Struktur sedimen adalah bentuk-bentuk struktur dalam batuan sedimen yang terjadi karena
proses pada saat atau tidak lama setelah terjadinya proses sedimentasi. Struktur sedimen
sangat berguna bagigeologist, karena dengan struktur sedimen ini kita dapat menafsirkan
aspek-aspek seperti lingkungan sedimen kuno, sejarah geologi, dan juga proses terjadinya
permukaan bumi.
Dan juga beberapa dari struktur sedimen berguna untuk mengidentifikasi puncak dan dasar
daribeds dan untuk menentukan rangkaian dari sedimen yang berada pada urutan stratigrafi
atau telah berubah karena dipengaruhi oleh gaya tektonik. Struktur sedimen sangat banyak
terjadi di batuan sedimen silisiklastik, tetapi mereka juga terjadi pada batuan sedimen non-
silisiklastik seperti batu gamping dan evaporit.
Struktur sedimen terbagi kepada dua jenis, yaitu struktur sedimen primer dan struktur
sedimen sekunder.
A. STRUKTUR SEDIMEN PRIMER
Struktur sedimen primer dihasilkan oleh empat jenis proses, yaitu:
1. Deposisi (struktur pengendapan),
2. Proses oleh erosi dan kemudian terjadih deposisi (struktur erosi),
3. Deposisi yang diikuti oleh fisik deformasi sedimen lunak (struktur deformasi), dan
4. Dengan biogenica yang dimediasi oleh deposisi atau deposisi non-biogenetik dan
modifikasi biogenik (struktur biogenik).
Beds dapat dibedakan secara internal ke dalam sejumlah unit informal. Beds dapat berisi
subdivisi yang timbul dari asosiasi khusus dari struktur sedimen, seperti bidang laminae atau
ripple laminae. Unit informal memiliki komposisi yang berbeda, tekstur, sementasi, atau
warna, yang mungkin ada pada lensa kerikil atau pada chert . Sebuah diskontinuitas ditandai
(umumnya karena erosi permukaan) diantara dua beds dari komposisi yang sama yang
disebut permukaan amalgamasi, dan beds dipisahkan oleh permukaan seperti disebut
amalgamasi beds.
Lapisan adalah bagian beds yang lebih tebal dari laminae yang dipisahkan oleh minor
namun berbeda diskontinuitas dalam tekstur atau komposisi. Beds dipisahkan oleh perlapisan
atau bedding surface yang sebagian besar merupakan plane dari non-deposition, perubahan
mendadak dalam komposisi (yang mencerminkan perubahan dan kondisi pengendapan), atau
permukaan erosi (Campbell, 1967).
Permukaan bawah dan atas pada beds umumnya parallel satu sama lain, namun
beberapa permukaan beds yang nonparallel (Gambar 4). Permukaan beds sendiri mungkin
bisa bergelombang, atau bahkan melengkung. Tergantung pada kombinasi karakteristik ini,
beds dapat memiliki berbagai bentuk geometris seperti uniform-tabular, tabular-lenticular,
curved-tabular,wedge-shaped, dan irregular. Pada beds dapar berisi layers dan laminae yang
pada dasarnya sejajar dengan perlapisan, yaitu beds yang mungkin menampilkan stratifikasi
planar internal maupun laminated bedding.
Planar bedding digunakan untuk membedakan beds yang tidak mengadung cross-
laminae. Ada 4 jenis planar bedding, yaitu laminated bedding, graded bedding,reverse
bedding, dan massive bedding.
b. Bedforms
Bedforms terjadi di lingkungan eolian dan submarine yang memiliki berbagai
ukuran Ada hubungan genetik yang erat antara mekanisme aliran fluida, ripple bedforms, dan
lintas laminasi. Untuk lebih memahami asal-usul bedforms dan cross-stratifikasi, banyak
peneliti telah berfokus untuk mempelajari transportasi sedimen di flume. Hasil dari percobaan
flume ialah menetapkan bahwa di aliran fluida, ripple kecil mulai terbentuk di sedimen pasir
secepat pembentukan sedimennya. Urutan/rangkaian dari jenis-jenis bedforms berdasarkan
dengan tingkat kecepatan velositas yang tergantung pada ukuran butir material.
(Gambar 3.)Rangkaian bedform yang terbentuk selama aliran unidirectional dari sedimen
pasir.
kuran 0,25mm sampai 0,7mm (menengah ke pasir kasar), misalnya pada rangkaian bedforms
pada Gambar 5. Ripples adalah bedform yang terkecil, ukuran luasnya 5cm sampai 20 cm
dan tinggi 0,5cm sampai 3cm. Ripple terbentuk di lumpur (0,06mm) hingga ke pasir kasar
(0,7mm). Bedforms yang lebih besar (panjang gelombangnya) mulai dari 1m sampai 1000m
disebut bukit (dunes). Ripple memiliki berbagai ukuran yang bervariasi. Ripple
terbentuk di antara siliklastik dan sedimen karbonat.
c. Cross-Stratification
1. Cross-bedding
Cross-bedding terbentuk saat migrasi ripple dan pasir dunes di air atau udara. Migrasi
ripple atau dunes menyebabkan pembentukan laminae foreset karena avalanching atau
penetapan suspensi di zona pemisahan bedforms. Jika sebagian besar sedimen terlalu kasar
untuk diangkut, maka avalanching dari sedimen bedload akan menyebabkan pembentukan
laminae yang curam dan lurus.
Cross bedding adalah jenis yang sangat umum dari struktur sedimen di batuan
sedimen kuno. Cross-bedding terbentuk di kondisi lingkungan yang berbeda hingga dapat
sangat mirip dalam rupa/penampilan, dan hal itulah yang seringkali membuar peneliti
menjadi sulit dalam studi lapangan untuk membedakan batuan sedimen kuno dengan cross-
bedding yang terbentuk di terbentuk di.daerah fluvial, eolian, dan di laut.
2. Ripple Cross-Lamination
Ripple cross-lamination terbentuk saat deposisi berlangsung sangat cepat selama
migrasi ripple. Proses ini menghasilkan unit cross-bedded yang memiliki penampilan umum
yang mana gelombang di bagian singkapan terpotong.
Channels (saluran) adalah struktur yang berbentuk U atau V pada cross-section dan
cut-across yang sebelumnya telah dibentuk oleh bedding dan laminasi. Channels terbentuk
karena adanya erosi, terutama oleh arus tetapi dalam beberapa kasus oleh gerakan
massa. Channels dapat terisi oleh sedimen yang berstektur berbeda dengan beds yang telah
terpotong. Channles terlihat pada singkapan yang lebar dan pada kedalaman beberapa
sentimeter hingga meter. Bahkan pada channels yang besar dapat didefinisikan sebagai
pemetaan atau pengeboran.
B. STRUKTUR SEDIMEN SEKUNDER
Struktur sedimen sekunder adalah struktur yang terbentuk sesudah terjadinya proses
sedimentasi atau pada waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan
pengendapan, misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organismenya.
Bedding-Plane Markings
Banyak tanda-tanda bedding-plane terjadi di bagian bawah beds sebagai positif relief
cast dan tanda-tanda irregular. Tanda utama didasarkan pada batupasir dan sedimen kasar
lainnya. Tanda tunggal (sole) ditunjukkan fitur directional yang membuat bedding-plane
sangat berguna untuk menafsirkan arah aliran arus kuno.
Jadi erosi pada tanda bedding-plane sebenarnya dibentuk oleh dua tahap yang
melibatkan baik erosi dan deposisi. Pertama kohesif, sedimen terkikis oleh beberapa
mekanisme sehingga menghasilkan alur atau depresi. Jika bedding-plane kemudian
mengalami pengangkatan oleh tektonik, struktur ini mungkin terpapar oleh pelapukan dan
erosi sub-aerial
(Gambar 4.)Tahap pembentukan sole-marking hingga tererosi oleh lumpur yang kemudian terjadi
deposisi pada sedimen kasar
Tahap pembentukan sole-marking hingga tererosi oleh lumpur yang kemudian terjadi
deposisi pada sedimen kasar
Peristiwa erosi yang dimulai oleh proses erosi sole-markings dapat dihasilkan dari
aksi current-transported yang sebentar atau berlanjut.
i. Groove Casts
Groove cast yang memanjang dihasilkan dari infilling tang tererosi yang kemudian
diproduksi sebagai hasil dari kerikil, shell, sepotong kayu.
Groove casts biasaya berukuran lebar dari beberapa milimeter hingga puluhan sentimeter dan
memiliki relief satu atau dua sentimeter. Groove casts adalah fitur directional yang paralel
dan berorientasi ke arah aliran arus kuno.
iii. Flute Casts
Flute casts adalah bentuk gerusaan pada permukaan yang bentuknya seperti seruling.
Flute casts terjadi secara tunggal atau bersamaan di mana semua flute yang berorientasi pada
arah yang sama. Secara tunggal, flute cenderung berukuran sama, namun flute casts di tempat
beds yang berbeda dapat berukuran lebar dari 1-2 cm sampai 20 cm atau lebih, tinggi (relief)
dari beberapa sentimeter sampai 10 cm atau lebih, dan panjang dari beberapa sentimeter
hingga satu meter atau lebih.
(Gambar 7)Flute casts
ii. Stromatolit
Stromatolit terbentuk secara alamiah, struktur laminasi terdiri dari lumpur halus,
sedimen tanah liat, atau sedimen pasir. Stromatolit paling tua terjadi pada batu gamping,
namun stromatolit juga didapat dalam sedimen silisiiklastik.
Stromatolit dikenal sebagai struktur organosedimentary yang dibentuk sebagian
besar oleh trapping dan proses cyanobacteria.
(Gambar 9)Struktur stromatolit hemispherical.
C. STRUKTUR LAINNYA
Dike dan sill batu pasir adalah tabular dari batu pasir besar yang mengisi belahan di
setiap jenis host rock. Dike dan sill batu pasir memiliki ketebalan dari beberapa cm hingga
lebih dari 10 m. Dike dan sill batu pasir tidak memiliki struktur internal yang berorientasi
dengan apapun kecuali serpihan mika dan partikel lainnya yang memanjang.
Struktur sedimen sekunder adalah struktur yang terbentuk beberapa saat setelah
terjadinya deposisi selama penguburan sedimen. Struktur ini sebagian besar berasal dari
bahan kimia, yang dibentuk oleh presipitasi zat mineral dalam pori-pori semiconsolidated
atau konsolidasi batuan sedimen oleh proses penggantian kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Sam Boggs, Jr. Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th ed, University of Oregon, p
174-114
Sam Boggs, Jr, Petrology of Semidentary Rocks 2nd ed, University of Oregon, 2009, p 63 -
110
Kiagusrachmadi-kaem.blogspot.com/2011/10/struktur-primer.html?m=1
Berpikirbeda.wordpress.com/category/tema-tema-geology/