Anda di halaman 1dari 21

Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

PERCOBAAN IV
BATAS-BATAS ATTERBERG

I. BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)


A. Maksud percobaan :

Untuk mendapatkan harga batas cair suatu contoh tanah. Batas cair
adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan plastis dan
cair.

B. Alat-alat yang digunakan :


1. Cawan porselin untuk mencampur tanah dengan air
2. Mangkuk Casagrande (alat batas cair)
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
4. Grooving tool
5. Kompor dan wajan
6. Ayakan standart No. 40
7. Gelas Ukur
8. Cawan

C. Bahan
1. Tanah
2. Air Bersih

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
D. Prosedur pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah ± 150 – 200 gr; untuk tanah yang mengandung
banyak humus, tanah tersebut perlu diayak dengan saringan no. 40
2. Tempatkan tanah dalam cawan porselin dan campurkan dengan air
suling secukupnya, campur merata dengan spatula hingga tanah
homogen
3. Tinggi jatuh mangkuk casagrande sehingga tinggi jatuhnya dengan
landasan 1 cm
4. Ambil contoh tanah yang telah tercampur dengan homogen dan
tempatkan pada cawan batas cair (mangkuk casagrande)
5. Ratakan permukaan contoh dalam tanah hingga sejajar dengan alas
(ketebalan 0,5 inch)
6. Tanah dalam mangkuk dibuat alur dengan menggunakan Grooving
Tool tegak lurus permukaan contoh
7. Dengan menggunakan alat pemutar, angkat dan turunkan cawan
tersebut dengan kecepatan 2 putaran/detik
8. Hentikan aksi tersebut, jika alur sudah tertutup sepanjang ± 1,25
cm dan hitung berapa ketukan yang dibutuhkan.
9. Ambil contoh tanah tersebut sebagian untuk diperikasa kadar
airnya
10. Ulangi percobaan di atas dengan kadar air yang berbeda.

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

II. BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT)


A. Maksud Percobaan :

Untuk mengetahui batas plastis suatu contoh tanah yaitu nilai


kadar air terendah dari suatu contoh tanah dimana tanah tersebut
masih dalam keadaan plastis.

B. Alat-alat yang digunakan :


1. Ayakan standart No. 40
2. Cawan pencampur/mangkuk porselin
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
4. Plat kaca
5. Spatula
6. Container
7. Kompor Listrik
8. Mistar Ukur

C. Bahan
1. Tanah
2. Air Bersih

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

D. Prosedur Percobaan :
1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak dengan ayakan No. 40 dan
campur dengan air suling sampai merata dengan bantuan spatula
2. Jika tanah sudah homogen ambil contoh ± 8 gr dan buat gulungan
tanah di atas plat kaca sampai mencapai batangan-batangan
dengan diameter 3 mm.Contoh tanah yang tepat pada diameter 3
mm mulai menunjukan retak-retak, mengisyaratkan bahwa tanah
dalam keadaan plastis
3. Ambil contoh tanah tersebut dan periksa kadar airnya untuk
mendapatkan harga Wp
4. Bila batangan tanah belum mencapai diameter 3 mm sudah retak,
maka tanah tersebut terlalu kering maka percobaan tersebut harus
deulangi dengan menambahkan kadar air dan sebaliknya jila
batangan tanah sudah mencapai diameter 3 mm dan belum
menunjukan keretakan, maka tanah terlalu basah dan perlu
dikeringkan dengan jalan didiamkan/diaduk dalam cawan
pencampur.

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

III. BATAS PENGERUTAN/SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)


A. Maksud percobaan :
Untuk mengetahui batas susut suatu contoh tanah/kadar air yang
didefinisikan untuk derajat kejenuhan sebesar 100%, dimana untuk
nilai-nilai perubahan volume tanah tidak terjadi apabila dikeringkan
lagi.

B. Alat-alat yang digunakan :


1. Shrinkage Dish
2. Ayakan standart No. 40
3. Cawan
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01gr
5. Mangkok porselin
6. Container
7. Shrinkage Prong Plate
8. Plastik
9. Kompor Listrik

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

D. Prosedur pelaksanaan :
1. Ambil contoh tanah yang sudah diayak No. 40 ± 60 gr, kemudian
secara perlahan-lahan dicampur dengan air bersih untuk dibuat jadi
adonan dan masukkan ke dalam air bersih tanpa ada pori-pori udara
2. Oleskan vaseline pada bagian dalam shrinkage dish untuk mencegah
tanah melekat pada dish atau tanah menjadi retak setelah kering. Berat
dish ditimbang dan dicetak
3. Isi dish dalam tiga lapis dari sejumlah tanah basah sampai 1/3 volume
dish dan pengerutan dilakukan dengan baik pada plat dasarnya,
sampai tanah mengalir pada dish dan tidak ada gelembung udara yang
kelihatan keluar. Selanjutnya diulangi lapisan kedua dan ketiga. Pukul
dish secara perlahan-lahan kemudian berat dish dan tanah basah
ditimbang dan dicatat
4. Untuk menentukan volume dari tanah basah dalam cm 3 dengan jalan
air raksa dimasukkan ke dalam mangkuk porselin. Tanah basah
dikeluarkan dari dish dan diletakkan di atas air raksa dan kemudian
ditekan dengan plat kaca hingga air raksa meluap keluar gelas dan
tertampung dalam mangkuk porselin, ditimbang untuk diketahui
beratnya, kemudian dibagi dengan berat jenis air raksa hingga didapat
volume tanah basah.
5. Tanah basah kemudian dioven selama satu hari
6. Dish serta tanah kering ditimbang kemudian volume tanah kering (vf)
ditentukan dengan menimbang air raksa yang tumpah.

Catatan :
Batas-batas Shrinkage Ratio
Sr < 5 Baik
5 < Sr < 10 Sedang
10 < Sr < 15 Jelek
15 < Sr Jelek sekali

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

PEMERIKSAAN KONSISTENSI ATTERBERG

Lokasi : Sa’dan sangkaropi,Toraja Utara Dikerjakan : DAVID A. SAPTHU


No Contoh : Sampel 2 Dihitung : DAVID A. SAPTHU
Tanggal : 21 Juli 2018

BATAS CAIR (LIQUID LIMIT = LL)


Takaran air yang digunakan 65 ml 67 ml 69 ml 71 ml
Jumlah Pukulan Kali 38 35 32 28
No. Cawan 1B 2A 3D 4C
Tanah Basah gr 9,61 9,65 9,47 9,32
Tanah Kering gr 7,10 7,13 6,60 6,52
Berat Air gr 2,51 2,52 2,87 2,8
Kadar Air % 35,352 35,344 43,485 42,945
Kadar Air Rata-rata % 28,410

BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT = PL)


No. Cawan 1 2 3
Tanah Basah gr 0,36 0,39 0,31
Tanah Kering gr 0,28 0,26 0,23
Berat Air gr 0,08 0,13 0,08
Kadar Air % 28,571 50 34,783
Rata-rata % 37,785

BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT = SL)

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

SAMPEL
No. DESKRIPSI Satuan

I. Tanah Dalam Kondisi Basah


Berat Dish (W1) gr 27,18
Berat Dish + Tanah Basah (W2) gr 61,28
Berat Tanah Basah (W3) gr 34,10
Berat mercury metal yang dipindahkan
gr 282,28
(Wr.1)
Volume (isi) tanah basah (V1) = Wr.1/13,6) cm3 20,756
II. Tanah Dalam Kondisi Kering
Berat Tanah Kering (W4) gr 26,43
Berat Air yang Dipindahkan (Wr.2) gr 226,50
Volume (isi) tanah basah (V2) = Wr.1/13,6) cm3 16,654
Berat Air (W5) = (W3 – W4) gr 7,76
Kadar Air (W0) = (W5/W4) x 100% % 29,461
Batas Susut (SL) % 13,888

Nilai Susut (Shrinkage Ratio = SR) =W0/V2 1,769

Volume Penyusutan (Volumetric Shrinkage


27,549
= SV)
Linear Shrinkage (LS) % 398,320

Keterangan :
SL = W0 – [{(V1 – V2)/W4} x 100%]
SV = (W0 – SL) x SR
LS = 1 – [(1-SV)1/3] x 100%
Berat jenis Air Raksa = 13,6 gr/cm3

1. Perhitungan
a. Batas Cair
1) Dish 1B = 38 ketukan
 Berat tanah basah = 9,61 gr

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
 Berat tanah kering = 7,10 gr
 Berat air = 2,51 gr
Berat Air
 Kadar air W1 = × 100 %
Berat Tanah Kering
2,51
= ×100 %
7,10
= 35,352 %

2) Dish 2A = 35 ketukan
 Berat tanah basah = 9,65 gr
 Berat tanah kering = 7,13 gr
 Berat air = 2,52 gr
Berat Air
 Kadar air W2 = × 100 %
Berat Tanah Kering
2,52
= ×100 %
7,13
= 35,344 %

3) Dish 3D = 32 ketukan
 Berat tanah basah = 9,47 gr
 Berat tanah kering = 6,60 gr
 Berat air = 2,87 gr
Berat Air
 Kadar air W3 = × 100 %
Berat Tanah Kering
2.87
= × 100 %
6,60
= 43,485 %

4) Dish 4C = 28 ketukan
 Berat tanah basah = 9,32 gr
 Berat tanah kering = 6,52 gr

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
 Berat air = 2,8 gr
Berat Air
 Kadar air W4 = × 100 %
Berat Tanah Kering
2,8
= ×100 %
6,52
= 42,945%

W 3 +¿W
WRata-rata = W 1 +W 2 + 4
¿
4
35,352+ 35,344+43,485+ 42,945
=
4
= 28,410 %

 Batas Cair ( Liquid Limit)


LL = W rata −rata ¿ tanβ =0,121
= 28,410 ¿
=28,410 ¿
= 43,412 %

b. Batas Plastis
1.) Contoh Tanah 1
 Berat Tanah Basah = 0,36 gr
 Berat Tanah Kering = 0,28 gr
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
 Berat Air = 0,08 gr
Berat Air
 Kadar air W1 = × 100 %
Berat Tanah Kering
0,08
x 100%
= 0. 28
= 28,571 %

2.) Contoh Tanah 2


 Berat Tanah Basah = 0,39 gr
 Berat Tanah Kering = 0,26 gr
 Berat Air = 0,13 gr
Berat Air
 Kadar air W3 = × 100 %
Berat Tanah Kering

0,13
= × 100 %
0,26
= 50 %

3.) Contoh Tanah 2


 Berat Tanah Basah = 0,31 gr
 Berat Tanah Kering = 0,23 gr
 Berat Air = 0,08 gr
Berat Air
 Kadar air W3 = × 100 %
Berat Tanah Kering

0,08
= ×100 %
0,23
= 34,783 %

W 1 +W 2 +W 3
WRata-rata =
3

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
28,571+ 50+ 34,783
= 3
= 37,785 %

IP = LL – PL
= 43,412 % - 37,785%
= 5,627 %

c. Batas Susut :

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
a. Sampel 1
 Berat dish (W1) =
27,18 gr
 Berat dish + tanah basah (W2) =
61,28 gr
 Berat tanah basah (W3) =
34,10 gr
 Berat mercury metal yang dipindahkan (Wr.1) =
282,28 gr
 Volume (isi) tanah basah (V1) =

Wr. 1
13,6
282,28
= 13,6
= 20,756 cm3

 Berat tanah kering (W4) =


26,34 gr
 Berat air yang di pindahkan (Wr.2) =
226,50 gr
 Volume (isi) tanah basah (V2) =

Wr . 2
13,6
226,50
=
13,6
= 16,654 gr

 Berat air (W5) = W3 – W4


= 34,10 – 26,34
= 7,76 gr

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

W5
x100%
 Kadar air (Wo) = W4

7,76
x 100%
= 26,34
= 29,461 %

 Batas Susut (SL) =

V 1−V 2
Wo− x100%
W4 =

20,756 -16,654
29,461 − x 100%
26,34 =
13,888 %

W0
 Shrinkage Ratio (SR) = V2

29,461
= 16,654
= 1,769

 Volume Penyusutan (SV) = (W0 – SL) x SR


= (29,461 – 13,888) x 1,769
= 27,549

 Linear Shrinkage (LS) = [1 – (1 –


SV)1/3]x100%
= [1 – (1 – 27,549)1/3]x100%
= 398,320 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

SR = 1,769 dapat disimpulkan bahwa keadaan tanah adalah “BAIK” sesuai


dengan ketentuan batas Shrinkage Ratio < Sr < 5 baik.

Grafik :

JUMLAH KETUKAN VS KADAR AIR (W)


30,000

25,000
f(x) = − 438.25 x + 35066.38
R² = 0.86
20,000
Jumlah Ketukan

JUMLAH KETUKAN VS KADAR


15,000 AIR (W)
Linear (JUMLAH KETUKAN VS
KADAR AIR (W))
10,000

5,000

0
22 24 26 28 30 32 34 36 38
Kadar Air ( W )

Keterangan Grafik :
Dari grafik dapat dilihat bahwa hubungan antara Jumlah Ketukan dan Kadar Air
(W) berbanding terbalik, yaitu semakin kecil jumlah ketukan maka akan semakin
besar nilai Kadar Air (W).

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

Kesimpulan :

 Dari percobaan Atterberg, diperoleh data sebagai berikut :


Batas cair (liquid limit) = 22,688 %
Batas plastis (plastic limit) = 37,786 %
Batas susut (shrinkage limit) = 29,461 %
 Dari SR 1,769 yang didapatkan dapat disimpulkan tanah
dalam keadaan Baik
 Dari percobaan tersebut kita dapat mengetahui contoh
tanah yang termasuk dalam keadaan cair,plastic,batas susut.
 Berdasarkan grafik perbandingan jumlah ketukan dengan
kadar air, kita dapat mengetahui bahwa hasil dari perbandingan tersebut
berbanding terbalik, yaitu semakin kecil jumlah ketukan maka akan semakin
besar nilai Kadar Air (W).

Saran :

 Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami


maksud dan tujuan percobaan.

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII
 Pada saat pelaksanaan praktikum diharapkan agar memperhatikannya dengan
teliti agar data yang diperoleh lebih akurat.
 Sebelum meninggalkan laboratorium pastikan alat-alat yang dipakai
sebelumnya telah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
 Selama kegiatan praktikum berlangsung kebersihan dalam laboratorium harus
tetap di perhatikan demi kenyamanan selama proses praktikum.
 Diharapkan kepada praktikan supaya berhati-hati ketika menggunakan alat-
alat dilaboratorium agar tidak rusak.

GAMBAR ALAT

 Batas Cair

Cawan Porselin Grooving Tool

Mangkuk

Casagrande Timbangan Ketelitian 0,01 gr


Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

Ayakan Standart No. 40 Kompor dan Wajan

Cawan Gelas Ukur


 Batas Plastis

Cawan Porselin Timbangan Ketelitian 0,01 gr

Spatula Plat Kaca

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

Kompor Listrik Container

Ayakan
Standart No.40 Mistar Ukur
 Batas Susut

Cawan Porselin
Timbangan Ketelitian 0,01 gr

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

Volume dish Shrinkage prong plate

Kompor Listrik Cawan

Ayakan Standart No.40


Shrinkage dish
FOTO KEGIATAN

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


Batas-batas Atterberg (David Antonius Sapthu) Kelompok XVIII

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar

Anda mungkin juga menyukai