Anda di halaman 1dari 10

 HAK MEREK

 PENGERTIAN HAK MEREK


Merek diatur dalam Undang – undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek. Merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka –angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Untuk mendapatkan hak atas merek harus harus mendaftarkan mereknya ke Direktorat
Jendral HAKI Departemen Kehakiman. Proteksi terhadap merek yang telah didaftarkan
tidak dibatasi masa berlakunya.

Merek dagang adalah tanda, kata atau logo perusahaan yang digunakan untuk merujuk
ke dirinya sendiri, merek, dan produk-produknya, dan yang tidak ingin membiarkan
pesaingnya untuk digunakan.

Merek atau merek dagang  adalah tanda pembeda  yang digunakan suatu badan
usaha sebagai penanda identitasnya dan produk barang atau jasa yang dihasilkannya
kepada konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut maupun barang  atau jasa yang
dihasilkannya dari badan usaha lain.

Merek dagang digunakan oleh pebisnis untuk mengidentifikasikan sebuah produk atau
layanan. Merek dagang meliputi nama produk atau layanan, beserta logo, simbol, gambar
yang menyertai produk atau layanan tersebut.

Menurut  undang undang No, 15 Tahun 2001: Merek Dagang Merek yang digunakan
pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang barang yang sejenis
lainnya.

Merek dagang adalah merek atau bagian merek yang diberikan untuk melindungi
secara hukum-yaitu melindungi penjual untuk menggunakan hak ekslusif untuk
menggunakan  nama merek  atau tanda merek. Copyright adalah hak hukum eksklusif
yang diberikan untuk menggandakan, mempublikasikan, dan menjual segala sesuatu yang
berbentuk buku, musik, atau karya artisitik. Menurut Molengraf:

“Merek adalah dengan dipribadikanlah sebuah barang tertentu, untuk menunjukkan


asal barang, dan jaminan kualitasnya sehingga bisa dibandingkan oleh orang, atau
perusahaan lain.

 PENGATURAN HAK MEREK


Sejarah perjalanan Republik Indonesia sebelum perang kemerdekaan pernah mencatat
bahwa Indonesia pernah turut serta dalam Bern Convention, yang mengatur mengenai
perlindungan Hak Cipta, namun demikian tidak lama setelah Indonesia merdeka, Perdana
Menteri Juanda waktu itu pernah menyatakan diri keluar dari kepesertaan dalam Bern
Convention ini.
Jauh sebelum kesepakatan mengenai pembentukan World Trade Organization
ditandatangani, Indonesia juga pernah membuat dan mengundangkan Undang-Undang
No 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan, yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang No 19 Tahun 1992 tentang merek, Undang-Undang No 6
Tahun 1982 tentang hak cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 7
Tahun 1987 tentang perubahan atas Undang-Undang No 6 Tahun 1982 tentang hak cipta,
Dan Undang-Undang No 6 Tahun 1989 tentang hak paten.

Dengan ikut serta dalam Agreement Establishing the World Trade Organization, sebagai


bahan dari kesepakatan untuk turut serta dalam WTO-GATT-TRIPs dengan
mengesahkan dan memberlakukan Undang-Undang No 7 Tahun 1994 tentang
pengesahan Agrrement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan
Pembentukan Organisasi Dunia), maka Indonesia diwajibkan untuk membuat dan
memberlakukan ketentuan-ketentuan hukum tentang HAKI yang sejalan dengan
ketentuan yang diatur dalam WTO-GATT-TRIPs tersebut. Berikut di bawah ini disajikan
berbagai macam peraturan perundag-undangan yang sampai saat ini berlaku di Indonesia,
yang mengatur mengenai HAKI, yang meliputi antara lain:

Dalam bidang Merek Dagang dan Merek Jasa, yang meliputi:

1. Undang-Undang No 19 Tahun 1992 tentang Merek sebagaimana telah diubah dengan


Undang-Undang No 14 Tahun 1997 tentang perubahan atas Undang-Undang No 19
Tahun 1992 tentang Merek; yang menggantikan berlakunya Undang-Undang No 21
Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan.
2. Keputusan Presiden No 17 Tahun 1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty.

 LINGKUP PERMOHONAN HAK MEREK


RUANG LINGKUP HAK MEREK
A.Hak Merek Sebagai Hak Kekayaan Intelektual
Sama halnya denga hak cipta dan hak paten serta hak kekayaan intelektual lainnya maka
hak merek juga merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual.Undang-Undang Merk
1992 menyebutkan bahwa merek merupakan salah satu uwjud dari karya
intelektual.sebuah karya yang didasarkan kepada olah pikir manusia, yang kemudian
terjelma dalam bentuk benda immaterial.
Suatu hal yang perlu dipahami dalam setiap kali menempatkan hak merk dalam Hak
Kekayaan Intelektual adalah bahwa, kelahiran hak merk diawali dari temuan-temuannya
dalam bidang hak kekayaan intelektual lainnya,misalnya hak cipta.
Pada merek ada unsur ciptaan,misalnya design logo, atau design huruf.Ada hak cipta
dalam bidang seni.Oleh karena itu dalam hak merek bukan hak cipta dalam bidang seni
itu yang dilindungi, tetapi mereknya itu sendiri.
Suatu contoh dapat dikemukakan :
Seorang pemegang hak merek atas bumbu masak dengan merek “Ajinomoto” Yang
dilindungi dalam hak merek adalah pemakai logo?tulisan “Ajinomoto” beserta
lukisan/cap mangkok merah.Produsen bumbu lainnya yang tidak berhak,tidak boleh
menggunakan merek dengan logo/tulisan atau lukisan/cap yang sama.Jika ia
gunakan,maka ia melanggar hak merek.
Dari contoh diatas dapat dikemukakan bahwa hak merek itu terbatas hanya pada
penggunaaan atau pemakaian merek pada produk-produk yang dipasarkan dan
mengandung nilai ekonomis.
B. Sejarah Perkembangan Pengaturan Hak Merek Di Indonesia
Dalam sejarah perundang-undangan merek di Indonesia dapat dicatat bahwa pada masa
kolonial Belanda berlaku Reglement Industriele Eigendom(RIE) yang dimuat dalam
Stb.1912 No. 545 jo.Stb. 1913 No.214.
Setelah Indonesia merdeka peraturan ini dinyatakan terus berlaku, oleh karena itu dengan
tanggal 17 Agustus 1945,Indonesia masih memberlakukan ketentuan itu,hingga akhirnya
sampai pada tahun 1961 ketentuan tersebut diganti dengan UU No. 21 tahun 1961 tentang
Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan yang diundangkan pada tanggal 11 Oktober
1961 dan dimuat dalam lembaran Negara RI No.2341 yang mulai berlaku pada bulan
Nopember 1961.
Undang – Undang Merek tahun 1961 ini pun ternyata hanya bertahan selama kurang
lebih 31 tahun, untuk kemudian undang-undang ini dengan berbagai pertimbangan harus
dicabut dan digantikan oleh Undang-Undang No.19 Tahun 1992 tentang Merek.Adapun
alasan dicabutnya UU Merek tahun 1961 adalah karana Undang-Undang ini dinilai tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan masyarakat dewasa ini.yang
selanjutnya diubah dengan Undang-Undang No.14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU.
No 19 Tahun 1992 tentan Merek.Yang kemudian Undang-Undang ini disebut Undang-
undang Merek Lama,yang selanjutnya digantikan dengan Undang-Undang No.15 Tahun
2001 tentang Merek.
Apa yang kikta lihat sebagai perubahan utama antara Undang-Undang Merek yang lama (
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992) dan Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001
ini adalah pertama tentang langsung dilakukannya pemeriksaan subtansib, setelah
permohonan pendaftaranditerima dianggap secara lengkap oleh Kantor Merek. Jadi.
Tidak lagi ada syarat pengumuman pun, sekarang sudah dimulai pemeriksaan subtansif
terlebih dahulu.
Dengan demikian, diharapkan supaya khalayak ramai lebih cepat mengetahui apakah
permohonan bersangkutan disetujui atau ditolak dan diberikan kesempatan kepada pihak
lain untuk mengajukan keberatan terhadap permohonan terhadap permohonan yang terlah
disetujui untuk didaftar ini, Untuk itu, waktu pengumumannya, sekarang menjadi singkat
dan dipersingkatnya jangka waktu pengumuman secara keseluruhan dapat
mempersingkat jangka waktu penyelesaian permohonan pendaftaran Hal ini adalah dalam
rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Ini tentunya baru menurut teori
dan aturan yang tertulis.
Bagaimana praktek masih harus dilihat. Selam ini adalah fakta kalau mendaftarkan satu
merek maka penyelesainnya kurang lebih makan waktu 1 ½ (satu setengah) tahun.
Kadang-kadang lebih lama dari itu.
a. Penolakan Pendaftaran harus Disertai Alasan-Alasan
Juga ada hal lain yang berkenaan dengan ditolaknya permohonan. Jika ditolak, hal ini
merupakan suatu hal kerugian pemohon. Maka perlu diatur bahwa pemohon ini
mengetahui secara lebih jelas alasan Kantor Merek mengapa terjadi penolakan ini.
b. Perlindungan Indikasi Geografis
Di samping itu yang mencolok dalam Undang-Undang Merek Baru tahun 2001 adalah
perubahan yang berupa penambahan terhadap perlindungan indikasi geografis. Hal ini
adalah sesuatu yang telah dikedepankan dan diusulkan dalam Trade Related Aspect of
Intellectual Property Rights (TRIPs). Seperti diketahui dalam Trade Related Aspect of
Intellectual Property Rights (TRIPs) ada ketentuan yang jelas mengenai indikasi
geografis. Itu suatu tanda yang berkenaan dengan asal suatu barang karena faktor
lingkungan geografisnya tremasuk faktor alam ataau juga faktor kombinasi darii kedua
faktor ini. Adanya ciri khas dan kualitas tertentu suatu barang yang dihasilkan di suatu
daerah tertentu misalnya anggur dari Bordeau. Demikian pula menurut hemat kami dapat
dimasukkan untuk keadaan di Indonesia misalnya Kerupuk Palembang, batik Solo atau
batik Pekalongan.
c. Pengadilan Niaga Untuk Penyelesaian Sengketa Merek
Dalam penjelasan umum dari Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001 ini, dinyatakan
pula bahwa merek merupakan bagian dari kegiatan perdagangan dunia usaha, maka untuk
penyelesaian suatu sengketa mengenai merek diperlukan badan peradilan merek yang
lebih cocok dengan dunia usaha, penyelesaiannya dapat diselesaikan dalam jangka waktu
yang relatif cepat.Inilah yang dikemukakan wakti diintrodusir Pengadilan Niaga di
negara kita, yakni dalam rangka setelah krisis ekonomi dipandang perlu adanya
perombakan mengenai hukum palisemen dan tata cara melaksanakan proses kepailitan.
Kita saksikan bahwa pada waktu diharapkan ada juga “commercial activities” lain yang
dapat juga diserahkan penyelesaian sengketanya kepada Commercial Courts. Dan disini
kita saksikan sekarang salah satu bidang yang ditambahkan sebagai termasuk bidang
Commercial Courts, Pengadilan Niaga ini (yang kini masih baru ada di Jakarta Pusat),
yaitu supaya juga ada hukum acara khusus untuk penyelesaian masalah sengketa merek
ini. Seperti halnya dalam bidang Hak atas Kekayaan Intelektual lainnya yang kita
saksikan dalam Undang-Undang Baru tentang Desain Industri dan kemudian Desain Tata
Letak Sirkuit terpadu (untuk komputer) maka penyelesaian sengketa merek akan,
dilakukan melalui Pengadilan Niaga. Masalah-masalah Hak atas Kekayaan Intelektual ini
juga di negera lain speerti Thailand diselesaikan malalui Commercial Courts.
d. Tindakan Sementara
Kemudian, dibuka pula kemungkinan untuk Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001
ini, mintq putusan provisi yang termasuk “ provisional measures”. Sekarang ini ada
ketentuan khusus yang sementara dari pengadilan dnegan maksud untuk melindungi
merek yang telah disalah gunakan secara tidak langsung oleh orang lain untuk mencegah
kerugian yang lebih besar, diberi kesempatan yang luas untuk meminta bantuan dari
Pengadilan. Untuk menyetop kerugian lebuh banyak selama pemeriksaan perkara
dilangsungkan. Diadakan tindakan-tindakan sementara sebagai putusan provisional,
putusan sela atau putusan interlokutoir yang menentukan bahwa status quo harus
dipelihara atau dilarang pemasukan barang-barang tiruan ini lebih lanjut selama perkara
ini berlangsung di hadapan pengadilan. Dapat diadakan penyetopan sebelun masuk di
Indonesia, yaitu pabean oleh Bea Cukai. Hal ini adalah yang diutamakan sebagai tujuan
utama untuk memberantas “counterfait”, (pemalsuan) dengan jalan menghindarkan
masuk melalui pabean ini dengan menyetopnya sebelum masuk dalam Negara Republik
Indonesia.
Hal ini telah dipraktekkan oleh negara negara maju. Misalnya Amerika Serikat telah
dialami oleh para turis yang memakai jam tangan dengan merek Rolex palsu misalnya,
bahwa barang disita oleh pabean dan tidak diperkenankan dibawa masuk ke dalam
wilayah Amerka Serikat.

Belum diketahui reaksi masyarakat Indonesia atas kewenangan demikian besar, yang
akan diberikan kepada Pejabat-Pejabat pabean.Menurutbhemat kami dalam prakteknya
akan membawa berbagai masalah karena tidak secara langsung dapat diteriam masyrakat
yang melihatnya sebagai suatu tindakan yang amat menyakitkan “vexatoir”.

Jenis Merek

Undang-Undang Merek Tahun 2001 ada mengatur jenis-jenis merek,yaitu sebagaimana


tercantum dalam pasal 1 butir 2 dan 3 UU Merek Tahun 2001 yaitu merek dagang dan
merek jasa.
Khusus untuk merek kolektif sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai jenis merek yang
baru oleh karena merek kolektif ini sebenarnya juga terdiri dari merek dagang dan
jasa.Hanya saja merek kolektif ini pemakaiannya digunakan secara kolektif .dalam
penggunaannya harus memuat :
a. Sifat , ciri umum, atau mutu barang atau jasa yang akan diproduksi dan
diperdagangkan
b. Pengaturan bagi pemilik Merek Kolektif untuk melakukan pengawasan yang efektif
atas penggunaan Merek tersebut.
c. Keputusan tersebut dicatat dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita
Resmi Merek.
Bentuk atau wujud merek itu menurut Suryatin dimaksudkan untuk membedakannya dari
barang sejenis milik orang lain.Oleh karena adanya pembedaan itu, maka terdapat
beberapa jenis merek yakni :
a. Merek lukisan (beel mark)
b. Merek kata (word mark)
c. Merek bentuk (form mark)
d. Merk bunyi-bunyian (klank mark)
e. Merek judul (titel mark)
Beliau berpendapat bahwa jenis merek yang paling baik untuk Indonesia adalah merek
lukisan.adapun jenis merek lainnnya,terutama merek kata dan merek judul kurang tepat
untuk Indonesia , mengingat bahwa abjad Indonesia tidak mengenal beberapa huruf
seperti, ph,dan sh.Dalam hal ini merek kata dapat juga menyesatkan masyarakat banyak
umpamanya :sphinx dapat ditulis secara otomatis secara fonetis (menurut pendengaran),
menjadi sfinks atau svinks.

 PENDAFTARAN HAK MEREK


Pendaftaran Merek

Ada dua sistem yang dianut dalam pendaftaran merek yaitu sistem deklaratif dan sistem
konstitutif (atributif).Undang-Undang Merek Tahun 2001 dalam sistem pendaftarannya
menganut sistem konstitutif yang semula menganut sistem deklaratif (UU No.21 Tahun
1961).
Pendaftaran merek dalam hal ini adalah untuk memberikan status bahwa pendaftar
dianggap sebagai pemakai pertama sampai ada orang lain yang membuktikan
sebaliknya.Berbeda dengan sistem deklaratif pada sistem konstitutif baru akan
menimbulkan hak apabila telah didaftarkan oleh si pemegang.Oleh karena itu dalam
sistem ini pendaftaran adalah merupakan suatu keharusan.
Dalam sistem deklaratif titik berat diletakkan atas pemakaian pertama.Siapa pemakai
pertama sesuatu merek dialah yang dianggap yang berhak menurut hukum atas merek
bersangkutan.Jadi pemakai pertama yang menciptakan hak atas merek, bukan
pendaftaran.Pendaftaran hanya dipandang sebagai memberikan suatu hak prasangka
menurut hukum, dugaan hukum (rechtvermoeden) bahwa orang yang mendaftar pertama
adalah sipemakai pertama,adalah orang yang berhak atas merek bersangkutan.Tetapi
apabila orang lain dapat membuktikan bahwa dialah yang memakai pertama hak
tersebut ,maka pendaftarannya bisa dibatalkan oleh pengadilan dan hal ini sering terjadi.
Namun secara Internasional menurut Soegondo Soemodirejo ada dikenal 4 sistem
pendaftaran merek yaitu:
1. Pendaftaran merek tanpa pemeriksaan merek terlebih dahulu.
Merek segera didaftarkan apabila syarat-syarat permohonannya telah dipenuhi antara lain
pembayaran biaya permohonan, pemeriksaan dan pendaftaran.Tidak diperiksa apakah
merek tersebut memenuhi syarat-syarat lain yang ditetapkan dalam Undang-
Undang.Sistem ini dipergunakan oleh negara Perancis, Belgia, Luxemburg, dan Rumania.
2. Pendaftaran dengan pemeriksaan merek terlebih dahulu.
Sebelum didaftarkan merek yang bersangkutan,telebih dahulu diperiksa mengenai syarat-
syarat permohonannya maupun syarat-syarat mengenai merek itu sendiri.Misalnya sistem
ini dianut oleh AS, Jerman, Inggris, Jepang, dan Indonesia.
3. pendaftaran dengan pengumuman sementara
Sebelum merek yang bersangkutan didaftarkan, merek itu diumumkan lebih dahulu untuk
memberi kesempatan kepada pihak lain untuk mengajukan keberatan-keberatan tentang
pendaftaran merek tersebut.Misalnya negara Australia, Colombia, Mexiko, brazil, dan
Spanyol.
4. Pendaftaran merek dengan pemberitahuan terlebih dahulu tentang adanya merek-merek
terdaftar lain yang ada persamaannya.
Pemohon pendaftaran merek diberitahu bahwa mereknya mempunyai persamaan pada
keseluruhan atau pada pokok-pokok merek yang telah didaftarkan oleh orang lain terlebih
dahulu.Sistem ini dipakai oleh negara Swiss dan Australia.

Prosedur Pendaftaran Merek

Adapun syarat dan tata cara pendaftaran merek dalam ketentuan Undang-Undang No.15
Tahun 2001 antara lain :
1. Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal
dengan mencantumkan :
a) Tanggal, bulan, dan tahun
b) Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon
c) Nama lengkap dan alamat Kuasa apabila permohonan diajukan melalui Kuasa.
d) Warna-warna apabila Merek yang dimohonkan pendaftarnya menggunakan unsur-
unsur warna
e) Nama negara dan tanggal permintaan Merek yang pertama kali dalam hal permohonan
diajukan dengan Hak prioritas.
2. Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasa.
3. Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersamaan atau
badan hukum
4. permohonan dilampiri dengan bukti pembayaran biaya.
5. Dalam hal permohonan diajukan oleh lebih dari satu pemohon yang secara bersama-
sama berhak atas Merek tersebut, semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih
salah satu alamat sebagai alamat merek.
6. Dalam hal permohonana lebih dari satu pemohon,permohonan tersebut ditandatangai
oleh salah satu dari pemohon yang berhak atas Merek tersebut dengan melampirkan
persetujuan tertulis dari para pemohon yang mewakilkan.
Adapun merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjangan.

 PERLINDUNGAN HUKUM HAK MEREK


 PERLINDUNGAN HAK MEREK
       Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek. Merek
yang sudah didaftarkan disebut Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda ®
(registered) setelah merek atau tanda ™ (trademark) setelah merek.

1. Tujuan Perlindungan Hak Merek : Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk


melindungi pemilikan atas merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu
merek, dan untuk melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu
barang atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui Pendaftaran Merek.
2. Justifikasi Perlindungan Merek : Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi
perlindungan hak merek menurut Bently & Sherman, yaitu:
 Kreatifitas yakni, Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan
argumentasi kreatifitas adalah suatu hal yang lemah, sebagian karena pada saat
hubungan antara barang dengan Merek dipicu dan dikembangkan oleh pedagang,
namun peran yang sama besarnya justru diciptakan oleh konsumen dan masyarakat.
Bently dan Sherman memandang, bahwa argumentasi yang paling meyakinkan dalam
hal ini terkait dengan pendapat yang melihat Merek sebagai imbalan atas investasi.
  Informasi yakni, Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena
merek digunakan dalam kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan
informasi kepada konsumen dan dengan demikian meningkatkan efisiensi pasar.
Merek merupakan cara singkat komunikasi informasi kepada pembeli dilakukan dalam
rangka membuat pilihan belanja. Dengan melindungi merek, lewat pencegahan
pemalsuan oleh pihak lain, maka akan menekan biaya belanja dan pembuatan
keputusan. Peran iklan dalam dunia industri yang makin dominan menjadikan
perlindungan merek menjadi semakin penting.
 Etis yakni, Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada
gagasan mengenai keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa “seseorang
tidak boleh memetik dari yang tidak ditanamnya”. Lebih khusus dikatakan dalam
argumentasi ini, bahwa dengan mengadopsi Merek orang lain maka seseorang telah
mengambil keuntungan dari nama baik yang dihasilkan oleh pemilik asli Merek.

 PENGALIHAN HAK MEREK


Sama seperti pengalihan hak kebendaan seperti tanah dan bangunan, hak merek juga
dapat dialihkan.
Pengalihan merupakan cara yang dilakukan pemilik merek untuk memindah tangankan
hak mereknya kepada pihak lain. Pencatatan Izin pengalihan dapat dilakukan melalui:

1. Pengalihan melalui pewaris


Pewarisan hanya dapat dilakukan jika ada kematian. Jadi menerima pewaris ini belum
meninggal dunia maka tidak dapat dialihkan.
Warisan dapat diberikan selama pesta tersebut memiliki hubungan darah atau ikatan
perkawinan.
Jika ada hak merk diwariskan, maka ahli waris harus mencatatkan pengalihan merk ke
Dirjen HKI.

2. Pengalihan hak melalui hibah


Pemberian hibah adalah representasi perjanjian penyerahan benda yang sudah ada
kepada pihak lain.
Jika dalam pengalihan dilakukan melalui hibah, maka pihak yang mendapat hibah harus
mencatatkan pengalihannya ke Ditjen dengan melampirkan sertifikat mereknya.

3. Pengalihan hak merk melalui wasiat


Wasiat merupakan tindakan hukum dari pihak yang telah membuat perjanjian tentang
harta yang diambil setelah ia meninggal.
Wasiat ini dibuat oleh notaris dan dihadiri dua orang saksi. Setelah pihak penerima
mendapat wasiat tersebut, maka berhak untuk mendaftarkankan pengalihan tersebut di
Dirjen HKI.
Jika dalam pengalihan yang tidak disetujui dan dialihkan ke pihak lain, maka pemilik
dapat melampirkan klaim yang meminta merek.
Pengalihan hak atas merek yang dapat digunakan dengan mengalihkannya, atas nama dan
keuntungan lain yang terkait dengan merek tersebut.
Hak merek terdaftar tidak dapat dibatalkan dari kualitas atau keahlian Pemilik merek
tersebut, menjadikan kualitas barang / jasa juga dapat dialihkan selama adanya Jaminan
terhadap barang atau jasa.

 PENGHAPUSAN HAK MEREK


Penghapusan Merek hanya dapat dilakukan terhadap Merek yang telah terdaftar atau
Merek yang telah mendapatkan sertifikat merek. Penghapusan merek diatur dalam Pasal
72 UU No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis

1. Penghapusan Merek oleh Pemilik Merek

Permohonan Penghapusan Merek dapat diajukan oleh pemilik Merek atau melalui
Kuasanya baik untuk sebagian maupun seluruh jenis barang dan/atau jasa. Apabila merek
yang akan dihapus masih terikat perjanjian Lisensi maka penghapusan hanya dapat
dilakukan jika disetujui secara tertulis oleh penerima Lisensi.

2. Penghapusan Merek atas rekomendasi Komisi Banding Merek.

Penghapusan Merek ini akan dilakukan apabila merek terdaftar memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:

1. memiliki persamaan pada pokoknya dan/atau keseluruhannya dengan Indikasi


Geografis;
2. bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-undangan, moralitas,
agama, kesusilaan, dan ketertiban umum; atau

3. memiliki kesamaan pada keseluruhannya dengan ekspresi budaya tradisional, warisan


budaya takbenda, atau nama atau logo yang sudah merupakan tradisi turun temurun.

3. Penghapusan Merek oleh Pihak Ketiga

Penghapusan Merek terdaftar dapat diajukan oleh pihak ketiga yang berkepentingan
dalam bentuk gugatan ke Pengadilan Niaga. Gugatan penghapusan Merek dapat diajukan
dengan alasan Merek tersebut tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam
perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir.

Namun, alasan Merek tidak digunakan tidak berlaku dalam hal adanya:

1. larangan impor;

2. larangan yang berkaitan dengan izin bagi peredaran barang yang menggunakan Merek
yang bersangkutan atau keputusan dari pihak yang berwenang yang bersifat sementara;
atau

3. larangan serupa lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

 CONTOH HAK MEREK


1. Supermi Sedaaap dan Mie Sedaap Wings Food
Pada kedua produk mie supermi sedaaap dan mie sedap, terlihat adanyakemiripan dari
segi kata-kata pada bungkus produk, yaitu sama-samamenggunakan kata "Sedap". Hanya
saja di produk aslinya adalah Mie Sedaap dariWings Food, sedangkan Supermi Sedap
hanya mengikuti. Kemiripannya hanyadari segi kata "Sedap" nya saja, di produk Supermi
tulisan "Sedap" nya memakai3 huruf "a" kecil yaitu Sedaaap, sedangkan pada Mie Sedaap
memakai 2 huruf "a"kecil yaitu Sedaap. Dapat disimpulkan bahwa, pada kedua produk ini
memilikitingkat kemiripan hanya sekitar 10-20%. Akan tetapi, pada kemunculan
MieSedaap yang muncul lebih awal sebagai produk mie baru yang kemudian
disusuldengan produk Supermi Sedaaap yang berada di pasaran. Akibatnya pada keduamie
ini, dilihat seperti menirukan nama merek produk yang mereka hadirkan di pasaran

Anda mungkin juga menyukai