Anda di halaman 1dari 2

Tahapan Halusinasi  Perhatian atau konsentrasi menurun dan Mengenal

cepat berubah HALUSINASI


Tahap I : Halusinasi bersifat menyenangkan Pada Klien
 Kecemasan berat (gemetar dan Gangguan Jiwa
Tanda: berkeringat)
 Tersenyum dan tertawa sendiri
 Menggerakkan bibir tanpa suara Cara Mengontrol Halusinasi
 Pergerakkan mata yang cepat 1. Menghardik Halusinasi
 Bicara lambat 2. Bercakap-cakap dengan orang lain
 Diam dan pikiran dipenuhi oleh sesuatu 3. Melakukan aktivitas terjadwal
yang menyenangkan 4. Minum obat secara teratur

Tahap II : Halusinasi bersifat menjijikkan Cara Penanganan Halusinasi di Rumah Oleh:

dan menakutkan 1. Jangan biarkan pasien sendiri


IBI YULIA SETYANI
Tanda: 2. Anjurkan pasien untuk terlibat dalam
P1337420617032
 Cemas kegiatan rumah (buat jadwal)

 Konsentrasi menurun 3. Bantu pasien untuk berlatih cara


menghentikan halusinasi
 Tidak dapat membedakan yang nyata
4. Memantau dan memenuhi obat untuk
dan yang tidak nyata
pasien
5. Jika pasien terlihat bicara sendiri atau
Tahap III : Halusinasi bersifat menakutkan
tertawa sendiri maka segera disapa atau
Tanda:
ajak bicara
 Cenderung mengikuti halusinasi PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
6. Kontrol keadaan klien KEPERAWATAN SEMARANG
 Kesulitan berhubungan dengan orang POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
7. Segera bawa ke Rumah Sakit jika 2020
lain
halusinasi berlanjut dan beresiko
mencederai diri dan orang lain.
Tanda Dan Gejala Halusinasi c. Sosial Budaya
Halusinasi??
Menurut Budi Ana Keliat (2006) tanda dan kemiskinan, konflik sosial budaya
Halusinasi adalah salah satu gejala
gejala halusinasi yaitu, (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
gangguan jiwa dimana klien mengalami kehidupan yang terisolasi disertai stress.
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
perubahan sensori persepsi, merasakan 2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, 3. Tidak dapat membedakan antara keadaan 2. Faktor Presipitasi

nyata dan tidak nyata Secara umum klien dengan gangguan


pengecapan, parabaan atau penghiduan.
4. Tidak dapat memusatkan perhatian halusinasi timbul gangguan setelah adanya
Klien merasakan stimulus yang sebetul-
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012). perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
orang lain dan lingkungannya), takut
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung berdaya. Penilaian individu terhadap stressor
dan masalah koping dapat mengindikasikan
Jenis Halusinasi kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
1. Halusinasi Pengelihatan Penyebab Halusinasi
2. Halusinasi Pendengaran 1. Faktor predisposisi
3. Halusinasi Penciuman a. Biologis
4. Halusinasi Pengecapan Gangguan perkembangan dan fungsi
5. Halusinasi Perabaan otak, susunan syaraf – syaraf pusat dapat
menimbulkan gangguan realita.
b. Psikologis
penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup klien.

Anda mungkin juga menyukai