Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP INDIVIDU DAN KARAKTERISTIKNYA

Dosen Pengampu :
A. S. Alonemarera S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok I
Haryati (191410968)
Febi Sartika (191420975)
Fitri Wulandari (191420976)
Putri Aurora (191420983)

UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Kolaka
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak henti-hentinya kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena atas
berkat dan rahmatnya, makalah yang membahas tentang Konsep Individu dan
Karakteristiknya ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sholawat serta salam mahabbah
semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai pembawa risalah
Allah Swt dan penyempurna seluruh risalahNya.

Kami berharap makalah ini dapat diterima dan dipahami secara bersama. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Alonemarera S.Pd., M.Pd sebagai dosen pengampu pada mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik.

2. Anggota kelompok 1 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan tugas ini.

Akhirnya kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan
dalam penulisan atau penguraian makalah kami. Oleh karena itu kami sangat berharap saran
dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kolaka, 23 Februari 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................

C. Tujuan................................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................................

Konsep Individu dan Karakteristiknya..................................................................................

A. Pengertian Individu...................................................................................................

B. Karakteristik Individu................................................................................................

C. Perbedaan Individu....................................................................................................

D. Bidang-Bidang Perbedaan Individu..........................................................................

BAB III : PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................

B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut.


Sebagaimana diketahui, manusia adalah makhluk yang berpikir atau homo sapiens,
makhluk yang berbentuk atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau
educandum, dan seterusnya merupakan pandangan-pandangan tentang manusia yang
dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap
manusia tersebut.

Berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk


yang kom-pleks. Manusia sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan
kepentingan pendidikan akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan
sifat makhluk individu dan sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai
makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan
kehidupannya di akhirat
Setiap individu memiliki cirri dan sifat atau karakteristik bawaan (hereditas)
dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik yang
berkaitan dengan perkembangan faktor bilogis cenderung lebih bersifat tetap,
sedangkan faktor karakteristik yang berkaitan dengan sosial Psikologis lebih kepada
faktor lingkungan.
Sehingga pada setiap individu mampu memahami Perbedaan Individual antara
satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan
pembentukan perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui cirri khu-sus,
agar dapat mengetahui Perkembangan dan Karakteristik setiap individu den-gan tepat
sebagai seorang guru.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dirumuskan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengertian dari individu?


2. Apa karateristik pada setiap individu?
3. Apa perbedaan dari setiap individu?
4. Apa saja bidang-bidang pada perbedaan individu?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari individu dan karakteristik setiap individu.


2. Untuk mengetahui apa saja perbedaan dari setiap individu.
3. Untuk mengetahui bidang-bidang pada perbedaan individu.
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Individu dan karakteristiknya

A. Pengertian Individu

Dalam kamus Echols & Shadaly (1975), individu adalah kata benda dari
individual yang berarti orang, perseorangan dan oknum. Setiap orang, apakah ia
seorang anak atau orang dewasa dan apakah ia berada di dalam suatu kelompok
atau seorang diri, ia disebut Individu. Individu menunjukkan kedudukan seorang
sebagai orang-perorang atau perseorangan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak


yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilkinya dan akan
membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan
sikap-sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua dan orang dewasa lainnya
untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
Sejak lahir, bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya, manusia
merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan, itu merupakan sifat kodrati manusia yang harus
mendapat perhatian secara seksama. Mengingat pentingnya makna pertumbuhan
dan perkembangan ini, maka persoalan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan akan dijelaskan secara khusus di bagian lain. Untuk memberi
gambaran singkat bahwa makna pertumbuhan di bedakan dari makna
perkembangan, bahwa istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan
perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah
perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek
psikis atau rohani dan aspek sosial.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-
kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan
jasmaninya, ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ia sudah
senang apabila kebutuhan fisiknya, seperti makan, minum, dan kehangatan
tubuhnya terpenuhi. Dalam perkembangan lebih lanjut, ia mulai mengenal
lingkungan dan bahkan lingkungan yang lebih luas. Kebutuhannya kian bertambah
dan suatu saat ia membutuhkan alat untuk berkomunikasi (bahasa), membutuhkan
teman, keamanan, dan seterusnya semakin besar anak, maka kebutuhan non-
fisiknya semakin banyak. Oleh karena itu, setiap manusia akan berupaya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Dengan demikian telah terjadi perkembangan
dalam hal kebutuhan-kebutuhan dan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar,
yaitu kebutuhan utama atau primer dan kebutuhan kedua atau sekunder. Dengan
perkataan lain, pertumbuhan fisik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan
atau psikisnya.
Seterusnya, kita mengkaji pertumbuhan dan perkembangan manusia pada
umumnya secara garis besar dengan mengenal berbagai karakteristiknya. Uraian
lebih rinci tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja, dan hal-hal lain yang
berkaitan remaja akan disajikan pada bagian lain.

B. Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut
faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan
bahwa pembawaan (heredity)dan lingkungan merupakan dua faktor terpisah,
masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu dengan
caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang dirasakan
oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari perpaduan antara apa
yang ada diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh-pengaruh
lingkungan.

Seorang anak mungkin mulai pendidikan formalnya ditingkat Taman Kanak-


kanak pada usia empat atau lima tahun. Pada awal ia memasuki sekolah mungkin
tertunda sampai ia berusia lima tahun enam tahun tanpa memperdulikan seberapa
umur seorang anak. Karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya
ke sekolah akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu tampaknya
mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa
perkembangan hidupnya di kelak kemudian.
Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada
setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana seorang dilahirkan menjadi seorang
individu seperti “dia” atau sejauh mana seseorang individu dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan tetap merupakan subjek penelitian dan diskusi. Karakteristik yang
berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap,
sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan.
Sejauh mana seseorang dilahirkan menjadi seorang individu atau sejauh mana
seseorang dipengaruhi subjek penelitian dan diskusi. Karakteristik yang berkaitan
dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan
karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Mengenai karakteristik individu, ada 3 hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a.       Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal (prerequisite skills),
seperti kemampuan intelektual, berpikir, dan hal-hal yang berkaitan dengan aspek
psikomotor.
b.      Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio -
kultural.
c.       Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian, seperti sikap,
perasaan, minat, dan lainnya.
Pemahaman karakteristik ini sangat penting dalam proses belajar mengajar,
sehingga bagi seorang guru informasi mengenai karakteristik individu sangat
berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih tepat, yang
dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap peserta didik.

C. Perbedaan Individu

Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol,
yaitu (i) semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola
perkembangannya dan (ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang
membentuk warisan manusia-secara biologis dan sosial tiap-tiap individu
mempunyai kecenderungan berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara
keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif. Sejauh mana
individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-
kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut.

Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini
disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Makna “perbedaan” dalam
“perbedaan individual” menurut Lindgreen (1980) menyangkut variasi yang
terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Seorang ibu yang memiliki
seorang bayi, bertutur bahwa bayinya banyak menangis, bergerak, dan kuat minum.
Ibu lain yang juga memiliki seorang bayi, menceritakan bahwa bayinya pendiam,
banyak tidur, tetapi kuat minum. Cerita kedua ibu itu telah menunjukkan bahwa
kedua bayi itu memiliki ciri dan sifat yang berbeda satu sama lainnya.
Seorang guru setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi siswa yang
berbeda satu sama lain. Siswa yang berada di dalam sebuah kelas, tidak terdapat
seorang pun yang sama. Kemungkinan ada dua orang kelihatannya jika diamati
benar-benar antara keduanya tentu terdapat perbedaan. Perbedaan yang segera dapat
dikenal oleh guru tentang siswanya adalah perbedaan fisiknya : seperti tinggi badan,
bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, dan semacamnya. Dari fisik, seorang guru
cepat mengenal siswa di kelasnya satu persatu. Ciri lain yang segera dapat dikenal
adalah tingkah laku masing-masing siswa, begitu pula suara mereka. Ada siswa
yang lincah, banyak bergerak, pendiam, dan sebagainya. Ada siswa yang nada
suaranya kecil atau tinggi dan ada yang besar atau rendah, ada yang jika berbicara
cepat dan ada pula yang pelan-pelan. Apabila ditelusuri secara cermat siswa yang
satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat psikis yang berbeda-beda.

D. Bidang-Bidang Perbedaan Individu

Garey (Oxendine, 1984) mengkategorikan perbedaan individual kedalam


bidang-bidang berikut:
a.       Perbedaan fisik: usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, kemampuan bertindak
b.      Perbedaan social termasuk status social ekonomi, agama hubungan keluarga dan
suku
c.       Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap
d.      Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar
e.       Perbedaan kecakapan atau kepandaian disekolah.

Perbedaan fisik bukan hanya terbatas pada ciri yang dapat di amati dengan
panca indera kita, seperti tinggi badan, warna kulit, jenis kelamin, nada suara dan
bau keringat, akan tetapi juga ciri lain yang dapat diketahui setelah diperoleh
informasi atau di adakan pengukuran. Usia, berat badan, kecepatan berlari,
golongan darah, pendengaran, penglihatan dan semacamnya merupakan ciri-ciri
yang tidak dapat diamati dengan pengindraan.
Secara kodrati manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial
membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasan dan kehendak.
Sekalipun demikian potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-
masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat, kemampuan berpikir, watak,
perilakunya, serta hasil belajar manusia berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku mereka di
rumah maupun disekolah. Gejala yang diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih
mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi lain, seperti olahraga dan
keterampilan, sebagian lagi dapat lebih mampu dalam bidang kognitif atau yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Jenis perbedaan lainnya meliputi :

a.       Perbedaan kognitif


Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil
pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu
yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan
itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya. Setiap saat, bila
diperlukan pengetahuan yang dimilikinya itu dapat direproduksi. Banyak atau
sedikit, tepat atau kurang tepat pengetahuan itu dapat dimiliki dan dapat diproduksi
kembali merupakan tingkat kemampuan kognitif seseorang.
Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil
belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara
factor pembawaan dengan factor lingkungan (factor dasar dan factor ajar). Factor
dasar yang berpengaruh menonjol pada kemampuan kognitif ini adalah bakat dan
kecerdasan (intelegensi). Intelegensi sangat berpengauruh pada kemampuan kognitif
seseorang. Dikatakan bahwa kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif berkorelasi
tinggi dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi
kemampuan kognitifnya.

b.      Perbedaan kecakapan bahasa


Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupnnya. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang unntuk menyatakan buah
pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan
sistematis. Kemampuan berbahasa tersenut sangat dipengaruhi oleh factor
kecerdasan dan lingkungan. Factor-faktor lain yang juga penting antara lain adalah
fisik, terutama organ bicara.
Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan dengan tujuan untuk
menemukan faktor – faktor psikologis yang mendasari keberhasilan atau kegagalan
dalam penguasaan bahasa. Individu – individu yang memasuki kegiatan – kegiatan
di sekolah formal, pada dasarnya telah membawa kebiasaan – kebiasaan sebagai
hasil belajar, baik dari lingkungan pendidikan prasekolah maupun dari latar belakang
kehidupan sebelumnya.

c.       Perbedaan kecakapan motorik


Kecakapan motorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan
syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja syaraf yang sistematis. Alat indera
menerima rangsanga, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke
syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik uuntuk
memberikan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan. Dengan demikian
ketetapan kerja syaraf akan menghasilkan suatu bentuk kegiatan tepat, dalam arti
kesesuaian antara rangsangan dan responnya. Kerja ini akan menggambarkan tingkat
kecakapan syaraf motorik.
Syaraf pusat (otak), yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berpikir,
merupakan faktor penting dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidaktepatan
dalam pembentukan persepsi dan meneruskan perintah, akan terjadi kekeliruan
respon atau kegiatan yang kurang sesuai dengan tujuan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa intelegensi merupakan faktor dalam bentuk yang lebih tinggi dari
keterampilan motorik. Secara umum koordinasi motorik dan kecakapan untuk
melakukan sesuatu kegiatan yang kompleks membutuhkan keterampilan motorik
yang lebih kompleks pula.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan
tingkat kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan
kemampuan berpikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat
terhadap kecakapan motorik masing-masing, dan dengan demikian kecakapan
motorik setiap individu akan berbeda-beda pula.

d.      Perbedaan latar belakang


Dalam suatu kelompok siswa pada tingkat mana pun, perbedaan latar belakang
dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat
prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan. Pengalaman-
pengalaman belajar yang dimiliki anak di rumah mempengaruhi kemauan untuk
berpartisipasi dalam situasi belajar yang disajikan.
Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-
kebiasaan kerjasama, kecakapan atau kemampuan untuk berkonsentrasi pada bahan-
bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor-faktor
perbedaan diantara para siswa. Faktor-faktor tersebut kadang berkembang akibat
sikap-sikap anggota keluarga di rumah dan lingkungan sekitar. Latar belakang
ekonomi maupun sosio kultural adalah berbeda-beda. Demikian pula lingkungan
sekitarnya, lingkungan sosial dan lingkungan fisik akan memberikan pengaruh yang
berbeda-beda.

e.       Perbedaan bakat


Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan
tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan
pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak akan berkembang sama sekali,
manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak
ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya. Dalam hal inilah maka
pendidikan menjadi penting artinya.
Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi umum
merupakan faktor dari hampir semua atau bahkan semua bidang penampilan atau
performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini dilaksanakan belum terkait
dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni, dan olah
raga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau
kemampuan bidang akademik.
f.       Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan, yang meliputi perbedaan
sosio-ekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak.
Akibatnya, anak – anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat
kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal
ini pelajaran di sekolah.
Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri ang
memuaskan terhadap pengalaman – pengalaman, disertai dengan rasa ingin tahu yang
amat besar terhadap orang – orang dan benda – benda, membantu berkembangnya
kebiasaan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu, dan kurang
percaya diri, akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang
yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi
diri.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Setiap individu memiliki karakter yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Dapat di lihat dari segi perbedaan fisik, sosial, kepribadian, intelegensi, dan
kemampuan dasar seseorang. Serta perbedaan kecakapan seseorang atau kepandaian
yang semuanya itu sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Dengan demikian
tingkat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda - beda,
sesuai dengan kepribadian masing-masing.
.Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan
mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Emosi merupakan gejala
perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah, senang, sedih,
ceria dan sebagainya.
Dalam perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia
itu saling membantu dan di bantu, memberi dan di beri. Secara potensial manusia
dilahirkan sebagai makhluk sosial. Namun, untuk mewujudkan potensi tersebut ia
harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain.
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa
merupakan anugerah dari Tuhan, yang dengannya manusia dapat mengenal atau
memahami dirinya, sesama manusia, alam, dan penciptanya serta mampu
memposisikan dirinya sebagai makhluk berbudaya dan mengembangkan budayanya.
Bakat merupakan kemampuan tertentu yang di miliki oleh seseorang individu
yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat
berkembang.

B.     Saran
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang bersifat dan dapat
membangun sangat diharapkan, agar laporan ini menjadi jauh lebih baik dan dapat
memberikan manfaat serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Daruma, A.Razak,dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: FIP – UNM.


Syafi, Muhammad. 2009.Melihat Tingkah Anak: Suatu Pendekatan dalam
Pendidikan.Semarang: PT. Makmur Jaya.
Agung, Sunarto Hartono.2008.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai