2. Pengertian Kontrasepsi
3. Etiologi Kontrasepsi
a. Faktor pasangan
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
7) Sikap kepriaan.
b. Faktor kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul.
5. Kontrasepsi hormonal
a. Oral kontrasepsi
3) Cara kerja
a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis setroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat).
b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi
lebih sulit
c) Mengentalkan lendir serviks seingga menghambat penetrasi sperma.
d) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
4) Efektifitas
6) Efek samping
7) Indikasi
a) Usia reproduksi.
b) Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak.
c) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama
periode menyusui.
d) Pasca persalinan dan tidak menyusui.
e) Pasca keguguran.
f) Perokok segala usia.
g) Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/110 mmHg).
8) Kontra indikasi
b. Suntik
1) Cara Kerja
a) Mencegah ovulasi.
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma.
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
2) Efektifitas
a) Sangat efektif.
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f) Sedikit efek samping
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.
i) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l) Menurunkan krisis anemia bulan sabit.
4) Efek samping
a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti: siklus haid yang pendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak, perdarahan bercak, tidak haid sama
sekali.
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d) Permasalahan BB merupakan efek samping sering.
e) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
f) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
g) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang.
h) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala dan jarawat
5) Indikasi
a) Usia reproduktif.
b) Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas
tinggi.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f) Setelah abortus atau keguguran.
g) Perokok.
h) Anemia defisiensi besi.
i) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
6) Kontra indikasi
c. Implant
1) Pengertian implant
3) Jenis Implant
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg Levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b) Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun.
c) Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama
kerjanya 3 tahun.
4) Cara kerja implant
6) Keuntungan Implant
7) Kekurangan Implant
a) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b) Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c) Harga Implant yang mahal.
d) Implant sering mengubah pola haid.
e) Implant dapat terlihat dibawah kulit.
a) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke 7. Tidak diperlukan
metode kontraseptif tambahan.
b) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini pasien tidak hamil.
Bila diinsersi setelah hari ke 7 siklus haid, ibu jangan melakukan
hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi lain selama 7 hari.
c) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi
dapat dilakukan setiap saat, bila ibu menyusui secara eksklusif tidak perlu
memakai metode kontraspsi lain.
d) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah menjadi haid kembali, insersi
dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual
selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
e) Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat,asal saja ibu tersebut
menyakini tidak hamil serta menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar.
f) Bila kontrasepi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat
diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut, tidak diperlukan
metode kontrasepsi lain.
g) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrsepsi non- hormonal (kecuali
AKDR) dan ibu ingin menggatinya dengan implant, insersi implant dapat
dilakukan setiap saat, asal saja ibu diyakini
h) tidak hamil.
i) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan ibu ingin menggantinya
dengan implant, implant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan
ibu jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. Lalu AKDR segera dicabut dan
dipasang Implant.
j) Ibu pascakeguguran, implant dapat segera diinsersikan (Saifudin dalam).
b) Bila lengan akseptor terasa membengkak dan berwarna kebiru- biruan. Hal
tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan
menghilang dalam 3 sampai 5 hari.
6. Kontrasepsi IUD
1) Pengertian IUD
IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T
yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan efek
kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD IUD
merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia.
Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9%, tetapi IUD tidak memberikan
perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS) (Purwoastuti dan
walyani, 2015).
2) Jenis IUD
Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama
spiral.
a) Lippes Loop
b) Saf-T Coil
c) Dana Super
d) Copper-T (Gyne-T)
e) Copper-7 (Gravigard)
f) Multiload
g) Progesterone IUD
Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia
ada 3 macam jenis yaitu:
a) IUD copper t terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang
berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD.
b) IUD nova t, terbentuk dari rangka plastik tembaga. dan pada ujung lengan
IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada
pada batang IUD.
c) IUD mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder
pelepas hormone Levonolgestrel (hormone progesteron) sehingga lUD ini
dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI.
Berikut ini adalah keuntungan dari lUD: kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
5) Kerugian IUD
a) Usia reproduktif.
a) Kemungkinan hamil.
b) Setelah melahirkan (2-28 hari pasca melahirkan), pemasangan IUD hanya
boleh dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu pasca persalinan.
8) Memiliki risiko lMS (termasuk HIV), yang berisiko terinfeksi lMS/HIV yaitu:
a) Mempunyai lebih lebih dari satu pasangan tidak selalu memakai kondom
b) Memiliki pasangan dengan HIV/MMS dan tidak selalu memakai kondom
memakai jarum suntik bersama atau pasangan memakai jarum suntik
(hanya untuk HIV tetapi tidak untuk IMS)
c) Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
d) Sedang menderita infeksi alat genital.
e) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit
radang panggul atau Infeksi setelah keguguran.
a) IUD dapat di pasang kapan saja dalam siklus haid selama yakin tidak
hamil.
b) Pemasangan setelah persalinan: boleh dipasang dalam waktu 48 jam
setelah persalinan.
c) Dapat pula dipasang setelah 4 minggu pasca persalinan, dengan dipastikan
tidak hamil.
d) Antara 48 jam sampai 4 minggu pasca persalinan tunda pemasangan,
gunakan metode kontrasep yang lain.
e) Setelah keguguran atau aborsi: jika mengalami keguguran dalam 7 hari
terakhir boleh dipasang jika tidak ada infeksi. Jika keguguran lebih dari 7
hari terakhir, boleh dipasang jika dipastikan tidak hamil.
f) Jika terjadi infeksi, boleh dipasang 3 bulan setelah sembuh. Pakai metode
kontrasepsi yang lain
g) Jika ganti dari metode yang lain: jika telah memakai metode lain dengan
benar atau tidak bersenggama sejak haid terakhir, AKDR boleh dipasang.
(Tidak hanya selama haid, termasuk melakukan MAL dengan benar)
(3) Masukan jari ke dalam vagina dan rasakan benang di mulut rahim
a. Pengumpulan data
1) Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
3) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
a. Pola Nutrisi
Nafsu makan ibu bisa meningkat atau menurun jika mual pada pengguna alat
kontrasepsi hormonal (Setyanigrum, 2015).
Biasanya ibu yang memakai alat kontrasepsi Hormonal maupun IUD mudah
letih/kelelahan diakibatkan krn penurunan nafsu makan dan gangguan
perdarahan haid yang mengakibatkan ibu menjadi anemia dan terinfeksi
(Setyanigrum, 2015).
5) Pemeriksaan Fisik
Menurut Setyanigrum (2015), pemeriksaan fisik pada akseptor KB
hormonal dan IUD
b. TTV
(1) Tekanan darah : Tekanan darah diatas 160/90 mmHg
(2) Nadi : mengalami penurunan nadi
(3) Suhu : peningkatan suhu pada pasien yang mengalami infeksi
c. Kepala dan wajah
Wajah : ditemukan jerawat atau flek flek hitam pada aseptor KB hormonal.
Mata : konjungtivanya anemis pada akseptor KB yang mengalami anemia
saat perdarahan
d. Genitalia
Ditemukan kekeringan pada vagina pada pengguna aseptor KB suntik dan
ditemukan perdarahan sela, spotting pada akseptor KB IUD maupun hormonal
e. Ekstremitas
Kaki dan tangan : ditemukannya varises pada aseptor KB suntik, pada
lengan ditemukan adanya nanah bekas insisi pada pemasangan akseptor KB
implant.
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan