Anda di halaman 1dari 2

© Program Sarjana Gizi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

PENGARUH PENTING PEMBERIAN NUTRISI YANG TEPAT PADA 1000


HARI PERTAMA KEHIDUPAN

T. Winda Insyani
*e-mail: twindainsyani@gmail.com, phone +6282245181615
Program Sarjana Gizi, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Nutrisi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan anak. Nutrisi memiliki peranan yang sangat penting tidak hanya setelah
bayi lahir, akan tetapi dimulai setelah terjadi konsepsi. Sejak hari pertama janin
bertumbuh dalam rahim, nutrisi menjadi salah satu penentu apakah janin akan bertumbuh
dengan baik ataupun tidak. Ketika janin di dalam rahim, orang tua atau pasangan yang
sedang dalam masa reproduksi memiliki peranan penting sebagai orang pertama yang
menentukan asupan nutrisi yang baik untuk janin. Gerakan perbaikan gizi 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), merupakan upaya dalam memperkuat komitmen rencana
aksi percepatan perbaikan gizi sejak 1000 hari dari masa kehamilan hingga usia dua
tahun (Utami, Susri dan Media Ade Lestari, 2019, Nefy et al, 2017).
Wanita hamil dan anak-anak usia dibawah 5 tahun berada pada risiko tertinggi
micronutrient deficiencies (MNDs), masalah pertumbuhan, penurunan intelektual,
komplikasi perinatal dan meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu
ibu hamil memerlukan program edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk kesehatan ibu
dan janin. Edukasi berbasis keluarga sesuai program keluarga sehat dapat meningkatkan
intensi untuk mengubah perilaku kesehatan. Menurut Theory of Planned Behavior (TPB),
bahwa intensi untuk mengubah perilaku dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan
persepsi kontrol perilaku (Naim et al, 2017).
Status gizi sangat di tentukan oleh asupan makanan, dimana status gizi yang
optimal mencerminkan derajat kesehatan setiap individu. Nutrisi ibu selama kehamilan
sangat berpengaruh untuk pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan,
karena pembentukan sistem organ tubuh janin paling pesat di masa 9 bulan (270 hari)
selama kehamilan dan 2 tahun (730 hari) setelah lahir yaitu 75% sampai 80%, dan
sisanya setelah usia tersebut. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh, sehingga di sebut
sebagai golden periode dan periode kritis. Masalah gizi yang terjadi sangat berkaitan erat
dengan gizi ibu selama hamil dan menyusui, akan berdampak pada bayi baru lahir, anak
usia 2 tahun dan remaja putri. Gizi ibu selama hamil berdampak terhadap Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang merupakan indikator
kemajuan kesehatan suatu negara. 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai dari
konsepsi, bentuk embrio sampai anak berusia 2 tahun (Husnah, 2017).
Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan. Janin
akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya, termasuk apa yang diasup
oleh ibunya selama mengandung. Jika nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel
perkembangan tubuhnya. Kurangnya pengetahuan gizi orang tua yang menyebabkan
tidak berkualitasnya asupan gizi dan pola asuh yang akan berdampak pada status gizi
anak. Hal tersebut dapat dicegah jika ibu memiliki status gizi, kondisi fisik dan kesehatan
yang baik. Pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi keseimbangan konsumsi zat gizi
yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jika kita lihat regulasi yang ada di Indonesia, masalah 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) juga di atur secara umum regulasi perundang-undangan yang tertuang
dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, diperioritaskan untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK).
Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK)  menjadi sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka
© Program Sarjana Gizi Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen. Perubahan permanen inilah
yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi
pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) mempunyai tiga resiko, diantaranya:
1. Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ kronis, tergantung organ yang terkena. Bila
ginjal, maka akan menderita gangguan ginjal, bila pankreas maka akan beresiko
penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung.
2. Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif,
sehingga kurang cerdas dan kompetitif;
3. Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting .
Untuk mencegah terjadinya hal beresiko tersebut diperlukan pengetahuan dan
pemahaman ibu tentang nutrisi yang baik pada awal kehamilan sampai anak berusia dua
tahun, dengan pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diberikan
akan membantu mengurangi prevalensi stunting yang menjadi masalah besar di Indonesia
sekarang ini.

REFERENSI :

Husnah., 2017. Nutrisi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala. Vol. 17 (2017) ISSN 1412-1026.
Naim, Rosani, Neti Juniarti dan Ahmad Yamin., 2017. Pengaruh Edukasi Berbasis
Keluarga Terhadap Intensi Ibu Hamil Untuk Optimalisasi Nutrisi Pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan. Jurnal Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Vol. 5
(2017).
Nefy, Nesra, Nur Indrawati Lipoeto dan Edison., 2017. Implementasi Gerakan 1000 Hari
Pertama Kehidupan di Kabupaten Pasaman. Jurnal Media Gizi.
Utami, Susri, Media Ade Lestari., 2019. Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur
Tentang Nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jurnal Keperawatan BSI. Vol.
VII (2019) ISSN 2338-7246

Anda mungkin juga menyukai