Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PATOLOGI KLINIK

Peranan Lab Klinik dan Farmasi

“Warfrarin”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

Anggota :

Ovi Fshriza (135070507111019)

Wardah Az Zahrah (145070507111003)

Abdul Hafidz (145070500111011)

Masyta mifhtakhul U (145070507111006)

Aditiya Pijar Rahardian (155070507111017)

Mel Sandi (155070507111006)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
Warfarin

1. Jenis obat

Golongan Antikoagulan
Kategori Obat resep
Manfaat Mencegah dan mengatasi penggumpalan darah
Digunakan oleh Dewasa
Kategori Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan

kehamilan dan manusia telah memperlihatkan adanya

menyusui abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko

terhadap janin. Obat dalam kategori ini

dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau

memiliki kemungkinan untuk hamil.Warfarin tidak

diserap ke dalam ASI. Namun tetap diskusikan

manfaat dan risikonya dengan dokter.


Bentuk obat Tablet

Warfarin merupakan senyawa antagonis vitamin K, dan termasuk dalam

obat dengan golongan anti-koagulan. Anti-koagulan adalah obat yang

digunakan sebagai pencegah terjadinya penggumpalan darah, seperti pada

emboli paru. Selain itu warfarin juga digunakan pada penderita fibrilasi atrium

untuk mencegah stroke. Warfarin juga dapat bekerja dengan mengurangi

produksi protein yang berfungsi sebagai factor pembekuan yang bergantung

pada vitamin K.

Federal Drug Administration (FDA) mengindikasikan untuk penggunaan

antikoagulan jangka panjang setelah peristiwa trombotik atau pencegahan

kejadian trombotik pada pasien berisiko tinggi, pasien pasca-operasi, fibrilasi

atrium, dan pasien dengan katup buatan. Jika efek antikoagulan yang cepat
diperlukan, warfarin dipasangkan dengan antikoagulan parenteral, yang dapat

dihentikan setelah tingkat terapi dicapai dan stabil selama 24 jam (Harter, et

al., 2015).

Indikasi dari warfarin lainnya adalah pencegahan tromboemboli vena,

pencegahan tromboemboli sistemik dan stroke pada pasien dengan katup

prostetik jantung serta fibrilasi atrium, pencegahan primer miokardial infark

dan pencegahan stroke, infark berulang, dan kematian pada manajemen

miokard infark akut. (Wen, et al. 2014).

2. Mekanisme Kerja.

Efek anti-koagulan dari warfarin didapati dari penghambatan vitamin K

pada fase karboksilasi sintesis factor koagulasi II, VII, IX dan X. sebagian

besar dari warfarin terikat pada serum albumin, dalam keadaan terikat,

warfarin tidak memiliki aktivitas farmakologis dan tidak diekskresi.

Selanjutnya, konsumsi vitamin K secara oral dapat membuat fluktuasi yang

signifikan dalam INR (Harter, et al., 2015). Masing-masing dari isomer

warfarin yaitu S-Warfarin dan R-Warfarin melalui enzim sitokrom P450

sebelum diekskresi melalui urin. Enzim-enzim yang mempengaruhi

metabolisme dari warfarin adalah CYP2C9, 2C19, 2C8, 2C18, 1A2 dan 3A4.

Waktu paruh dari warfarin yaitu selama 40 jam.


Gambar 2.1. Mekanisme Kerja Warfarin

3. Dosis

Initial dose dari warfarin dalam terapi pencegahan tromboemboli pada

fibrilasi atrium atau pada terapi stroke adalah 2-5 mg oral sehari satu kali

dengan maintenance dose 2-10 mg sehari satu kali dengan target INR

(International Normal Ratio) adalah 2,5 (range 2-3). INR adalah tes yang

digunakan kepada pasien yang menggunakan teraou vitamin K antagonis, dan

juga digunakan sebagai indicator resiko dari pendarahan atau koagulasi pada

status klinis pasien. Pasien yang menggunakan VKA harus melakukan control

INR untuk menyesuaikan dosis VKA, dikarenakan dosis VKA berbeda-beda

setaip pasien.

4. Hubungan antara lab klinik dan Jenis Pemeriksaan Lab


Cek data klinis yang dibutuhkan untuk pasien yang menggunakan warfarin

adalah INR yang merupakan perhitungan dari waktu protrombin (PT) yang

dihitung dengan membagi PT pasien dengan PT control. PT dalam hitungan

detik diukur dalam kecepatan plasma membentuk clotting dalam keadaan

kadar kalsium dan kadar jaringan tromboplastin ang cukup dengan

mengaktifkan jalur ekstrinsik. Kadar INR yang dikendaki berada pada range

2.0-3.0. control INR pada pasien yang menggunakan terapi VKA cukup sulit

dikarenakan range terapi dari VKA yang sempit dan juga dipengaruhi oleh

karakteristik dari pasien seperti : komorbid, diet, interaksi obat lain. Pasien

pengguna VKA dimonitor INRnya setiap 3-4 minggu sekali.

Untuk melakukan uji penggumpalan agar mendapatkan nilai INR/PT

dilakukan dilab dengan menggunakan metode Conventional coagulation

testing (CCT) atau PT test yaitu dengan mengambil sampel darah dan

dimasukan kedalam tabung sitrat kemudian disentrifuse untuk memisakan

plasma darah dengan sel darah, kemudian plasma dipisahkan dengan sel darah

dan dites dengan ditambahkan tromboplastin dengan kalsium, lalu diamati

penggumpalan darah yang terjadi, waktu normalnya adalah 12 detik.


DAFTAR PUSTAKA

Harter, K., Levin, M., and Handerson, S. (2015). Anticoagulation Drug Therapy:

A Review. Western Journal of Emergency Medicine. XVI. 11-17.

Lange N, Méan M, Stalder O, Limacher A, Tritschler T, Rodondi N, Aujesky D.

Anticoagulation quality and clinical outcomes in multimorbid elderly

patients with acute venous thromboembolism. Thromb. Res. 2019 Feb 15;

177 :10-16.

Rudasill SE, Liu J, Kamath AF. Revisiting the International Normalized Ratio

(INR) Threshold for Complications in Primary Total Knee Arthroplasty:

An Analysis of 21,239 Cases. J Bone Joint Surg Am. 2019 Mar 20 ; 101

(6) :514-522.

Wen, C.C., Yan, H.C., Ping, I.H., Feng, W.T., Hoi, H.C., Jin, S.C., et.al. (2014).

Gastrointestinal Hemorrhage in Warfarin Anticoagulated Patients:

Incidence, Risk Factor, Management, and Outcome. Hindawi Publishing

Corporation BioMed Research International. 2014 (463767): 1-7.

Wieland E, Shipkova M. Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Drug

Monitoring of Direct-Acting Oral Anticoagulants: Where Do We

Stand? Ther Drug Monit. 2019 Apr;41(2):180-191.

Anda mungkin juga menyukai