Anda di halaman 1dari 10

RESUME EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR

TEORI RELIABILITAS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. HAYUSIN AJENG DIRA. S (A1C418032)


2. OFI SULIATI (A1C418035)
3. MELY HARTATY GULTOM (A1C418078)
4. REZHA PRAMESTI (A1C418086)
5. NADIA AMANDA PUTRI (A1C418090)

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Dra. ASNI JOHARI, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
A. PENGERTIAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Reliabilitas yang berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
diperoleh hasil pengukuran yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subyek memang belum berubah. Dari segi Bahasa, reliabilitas merupakan
penerjemahan dari kata reliability yang mempunyaiasal kata rely dan ability. Bila
digabungkan, kedua kata tersebut akan mengerucut kepada pemahaman tentang
kemampuan alat ukur untuk dapat dipercaya dan menjadi sandaran pengambilan
keputusan. Dalam konteksini, reliabilitas alat tes akan menunjuk kepada sejauh mana
perbedaan – perbedaan individual dalam skortes dapat dianggap disebabkan oleh
perbedaan – perbedaan sesungguhnya dalam karakteristik yang dipertimbangkan dan
sejauh manadapat dianggap disebabkan oleh kesalahan peluang. Dalamarti yang
paling luas, reliabilitas alat ukur menunjuk kepada sejauh mana perbedaan –
perbedaan skor perolehan mencerminkan perbedaan atribut yang sebenarnya.

Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur berkaitan erat dengan
masalah error pengukuran. Error pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana
inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila dilakukan pengukuran ulang
terhadapkelompoksubyek yang sama. Sedangkan konsep reliabilitas dalam arti
reliabilitas hasil ukur berkaitan erat dengan error dalam pengambilan sampel yang
mengacu pada inkonsistensi hasil ukuran bila pengukuran dilakukan ulang pada
kelompok yang berbeda.

Reliabilitas merupakan alat pengumpul data yang pada dasarnya menunjukkan


tingkat ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu
dari sekolompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu tertentu yang
berbeda. Dengan demikiina berarti reliabilitas mengandung pengertian sebagai
berikut:
1. Gejala yang tampak dalam pengumpulan data pertama tetap bertahan atau
tidak berubah pada pengukuran kedua dan seterusnya bila dipergunakan alat
yang sama
2. Pengukuran ataua pengumpulan data berikutnya adalah ekuivalen dengan
pengukuran atau pengumpulan data sebelumnya dengan mempergunakan alat
pengukur atau pengumpul data yang sama

Pengukuran tingkat reliabilitas alat pengumpul data hanya dapat dilakukan


dengan perhitungan statistika korelasi. Data untuk perhitungan itu dapat diperoleh
melalui hasil uji coba/ try out pada jumlah individu diluar sampel tetapi berasla dari
populasi yang sama.

B. TUJUAN RELIABILITAS

Tujuan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas.


Setiap pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah
variabel harus spesifik agar dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain.
Menggunakan level pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level
pengukuran, maka variabel yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang
dimiliki semakin mendetail.

Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling


tepat yang mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih
dari satu indicator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang
lebih luas terhadapkonten definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan
membuat satu atau lebih draftatau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap
hipotesis (pretest). Dalam penggunaan pilot studies, prinsipnya adalah mereplikasi
pengukuran yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dari literature-literatur yag
berkaitan.
Selanjutnya, pengukuran terdahulu dapat dipergunakan sebagai patokan dari
pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan
dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti
kemudian tetap sama.Pada konstruksi alat ukur, perhitungan reliabilitas berguna untuk
melakukan perbaikan pada alat ukur yang dikonstruksi. Dimana perbaikan alat ukur
dilakukan melalui analisis butir untuk mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki.
Namun pada pengukuran sesungguhnya, perhitungan reliabilitas dilakukan untuk
memberi informasi tentang kualitas sekor hasil ukur kepada mereka yang
memerlukannya. Tentunya perolehan tersebut bisa di jadikan acuan bagi peneliti untuk
menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan di kemudian hari.
Sehingga, jika realibilitas baik, akan menunjukkan kalahan varian yang minim. Jika
tes mempunyai reabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah
terkurangi.

C. JENIS – JENIS RELIABILITAS

Reliabilitas mengarah kepada keakuratan dan . Koefisien reliabilitas


mengindikasikan adanya stabilitas skor yang didapatkan oleh individu. Skor disebut
stabil bila skor yang yang didapat pada suatu waktu dan pada waktu yang lain hasilnya
relative sama. Salah satu syarat agar hasil ukur suatutes dapat dipercaya adalah tes
tersebut harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Reliabilitas dibedakan atas dua
macam, yaitu Reliabilitas konsistensi tanggapan, dan Reliabilitas konsistensi
gabungan item.

1. Reliabilitas Konsistensi Tanggapan


Reliabilitas konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah
tanggapan responden atau obyek terhadap tes tersebut sudah baik atau
konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau instrument digunakan untuk
melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian dilakukan pengukuran
kembali terhadap obyek yang sama, apakah hasilnya tetap sama dengan
pengukuran sebelumnya. Dengan kata lain, apakah respon terhadap item – item
itu tetap konsisten.
Jika ternyata tanggapan itu tidak konsisten maka bukan berarti obyek
ukurannya yang salah tetapi alat ukur (tes atau instrument) dengan mengatakan
bahwa alat ukurnya tidak reliabel untuk mengukur obyek ukur tersebut.
Dengan kata lain bahwa tes memiliki reliabilitas rendah. Untuk mengetahui
apakah tanggapan terhadap tes atau instrument itu konsisten dapat dilakukan
dengan cara memberikan tes yang sama secara berulang kali (dua kali) kepada
obyek ukur atau responden yang sama. Pengetesan dua kali merupakans yarat
minimal untuk mengetahui apakah tanggapan obyek ukur terhadap tes tersebut
konsisten atau tidak.
Dalam pelaksanaan pengetesan dua kali ini dapat ditempuh berbagai
cara yaitu kita melakukan pengetesan dua kali dengan tes sama terhadap obyek
ukur yang sama, atau dengan melakukan pengetesan sekali dengan
menggunakan dua tes yang item – itemnya setara. Jika kita menggunakan
pengetesan sekali maka kesamaan atau kesetaraan tes yang digunakan
merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, karena konsistensi tanggapan
terhadap item – item itulah yang akan diperiksa. Jika item – item dalam dua
kali pengukuran itu tidak sama atau tidak setara, maka tidak akan menemukan
konsistensi tanggapan terhadapduahal yang jelas berbeda. Dan ini bukan
merpakan tujuan atau tugas pemeriksaan reliabilitas.
Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden
terhadap tes yaitu :
a. Teknik test-retest.
Tes – retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes
yang sama pada waktu yang berbeda. Misalnya tes A diberikan kepada
kelompok siswa K dalam waktu W1 dan W. Kemudian skor siswa pada
W1 dikorelasikan dengan skor siswa pada W2. Yang perlu
diperhatikan di sini adalahjangan sampai hasil tes pada W2 dipengaruhi
oleh tes pada W1, dan jangan sampai W2 terjadi pada keadaan obyek
ukur sudah berubah dari W1. Kedua hal inilah yang merupakan
kesulitan dalam penerapan test- retest.
b. Teknik belah dua.
Pada teknik belah dua ini pengukuran dilakukan dengan dua kelompok
item yang setara pada saa yang sama. Kerena setiap kelompok item
merupakan separuh dari seluruh tes, maka biasanya kelompok item
pertama diambil dari item-item tes yang bernomor ganjil, sedangkan
kelompok item yang kedua diambil dari item- item tes yang bernomor
genap. Perlu diketahui bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat
relative, karena reliabilitas akan tergantung pada cara penomoran dan
pengelompokan item yang diambil. Derajat atau tingkatan reliabilitas
berdasarkan metode belah dua dapat dihitug menggunkan rumus :

2× r ¿
rt = r
1+r ¿ t

Rt = koefisien reliabilitas tes


Rgg = koefisien korelasi ganjil-genap

c. Bentuk ekivalen.
Di sini pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua tes yang
dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes
dalam waktu yang bersamaan. Skor dari kedua kelompok item tersebut
dikorelasikan untuk mendapatkan reliabilitas tes.
2. Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item
Reliabilitas kosistensi gabungan item berkaitan dengan kemantapan
atau konsistensi antara item-item suatu tes. Hal ini dapat diungkapkan dengan
pertanyaan, apakah terhadab obyek ukur yang sama, item yang satu
menunjukkan hasil ukur yang sama dengan item yang lainnya? Dengan kata
lain bahwa terhadapbagian obyekukur yang sama, apakah hasil ukur yang satu
tidak kontradiksi dengan hasil ukur item yang lain.
Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui item
yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang
lain maka pengukuran dengan tes ( alat ukur sebagai suatu kesatuan itu tidak
dapat dipercaya). Dengan kata lain tidak reliabel dan tidak dapat digunakan
untuk mengungkap cirri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur.
Kalau hasil pengukuran pada bagian obyek ukur yang sama antara item
yang satu dengan item yang lain saling kontradiksi atau tidak konsisten maka
kita jangan menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang
dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliabel terhadap
obyek ukur yang diukur, atau dengan kata lain tes tersebut memiliki relibilitas
yang rendah.
Koefisien reliabilitas konsistensi gabungan item dapat dihitung dengan
menggunakan :
a. Rumus Kuder-Richardson, yang dikenal dengan nama KR – 20 dan
KR-21.

r KR20=
−k
(1−
∑ p (1− p) )
k −1 (SD X ) 2
Dengan :

r = koefisien reliabilitas

k = jumlah butir soal

SD 2x = varians total skor

p = indeks kesukaran

m = mean

b. Rumus koefisien Alpha atau Alpha Cronbach.

k 1−∑ p (SD i)2


r α =( )( )
k−1 (SD x )2

Dengan :

r = koefisien reliabilitas

k = jumlah butir soal

SD 2x = kuadrat dari varians total seluruh butir soal

SD 2i = jumlah kuadrat varians setiap butir soal

c. Rumus reliabilitas Hyot, yang menggunakan analisis varian.


D. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN
RELIABILITAS

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien reliabilitas dari instrumen


yang berupa tes, diantaranya:

 Panjang Tes. Pada umumnya semakin panjang tes semakin tinggi


reliabilitasnya. Hal ini disebabkan tes yang cacah butirnya banyak
akan memuat cukup banyak tingkah laku yang diukur.

 Penyebaran Skor. Koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh penyebaran


skor. Makin lebar penyebaran skor makin tinggi estimasi koefisien
reliabilitasnya. Hal ini disebabkan koefisien reliabilitas akan semakin
tinggi apabila individu- individu cenderung tetap pada kedudukan
terhadap kelompoknya.

 Tingkat Kesukaran Tes. Tes yang terlalu sukar atau terlalu mudah
cenderung menurunkan koefisien reliabilitas. Hal ini disebabkan tes
yang terlalu sukar atau terlalu mudah menghasilkan sebaran yang
terbatas dan terkumpul diujung bawah atau diujung atas.

 Objektivitas suatu tes menunjukan seberapa jauh dua orang yang


mempunyai kemampuan yang sama mendapatkan skor yang sama.

E. HUBUNGAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Reliabilitas dan vaiditas memiliki keterkaitan. Istilah relliabilitas dan validitas


kadang kala membingungkan, karena keduanya menunjukkan pada skor, bukan pada
tes atau instrument. Reliabilitas menunjuk pada skor-skor, sedangkan validitas pada
lingkup dan makna dari skor.
DAFTAR PUSTAKA

Endrayanto, Herman Yosep Sunu dan Yustina Wahyu Harumurti. 2014. Penilaian
Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: PT KANISIUS.

Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
Univeristy Press.

Anda mungkin juga menyukai