YULIATI AMPERANINGSIH
Disusun Oleh
KELOMPOK 4
TINGKAT II REGULER II
4
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyusun makalah tentang Konsep Spiritual Dalam
Keperawatan. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak dan berbagai
referensi, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih dan
penghargaan kepada yang terhormat:
1. Ibu Yuliati Amperaningsih mata ajar Pengembangan Kepribadian
2. Rekan-rekan semua angkatan XXXIV Keperawatan Poltekkes Tanjung Karang.
Penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan dan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan dimasa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pengembangan Kepribadian.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2.3 Nicolaus Driyarkara SJ
Menurut Nicolaus Driyarkara SJ, pengertian agama adalah suatu kenyakinan
karena adanya kekuatan supranatural yang mengatur serta menciptakan alam dan
seisinya.
2.2.4 Jappy Pellokila
Menurut Jappy Pellokila, pengertian agama adalah suatu keyakinan yang percaya
dengan adanya tuhan yang maha esa serta mempercayai hukum-hukumnya.
2.2.5 Damianus Hendropuspito
Menurut Damianus Hendropuspito, pengertian agama adalah suatu sistem nilai
yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta yang memiliki keterkaitan
dengan keyakinan.
6
2.3.4 Hubungan dengan Ketuhanan
Agamis atau tidak agamis
2.3.4.1 Sembahyang/ berdoa/ meditasi
2.3.4.2 Perlengkapan keagamaan
7
apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja
pengalaman spiritual unik bagi tiap individu.
8
2.4.7 Terpisah dari ikatan spiritual
Menderita sakit terutama yang bersifat akut, seringkali membuat individu merasa
terisolasi dan kehilangan kebebasabn pribadi dan sistem dukungan sosial (social support
system). Klien yang dirawat merasa terisolasi dalam ruangan yang asing baginya dan
merasa tidak aman. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah, antara lain tidak dapat
menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan keagamaan atau tidak dapat berkumpul
dengan keluarga atau teman dekat yang biasa memberikan dukungan setiap saat
diinginkan. Terpisahnya klien dari ikatan spiritual berisiko terjadinya perubahan fungsi
spiritualnya.
9
2.5.3.1 Distress spiritual b.d anxietas
Definisi : gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari seseorang
yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis
NOC :
2.5.3.1.1 Menunjukkan harapan
2.5.3.1.2 Menunjukkan kesejahteraan spiritual:
2.5.3.1.2.1 Berarti dalam hidup
2.5.3.1.2.2 Pandangan tentang spiritual
2.5.3.1.2.3 Ketentraman, kasih sayang dan ampunan
2.5.3.1.2.4 Berdoa atau beribadah
2.5.3.1.2.5 Berinteraksi dengan pembimbing ibadah
2.5.3.1.2.6 Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan
kenyataan
2.5.3.1.3 Klien tenang
NIC :
2.5.3.1.4 Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama
2.5.3.1.5 Tentukan konsep ketuhanan klien
2.5.3.1.6 Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasisien
2.5.3.1.7 Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan
2.5.3.1.8 Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan
2.5.3.1.9 Kolaborasi dengan pastoral
2.5.3.2 Koping inefektif b.d krisis situasi
Definisi : ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor,
pilihan respon untuk bertindak secara tidak adekuat dan atau ketidakmampuan
menggunakan sumber yang tersedia
NOC:
2.5.3.2.1 Koping efektif
2.5.3.2.2 Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif
2.5.3.2.3 Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif
2.5.3.2.4 Pemrosesan informasi : kemampuan untuk mendapatkan dan menggunakan
informasi
10
NIC :
2.5.3.2.5 Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya
2.5.3.2.6 Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal
2.5.3.2.7 Peningkatan koping:
2.5.3.2.7.1 Nilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri
2.5.3.2.7.2 Nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran
2.5.3.2.7.3 Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
2.5.3.2.7.4 Anjurkan klien menggunakan tehnik relakssi
2.5.3.2.7.5 Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai
2.5.3.2.8 Libatkan sumber – sumber yang ada untuk mendukung pemberian pelayanan
kesehatan
2.5.4 Pelaksanaan
Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan
2.5.5 Evaluasi
Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan , secaara umum tujuan tercapai
apabila klien ( Hamid, 1999)
2.5.5.1 Mampu beristirahat dengan tenang
2.5.5.2 Menyatakan penerimaan keputusan moral
2.5.5.3 Mengekspresikan rasa damai
2.5.5.4 Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka
2.5.5.5 Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas
2.5.5.6 Menunjukkan prilaku lebih positif
2.5.5.7 Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang (Potter
& Perry, 1999). Perawat memandang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual
yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari interaksi perawat
dengan klien.
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa dan calon perawat dapat lebih memahami tentang
konsep spiritual dalam keperawatan
12
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A, Y., 1999, Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan, Widya medika: Jakarta
13