Anda di halaman 1dari 29

Definisi Dermaga

Suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan


menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang

Dermaga dapat dibedakan :


1. Wharf atau Quai
2. Jetty atau Pier atau Jembatan

Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya


berimpit dengan garis pantai.

Jetty/Pier adalah dermaga menjorok kelaut


Palm Island. Dubai Waterfront.
Merupakan tiga buah pulau buatan yang berbentuk seperti Merupakan pengembangan dari beberapa bentuk pulau buatan
pohon kurma dan akan dijadikan sebagai tempat penampungan seperti palm island. Luasnya 81 kilometres persegi dan menjadi
500 apartemen, 2000 vila, 25 hotel serta 200 retail mewah pulau buatan terbesar didunia.

Old Town. Hydropolis.


Merupakan wilayah berlokasinya burj dubai, terdiri dari beberapa Di buat di Jerman, yang merupakan hotel bawah laut dimana
bangunan monumental berupa bangunan tertinggi didunia dan sebagian akan terapung Hotel ini akan mempunyai 220 jendela
pusat perbelanjaan terbesar dunia. yang memberikan panorama bawah laut akan tetapi harga
menginap satu malamnya cukup mahal yakni 500 dolar.
Pemilihan tipe dermaga berdasarkan tinjauan berikut :
1. Tinjauan topografi daerah pantai
2. Jenis kapal yang dilayani
3. Daya dukung tanah

Menurut strukturnya wharf dibedakan :


1. Dermaga konstruksi terbuka dimana lantai dermaga didukung
oleh tiang-tiang pancang
2. Dermaga konstruksi tertutup atau solid, seperti dinding massa,
kaison, turap dan dinding penahan tanah.

Bentuk Jetty atau pier dibedakan :


1. Berbentuk T
2. Berbentuk L
3. Berbentuk I atau jari
UKURAN DERMAGA :
1. Panjang dermaga

Lp = n Loa + (n – 1) 15,00 + 50,00

d = Lp – 2e

b = 3 A / (d - 2e)

dengan :
Lp = panjang dermaga
A = luas gudang
Loa = panjang kapal yang ditambat
b = lebar gudang
n = jumlah kapal yang ditambat
a = lebar apron
e = lebar jalan
1. Pier dua tambatan 2. Pier empat tambatan
Panjang pier ; Panjang pier ;
Lp = Loa + 50 Lp = 2Loa + 65

Lebar pier Lebar pier


Bp = 2 a + b Bp = 2 a + b

Lebar Slip Lebar Slip


S = 2B + 35 S = 2B + 50

Panjang Gudang Panjang Gudang


d = L – (c + e) d = L – (c + e)

Lebar gudang Lebar gudang


b = A/d b = A/d
Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga

1. Gaya Lateral
• Gaya benturan kapal pada dermaga
• Gaya tarik kapal
• Gaya gempa
2. Gaya Vertikal
• Berat sendiri bangunan
• Beban hidup

Ukuran kapal (dwt) Kecepatan merapat


Pelabuhan (m/dt) Laut terbuka (m/dt)
Sampai 500 0,25 0,30
500 – 10.000 0,15 0,20
10.000 – 30.000 0,15 0,15
Di atas 30.000 0,12 0,15
Tabel. Kecepatan merapat kapal pada dermaga
Ad. 1. Gaya benturan kapal pada dermaga

W V2
E C m . Ce .C s . Cc
2g 100
Sudut 100 terhidup sisi depan dermaga
dengan :
E = energi benturan (ton meter)
V = komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan
kapal pada saat membentur dermaga (m/dt)
W = displacement (berat) kapal
g = percepatan gravitasi
Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
Cs = koefisien kekerasan (diambil 1)
Cc = koefisien bentuk dari tambatan (diambil 1)
Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling kapal

 .d W
Cm  1 Cb 
2 . Cb . B L pp . B . d .  o
dengan :
Cb = koefisien blok kapal
d = draft kapal (m)
B = lebar kapal
Lpp = panjang garis air (m)
o = berat jenis air laut (t/m3)
Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan antara energi sisa dan
energi kenetik kapal yang merapat, dapat dihitung dengan rumus
dengan :
1 l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari
Ce  2 pusat berat kapal sampai titik sandar kapal.
l r = jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal
1   pada permukaan air.
r Dermaga l = ¼ Loa dan dolphin l = 1/6 Loa
Ad. 2. Gaya akibat angin

Gaya longitodinal apabila angin datang dari arah haluan ( = 0o)

Rw  0,42 Qa . Aw
Gaya longitodinal apabila angin datang dari arah buritan ( = 180o)

Rw  0,5 Qa . Aw
Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar ( = 90o)

Rw  1,1 Qa . Aw
dimana : Qa  0,063 V 2
dengan :
Rw = gaya akibat angin (kg)
Qa = tekanan angin (kg/m2)
V = kecepatan angin (m/dt)
Aw = proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
Ad. 3. Gaya akibat arus

Gaya tekanan arus yang bekerja dalam arah haluan

R f  0,14 S .V 2
Gaya tekanan arus yang bekerja dalam arah sisi kapal

R f  0,5  . C .V 2 . B

dengan :
Rf = gaya akibat arus (kgf)
S = luas tampang kapal yang terendam air (m2)
 = rapat massa air laut,  = 104,5 (kgf/m4)
C = koefisien tekanan arus
V = kecepatan arus (m/dt)
B’ = luas sisi kapal dibawah muka air (m2)
Kapal dengan displacement W = 6000 ton
Loa = 110 m
Lpp = 94,5 m
B = 25,3 m 2
W V
d = 8,3 m E  C m . C e .C s . C c
o = 1,025 t/m3
V = 0,15 m/d
2g

 .d W
Cm  1 Cb 
2 . Cb . B L pp . B . d .  o

1
Ce  2
l
1  
r
Ad. 4. Gaya tarikan kapal pada dermaga

Ukuran kapal (dwt) Gaya tarik pada


Bollard (ton) Bitt (ton)
200 - 500 15 15
501 – 1.000 25 25
1.001 – 2.000 35 25
2.001 – 3.000 35 35
3.001 – 5.000 50 35
5.001 – 10.000 70 50(25)
10.001 – 15.000 100 70 (25)
15.001 – 20.000 100 70 (35)
20.001 – 50.000 150 100 (25)
50.000 – 100.000 200 100 (55)

Tabel. Gaya tarikan kapal


I. PERHITUNGAN PLAT DERMAGA
Beban yang diperhitungkan pada plat
a. Berat sendiri (beban mati) plat terdiri dari :
- Berat sendiri plat
- Berat lapisan aus (aspal)
b. Beban Dermaga
c. Beban hidup terpusat (beban truck)
Perhitungan momen
a. Momen akibat beban mati
b. Momen akibat beban hidup
c. Momen akibat beban terpusat
Kombinasi pembebanan
a + b = ……?
a + c =…….?
( Pilih kombinasi pembebanan maksimum untuk penulangan plat )
Perhitungan penulangan plat
Cara kekuatan batas
Sketsa penulangan plat
II. PERHITUNGAN BALOK DERMAGA
Beban yang diperhitungkan pada balok :
a. Beban mati, terdiri dari :
- Berat plat + lapisan aus
- Berat sendiri balok
b. Beban hidup dermaga
c. Beban terpusat

 Perhitungan momen
a. Momen akibat beban mati
b. Momen akibat beban hidup
c. Momen akibat beban terpusat
 Kombinasi pembebanan
a + b = ……?
a + c =…….?
(Pilih pembebanan maksimum untuk penulangan balok)
 Perhitungan penulangan balok
Cara kekuatan batas
Sketsa penulangan
III. PEMILIHAN TYPE FENDER
Besarnya energi tumbukan kapal yang diabsorbsi oleh fender dapat dihitung dengan rumus berikut :
k = 0.5 untuk titik kontak kapal pada jarak ¼ L
w = w’ + w”
w” = ¼ D2. L .

Dimana : E = Energi tumbukan kapal (ton.m)


w = Berat virtuil kapal (w’ + w”)
w’ = Displacemen tonage (ton)
w” = Additional weight (ton)
v = Kecepatan labuh kapal (m/sec)
D = Draft kapal saat berlabuh (m)
g = Kecepatan gravitasi (9,8 m/det2)
L = Panjang kapal (m)
= Berat jenis air laut = 1,025 t/m3

Setelah besarnya energi tumbukan kapal diperoleh maka type Fender yang akan digunakan dapat
dilihat pada tabel.
Hitung besarnya reaksi yang diteruskan pada balok Fender yaitu dengan melihat grafik sesuai
dengan type Fender yang akan digunakan dengan melihat harga E (Energi tumbukan kapal yang
terjadi).
Perhitungan Balok Fender
a) Beban yang diperhitungkan pada balok
fender yaitu reaksi yang timbul akibat
tumbukan kapal pada fender.
b) Perhitungan momen pada balok fender
c) Penulangan balok fender
d) Sketsa penulangan balok fender
IV. PEMILIHAN BOULDER
Boulder sebagai penambat kapal harus sanggup memikul gaya-gaya horisontal yang
timbul akibat terseretnya kapal yang diakibatkan oleh pengaruh angin dan arus.
a. Gaya akibat angin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
R1 = 1,3 W.A
Dimana : R1 = Gaya akibat angin
W = Beban angin = 100 Kg/m2
A = Luas bidang kapal yang terkena angin (m2)
= panjang kapal x tinggi kapal yang tidak terendam air

b. Gaya akibat arus dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


R2 = ½ . . c . v2 . B
Dimana : R2 = Gaya akibat angin (Kg)
= Kecepatan massa jenis air laut = 104,5 Kg S2/m4
v = Kecepatan arus (m/det)
c = Koefisien tekanan cairan (grafik)
B = Luas bidang kapal yang terendam air (m2)
Rtotal = R1 + R2

Gaya total akibat angin dan arus akan ditahan oleh dua buah boulder.
Berdasarkan besarnya gaya yang terjadi untuk satu boulder, maka type boulder yang
digunakan dapat dilihat pada tabel
V. PERHITUNGAN POER
– Tentukan ukuran Poer
– Beban – beban yang diperhitungkan pada Poer
– Perhitungan momen
– Penulangan Poer dan sketsa penulangan

VI. PERENCANAAN TIANG PANCANG


A. Perhitungan gaya-gaya / Beban Rencana

1. Gaya vertikal
- Berat balok
- Berat balok fender
- Berat plat lantai
- Berat poer
- Berat crane-crane
- Beban hidup
Penentuan Daya Dukung Tanah
( N S .Ap ) ( JHP. As )
Qall  
3 5
Dimana : Ns = Nilai konis
Ap = Luas penampang tiang
JHP = Jumlah hambatan pelekat
As = Keliling tiang

2. Perhitungan Gaya Horisontal Tiang Miring

2.1. Akibat Reaksi Fender


2.2. Akibat tarikan Kapal pada Boulder
2.3. Gaya akibat angin dan arus
2.4. Akibat Rotasi (momen torsi) terhadap pusat berat dermaga
Dimana : Hi = Gaya horisontal pada tiang
H = Gaya horisontal akibat reaksi fender
n = Jumlah pasang tiang miring
xi = Jarak tiang yang ditinjau terhadap pusat berat konstruksi
xi2 = Jumlah jarak tiang kuadrat terhadap pusat berat konstruksi
2.5. Akibat beban Gempa

F =k.W

Dimana : F = Gaya horisontal akibat gempa


k = koefisien gempa
w = Beban sendiri konstruksi dan beban hidup
Form Tampak Bawah

Contoh Form work untuk Mooring Dolphin


Mungkin sebagian orang bertanya bagaimana memasang perancah untuk bekisting pada
pengecoran Pile cap, beam, slab pada pekerjaan dermaga, sementara kita tidak bisa memasang
perancah scaffolding sebagaimana pada bangunan gedung. nah disini anda dapat melihat bahwa
untuk pemasangan bekisting, biasanya menggunakan steel jacket atau bracket yang di pasang
pada tiang pancang.
Bracket adalah suatu istilah yang sering digunakan dalam pekerjaan bekisting
pada proyek pelabuhan. ini adalah salah satu gambar sket pemasangan bracket
untuk pekerjaan bekisting pada project pengembangan suatu pelabuhan ikan di
muara baru jakarta utara, pengembangan dimaksud adalah meninggikan elevasi
dermaga, karena pada saat ini, ketika air pasang, dermaga tersebut hampir
tenggelam, yang mungkin disebabkan oleh penurunan tanah disekitar
pelabuhan.

Anda mungkin juga menyukai