Anda di halaman 1dari 21

Konsep Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

1. Pengertian Keluarga Berencana

Pengertian program keluarga berencana menuntut UU No 10 tahun 1992


(tentang perkembangan kependudukan pembangunan keluarga selahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB
adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasionai dan bertujuan
untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya Indonesia
dapat baik dengan kemampuan produksi nasional. (Pinem, 2009)

2. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma


(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
rahim. (Mulyani, 2013). Persyaratan kontrasepsi ideal yaitu aman, berdaya guna,
dapat diterima bukan hanya untuk klien tetapi juga dilingkungan masyarakat,
harganya terjangkau oleh masyarakat, bila metoda tersebut dihentikan penggunaan
nya klien akan segera kembali kesuburannya kecuali untuk kontrasepsi mantap.
(Saroha, 2009),

3. Etiologi Kontrasepsi

Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi yaitu:

a. Faktor pasangan

1) Umur

2) Gaya hidup

3) Frekuensi senggama

4) Jumlah keluarga yang diinginkan

5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu


6) Sikap kewanitaan

7) Sikap kepriaan.

b. Faktor kesehatan

1) Status kesehatan

2) Riwayat haid

3) Riwayat keluarga

4) Pemeriksaan fisik

5) Pemeriksaan panggul.

4. Jenis - Jenis Kontrasepsi

Kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. salah satu kontrasepsi yang


efekti dan sering dipakai adalah metode kontrasepsi modern. Metode konrasepsi
modern terdiri dari kontrasepsi hormonal (oral, suntik dan implat), dan
IUD(Setiyaningrum, 2015)

5. Kontrasepsi hormonal

Menurut Setiyaningrum, 2015 mengatakan bahwa :

a. Oral kontrasepsi

1) Pengertian oral kontrasepsi

Oral kontrasepsi mengandung hormon estrogen dan progesterone yang


dikemas dalam berbentuk seperti pil atau kapsul yang siap untuk diminum.

2) Jenis-jenis kontrasepsi oral

a) Kemasan dengan isi 35 pil/300 mg levonogestrel atau 350 mg noretindron


b) Kemasan dengan isi 28 pil/75 mg nongestrel

3) Cara kerja
a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis setroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat).
b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit
c) Mengentalkan lendir serviks seingga menghambat penetrasi sperma.
d) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.

4) Efektifitas

a) sangat efektif 98,5%.


b) jangan sampai ada tablet yang lupa.
c) tablet digunakan pada jam yang sama.
d) Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan.

5) Keuntungan kontrasepsi oral

a) Sangat efektif bila digunakan secara benar.


b) Idak mengganggu hubungan seksual.
c) Tidak mempengaruhi ASI.
d) Kesuburan cepat kembali.
e) Nyaman dan mudah digunakan.
f) Sedikit efek samping.
g) Dapat dihentikan setiap saat.
h) Tidak mengandung estrogen.

6) Efek samping

Menurut Setiyaninggrum (2015) efek samping oral kontrasepsi ada 7.

a) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting dan


amenorea).
b) Peningkatan atau penurunan berat badan
c) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
d) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi iebih besar.
e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing. dermatitis atau jerawat.
f) Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan).
g) Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS

7) Indikasi

a) Usia reproduksi.
b) Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak.
c) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama
periode menyusui.
d) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
e) Pasca keguguran.
f) Perokok segala usia.
g) Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg).

8) Kontra indikasi

a) Hamil atau diduga hamil.


b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
d) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e) Sering lupa minum pil.
f) Miom uterus.
g) Riwayat stroke

9) Instruksi Bagi Klien

a) Minum pil setiap hari pada saat yang sama.


b) Minum pil yang pertama pada hari pertama haid.
c) Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah
pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat
melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
d) Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil
tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam.
e) Bila klien lupa 1 tau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa terebut
sesegera klien ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
f) Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket
terakhir habis.
g) Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus 9
tidak haid) atau bila merasa hamil segera temui petugas klinik untuk tes
kehamilan.

b. Suntik

Kontrasepsi sangat efektif, aman dapat dipakai oleh semua perempuan


dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan dan
cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI. Kontrasepsi ini
berisi hormon estrogen dan pogestoren dikemas dalam bentu suntik
(Setiyaningrum, 2015).

1) Cara Kerja

a) Mencegah ovulasi.
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

2) Efektifitas

Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan


per 100 perempuan/tahun, asal penyuntikan di lakukan secara teratur sesuai
jadwal.

3) Keuntungan kontrasepsi suntik

a) Sangat efektif.
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f) Sedikit efek samping
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.
i) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l) Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

4) Efek samping

a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti: siklus haid yang pendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak, perdarahan bercak, tidak haid sama
sekali.
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d) Permasalahan BB merupakan efek samping sering.
e) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
f) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
g) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang.
h) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala dan jarawat

5) Indikasi

a) Usia reproduktif.
b) Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f) Setelah abortus atau keguguran.
g) Perokok.
h) Anemia defisiensi besi.
i) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

6) Kontra indikasi

a) Hamil atau di curigai hamil


b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e) DM disertai komplikasi

c. Implant

1) Pengertian implant

Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel


yang dibungkus dan dipasang dibawah kulit sangat efektif kegagalan kehamilan
0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan (Hanafi, 2004).

Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk


batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon
progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan
atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini
dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. disarankan penggunaan
kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.
(Purwoastuti dan Walyani, 2015)

2) Ciri-ciri kontrasepsi Implant

a) Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) mengatakan


b) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon.
c) Nyaman.
d) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
e) Pemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut.
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak
dan amenorea.
g) Aman dipakai pada masa laktasi.

3) Jenis Implant

a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b) Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama
kerjanya 3 tahun.
4) Cara kerja implant

Dengan disusupkannya 1 kapsul, 2 kapsul atau 6 kapsul astik implant di


bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah levonorgestrel ke
dalam darah melalui proses difusi dari kapsul. kapsul yang terbuat dari bahan
silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya
permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut. Satu set
Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektif selama 5 tahun.
Sedang Implanon yang terdiri dari 1 atau kapsul dapat bekerja secara efektif
selama 3 tahun.

5) Cara kerja Implant dalam mencegah kehamilan

Cara kerja implant dengan dilepaskannya hormon levonorgestrel secara


konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada
dasarnya yaitu:

a) Mengentalkan Lendir serviks.


b) Menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
c) Melemahkan transportasi sperma.
d) Menekan ovulasi.

6) Keuntungan Implant

a) Keuntungan implant secara kontrasepsi antara lain adalah:


(1) Daya guna tinggi.
(2) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun.
(3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Implant.
(4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(5) Bebas dari pengaruh estrogen.
(6) Tidak mengganggu hubungan saat sanggama.
(7) Tidak menganggu produksi ASI
(8) Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut
setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
b) Keuntungan Implant secara Non Kontrasepsi antara lain adalah:
(1) Mengurangi nyeri haid
(2) Perdarahan atau bercak perdarahan diantara siklus haid.
(3) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
(4) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
(5) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.
(6) Menurunkan angka kejadian endometriosis.

7) Kekurangan Implant

Kekurangan implant adalah

a) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b) Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c) Harga Implant yang mahal.
d) Implant sering mengubah pola haid.
e) Implant dapat terlihat dibawah kulit.

8) Efek samping implant


Pada kebanyakan pasien yang menggunakan KB implant dapat
menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting),
hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea, hingga
timbulnya keluhan-keluhan seperti.

a) Nyeri kepala atau pusing.


b) Peningkatan atau penurunan berat badan.
c) Nyeri payudara serta perasaan mual.
d) Perubahan perasaan (mood atau kegelisahan (nervousness)
e) Membutuhakan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Implant.
f) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS.
g) Pasien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya
h) kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
i) Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis
(rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
j) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun)

9) Hal yang boleh menggunakan Implant

a) Umur reproduksi (20-35 tahun)


b) Telah memiliki anak sesuai yang diinginkan atau tidak ingin tambah anak
lagi tetapi saat ini belum mau menggunakan kontrasepsi mantap.
c) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d) Pascapersalinan dan sedang menyusui bayinya yang berusia 6 minggu atau
lebih.

10) Yang tidak boleh menggunakan lmplant.

a) Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.


b) Hamil atau diduga hamil
c) Ada benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e) Mioma uterus dan kanker payudara.
f) Ibu yang memiliki riwayat hipertensi.
g) Ibu yang memiliki riwayat diabetes mellitus.

11) Tempat pemasangan Implant

Pemasangan Implant dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang


bergerak atau digunakan. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat
terbaik untuk pemasangan Implant, yang sebelumnya dilakukan anastesi lokal.

12) Waktu mulai penggunaan lmplant

a) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke 7. Tidak diperlukan
metode kontraseptif tambahan.
b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini pasien tidak hamil.
Bila diinsersi setelah hari ke 7 siklus haid, ibu jangan melakukan
hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari.
c) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat, bila ibu menyusui secara eksklusif tidak perlu
memakai metode kontraspsi lain.
d) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
e) Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat,asal saja ibu tersebut
menyakini tidak hamil serta menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar.
f) Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
g) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrsepsi non- hormonal (kecuali
AKDR) dan ibu ingin menggatinya dengan implant, insersi implant dapat
dilakukan setiap saat, asal saja ibu diyakini
h) tidak hamil.
i) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan ibu ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan
ibu jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. Lalu AKDR segera dicabut dan
dipasang Implant.
j) Ibu pascakeguguran, implant dapat segera diinsersikan (Saifudin dalam).

13) Tahap pasca tindakan lmplant

a) Peserta KB Implant sebaiknya menjaga agar daerah minimal selama 3 hari


untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.

b) Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru- biruan. Hal
tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan
menghilang dalam 3 sampai 5 hari.

c) Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk lmplanon pemakaian, implant


dapat dilepas

6. Kontrasepsi IUD

1) Pengertian IUD

IUD merupakan alat kontrasepsi paling banyak digunakan, karena


dianggap sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan memiliki manfaat yang
relatif banyak dibanding alat kontrasepsi lainya. Diantaranya, tidak menganggu
saat coitus (hubungan badan), dapat digunakan sampai menopause dan setelah
dikeluarkan dari rahim, bisa dengan mudah subur.

IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T
yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan efek
kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD IUD
merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.
Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9%, tetapi IUD tidak memberikan
perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS) (Purwoastuti dan
walyani, 2015).

2) Jenis IUD

Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama
spiral.

a) Lippes Loop
b) Saf-T Coil
c) Dana Super
d) Copper-T (Gyne-T)
e) Copper-7 (Gravigard)
f) Multiload
g) Progesterone IUD

Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia
ada 3 macam jenis yaitu:

a) IUD copper t terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang
berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
b) IUD nova t, terbentuk dari rangka plastik tembaga. dan pada ujung lengan
IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada
pada batang IUD.
c) IUD mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder
pelepas hormone Levonolgestrel (hormone progesteron) sehingga lUD ini
dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.

3) Cara Kerja IUD

a) Cara kerja utama mencegah sperma bertemu sel telur.


b) Mencegah implantasi atau tertanamnya sel telur dalam rahim.
c) Untuk IUD mirena ada tambahan cara kerjanya yaitu mengentalkan lendir
rahim karena pengaruh hormone levonolgestrel yang dilepaskannya.
4) Keuntungan IUD

Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill,


Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat
IUD dalam pengobatan endometriosis, Laporan tersebut diungkapkan dalam
pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New
Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium
hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan
alat kontrasepsi secara oral.

Berikut ini adalah keuntungan dari lUD: kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

a) Dapat efektif segera setelah pemasangan IUD merupakan metode


kontrasepsi jangka panjang
b) Tidak tergantung pada daya ingat.
c) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak ada interaksi dengan obat-
obatan.
d) Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik)
e) Untuk IUD selain IUD Mirena tidak ada efek samping hormonal seperti
kenaikan berat badan, flek pada kulit, flek di antara haid (spotting).

5) Kerugian IUD

Setelah pemasangan IUD, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri


dibagian perut dan perdarahan sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu
keluhan akan hilang dengan sendrinya.

Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk


memeriksanya ke dokter Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu
tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut.

Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD harus segera ketempat


pelayanan kesehatan jika:
a) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual,
pusing, muntah-muntah.
b) Terjadi perdarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
c) Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,
mengigil, atau jika ibu merasa tidak sehat.
d) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jka ibu menemukan gejala-gejala diatas.

IUD bukanlah alat kontarsepsi yang sempurna. sehingga masih terdapat


beberapa kerugian, antara lain:

a) Pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia diperlukan


sebelum pemasangan lUD.
b) Perdarahan di antara haid (spotting) setelah pemasangan, kram dapat
terjadi dalam beberapa hari.
c) Dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
d) Memerlukan prosedur pencegahan inteksi sewaktu memasang dan
mencabutnya.
e) Haid semakin banyak, tama dan rasa sakit selama 3 bulan pertama
pemakaian lUD dan berkurang setelah 3 bulan.
f) Pasien tidak dapat mencabut sendiri lUD-nya.
g) Tidak melindungi pasien terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual),
AIDS atau HIV
h) IUD dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar vagina

6) Yang dapat memakai IUD/AKDR

a) Usia reproduktif.

b) Keadaan nulipara (yang belum mempunyai anak).

c) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.

d) Ibu yang sedang menyusui.

e) Setelah mengalami keguguran dan tidak terlihat adanya infeksi.


f) Risiko rendah IMS.

g) Tidak menghendaki metode kontrasepsi hormonal.

7) Yang tidak bisa memakai IUD/AKDR

a) Kemungkinan hamil.
b) Setelah melahirkan (2-28 hari pasca melahirkan), pemasangan IUD hanya
boleh dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu pasca persalinan.

8) Memiliki risiko lMS (termasuk HIV), yang berisiko terinfeksi lMS/HIV yaitu:

a) Mempunyai lebih lebih dari satu pasangan tidak selalu memakai kondom
b) Memiliki pasangan dengan HIV/MMS dan tidak selalu memakai kondom
memakai jarum suntik bersama atau pasangan memakai jarum suntik
(hanya untuk HIV tetapi tidak untuk IMS)
c) Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
d) Sedang menderita infeksi alat genital.
e) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit
radang panggul atau Infeksi setelah keguguran.

9) Waktu pemasangan IUD

a) IUD dapat di pasang kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak
hamil.
b) Pemasangan setelah persalinan: boleh dipasang dalam waktu 48 jam
setelah persalinan.
c) Dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan
tidak hamil.
d) Antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan tunda pemasangan,
gunakan metode kontrasep yang lain.
e) Setelah keguguran atau aborsi: jika mengalami keguguran dalam 7 hari
terakhir boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7
hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil.
f) Jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode
kontrasepsi yang lain
g) Jika ganti dari metode yang lain: jika telah memakai metode lain dengan
benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang.
(Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)

10) Hal yang perlu dingat jika ingin menggunakan IUD

a) Jenis AKDR yang dipakai.


b) Waktu untuk melepas AKDR.
c) Perubahan menstruasi dan kram adalah hal biasa: datang kembali ke
tenaga kesehatan jika mengganggu.
d) Kembali dalam 3-6 minggu, atau setelah masa haid berikutnya untuk
pemeriksaan ke bidan atau tenaga kesehatan jika:

(1) Terlambat haid, atau merasa hamil.

(2) Mungkin terinfeksi lMS atau HIV.

(3) Benang AKDR berubah panjang atau hilang.

(4) Sangat nyeri pada bagian bawah perut.

11) Cara memeriksa benang IUD:

a) Ibu datang ke tenaga kesehatan.

b) Memeriksa sendiri dengan cara :

(1) Cuci tangan

(2) Duduk dalam posisi jongkok

(3) Masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim

(4) Cuci tangan setelah selesai

B. Asuhan Keperawatan Kontrasepsi Modern

Metode proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan


dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahap, yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis.

2) Identitas Penanggung Jawab

Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan


klien.

3) Riwayat Kesehatan

a) Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama yang dirasakan pada akseptor KB metode


modern hormonal oral adalah gangguan pola haid (perdarahan, spotting,
amenorea), peningkaan aau penurunan berat badan, payudara menjadi tegang,
mual, pusing, dermatitis atau jerawat. Pada akseptor KB suntik ditemukan
keluhan gangguan haid seperti siklus haid yang pendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak, perdarahan bercak, atau tidak haid sama sekali. Pada
akseptor KB implant biasanya ditemukan keluhan nyerikepala disertai
peningkatan berat badan atau penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual,
pusing kepala, perubahan perasaan atau kegelisahan, adanya nanah atau perdaraha
pada bekas insersi. Pada septor KB IUD ditemukan keluhan perubahan siklus
haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan dalam menstruasi terasa lebih sakit
(Setyanigrum, 2015).

b) Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat kesehatan sekarang biasanya ditemukan pada aseptor KB suntik


yaitu gangguan pola haid, kenaikan berat badan, Terlambatnya kembali
kesuburan, menurunkan kepadatan tulang, kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi, sakit kepala dan jerawat, varises, flek-flek hitam di wajah
dan pusing. Pada aseptor oral konrasepsi ditemukan gangguan haid (perdarahan
sela, spotting dan amenorea), peningkatan atau penurunan berat badan, payudara
menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis dan jerawat. Pada aseptor implant
ditemukan nyeri kepala atau pusing, peningkatan atau penurunan berat badan,
Nyeri payudara serta perasaan mual, perubahan perasaan (mood atau kegelisahan
(nervousness) (Setyanigrum, 2015).

c) Riwayat kesehatan dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan riwayat menstruasi untuk mengetahui


siklus menstruasi, lama, jumlah, disminorhea, warna, bau dan flour albus. Riwayat
haid biasanya terjadi gangguan dalam siklus haid. Riwayat KB dan Riwayat
ginekologi Klien seperti mengalami penyakit ginekologi seperti infertilitas,
penyakit kelamin, tumor atau kanker, sistem dan reproduksi.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah pasien dan keluarganya mempunyai penyakit


menurun, menular, dan menahun seperti DM, jantung, asma, kanker payudara,
hepatitis, penyakit menular seksual dan penyakit tumor kandungan.

4) Activity Daily Living (ADL)

a. Pola Nutrisi

Nafsu makan ibu bisa meningkat atau menurun jika mual pada pengguna alat
kontrasepsi hormonal (Setyanigrum, 2015).

b. Pola Istirahat dan Pola Aktifitas

Biasanya ibu yang memakai alat kontrasepsi Hormonal maupun IUD mudah
letih/kelelahan diakibatkan krn penurunan nafsu makan dan gangguan
perdarahan haid yang mengakibatkan ibu menjadi anemia dan terinfeksi
(Setyanigrum, 2015).

5) Pemeriksaan Fisik
Menurut Setyanigrum (2015), pemeriksaan fisik pada akseptor KB
hormonal dan IUD

a. Keadaan Umum : Pada akseptor KB lemah dan letih

b. TTV
(1) Tekanan darah : Tekanan darah diatas 160/90 mmHg
(2) Nadi : mengalami penurunan nadi
(3) Suhu : peningkatan suhu pada pasien yang mengalami infeksi
c. Kepala dan wajah
Wajah : ditemukan jerawat atau flek flek hitam pada aseptor KB hormonal.
Mata : konjungtivanya anemis pada akseptor KB yang mengalami anemia
saat perdarahan
d. Genitalia
Ditemukan kekeringan pada vagina pada pengguna aseptor KB suntik dan
ditemukan perdarahan sela, spotting pada akseptor KB IUD maupun hormonal
e. Ekstremitas
Kaki dan tangan : ditemukannya varises pada aseptor KB suntik, pada
lengan ditemukan adanya nanah bekas insisi pada pemasangan akseptor KB
implant.

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :

1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


kewaspadaan perdarahan
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
3. Mual berhubungan dengan situsional seperti Bau yang tidak
menyenangkan dan Rasa makanan / minumsn ysng tidak enak di lidah
4. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (pendarahan
mengakibat anemia)
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
6. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik akibat iritasi pada
aseptor IUD

3. Intervensi Keperawatan

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap keempat dalam proses keperawatan. Tahap ini


muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada pasien. Tindakan yang
dilakukan mungkin sama, mungkin juga berbeda dengan urutan yang telah dibuat
pada perencanaan. Aplikasi yang dilakukan pasien berbeda-beda disesuaikan
dengan kondisi pasien saat itu dan kebutuhan yang dirasakan oleh pasien (Debora,
2011).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan yang


membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil yang
sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi sudah teratai
seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semuanya (Debora, 2011).

Anda mungkin juga menyukai