluida hidrokarbon kemudian energi
kinetis fluida diubah menjadi energi potensial oleh diffuser, sehingga fluida dapat
dihisap oleh impeller pada stage selanjutnya. Setiap stage yang digunakan akan
menentukan besarnya kapasitas produksi pemompaan yang dapat di amati dari
kurva performa pompa. Jika pompa bekerja melebihi kapasitasnya maka akan
terjadi up thrust, sedangkan jika kurang dari kapasitasnya akan terjadi down
thrust. Nodal (Nod Analysis) merupakan suatu teknik sederhana yang digunakan
untuk menentukan hubungan antara Inflow Performance Relationship (IPR)
239
dengan tubing intake, yang dapat digunakan untuk menentukan laju produksi
optimum yang terjadi dalam suatu sistem produksi. Oleh karena itu, didalam
penelitian Tugas Akhir ini akan melakukan evaluasi dan optimasi Electrical
Submersible Pump dengan nodal variasi stages dan frekuensi pada sumur “N-24”
Lapangan Langgak.
Pada Sumur “N-24” lapangan “Langgak”, laju alir aktual saat ini sebesar
978,05 BFPD dengan Pwf sebesar 211,58 Psi, 76 stages dan jenis pompa yang
terpasang adalah D1400N. Dari hasil pehitungan evaluasi pompa terpasang
dengan Total Dynamic Head (TDH) 931,07ft dan dibagi dengan jumlah stages
terpasang, maka diperoleh nilai ead/stages sebesar 12ft/stages maka daapt
didapatkan laju alir teoritis sebesar 960sehingga diperoleh Efisiensi Volumetris
sebesar 104,04 % . Dilihat dari kurva performa pompa terjadi upthrust dimana
kapasitas pompa lebih kecil dari laju alir hal ini akan mempercepat kerusakan
pada pompa. Dan dilihat dari kurva perfoma pompa didapat efisiensi pompa
sebesar 44% dimana harga optimum seharusnya sebesar 50% , maka dari ini
pompa perlu dilakukan optimasi agar dapat bekerja dengan optimum. Dalam
penelitian ini, penulis mengoptimasi ESP dengan mengganti pompa lama dari DN
725 ke pompa baru yang tersedia di lapangan yaitu DN1400 dengan analisa nodal
menggunakan variasi stages dan frekuensi.
Tabel VI.1 Hasil Evaluasi Efisiensi Pompa Pada ESP D725N
240
dasar sumur (Pwf) versus laju alir (q) yang dihasilkan karena terjadinya
perubahan tekanan alir dasar sumur tersebut. Sedangkan Productivity Index (PI)
adalah index atau derajat pengukuran kemampuan suatu sumur untuk berproduksi
pada tekanan tertentu. Dengan Ps sebesar 350,90 psi dan Pwf sebesar 211,58 psi,
kemampuan dari reservoir sumur “N-24” mempunyai Productivity Index sebesar
7 BFPD/psi dengan laju alir maksimal sebesar 1662 BFPD. Sementara itu, laju
produksi optimal yang ditargetkan sebesar 80% dari laju produksi maksimal,
sehingga laju produksi target sebesar 1329,43 BFPD dengan Pwf sebesar 137 Psi.
Tabel VI.2. Hasil Perhitungan Laju Produksi (Q) pada Berbagai Harga Pwf
Keterangan : Data
241
IPR
137
400.00
350.00
300.00
250.00
Qtarget 1329
Pwf, psi
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Q, BFPD
242
400.00 Kurva IPR vs Pump Intake Pressure
350.00
300.00 IPR
45
250.00 stages
47
stages
Pwf,psi
200.00
49
stages
150.00
51
stages
100.00 53
stages
50.00
0.00
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Q, bfpd
Tabel VI.3. Hasil Perhitungan Dengan Berbagai Laju Alir dan Variasi
Stages
243
Tabel VI.4. Hasil Perhitungan Pump Intake Pressure Berbagai
Frekuensi DN1400
Kurva Frekuensi
400.00
350.00
300.00
IPR
250.00 60 Hz
58 Hz
P3, Psi
200.00 56 Hz
54 Hz
150.00
52 Hz
100.00 50 Hz
50.00
0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800
Q, BFPD
Tabel VI.3. Hasil Perbandingan Evaluasi dan Optimasi ESP pada Sumur “N-
24” Lapangan “Langgak”
Evaluasi
No Parameter
Pompa
244
OPTIMASI
terpasang Variasi
Variasi Stages Frekuensi
13 HP Motor 10 HP 10 HP 10 HP
Tegangan
14 - 440 volts 440 volts
Motor
15 Arus Listrik - 15 ampere 15 ampere
3KV Round
3KV Round
Cable With
Cable With
Galvanized Galvanized
16 Kabel - Armor (340 oF Armor (340 oF
Temperature
Temperature Rating) tipe #4
Rating) tipe #4 Solid
Solid
245
17 Transformer - 11,76 KVA 11,76 KVA
DPH 2 Jenis DPH 2 Jenis 72
72 Ukuran 2 Ukuran 2
Tegangan Tegangan
Maksimum Maksimum 600
18 Switchboard - 600 Volt, 25 Volt, 25 HP,
HP, Beban Beban Arus
Arus Maksimum 50
Maksimum 50
Ampere
Ampere
246