ABSTRAK
Pasien diabetes melitus perlu mendapatkan informasi tentang diabetes melitus minimal setelah
ditegakan diagnosa. Perawat sebagai edukator bisa memberikan edukasi terhadap pasien diabetes
melitus agar terjadinya peningkatan pengetahuan pasien diabetes. Penyampaian edukasi melalui
lisan perlu ditambahkan dengan modul, agar pasien dapat meninjau kembali materi yang telah
diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dengan menggunakan self
instructional module terhadap tingkat pengetahuan tentang diabetes melitus pada pasien diabetes
melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental dengan one group pretest
postest dengan jumlah sampel 29 orang dengan diagnosa diabetes melitus tipe 2, pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan pengetahuan (p< 0,001; α<0,05) sebelum dan sesudah edukasi dengan
self instructional module. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai media edukasi
kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Kata kunci: modul self instruktional; diabetes melitus tipe 2; edukasi kesehatan
ABSTRACT
Number of diabetes mellitus cases have been increasing every year. Diabetes mellitus patient needs to
get information about diabetes mellitus at least after the diagnose were given. Nurse as an educator
could give education for diabetes mellitus patient, so that there will be an upgrade of knowledge
diabetes mellitus patient. Verbal education need an additional tool such as a modul, in purpose
patient can re-evaluate the material that they already get. The purpose of this research is to test the
impact of education using self instructional module to level of knowledge about diabetes mellitus to
diabetes mellitus patient type 2. This research using quasi experimental with one group pretest
postest design with 29 person samples in total with diabetes mellitus type 2 diagnosis. Data
collection using questionaire. Statistic analysis using wilcoxon. Research result shows that there are
differences of knowledge before and after education by self instructional module (p= 0,000; α=0,05)
before and after education by self instructional module. Hopefully this research can be use as health
education media in an attempt to upgrade the knowledge of diabetes mellitus patient type 2.
T
a
b
e
l
2
Distribusi Pengetahuan Responden
Sebelum dan Setelah Intervensi
Edukasi Kesehatan
Tentang
Diabete
s
Melitus
Di
RSUP
Dr. M.
Djamil
Padang
B
u
l
a
n
M
e
i
-
J
u
n
i
2
0
1
7
(
N
Rola Oktorina et all| Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Self Instructional Module
Terhadap Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus
(171-183)
= pengetahuan
normalitas yang
2 data bermakna
9 menggunakan antara
) Shapiro Wilk sebelum
didapatkan edukasi
p=0,014 (α< kesehatan
Variabel Median
0,05) yang dengan
Pre Test 40,0 berarti bahwa setelah
data edukasi
Post Test 80,0 pengetahuan kesehatan
Sebelumnya berdistribusi
A (p<0,001; α<
dilakukan tidak normal.
n 0
uji Hasil ,
a
penelitian 0
l
menunjukkan 5
i
bahwa )
s
terdapat .
i
perbedaan
s
B T
i a
v b
a e
r l
i 3
a Analisis Pengaruh Edukasi
t Kesehatan Terhadap
Analisa Pengetahuan Sebelum dan
bivariat Setelah
menjelaskan I
tentang n
pengaruh t
variabel bebas e
(edukasi r
kesehatan) v
terhadap e
variabel n
terikat s
(pengetahuan i
dan sikap)
d
Uji statistik
i
yang
digunakan R
untuk S
menganalisa U
pengetahun P
responden
sebelum dan D
setelah r
intervensi .
digunkan
Wilcoxon test. M
Rola Oktorina et all| Pengaruh Edukasi Kesehatan dengan Self Instructional Module
Terhadap Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus
(171-183)
. u
s
D .
j
a P
m e
i n
l g
e
P t
a
a
d
h
a
u
n
a
g
n
Bulan
Mei-Juni 2017 (N= 29) Variabel Med
Usia
Pengetahuan - Lansia (45 – 65 tahun) 8,
Median Min-Maks - Dewasa (26 – 44 tahun) 8,
p value
Penghasilan
Pre Test - Di bawah UMR (<Rp. 1.950.000/bulan) 7,
40,0 10-70
0, - Di atas UMR (≥ Rp. 1.950.000/bulan) 8,
Post Test 0 Keterpaparan Informasi
80,0 50- 0 - Belum terpapar 8,
100 1* - Terpapar 8,
*signifikan/ bermakna Riwayat DM
pada α: 5% - Ada riwayat DM 8,
Hasil pengetahuan - Tidak ada riwayat DM 8,
uji statistik responden Dari penghasilan,
menunjukkan sebelum (pre- hasil analisis keterpaparan
terdapat test) dan diperoleh informasi dan
pengaruh sesudah tidak terdapat riwayat
edukasi (post-test) hubungan keluarga)
kesehatan self dengan nilai p bermakna setelah
instructional value sebesar pengetahuan diberikan
module 0,001. tentang DM edukasi
terhadap antara kesehatan self
karakteristik instructional
T responden module.
a (usia,
b
el
6
Analisis Hubungan
Karakteristik Responden
dengan Pengetahuan Pasien
Diabetes
M
e
l
i
t
Tabel 7
Analisis Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan setelah dilakukan Intervensi di
RSUP Dr. M. Djamil Padang Bulan Mei-Juni 2017 (n=29)
Pengetahuan
Variabel Median Min-Maks p value
Pendidikan 0,037
- Rendah 8,0 5,0-9,0
- Menegah 7,0 5,0-10,0
- Tinggi 8,5 8,0-9,0
Tabel 11
Pemodelan Akhir Multivariat Pengetahuan
Pengetahuan
Variabel R p
St. Error Beta B t ue
Square val
Const 6,55 0,70 9,36 0,001
0,103
Penghasilan 0,75 0,42 0,32 1,75 0,09
Pada pemodelan multivariat jika keseluruhan persamaan garis regresi
di lihat nilai R square sebesar 0,103 linear tidak signifikan.
artinya variabel penghasilan dapat
menjelaskan variabel pengetahuan PEMBAHASAN
sebesar 10,3%, sedangkan sisanya Pengetahuan Tentang Diabetes
dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil Melitus
uji statistik diperoleh nilai p value Berdasarkan hasil analisis
sebesar 0,09 yang artinya secara univariat penelitian didapatkan bahwa
median nilai pre test pengetahuan 40,00.
pre test pengetahuan adalah 70. Setelah
Nilai minimal pre test pengetahuan dilakukan edukasi kesehatan didapatkan
responden adalah 10 dan nilai maksimal median nilai post test pengetahuan 80,00.
Nilai minimal post test pengetahuan
responden adalah 50 dan nilai maksimal Pengaruh Edukasi Kesehatan Self
post test pengetahuan adalah 100. Pada Instructional Module (SIM) Terhadap
penelitian Marian & Joy (2012) Pengetahuan Tentang Diabetes
mengatakan pasien diabetes melitus Melitus
memiliki pengetahuan yang rendah Hasil penelitian ini menunjukkan
terhadap manajemen diet yang terdapat pengaruh pemberian edukasi
mempengaruhi sikap dan konsumsi kesehatan dengan Self Instructional
makanan. Pengetahuan yang meningkat Module (SIM) terhadap pengetahuan
juga akan memberikan kemampuan pasien mengenai diabetes melitus tipe 2
seseorang untuk mengubah perilaku dimana nilai p value adalah 0,001
(Miller, 1998). Seseorang yang memiliki (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan
pengetahuan dasar tentang diabetes Missiriya (2016) bahwa tingkat
melitus maka akan mengembangkan pengetahuan pasien diabetes melitus
sikap yang positif terhadap manajemen terhadap pemantauan glukosa secara
perilaku sehat. mandiri masih rendah dan terjadi
Pengetahuan yang baik adalah peningkatan pengetahuan setelah
kunci keberhasilan dari manajemen dilakukan edukasi dengan cara
diabetes melitus. Pengetahuan adalah demonstrasi pemantauan glukosa darah.
dasar dari perubahan perilaku individu Penelitian lain yang mendukung
dalam melakukan perawatan secara pengaruh edukasi kesehatan terhadap
mandiri (Delamater 2006 & Niven peningkatan pengetahuan adalah hasil
2008). Melalui edukasi kesehatan, penelitian yang dilakukan oleh Utami
pasien dapat memperoleh informasi yang (2008) dengan menggunakan buku
memadai dari petugas kesehatan. pedoman, terdapat perbedaan yang
Pengetahuan yang baik bagi pasien bermakna antara pengetahuan sebelum
diabetes melitus mengenai penyakitnya dan sesudah setelah mendapatkan
semakin meningkatkan kepatuhan dalam pelatihan metode kombinasi ceramah,
pengelolaan dan penanganan tanya jawab dan demonstrasi (p=0,010),
penyakitnya sehingga dapat mencegah dimana persentase responden yang
terjadinya komplikasi diabetes melitus mendapatkan pelatihan metode
(Bodenheimer, et al, 2007). Penelitian di kombinasi ceramah, tanya jawab dan
Nepal bagian Barat didapatkan pasien demonstrasi mempunyai pengetahuan
diabetes mempunyai pengetahuan yang kurang (49,57%) saat sebelum intervensi
rendah, hanya 6,59% yang mempunyai dan setelah intervensi mempunyai
pengetahuan yang baik tentang diabetes pengetahuan baik (82,61%). Penelitian
melitus (Upadhyay, et al, 2008). Belajar yang dilakukan oleh Sudiyanto dan
dalam peningkatan pengetahuan adalah sekartini (1998) tentang pengaruh
pembentukan hubungan antara stimulus edukasi kesehatan dengan menggunakan
dan respon serta pengulangan terhadap poster aksi kelender terjadi peningkatan
pengalaman sehingga memperbesar pengetahuan secara bermakna (p value
timbulnya respon yang benar (Setiawati 0,001).
& Dermawan, 2008). Edukasi kesehatan adalah proses
pemberian informasi yang dapat
meningkatkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor ke arah yang lebih baik.
Edukasi kesehatan merupakan proses
yang berlangsung secara terus menerus
sehingga target edukasi adalah terjadinya
perubahan perilaku dan peningkatan
kualitas hidup pasien (Basuki, 2004).
Setiawati & Dermawan (2008)
menyampaikan bahwa pendidikan
kesehatan merupakan serangkaian upaya
yang ditujukan untuk mempengaruhi Aldossari, et al (2015) pasien
orang lain, mulai dari individu, diabetes melitus memerlukan edukasi
kelompok, keluarga dan masyarakat agar tentang pemeriksaan teratur, komplikasi
terlaksananya hidup sehat. Tujuan diabetes terutama pemeriksaan mata.
pendidikan kesehatan diantaranya adalah Sebagian besar pasien memahami
untuk meningkatkan status kesehatan dampak komplikasi tetapi hanya sedikit
dan mencegah timbulnya penyakit, yang memeriksakan matanya secara
mempertahankan derajat kesehatan yang teratur. Media dibutuhkan dalam edukasi
sudah ada, memaksimalkan fungsi dan kesehatan agar mengarahkan indera ke
peran pasien selama sakit dan membantu suatu obyek dalam penyampaian
pasien serta keluarga untuk mengatasi informasi kesehatan. Menurut para ahli,
masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2010). mata adalah indera yang paling banyak
Edukasi kesehatan juga akan lebih menyalurkan pengetahuan ke dalam otak
optimal jika menggunakan media/alat sebesar 75-87%. Dapat disimpulkan
bantu pembelajaran yang baik, seperti bahwa edukasi kesehatan dengan
leaflet, lembar balik, booklet dan masih menggunakan self instructional module
banyak alat yang lainnya (Nies & (SIM) dapat meningkatkan pengetahuan
McEwen, 2001). responden tentang diabetes melitus tipe2
Dalam upaya penatalaksanaan dengan p value < 0,001.
penyakit diabetes melitus tipe 2 terdapat
4 pilar utama yaitu: perencanaan makan Hubungan Karakteristik Responden
(diet), latihan jasmani (olah raga), terapi Terhadap Pengetahuan Setelah
obat (insulin) dan edukasi kesehatan Edukasi Kesehatan
(Perkeni, 2015). Penyakit diabetes a. Usia
melitus membutuhkan penanganan yang Usia seseorang akan
cukup lama sehingga perlu upaya mempengaruhi daya tangkap dan pola
pencegahan agar tidak terjadi komplikasi pikir seseorang terhadap informasi yang
lebih lanjut. Pada penelitian Yurika diberikan. Semakin bertambah usia maka
(2009) diperoleh hasil perbedaan yang daya tangkap dan pola pikir seseorang
bermakna pada pengetahuan responden semakin berkembang (Notoatmodjo,
dengan hasil p value 0,004. Hal ini 2003). Pada penelitian ini didapatkan
menunjukkan edukasi kesehatan yang nilai p value sebesar 0,125 (p>0,05) yang
diberikan kepada responden sangat artinya tidak terdapat hubungan
bermanfaat untuk meningkatkan bermakna pengetahuan tentang DM
pengetahuan. Edukasi kesehatan antara usia responden pada kelompok
diberikan dalam waktu yang relatif lebih lansia dengan skelompok dewasa setelah
pendek sehingga responden lebih diberikan edukasi kesehatan self
berkonsentrasi sewaktu mendengarkan instructional module. Patil &Zagade
edukasi kesehatan. Edukasi kesehatan (2012) dengan 40 responden didapatkan
merupakan suatu aktifitas belajar data sebanyak 35% responden berada
mengajar yang dirancang sedemikian pada rentang usia 40-50 tahun dengan
rupa sesuai dengan kondisi pasien dan tingkat pengetahuan pada responden
situasi tempat pembelajaran yang sebesar 80% mempunyai pengetahuan
diberikan oleh tenaga professional yang rendah tentang komplikasi diabetes
kepada klien, keluarga dan kelompok melitus.
masyarakat. Rani, Indra & Padma (2016)
didapatkan responden sebanyak 46,67%
berada pada rentang usia dewasa (30-
39tahun) dengan tingkat pengetahuan
rendah 76,67% terhadap perawatan
(2013) didapatkan responden
diabetes melitus. Varghese & Naidu sebanyak
45% berada pada rentang umur 40-45
tahun dan 31,7% mempunyai (2006) responden dengan penghasilan
pengetahuan yang rendah tentang tinggi memiliki prevalensi yang rendah
pencegahan komplikasi terhadap terhadap penyakit diabetes melitus tipe 2
diabetes dengan sampel sebanyak 60 dibandingkan dengan responden yang
responden. Penelitian Al-Qazaz, et al, berpenghasilan rendah. Pendapatan
2011) mengatakan peningkatan usia 10 sering dikaitkan dengan gaya hidup dan
tahun berhubungan dengan penurunan biaya penanganan diabetes melitus yang
3% terhadap pengetahuan pasien membutuhkan penanganan secara terus
diabetes melitus. Diabetes adalah menerus dalam jangka waktu yang
penyakit kronik dengan gejala yang panjang agar komplikasi tidak terjadi.
timbul perlahan dan bersifat ringan Status ekonomi juga akan menentukan
sehingga responden merasa tetap sehat tersedianya fasilitas yang diperlukan
dan tidak melakukan peningkatan dalam pembelajaran sehingga
pengetahuan tentang diabetes secara mempengaruhi pengetahuan seseorang.
mandiri. Pada penelitian Balogun & Gureje
(2012) menunjukkan responden dengan
b. Penghasilan penghasilan yang lebih tinggi memiliki
Hasil analisis untuk variabel peluang sebesar 17,70 kali per 1.000
penghasilan diperoleh nilai p value orang pertahun yang akan mengalami
sebesar 0,090 (p>0,05) yang artinya tidak diabetes melitus tipe 2 karena responden
terdapat hubungan bermakna yang memiliki penghasilan yang lebih
pengetahuan tentang DM antara tinggi mendapatkan penangan secara
penghasilan responden pada kelompok terus menerus sehingga bisa bertahan
berpenghasilan dibawah UMR dengan hidup lebih lama.
responden pada kelompok penghasilan
diatas UMR setelah diberikan edukasi c. Pendidikan
kesehatan self instructional module. Pada penelitian untuk variabel
Hasil penelitian diatas tidak sesuai pendidikan diperoleh diperoleh nilai p
dengan pendapat Notoadmodjo (2010) value sebesar 0,037 yang artinya
bahwa penghasilan merupakan salah satu terdapat hubungan bermakna
faktor yang mempengaruhi seseorang pengetahuan tentang DM antara tingkat
pemperoleh pengetahuan. Hal ini bisa pendidikan responden pada kelompok
saja disebabkan karena responden pendidikan rendah dengan responden
peneliti mendapatkan pengetahuan pada kelompok pendidikan menengah
tentang diabetes ditempat yang sama maupun tinggi setelah diberikan edukasi
yaitu di Poli RSUP DR. M.Djamil kesehatan self instructional module.
Padang yang merupakan rumah sakit Setelah dilakukan analisis post hoc, tidak
rujukan provinsi, sehingga informasi ada hubungan pengetahuan tentang DM
yang didapat seragam tanpa memandang antara responden tingkat pendidikan
tingkat penghasilan per individu. rendah dengan responden tingkat
Hasil penelitian Masi (2016) pendidikan menengah dengan p value
menunjukkan 34,4% responden memiliki 0,420 (p>0,05). Pada kelompok
pendapatan yang rendah karena tidak pendidikan rendah dengan kelompok
hanya pendapatan yang mempengaruhi pendidikan tinggi didapatkan tidak ada
diabetes melitus tetapi pola hidup dan hu8bungan pengetahuan tentang DM
kebiasaan masyarakat dapat dengan p value
mempengaruhi pengetahuan responden 0,057 (p>0,05). Pada kelompok
tentang diabetes melitus tipe 2. Rabi pendidikan menengah dengan kelompok
pendidikan tinggi didapatkan ada
hubungan pengetahuan tentang DM
dengan p value 0,016 (p<0,05).
Hal ini bisa disebebkan karena
penelitian ini tidak mengaharuskan pengetahuan dan sikap tentang diabetes
responden untuk melakukan pencarian tidak mengalami peningkatan. Seseorang
pengetahuan diluar dari modul yang yang terpapar informasi akan diproses
digunakan, sehingga walaupun dan menghasilkan pengetahuan, semakin
responden memiliki tingkat pendidikan seseorang terpapar informasi semakin
yang rendah responden tetap bisa belajar banyak pengetahaun yang diperoleh
dari modul yang telah disediakan. (Maulana, 2009).
Varghese& Naidu (2013)dengan 60 e. Riwayat Keluarga dengan Diabetes
sampel 33,3% memiliki tingkat Melitus
pendidikan yang rendah dan memiliki Untuk variabel riwayat keluarga
sikap yang rendah sebanyak 71,7% dengan DM didapatkan hasil analisis
terhadap pencegahan komplikasi diperoleh nilai p value sebesar 0,594
diabetes melitus. Pada penelitian ini (p>0,05) yang artinya tidak terdapat
didapatkan hubungan antara responden hubungan bermakna nilai pengetahuan
yang memiliki tingkat pendidikan yang antara riwayat keluarga pada kelompok
sedang dengan tingkat pendidikan yang yang memiliki riwayat keluarga dengan
tinggi setelah diberikan edukasi kelompok yang tidak memiliki riwayat
kesehatan. DM setelah diberikan edukasi kesehatan
d. Keterpaparan Informasi self instructional module.mFaktor
Untuk variabel keterpaparan genetik merupakan salah satu faktor yang
informasi tentang diabetes melitus, penting pada diabetes melitus.
diperoleh hasil analisis diperoleh nilai p Terjadinya kelainan yang diturunkan
value sebesar 0,279 (p>0,05) yang dapat mempengaruhi sel beta sehingga
artinya tidak terdapat hubungan mengubah kemampuan sel beta untuk
bermakna nilai pengetahuan antara mengenali dan merangsangsekretoris
keterpaparan informasi tentang DM pada atau rangkaian komleks yang merupakan
kelompok yang belum pernah terpapar bagian dari sintesis insulin. Oleh karena
informasi dengan kelompok yang pernah itu kerentanan individu terhadap faktor-
terpapar informasi setelah diberikan faktor lingkungan yang dapat mengubah
edukasi kesehatan self instructional fungsi sel beta semakin meningkat (Price
module. Informasi dapat diperoleh dari & Wilson, 2006).
media elektronik maupun media cetak. Tidak seperti diabetes tipe 1,
Penelitian yang dilakukan oleh Zagade diabetes melitus tipe 2 tidak
& Patil (2012) sebanyak 82,5% berhubungan dengan gen pada area
responden mendapatkan informasi human leukocyte antigen (HLA). Faktor
diabetes dari televisi dan 77,5% genetik berhubungan dengan riwayat
mendapatkan informasi dari media cetak keluarga dengan diabetes melitus. Indeks
dengan 40 sampel didapatkan tingkat untuk diabetes melitus tipe 2 pada
pengetahuan responden sebelum kembar monozigot hampir 100%. Resiko
dilakukan edukasi kesehatan 80% berkembangnya diabetes melitus tipe 2
mempunyai pengetahuan yang cukup pada saudar kandung mendekati 40%
tentang komplikasi diabetes. dan
Informasi yang didapat oleh 33% untuk anak cucu. Jika orang tua
responden pada penelitian ini sebagian menderita diabetes tipe 2, rasio diabetes
besar responden dapatkan sewaktu dan non diabetes pada anak adalah 1:1,
mereka melakukan pengobatan dan dan sekitar 90% sebagai carrier diabetes
diberikan secara lisan oleh tim kesehatan melitus tipe 2.
tetapi responden tidak mencari informasi Pasien yang memiliki riwayat
tambahan tentang diabetes sehingga keluarga dengan penyakit yang sama
akan memiliki pengalaman yang menjadi
sumber pegetahuan, seseorang akan b. Terdapat pengaruh edukasi kesehatan
memperoleh kebenaran pengetahuan self instructional module terhadap
dengan cara mengulang kembali pengetahuan pasien diabetes melitus
pengetahuan yang diperoleh untuk c. Tidak terdapat hubungan antara
mencegah masalah yang dihadapi masa karakteristik responden (usia,
lalu. Pada penelitian ini respon yang pendidikan, penghasilan, informasi
memiliki riwayat keluarga dengan dan riwayat keluarga) dengan
diabetes melitus tipe 2 sebagian besar pengetahuan setelah diberikan edukasi
saudara yang tidak hidup serumah kesehatan pada pasien diabetes
sehingga responden tidak bisa melitus, kecuali pada kelompok
menjadikan pengalaman yang tidak pendidikan menengah dengan
diulang sebagai sumber pengetahuan. kelompok pendidikan tinggi
didapatkan ada hubungan
Analisis Faktor yang Dominan Pada pengetahuan tentang DM.
Karakteristik Responden dengan d. Tidak ada faktor yang dominan dari
Pengetahuan karakteristik (usia, pendidikan,
Dari hasil penelitian diketahui penghasilan, informasi dan riwayat
bahwa seleksi bivariat mendapatkan 3 keluarga) dengan pengetahuan setelah
variabel pengetahuan dengan nilai diberikan edukasi kesehatan pada
p<0,25 yaitu usia, pendidikan dan pasien diabetes melitus.
penghasilan. Tetapi setelah dilakukan
pemodelan multivariat dengan metode UCAPAN TERIMAKASIH
backward jika di lihat nilai R square Ucapan terimakasih disampaikan
sebesar 0,103 artinya variabel kepada Direktur RSUP DR. M. Djamil
penghasilan dapat menjelaskan variabel Padang, Kasubag Diklat Non Medik
pengetahuan sebesar 10,3%, sedangkan RSUP DR. M. Djamil Padang, Karu dan
sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Perawat Poli Endokrin RSUP DR. M.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p Djamil Padang atas izin untuk
value sebesar 0,09 yang artinya secara melaksanakan penelitian ini. Serta
keseluruhan persamaan garis regresi pasien diabetes melitus tipe 2 poli
linear tidak signifikan. Hal ini endokrin RSUP DR. M. Djamil Padang
dikarenakan pada penelitian ini yang telah bersedia menjadi responden
menggunakan responden dengan meluangkan waktunya untuk
kelompok yang homogen. terlaksananya penelitian ini.
SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian ini Ajzen, I & Fishbein, M. (2005). The
dapat disimpulkan: Influence of Attitudes on Behavior.
a. Karakteristik responden sebagian http://web.psych.utoronto.ca/psy320/
besar responden memiliki usia lansia, Required%20readings_files/4-1.pdf.
sebagian besar memiliki latar diakses pada tanggal 22 Maret 2017
belakang pendidikan menengah, Ali, Z. (2010). Dasar-Dasar Pendidikan
mempunyai penghasilan di atas UMR Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Sumatera Barat, tidak mempunyai Kesehatan. Jakarta. Trans Info Media.
riwayat keluarga dengan diabetes Al-Qazaz, Kh. H., Sulaiman, A. S.,
melitus tipe 2 dan telah mendapatkan Hassali, A. A., Sundram, S., Saleem,
informasi tentang diabetes melitus F. (2011). Diabetes knowledge,
sebelumnya. medication adherence and glycemic
control among patients tipe 2.
International clin Pharm, 33
American
Diabetes
LLDIKTI Wilayah X 180
Association . Nurse as Dey, S., Gupta, R., et
(2016). Educator: Samuel, V. al. (2015).
Diabetes Principles (2016). A Knowledg
Care. of Practical e, Attitude
2016- Teaching Guide to and
Standards- and Diabetes Practices
of- Care Learning Mellitus 7th in Type
Edition.
pdfhttp://c for 2
The Health
are.diabete Nursing Science Diabetes
sjournals.o Practice, Publisher. Mellitus
rg/co Second India Patients in
ntent/suppl Edition. Dunning, T. Rural
/2015/12/2 Jones and (2014). Northern
1/39.Suppl Bartlett Care of India.
eme Publishers, People India.
nt_1.DC2/ Inc. UK with Indian
Anderson Bilous, R., Diabetes A Journal of
and Donelly, Manual Of Communit
Krathwohl. R. (2015). Nursing y Health.
(2016). Buku Practice Vol 27
Understan Pegangan Fourth Hastono, S.P.
ding The Diabetes Edition. (2007).
New Edisi Ke Wiley Analisa
Blackwell.
Version of 4. Bumi data
India
Bloom’s Medika. kesehatan.
Edelman,
Taxonomy. Jakarta C.L. & Jakarta.
http://these Bulechek, et Mendle, C.L. Fakultas
condprinci al. (2013). (2010). Kesehatan
ple.com/w Nursing Health Masyaraka
p Interventi promotion t,
/ ons : Universita
Anderso Classifica Througho s
n-and- tion (NIC) ut the life
6th span (7th
Krathw
Edition.U ed). St.
ohl- nited Louis
revised- Kingdom.
10- Missouri:
Elsevier Mosby
2016.pdf. Dharma,
diakses Elsevier.
Kelana. K. Fertman, C
pada (2011). &
tanggal 3 Metodologi Allensworth,
A penelitian D. (2010).
p keperawat Heatlh
r an: Promotion
i Panduan Programs
l melaksana : From
kan dan Theory to
2 menerapk Practice.
0 an hasil Jossey-
1 penelitian. Bass. San
7 Jakarta. Francisco
Bastable, S. Trans Info
(2003). Media
LLDIKTI Wilayah X 181
(2014). Pengukura McCance,
I Pusat nnya. KL., Huether,
n Data dan Graha SE. (2006).
d Informasi Indonesia. Pathophysi
o Kementeri Jakarta ology: the
n an Marian, O & biologic
e Kesehatan Joy, I. basis for
s RI (Info (2012). disease in
i Datin). Knowledge adults and
a http://www , Attitudes children
International .depkes.go. and (5th ed). St.
Diabetes id/structure Practices Louis.
Federatio - publikasi- of People Mosby
n. (2016). pusdatin- eith Type 2 McCulloh
Diabetes info- Diabetes DK.
Voice- datin.html. Mellitus in Manageme
Global diakses a Tertiary nt of
Perspecti pada Health persistent
ve tanggal 28 Care hyperglyce
On februari Center, mia in
Diabetse. 2017 Umuahia, type 2
https://w Kowalak, J., Nigeria. diabetes
ww.idf.or Welsh, W., Abia State, mellitus.20
g/sites/def Mayer, B. Nigeria. J 10.Availabl
ault/file (2003). Diabetes efrom:http:
s/attachm Buku Ajar Metab 3: //w
ents/DV- Patofisiolo 187 ww.uptodat
01-2016- gi. EGC. Maula, Heri e.com/hom
EN.pdf Jakarta D.J. (2009). e/content/t
Jones B. Kozier, B., Promosi opic
Basic Erb, G., K .
mechanis Berman, e do?
ms of A., & s top
sleep- Snyder, S. e ic
wake 2010. h Ke
states. Buku Ajar a y=
Dalam Fundament t dia
Potter, al a bet
Patricia A, Keperawat n es/
Perry, an. . 24
Anne G. Konsep, 30
(2010). Proses, & E 4
Fundament Praktik G Missiriya, S.
al of Edisi 7 C (2016).
Nursing. Volume 1. . Knowledge
Edisi 7. EGC. and
Jakarta. Jakarta J Practice of
Salemba Mar’at. a Self Care
Medika (1984). k Manageme
Kementrian Sikap a nt on
Kesehatan Manusia r Diabetes
(Kemenke Perubahan t Mellitus
s) RI. Serta a among
LLDIKTI Wilayah X 182
Urban , L ublishin
People. India. a g.
Tamilnadu n Jakarta
East, g Raman, K.,
Internation Nigeria. e Joseph, A.,
al Journal Internation Perkumpulan & Soman
of Endokri C. (2011).
al Journal
Pharmaceu nologi Health
of Tropical
tical Indonesi Action by
Medicine, People.
Sciences 5 (2), 28- a
Review (PERKE Trivandrum
36 . PubMed
and Padma, K., NI).
Research. Rani, Usha.,
Bele, S., (2015).
Mubarak, Indira, S.,
Bodhare, Konsens Padma, K.
W. T., & us (2016).
(2007). Valsangkar Pengelol Assess the
Promosi , S. (2012). aan dan effectivenes
Kesehatan. Evaluation Pencega s of self
Jogjakarta. Of han instruction
Graha Ilmu Knowledge Diabetes al module
Muller, D.J. and Self Melitus on
(1992). Care Tipe 2 knowledge
Mengukur Practice in Di regarding
sikap Diabetic Indonesi self care
sosial: Patients a. practices
Pegangan and Their Indonesi among
untuk Role in a newly
peneliti Disease Polit, D. F., diagnosed
dan Manageme & Beck, C. diabetes
praktisi. nt. India. T. (2005). mellitus
Jakarta. National Nursing client’s
Radar Jaya Journal of researc
attending
Offset h
Communit endocrine
Nwanko, principl
y Medicine es and OPD,
C.H., Vol methods Narayana
Nandy, B., 3 . 7th ed. Medical
& Pender, Nola Lippinc College
Nwanko, (1996) ott. Hospital.
B.O. Health William Internation
(2010). Promoti s & al Journal
Factors on in Wilkins of Science
Influencin Nursing Purnamasari, and
g Diabetes Practic D. Research
Manageme e (third (2014). (IJSR)
nt edition. Buku
Outcome Stamfor Ajar
Among d, Ilmu
Patients Connect Penyakit
Attending Dalam
icut :
Goverment Jilid II
Appleto Edisi
Health n
Facilities VI.
& InternaP
in South
LLDIKTI Wilayah X 183
I education Research
Sastroasmoro, n on (IJSR)
S., & Ismael, t glycemia Wattanakul,
S. (2014). e and B. (2012).
Dasar- r cholesterol Factor
dasar n control. influencing
metodolog a Journal of diabetes
i penelitian self
Diabetes
klinis. P manageme
u Research nt
Edisi 5. and
Jakarta. b behaviors
l Clinical among
Sagung practice.
Seto i patientss
s Utomo, T. with T2DM
Sentana, A. (2000).
h in rural
(2016). Peningkata
i Thailand.
Hubungan n dan
n www.searc
Karakterist g Pengemban hingproque
ik . gan st.com
Responden Pendidikan Wilkinson,
dengan J Manajeme J. (2016).
Pengetahu a n Diagnosis
an dan k Perkuliaha Keperawatan
Sikap a n, Metode Edisi 10.
Pasien r Perbaikan Jakarta. EGC
Diabetes t Pendidikan World
Melitus a . Jakarta. Health
Thomas, S Gramedia Organization
Tentang
& Mohite, Varghese, J., (WHO).
Perawatan
V. (2012). Naidu, S. (2016).
Kaki di (2013). A
Ruang Poli Effectivene World
Study To Health
Dalam ss of Self Assess The
Instruction Day
RSU Nusa Effectivene
al Module 2
Tenggara ss Of Self
on the 0
Barat. Instruction
Knowledge 1
Mataram al Module
Regarding 6
Setiawati & On
Diabetic Knowledge _
Dermawan.
Diet , Attittude, G
(2008).
among And l
Proses
Diabetic Practice o
Pembelajaran
Patients. Regarding b
dalam
Internation Prevention a
Pendidikan
al Journal Of l
Kesehatan.
of Science Complicati
Trans Info
and ons Among
Media. Diabetic
Jakarta Research
Patients In
Suyono, S. (IJSR) Selected
(2014). Tien K, Hospitals
Buku Ajar Hung H & In Pune.
Ilmu Penyakit Hsaio J. Internation
Dalam Jilid (2003). al Journal
II Edisi VI. Continuing of Science
diabetic and
LLDIKTI Wilayah X 184
ReportOnDiabetes_Diabetes_Infogra
phic_v2.pdfhttp://www.who.int/diabe
tes/global-
report/WHD2016_Diabetes_Infograp
hic_v2.pdf
www.depkes.go.id/resources/download/
pusdatin/infodatin/infodatin-
diabetes.pdf
Zagade, T & Patil, A. (2012).
Effectiveness of Self Instructional
Module on Knowledge Regarding
Prevention of Microvacular and
Macrovascular. International Journal
of Science and Research (IJSR)
SISTEM ENDOKRIN
Disusun oleh:
Tujuan Penelitian :
salah satu tujuan dari edukasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan yang
akan menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan gaya hidup sehingga
meningkatkan kepatuhan yang mempengaruhi kualitas hidup( Thomas et al, 2016).
Metode Penelitian :
HASIL PENELITIAN :
1. Analisis Univariat
Rata-rata usia responden diabetes mellitus tipe 2 sebesar 52,03 (95% CI;
48,13-
55,94) dengan standar deviasi sebesar 10,27. Karakteristik responden
yaitu pendidikan, penghasilan, riwayat keluarga dan informasi. Analisis
univariat pengetahuan sebelum dan setelah intervensi dilakukan dengan
menghitung median, nilai minimal dan maksimal karena data berdistribusi
tidak normal dan merupakan variable numeric.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat menjelaskan tentang pengaruh variable bebas (edukasi
kesehatan) terhadap variable terikat (pengetahuan dan sikap uji). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang
bermakna antara sebelum edukasi kesehatan dengan setelah edukasi
kesehatan. Dari hasil analisis diperoleh tidak terdapat hubungan
bermakna pengetahuan tentang DM antara karakteristik responden
(usia, penghasilan, keterpaparan informasi dan riwayat keluarga).
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariate pada penelitian ini merupakan analisis regresi linier
model prediksi, dimana tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui
faktor variable yang paling dominan yang berhubungan dengan variable
dependen. Dari hasil uji statistic diperoleh nilai p value sebesar 0,09 yang
artinya secara keseluruhan persamaan garis regresi linear tidak signifikan
DISKUSI PEMBAHASAN :
2. Penghasilan
3. Pendidikan
Kesimpulan :
Daftar Pustaka: