Plasenta Previa
Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Persyaratan Program Pendidikan
Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan Dan Kebidanan
Pembimbing :
Disusun oleh :
30101507530
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2019
STATUS ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
SMF KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NIM : 30101507530
A. IDENTITAS
Nama penderita : Ny. Y
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No CM : 0137****
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai
Pendidikan : SMK
Status : Menikah
Alamat : Kaligawe, Semarang
Nama suami : Tn. S
B. ANAMNESA
Keluhan Utama :
Pasien hamil anak pertama, 35 minggu mengeluhkan keluar darah segar
dari jalan lahir.
Riwayat Obstetri :
G1P0A0 hamil 35 minggu
G1 : hamil saat ini
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pertama kali dengan suami sekarang dan usia pernikahan
yaitu 1 tahun.
Pasien menikah di usia 22 tahun
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan dan dokter. Pemeriksaan
kehamilan dilakukan 1 bulan sekali dan diberikan vitamin dan suplemen
besi. Ada pesan khusus dari bidan/ dokter mengenai keadaan
kehamilannya yaitu adanya plasenta previa pada SBR.
Riwayat suntik TT (+)
Riwayat KB
Pasien belum pernah KB.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat hipertensi disangkal.
- Riwayat penyakit jantung disangkal.
- Riwayat penyakit Asma disangkal.
- Riwayat DM disangkal.
Riwayat Gizi
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada nafsu makan selama
kehamilan. Makanan yang dikonsumsi mencakup 4 sehat 5 sempurna
berupa ikan, ayam, sayur, susu, dan lain-lain.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus :
- Kepala : Mesocephale
- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
- Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)
- Telinga : Discharge (-), bentuk normal
- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, mamae membesar, hiperpigmentasi
areola mamae, papila mamae menonjol, benjolan abnormal (-)
Paru – paru:
- Inspeksi : Hemithorax dekstra dan sinistra simetris
- Palpasi : Stemfremitus dekstra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, regular,suara
tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : perut tampak besar, striae gravidarum
(+), linea nigra (+), bekas operasi (-)
Ekstremitas :
Superior Inferior
Status Obstetric :
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membesar, striae gravidarum (+),
linea nigra (+), bekas operasi (-), terlihat gerak janin (+)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN
HEMATOLOGY
Golongandarah/Rh A/Positif -
IMUNOSEROLOGI
KIMIA
E. RESUME
Pasien G1P0A0 usia 23 tahun hamil 35 minggu datang ke IGD RSI Sultan Agung
Semarang pukul 17.00 WIB dengan keluhan darah yang keluar darah segar dan
tidak terasa nyeri, darah keluar sedikit demi sedikit air ketuban belum dirasa
mengalir. Gerak janin dirasakan aktif.
Riwayat Obstetri :
G1P0A0 hamil 35 minggu
HPHT : 28 Maret 2019
HPL : 05 Januari 2020
Usia kehamilan : 35 minggu
Status pasien : Keadaan umum baik
Status Obstetri :
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membesar, striae gravidarum (+),
linea nigra (+), bekas operasi (-), terlihat gerak janin (+)
F. DIAGNOSA
Pasien G1P0A0 usia 23 tahun hamil 35 minggu, janin 1 tunggal, hidup intrauterin,
letak normal, punggung kanan, dengan plasenta previa
G. SIKAP
1. Pengawasan
KU dan vital sign
DJJ
2. Initial Plan Therapy
Pemasangan infus RL + duvadilan 1 amp drip 20 tpm
Utrogestan 200 mg/ 24 jam PO
Premed operasi: cefotaxime 1 gr IV
H. EDUKASI
A. DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang
ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa
adanya rasa nyeri (Chalik, 2008).
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi pasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.
C. FAKTOR RESIKO
Riwayat operasi / pembedahan uterus sebelumnya misalnya bekas
bedah sesar, kuretase, miomektomi.
Jarak antar kehamilan yang pendek
Plasenta yang terlalu besar (kehamilan ganda) plasenta melebar ke
SBR sehingga menutupi sebagian atau seluruh OUI.
Perokok Hipoksemia akibat karbonmonoksida hasil pembakaran
rokok menyebabkan plasenta menjadi hipertrofi sebagai upaya
kompensasi
D. ETIOLOGI
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum
diketahui dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa
desidua di daerah segmen bawah rahim tanpa latar belakang lain yang
mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah :
E. PATOFISIOLOGI
Pada usia kehamilan lanjut yang pada umumnya pada trimester ketiga
telah mulai terbentuk segmen bawah rahim. Dengan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di daerah
tersebut akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua. Pada tempat
laserasi tersebut akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal,
yaitu ruang intervillus plasenta. Elemen otot pada segmen bawah rahim dan
servik sangat minimal sehingga perdarahan akan lebih mudah terjadi dan sulit
berhenti. Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri. Pada
plasenta yang menutupi OUI, perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan
karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah
yaitu OUI. Sebaliknya pada plasenta parsialis atau letak rendah, perdarahan
baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Oleh karena tempat
perdarahan dekat dengan OUI, maka perdarahan lebih mudah mengalir keluar
rahim dan tidak membentuk hematom retroplasenta yang mampu merusak
jaringan lebih luas.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dinding segmen bawah rahim
yang tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan villi dari trofoblas, akibatnya
plasenta melekat lebih kuat pada dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta
akreta dan inkreta, bahkan plasenta perkreta yang pertumbuhan villinya
sampai menembus buli-buli dan ke rektum bersama plasenta previa.
F. DIAGNOSIS BANDING
1. Placenta previa
2. Solusio placenta
3. Ruptura uteri.
G. KOMPLIKASI
1. Karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka
pelepasan plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan
semakin banyak, dan perdarahan yang terjadi tidak dapat dicegah
sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok.
2. Karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat
segmen ini yang tipis, maka jaringan trofoblas dengan kemampuan
invasinya menerobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke
perimetrium dan menjadi sebab dari kejadian plasenta inkreta dan
bahkan plasenta perkreta.
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak. Oleh
karena itu, harus sangat berhati-hatipada semua tindakan manual di
tempat ini misalnya pada waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada
segmen bawah rahim ataupun waktu mengeluarkan plasenta dengan
tangan pada retensio plasenta.
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memaksa lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala
konsekuensinya.
H. PROGNOSIS
1. Lima puluh persen wanita dengan plasenta previa memiliki kehamilan
preterm.
2. Kasus-kasus tersebut dipersulit dengan perdarahan vagina dan extreme
prematurity yang dapat meningkatkan risiko kematian perinatal.
3. Insiden malformasi janin (fetal malformation) yang lebih besar dan
hambatan pertumbuhan (growth restriction) haruslah diwaspadai pada
kasus plasenta previa.
I. PENANGANAN
Semua pasien dengan perdarahan per vagina pada kehamilan trimester
ketiga, dirawat di rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan
syok karena pendarahan yang banyak, harus segera diperbaiki keadaan
umumnya dengan pemberian infus atau tranfusi darah.
Penangan Ekspektif
Kriteria:
Penanganan aktif
Kriteria
Partus pervaginam :
Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan
anak sudah meninggal atau prematur.
1. Jika pembukaan serviks sudah agak besar (4-5 cm), ketuban dipecah
(amniotomi). Jika his lemah, diberikan oksitosin drips.