Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PERCOBAAN

Pada praktikum pertama ini, praktikan melakukan percobaan H02 yang berjudul tekanan
hidrostatis. Praktikum ini memiliki dua tujuan, yaitu mencari besarnya gaya hidrostatis pada
bidang vertikal dan mencari hubungan antara tinggi muka air dan massa beban pada alat
peraga. Pada praktikum ini digunakan meja hidrolika, beban, mistar, jangka sorong, serta alat
peraga tekanan hidrostatis. Beban yang digunakan terdiri dari beberapa macam, yaitu beban
10, 20, 50, dan 100 gram. Alat peraga tekanan hidrostatis sendiri terdiri dari beberapa bagian,
yaitu bejana, penyipat datar, lengan piringan beban, lengan timbangan, benda kuadran, sekrup
pemegang lengan timbangan, poros tajam, beban pengatur keseimbangan, skala muka air,
bidang permukaan segi empat, katup penguras, dan kaki penyangga berulir.

Dalam praktikum ini, praktikan melakukan dua kali percobaan dengan dua metode yang
berbeda. Percobaan pertama dilakukan untuk mencari hubungan antara tinggi muka air dan
massa beban pada saat filling tank. Sedangkan, percobaan kedua dilakukan untuk mencari
hubungan antara tinggi muka air dan massa beban pada saat draining tank. Pada kedua
percobaan, praktikan melakukan pengukuran ketinggian muka air untuk massa beban 50
sampai 370 gram, dengan pengukuran setiap massa beban ditambah 20 gram. Sebelum
melakukan kedua percobaan tersebut, praktikan mengukur a (tinggi bawah balok), L (panjang
lengan), d (tinggi atas balok), dan b (lebar balok) pada alat peraga.

Pada percobaan pertama, hal yang pertama kali dilakukan adalah meletakan piringan beban,
yang bermassa 50 gram, pada ujung lengan timbangan. Pemberin beban ini akan
mengakibatkan lengan timbangan menjadi tidak seimbang dan turun. Setelah itu, praktikan
memastikan katup penguras sudah tertutup, lalu mulai mengisi bejana dengan air sedikit demi
sedikit sampai lengan timbangan mencapai keseimbangan kembali. Lengan timbangan
dikatakan sudah mencapai keseimbangan saat lengan timbangan berada di garis tengah skala
keseimbangan. Setelah tercapai keseimbangan, praktikan mengukur tinggi muka air dengan
bantuan skala muka air. Praktikan kemudian melakukan pengulangan untuk setiap
penambahan beban sebesar 20 gram sampai massa beban 370 gram.

Pada percobaan kedua, hal yang pertama kali dilakukan oleh praktikan adalah mencatat tinggi
muka air pada saat massa beban 370 gram. Setelah itu, praktikan mengurangi beban yang
terdapat di piringan beban sebesar 20 gram dan mulai membuka katup penguras sedikit demi
sedikit sampai lengan timbangan kembali mencapai keseimbangan, karena untuk
menyeimbangkan lengan timbangan air harus dikeluarkan.. Setelah tercapai keseimbangan,
praktikan mengukur tinggi muka air dengan bantuan skala muka air. Kemudian, praktikan
melakukan pengulangan terhadap langkah-langkah ini untuk setiap pengurangan beban
sebesar 20 gram sampai massa beban 50 gram (massa piringan beban saja).

Pada praktikum kali ini, praktikan mendapati beberapa kesulitan. Kesulitan utama yang
didapati adalah ketika praktikan harus menetapkan apakah lengan timbangan sudah mencapai
keseimbangan atau belum. Hal ini dapat terjadi karena untuk melihat apakah lengan beban
sudah berada di tengah-tengah pengatur keseimbangan dibutuhkan kejelian yang tinggi.
Perspektif dari praktikan pun mempengaruhi penglihatan praktikan akan hal tersebut. Selain
itu, cukup sulit pula untuk menambahkan air sesedikit mungkin ketika lengan timbangan
sudah mendekati keadaan seimbang tetapi dibutuhkan tambahan air sedikit untuk mencapai
keseimbangan.

ANALISIS HASIL

Pada praktikum Tekanan Hidrostatis ini, praktikan mendapati beberapa hasil pengamatan.
Data pertama yang didapatkan adalah ukuran alat peraga, dengan rincian:
 a : 10 cm
 b : 7,5 cm
 d : 10 cm
 L : 26,5 cm

Praktikan juga mendapatkan data massa beban dan tinggi muka air pada saat keadaan filling
tank dan draining tank. Dengan data-data yang didapatkan, praktikan dapat menghitung rata-
rata ketinggian muka air untuk massa beban tertentu serta hasil bagi massa terhadap kuadrat
rata-rata tinggi muka air. Hasil penghitungan tersebut kemudian diolah menggunakan metode
Least Square untuk mendapatkan a dan b praktikum. Sedangkan untuk a dan b teori dapat
didapatkan dari data ukuran alat peraga dengan dihitung menggunakan rumus berikut.

Untuk pengolahan datanya sendiri, praktikan membagi data yang didapatkan menjadi dua
klasifikasi, yaitu pengolahan data tenggelam sebagian untuk data-data dengan ketinggian
muka air dibawah 100 mm dan pengolahan data tenggelam seluruhnya untuk data-data
dengan ketinggian muka air diatas 100 mm. Dengan data yang didapatkan praktikan,
ditetapkan pengolahan data tenggelam sebagian untuk massa beban 50 sampai 210 gram dan
pengolahan data tenggelam seluruhnya untuk massa beban 230 sampai 370 gram.

Dari data yang diperoleh, dapat dianalisis bahwa ketinggian muka air dipengaruhi oleh massa
beban pada alat peraga. Apabila massa beban semakin kecil, ketinggian muka air pun
semakin rendah. Sebaliknya, semakin besar massa beban, semakin tinggi pula muka air. Hal
ini dapat terjadi karena arah momen dari beban gantung berlawanan arah dengan arah momen
dari gaya hidrostatis. Sehingga, ketika beban ditambah dan lengan timbangan menjadi tidak
seimbang, air harus ditambahkan sedemikian rupa sehingga neraca kembali seimbang, begitu
pun sebaliknya.

Pada pengolahan data tenggelam sebagian, diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut:
 b praktikum : -3,14197.10-5
 a praktikum : 0,025198496
 b teori : -47,16981132
 a teori : -2830,188679

Untuk pengolahan data tenggelam seluruhnya, diperoleh hasil pengolahan data sebagai
berikut:
 b praktikum : -5,43568.10-5
 a praktikum : 0,026712477
 b teori : -47,16981132
 a teori : -2830,188679

Dari hasil pengolahan data yang didapatkan, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan data b
dan a dari hasil perhitungan secara teori dan praktikum.

ANALISIS GRAFIK (pers grafik, r2 yang bagus kaya gimana)

Pada grafik yang telah dibuat, rata-rata ketinggian muka air berlaku sebagai sumbu x dan
hasil bagi massa dengan kuadrat rata-rata ketinggian muka air berlaku sebagai sumbu y.
Grafik yang diperoleh pada praktikum ini berjumlah dua grafik, dengan rincian satu grafik
untuk tenggelam sebagian dan satu grafik untuk tenggelam seluruhnya. Berikut persamaan
grafik yang diperoleh praktikan:
 Tenggelam Sebagian
 y=
 r2 =
 Tenggelam Seluruhnya
 y=
 r2 =

Pada grafik tenggelam sebagian, kurva ketinggian muka air cenderung naik dengan gradien
yang bernilai negatif. Pada grafik ini pula, dapat dilihat persebaran titik-titik kurang merata
untuk membentuk suatu garis linier yang berpengaruh terhadap relatif kecilnya koefisien
korelatif. Nilai Koefisien korelatif sendiri menunjukan sebaran data dan keterikatan
hubungan antara nilai x dan y yang nilainya dari 0 sampai 1. Jika nilai r2 mendekati 0 maka
keterikatan antara x dan y sangat jauh, sedangkan jika nilai r2 mendekati nilai 1 maka
keterikatan anatra x dan y sangat dekat. Pada grafik tenggelam seluruhnya, kurva ketinggian
muka air juga cenderung naik dengan gradien yang bernilai negatif. Pada grafik ini, dapat
dilihat bahwa titik-titik cenderung membentuk suatu garis liner yang lebih jelas walaupun
belum sempurna, sehingga koefisien korelatif yang didapatkan pun lebih besar.

ANALISIS KESALAHAN

Setelah dilakukan pengolahan data praktikum, data praktikan untuk b dan a berbeda dengan b
dan a teori yang didapatkan melalui perhitungan dengan rumus-rumus. Oleh karena itu, dapat
dikatakan data hasil praktikum menyimpang dengan kesalahan relatif yang relatif besar,
dengan rincian:
 Kesalahan relatif tenggelam sebagian :
 b : 0,99
 a:1
 Kesalahan relatif tenggelam seluruhnya :
 b : 0,99
 a:1
Perbedaan hasil pengolahan data praktikum dan teori dapat didasari karena adanya kesalahan-
kesalahan, baik yang eksternal maupun internal. Kesalahan-kesalahan ini tentu saja
mempengaruhi hasil data pengamatan yang diperoleh serta pengolahan datanya. Berikut
kesalahan-kesalahan yang kemungkinan besar terjadi ketika praktikum:
1. Kesalahan praktikan dalam menambahkan massa beban. Kesalahan ini disebabkan oleh
kurang telaitinya praktikan. Praktikan baru menyadari pada saat pengukuran untuk massa
beban 170 gram bahwa massa beban yang terdapat pada piringan beban belum mencapai 170
gram tetapi masih 160 gram. Hal ini menunjukan bahwa data-data yang diperoleh sebelum
kejadian ini dapat dibilang tidak akurat karena praktikan tidak mengetahui kapan kesalahan
ini dimulai.
2. Kesalahan praktikan dalam menetapkan apakah lengan timbangan sudah dalam keadaan
seimbang atau belum. Kesalahan ini dapat terjadi karena perbedaan perspektif dan kurangnya
kejelian praktikan.
3. Kesalahan praktikan dalam melihat ketinggian muka air. Kesalaahn ini dapat terjadi karena
kurangnya ketelitian praktikan pula.
3. Kesalahan praktikan dalam melakukan pengolahan data. Kesalahan ini dapat terjadi karena
salahnya rumus yang digunakan oleh praktikan dan kurang telitinya praktikan ketika
menghitung pengolahan data.

KESIMPULAN

 Tekanan hidrostatis merupakan tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh berat zat
cair tersebut terhadap kedalamannya. Massa beban yang berada di ujung lengan
diseimbangkan dengan cara menambahkan atau mengurangi air sehingga timbul gaya
hidrostatis pada bidang vertikal dengan menganggap besar momen di ujung lengan
akibat gaya hidrostatis dan massa beban adalah nol.
 Hubungan antara tinggi muka air dan massa beban berbanding lurus. Semakin berat
massa beban, semakin tinggi pula muka air. Sedangkan, semakin ringan massa beban,
tinggi muka air semakin rendah.
 Dari praktikum yang dilakukan, praktikan mendapati hasil praktikum yang tidak
sesuai dengan rumus teoritis dengan kesalahan relatif yang relatif besar.

Anda mungkin juga menyukai