Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume 21, No 1, June 2017 (51-64)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


PADA MATERI OPTIK GEOMETRI UNTUK MAHASISWA FISIKA
Shan Duta Sukma Pradana 1*, Parno 1, Supriyono Koes Handayanto 1
1
Universitas Negeri Malang
1
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
* Corresponding Author. Email: shanduta.sp@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan jenis penelitian & pengembangan yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengembangkan tes kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini menggunakan model
ADDIE dengan urutan tahapan penganalisisan, perencanaan, pengembangan,
pengimplementasian, dan pengevaluasian, tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan sampai
tahap pengimplementasian. Tes yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari lima belas
butir soal uraian. Validasi terhadap butir soal tes dilakukan dua kali, yaitu validasi isi dan
validasi empiris. Hasil validasi isi menunjukkan bahwa nilai rata-rata butir soal tes sebesar
3,394 berkategori baik, sedangkan hasil validasi empiris menunjukkan bahwa ada sebelas soal
berkategori valid dan empat soal berkategori tidak valid. Sebelas soal yang berkategori valid
memiliki nilai koefisien reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,67. Hasil implementasi tes
menunjukkan hasil bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis mahasiswa sebesar 27,20
dari 100,00 SD  11,66 dengan nilai tertinggi 71,05 dan nilai terendah 2,63. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa masih kurang.
Kata kunci: tes kemampuan bepikir kritis, kemampuan berpikir kritis

DEVELOPING CRITICAL THINKING SKILLS TEST IN


GEOMETRICAL OPTIC FOR PHYSICS STUDENT
Abstract
The kind of this study is the research and development that aims to develop critical thinking
skills test. This study uses ADDIE model that has five steps: analyze, design, develop,
implement, and evaluate, but in this study only done until the implementing step. This test
consists of fifteen items essay test. Validation of this test performed twice, content validation
and empirical validation. Content validation shows that this test have good categorized with
average score 3,394, whereas empirical validation shows that there are eleven items that have
valid categorized and four items that have invalid categorized. The valid items have reliabity
coefficient Alpha Cronbach 0,67. The result of implementing step shows that students have
average of critical thinking skill score 27,20 from 100,00 SD  11,66 with the higest score 71,05
and the lowest score 2,63. This result shows that students’ critical thinking skills are still lacks.
Keywords: critical thinking skills test, critical thinking skills

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pep.v21i1.13139

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan


ISSN 1410-4725 ISSN 2338-6061 (online)
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pendahuluan Selain itu, penelitian terkait pengembangan


Kemampuan berpikir kritis merupa- alat ukur kemampuan berpikir kritis juga
kan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi pernah dilakukan oleh Amarila, Habibah, &
pada pembelajaran saat ini. Perhatian pem- Widiyatmoko, (2014) berbentuk tes pilihan
belajaran terhadap kemampuan berpikir kri- ganda, isian singkat, dan uraian pada mata
tis disebabkan oleh pengaruhnya bagi orang pelajaran IPA tingkat SMP dan Jazuli &
dalam mengikuti perkembangan ilmu pe- Wardani (2015) berbentuk tes uraian pada
ngetahuan dan tekonolgi yang saat ini ber- mata pelajaran IPA tingkat SMP. Akan te-
kembang sangat pesat (Luthvitasari, Putra, tapi, untuk materi fisika masih jarang di-
Linuwih, 2012). Selain itu, kesuksesan dan lakukan penelitian & pengembangan tes ke-
profesionalitas seseorang juga sangat di- mampuan berpikir kritis.
pengaruhi oleh kemampuan berpikir kritis Tes yang dikembangkan dalam pene-
yang dimilikinya Quitadamo, Faiola, John- litian & pengembangan ini berupa tes uraian
son, & Kurtz, 2008). Penelitian yang di- kemampuan berpikir kritis untuk mahasiswa
lakukan oleh Frijters, Dam, & Rijlaarsdam, fisika pada materi optik geometri. Pemilihan
(2008), menyatakan bahwa jika seseorang bentuk tes uraian didasarkan pada karakter-
memiliki kemampuan berpikir kritis yang istik materi optik geometri yang lebih ba-
kurang, maka orang tersebut akan kesulitan nyak membuat diagram daripada perhitung-
untuk bersaing di dunia global. Pada sisi an. Selain itu, banyak kesulitan yang dialami
lain, jika seseorang yang memiliki kemam- dalam mempelajari materi optik geometri,
puan berpikir kritis yang baik, maka orang seperti konsep tentang pemantulan dan
tersebut dapat ikut serta berperan sebagai pembiasan (Aydin, Keleş, & Haşiloğlu,
konsumen sains (National Research 2012; Galili & Hazan, 2000) dan pemben-
Council, 2012). tukan bayangan dari peristiwa pemantulan
Saat ini, banyak penelitian yang meng- dan pembiasan (Chang et al., 2007; Parker,
kaji tentang kemampuan berpikir kritis. 2006; Galili & Hazan, 2000). Tujuan pene-
Pengkajian tersebut tentu saja memerlukan litian ini adalah mengembangkan tes ke-
tes pengukuran agar dapat mengukur ke- mampuan berpikir kritis untuk mahasiswa
mampuan berpikir kritis dengan tepat. Peng- fisika pada materi optik geometri dalam
ukuran kemampuan berpikir kritis seseo- mata kuliah Fisika Dasar III. Tujuan lainnya
rang dapat dilakukan dengan menggunakan adalah mengetahui validitas dan reliabilitas
tes pilihan ganda berasalan, tes keterampilan dari tes yang telah dikembangkan. Selain itu,
(Ennis, 1993; Ennis, 1996), dan tes uraian sebagai tahap implementasi, penelitian ini
(Ennis, 1993). Pada penelitian ini dipilih juga bertujuan untuk mengetahui kemam-
pengembangan tes uraian untuk mengukur puan berpikir kritis mahasiswa fisika Uni-
kemampuan berpikir kritis mahasiswa fisika. veritas Negeri Malang, khusunya pada
Jenis penelitian & pengembangan tes materi optik geometri.
kemampuan berpikir kritis telah pernah
dilakukan sebelumnya. Ennis (1993) pernah Metode Penelitian
mengembangkan tes kemampuan berpikir
Penelitian ini termasuk jenis peneli-
kritis, tetapi bebas materi. Selain itu, pene-
tian & pengembangan dengan mengadaptasi
litian & pengembangan tes kemampuan
langkah penelitian model ADDIE dari
berpikir kritis yang terkait materi juga per-
Branch (2009). Terdapat lima tahapan dalam
nah dilakukan, seperti penelitian Kartimi &
model tersebut, yaitu: (a) analyze (pengana-
Liliasari (2012) yang mengembangkan tes
lisisan), (b) design (perencanaan), (c) develop
kemampuan berpikir kritis berbentuk pilih-
(pengembangan), (d) implement (pengimple-
an ganda tetapi pada materi termokimia dan
mentasian), dan (e) evaluate (pengeveluasian).
Amalia & Susilaningsih (2014) yang me-
Pada penelitian ini, dilakukan hanya sampai
ngembangkan tes kemampuan berpikir kri-
tahap keempat yaitu pengimplementasian.
tis berbentuk uraian pada materi asam basa.
Total waktu yang diperlukan dalam pene-

52 − Volume 21, No 1, June 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 1, June 2017

litian ini adalah tujuh bulan (bulan Juni pendidikan fisika. Validasi ini meliputi em-
sampai Desember 2016). pat aspek, yaitu: (a) kesesuaian butir soal
Tahap pertama adalah penganalisisan. dengan indikator, (b) tingkat kesukaran butir
Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap tes soal (konsep soal), (c) penggunaan bahasa
pengukuran kemampuan berpikir kritis yang dalam butir soal, dan (d) kebenaran konsep
sudah ada. Ennis (1993) telah mengembang- kunci jawaban. Selain itu, validasi isi juga
kan tes uraian untuk mengukur kemampuan dilakukan untuk mendapatkan saran terha-
berpikir kritis, tetapi tes uraian tersebut dap butir soal tes dari ahli. Analisis data dari
bersifat umum. Selain itu, Kartimi & hasil validasi isi dilakukan dengan metode
Liliasari (2012) juga telah mengembangkan deskripsi rata-rata. Selain itu, butir soal tes
tes kemampuan berpikir kritis tetapi pada juga direvisi berdasarkan saran dari ahli.
materi termokimia, Amalia & Susilaningsih
(2014) pada materi asam basa serta Amarila Tabel 1. Lima Aspek Kemampuan Berpikir
et al, (2014) dan Jazuli & Wardani (2015) Kritis dan Rincian Butir Soal yang
pada mata pelajaran IPA tingkat SMP. Tes Mewakilinya
berpikir kritis yang berkaitan dengan materi No Aspek Kemampuan Berpikir Butir Soal
optik geometri untuk mahasiswa fisika ma- Kritis
sih belum ada. Oleh karena itu dilakukan
1 Memberikan penjelasan dasar 1, 2, 3, dan 4
pengembangan tes kemampuan berpikir kri-
tis pada materi optik geometri untuk maha- 2 Membangun keterampilan dasar 5, 6, dan 7
siswa fisika. 3 Menyimpulkan 8, 9, dan 10
Tahap kedua adalah perencanaan. Pa- 4 Memberikan penjelasan lanjut 11 dan 12
da tahap ini dilakukan pemilihan patokan 5 Strategi dan taktik 13, 14, dan 15
dalam pengembangan tes kemampuan ber-
pikir kritis. Patokan yang dipilih adalah lima Setelah dilakukan tahap revisi, maka
aspek kemampuan berpikir kritis yang di- dilakukan tahap validasi empiris. Validasi
kememukakan oleh Ennis (1987), yaitu: (a) empiris dilakukan terhadap mahasiswa S1
memberikan penjelasan dasar, (b) memba- Pendidikan Fisika dan S1 Fisika FMIPA
ngun keterampilan dasar, (c) menyimpulkan, Universitas Negeri Malang angkatan 2015
(d) memberikan penjelasan lanjut, dan (e) yang dipilih secara acak sebanyak 68 maha-
strategi dan taktik. Kelima aspek tersebut siswa. Validasi ini digunakan untuk menge-
kemudian menjadi patokan dalam mengem- tahui validitas dan reliabilitas butir soal. Va-
bangkan butir soal. liditas butir soal dianalisis dengan menggu-
Tahap ketiga adalah pengembangan. nakan perhitungan koefisien korelasi antara
Tes kemampuan berpikir kritis dikembang- skor butir soal uraian dengan total soal urai-
kan dari kelima aspek kemampuan berpikir an yang dirumuskan (Djaali & Muljono,
kritis yang menjadi patokan. Terdapat lima 2008, p. 86). Butir soal tes dikatakan valid
belas butir soal uraian yang dikembangkan jika . Reliabilitas butir soal diana-
dalam penelitian ini. Lima belas soal ter- lisis dengan menggunakan perhitungan koe-
sebut mewakili lima aspek kemampuan ber- fisien Cronbach Alpha (Djaali & Muljono,
pikir kritis. Kelima aspek kemampuan ber- 2008, p. 89).
pikir kritis dan rincian butir soal yang Tahap keempat adalah pengimplemen-
mewakilinya ditunjukkan pada Tabel 1. tasian. Pada tahap ini, tes yang sudah dike-
Setelah pengembangan tes selesai, tes tahui validitas dan reliabilitasnya digunakan
tersebut kemudian divalidasi. Validasi dila- untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
kukan dua kali, yaitu validasi isi dan validasi mahasiswa fisika. Jumlah responden adalah
empiris. Validasi isi dilakukan oleh dua 109 mahasiswa fisika Universitas Negeri Ma-
orang dosen Jurusan Fisika FMIPA Univer- lang dengan rincian 87 mahasiswa prodi S1
sitas Negeri Malang, yang terdiri dari satu Pendidikan Fisika dan 22 mahasiswa prodi
dosen ahli materi fisika dan satu dosen ahli S1 Fisika.

Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... − 53


Shan D. S. Pradana, Parno, Supriyono K. Handayanto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Validasi Isi


Penelitian & pengembangan ini di- Validasi isi meliputi empat aspek
awali dengan menentukan tujuan penelitian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
yaitu mengembangkan tes kemampuan ber- Hasil validasi isi ditunjukkan pada Tabel 2.
pikir kritis dan mengetahui validitas dan re-
liabilitas tes tersebut. Setelah itu, dilakukan Pembahasan Validasi Isi
pemilihan patokan yang digunakan dalam Dari data Tabel 2, diketahui bahwa
pengembangan butir soal tes. Pada peneliti- semua butir soal memiliki kriteria valid.
an & pengembangan ini dipilih patokan yai- Rata-rata nilai butir soal adalah 3,394 yang
tu kemampuan bepikir kritis yang dikemu- menunjukkan kategori valid dan layak untuk
kakan oleh Ennis (1987) yang terdiri dari digunakan. Hal ini juga didukung oleh hasil
lima kemampuan berpikir kritis, seperti yang penelitian oleh Jazuli & Wardani (2015)
telah dijelaskan sebelumnya. Setelah pe- yang mengembangkan alat evaluasi dengan
ngembangan selesai, dilakukan validasi isi nilai rata-rata hasil validasi isi 3,627 dan
untuk mengetahui skor rata-rata butir soal layak untuk digunakan. Saran dari hasil
dan mendapatkan saran untuk perbaikan validasi isi hanya terdapat pada enam butir
butir soal. Penskoran validasi isi mengguna- soal saja, yang terdiri dari dua jenis saran,
kan lembar penilaian dengan rentang nilai 1 yaitu perbaikan jawaban dan kesesuaian soal
sampai 4. dengan kemampuan berpikir kritis. Saran
terhadap butir soal selengkapnya ditunjuk-
kan pada Tabel 3.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Validasi Isi


Pernyataan
Butir soal menggunakan
Kesesuaian Tingkat kesukaran
bahasa yang mudah Kebenaran
Butir butir soal butir soal sesuai Rata-
dimengerti dan tidak konsep kunci Keterangan
soal dengan dengan jenjang rata
menimbulkan jawaban
indikator mahasiswa S1
penafsiran ganda
1 4 2,5 3 3 3,125 valid
2 3,5 2,5 3,5 3,5 3,25 valid
3 3,5 3,25 4 3,25 3,5 valid
4 3,5 3,5 4 3,5 3,625 valid
5 3,5 3 3 3,5 3,25 valid
6 3 3 3,5 3,5 3,25 valid
7 3 3 3,5 3,5 3,25 valid
8 3 4 3,5 3,5 3,5 valid
9 4 3,5 3,5 3,5 3,625 valid
10 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 valid
11 3,5 3 3 3,5 3,25 valid
12 3 3 3,5 3,5 3,25 valid
13 3,5 4 3 3,25 3,475 valid
14 3 3,5 3,5 3,5 3,375 valid
15 3 3,5 3,5 3,5 3,375 valid
Rata-
3,292 3,375 3,417 3,479 3,394 valid
rata

54 − Volume 21, No 1, June 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 1, June 2017

Tabel 3. Saran dari Hasil Validasi Isi bahwa butir soal tersebut valid dan reliabel
untuk mengukur kemampuan berpikir kritis
Butir soal Saran
mahasiswa. Validasi isi tersebut hanya terba-
2 dan 13 Jawaban disesuaikan tas pada kesesuaian materi dengan kemam-
dengan pertanyaan
puan berpikir kritis. Hasil validasi isi belum
6, 12, 14, dan 15 Butir soal disesuaikan
bisa menunjukkan bagaimana respon maha-
dengan indikator butir soal
siswa terhadap butir soal tersebut. Oleh ka-
rena itu, perlu adanya validasi lanjutan un-
Berdasarkan hasil validasi isi, revisi tuk mengetahui tingkat validitas dan relia-
dilakukan terhadap butir soal tes. Contoh bilitas butir soal yang telah dikembangkan
revisi terhadap butir soal dapat dilihat pada serta mengetahui respon mahasiswa terha-
Gambar 1. Meskipun kelima belas butir soal dap butir soal.
dinyatakan baik berdasarkan validasi isi, hal
ini belum cukup kuat untuk menyimpulkan

Gambar 1. Contoh Revisi dari Hasil Validasi Isi


Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... − 55
Shan D. S. Pradana, Parno, Supriyono K. Handayanto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Nilai r it Tiap Butir Soal


0,7
0,6
Nilai r it 0,5
0,4
0,3 r it
0,2 r tabel (n = 68)
0,1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Butir Soal

Gambar 2. Nilai Validitas Tiap Butir Soal

Hasil Validasi Empiris Pembahasan Validasi Empiris


Validasi empiris dilakukan dengan Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 2,
subjek mahasiswa S1 Pendidikan Fisika dan diketahui bahwa terdapat empat butir soal
S1 Fisika FMIPA Universitas Negeri Ma- yang tidak valid, yaitu butir soal nomor 1, 2,
lang angkatan 2015 yang dipilih secara acak 11, dan 13. Hal ini berarti bahwa keempat
sebanyak 68 mahasiswa. Mahasiswa diberi butir soal ini tidak dapat mengukur ke-
waktu 100 menit untuk mengerjakan butir mampuan berpikir kritis yang dimiliki oleh
soal tes secara mandiri. Setelah mahasiswa mahasiswa. Berdasarkan analisis terhadap
mengerjakan tes, jawaban mahasiswa kemu- jawaban mahasiswa, diketahui bahwa butir
dian dikoreksi dan dianalisis. Hasil analisis- soal nomor 2 terlalu mudah, sehingga ham-
nya ditunjukkan pada Tabel 4. Gambar 2 pir semua mahasiswa dapat menjawabnya
menunjukkan perbandingan nilai rit dan rtabel dengan benar. Pada sisi lain, butir soal no-
untuk setiap butir soal. mor 1, 11, dan 13 terlalu sulit, sehingga ham-
pir semua mahasiswa menjawabnya dengan
Tabel 4. Hasil Analisis Validasi Empiris salah.
Butir soal rit rtabel (n = 68) Keterangan Butir soal nomor 1 ditunjukkan pada
1 0,1043 Tidak valid Gambar 3. Hasil validasi empiris menunjuk-
2 0,0312 Tidak valid kan bahwa 57,35% mahasiswa tidak dapat
3 0,2648 Valid
menjawab dengan benar soal nomor 1. Ba-
4 0,5949 Valid
nyak mahasiswa yang menjawab bahwa ke-
5 0,3899 Valid
jadian tersebut rasional. Seperti yang dike-
6 0,5167 Valid
tahui bahwa cermin cekung hanya memiliki
satu titik fokus saja. Jika ingin membakar
7 0,4295 Valid
seluruh armada dalam waktu yang bersama-
8 0,5334 0,2387 Valid
an tidak mungkin dapat dilakukan. Hal ini
9 0,2899 Valid
analogi dengan prinsip kerja kompor surya.
10 0,3224 Valid
Banyak mahasiswa yang menjawab salah
11 0,1035 Tidak valid
pada soal ini, tetapi dapat menjawab dengan
12 0,5756 Valid
benar pada soal yang lain. Hal inilah yang
13 0,1712 Tidak valid
menyebabkan soal nomor 1 tidak valid.
14 0,6025 Valid
15 0,6422 Valid

56 − Volume 21, No 1, June 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 1, June 2017

sinar tersebut berada di dekat sumbu utama.


Karena hampir semua mahasiswa tidak
Gambar 3. Soal Nomor 1 dapat menjawab dengan benar soal tesebut,
maka butir soal nomor 11 menjadi tidak
Butir soal nomor 2 ditunjukkan pada valid.
Gambar 4. Hasil validasi empiris menunjuk-
kan bahwa 58,82% mahasiswa dapat men-
jawab dengan cukup benar soal nomor 2.
Gambar 5. Soal Nomor 11
Meskipun cukup benar, tetapi jawaban ma-
hasiswa tersebut hampir sama sehingga Butir soal nomor 13 ditunjukkan pada
mendapatkan nilai yang sama pada soal Gambar 6. Hasil validasi empiris menunjuk-
nomor 2. Selain itu, mahasiswa yang pada kan bahwa 75,00% mahasiswa tidak dapat
nomor lain tidak dapat menjawab dengan menjawab dengan benar soal nomor 13.
benar, dapat dengan mudah menjawab soal Sebagian besar responden menjawab bahwa
nomor 2. Hal ini menyebabkan butir soal cermin cembung paling efektif diletakkan di
nomor 2 tidak valid. Banyak mahasiswa posisi D. Padahal jawaban tersebut adalah
yang menjawab bahwa keadaan silau yang jawaban yang kurang benar. Seharusnya
dialami Ibu Rahma disebabkan karena posisi cermin cembung yang paling efektif
pantulan dari lampu kendaraan lain oleh adalah pada posisi B dan E. Selain disebab-
aspal yang basah sehingga mengenai mata kan karena banyak mahasiswa yang tidak
Ibu Rahma. dapatmenjawab dengan benar, petunjuk
arah hadap cermin cembung juga tidak di-
jelaskan pada soal. Hal inilah yang me-
nyebabkan butir soal nomor 13 tidak valid.
Kesebelas soal yang dinyatakan valid
Gambar 4. Soal Nomor 2 telah mewakili lima aspek kemampuan ber-
pikir kritis yang dijadikan patokan dalam pe-
Butir soal nomor 11 ditunjukkan pada nyusunan butir soal tes kemampuan berpi-
Gambar 5. Hasil validasi empiris menunjuk- kir kritis. Aspek pertama terdapat pada butir
kan bahwa 94,12% mahasiswa tidak dapat soal nomor 3 dan 4. Aspek kedua terdapat
menjawab dengan benar soal nomor 11. pada soal nomor 5, 6, dan 7. Aspek ketiga
Meskipun sebenarnya mahasiswa mengeta- terdapat pada butir soal nomor 8, 9, dan 10.
hui macam-macam sinar istimewa, tetapi Aspek keempat terdapat pada butir soal
mereka tidak mengetahui syarat penggunaan nomor 12. Aspek kelima terdapat pada butir
sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa dapat soal nomor 14 dan 15.
digunakan untuk melukiskan bayangan jika

Gambar 6. Soal Nomor 13


Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... − 57
Shan D. S. Pradana, Parno, Supriyono K. Handayanto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Setelah diketahui ada sebelas butir kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada
soal yang dinyatakan valid, maka kesebelas nilai 37 dan hasil penelitian Pradana, Parno,
butir soal tersebut diuji reliabilitasnya untuk & Handayanto (2016) yang menunjukkan
mengetahui tingkat keajegan saat digunakan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis
untuk mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa fisika adalah 24,29. Sejalan de-
mahasiswa. Berdasarkan hasil perhitungan, ngan penelitian tersebut, penelitian lain juga
didapatkan nilai koefisien reliabilitas mendapatkan hasil nilai rata-rata kemampu-
Cronbach Alpha adalah rii  0,67 yang an berpikir kritis calon guru fisika adalah 30
berarti butir soal memiliki tingkat keajegan (Gunawan & Liliasari, 2012). Ini semakin
yang tinggi (Arikunto, 2012; Ghozali, 2007), memperkuat bahwa kemampuan berpikir
sehingga dapat digunakan untuk mengukur kritis pebelajar, termasuk mahasiswa di In-
kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Vali- donesia masih kurang. Hal inilah yang me-
ditas dan reliabilitas butir soal yang baik nyebabkan mahasiswa Indonesia kurang bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut bersaing dalam dunia internasional (Frijters
Istiyono, Mardapi, & Suparno (2014) ter- et al, 2008).
dapat empat faktor yang menyebabkan vali-
Tabel 5. Hasil Penggunaan Tes Berpikir
ditas dan reliabilitas baik, yaitu (a) butir soal
Kritis
dikembangkan sesuai dengan prosedur pe-
ngembangan, (b) butir soal dikembangkan Aspek Nilai
dari acuan yang tepat, (c) butir soal melalui Jumlah responden 109
tahap validasi isi, dan (d) butir soal diuji Nilai rata-rata 27,20
empiris dengan responden yang mengerja- Standar deviasi 11,66
kan dengan sungguh-sungguh dan diawasi Nilai tertinggi 71,05
Nilai terendah 2,63
dengan ketat. Semua faktor tersebut telah
Nilai maksimum 100,00
dilakukan dalam penelitian ini, sehingga buir
soal dalam penelitian ini memiliki validitas Pembahasan Impelemtasi Soal Tes
dan reliabiltas yang baik.
Tes yang telah diketahui validitas dan Aspek pertama: Memberikan penjelasan dasar
reliabilitasnya kemudian digunakan untuk
Aspek pertama diwakili oleh dua
mengukur kemampuan berpikir kritis maha-
soal, yaitu soal nomor 3 dan 4. Rangkuman
siswa fisika Universitas Negeri Malang. Hal
hasil penelitian untuk aspek pertama disaji-
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kan pada Tabel 6.
deskripsi kemampuan berpikir kritis maha-
siswa fisika. Tabel 6. Rangkuman Hasil Aspek Pertama
Hasil Implementasi Soal Tes Aspek Nilai
Nilai rata-rata 27,64
Implementasi butir soal dilakukan de- Nilai tertinggi 100,00
ngan subjek 109 mahasiswa fisika Universi- Nilai terendah 0,00
tas Negeri Malang dengan rincian 87 ma- Nilai maksimum 100,00
hasiswa prodi S1 Pendidikan Fisika dan 22
mahasiswa prodi S1 Fisika. Hasilnya dapat Hal ini menunjukkan bahwa kemam-
dilihat pada Tabel 5. puan berpikir kritis mahasiswa dalam mem-
Berdasarkan hasil pada Tabel 5, dike- berikan penjelasan dasar masih kurang. Hal
tahui bahwa kemampuan berpikir kritis ma- ini berbeda dengan hasil penelitian
hasiswa fisika Universitas Negeri Malang Dwijananti & Yulianti (2010) yang menun-
masih kurang. Hal ini dibuktikan dengan ni- jukkan bahwa pada kemampuan berpikir
lai rata-rata kemampuan berpikir kritis ma- kritis dalam memberikan penjelasan dasar
hasiswa hanya pada nilai 27,20. Hasil ini memiliki nilai rata-rata yang tinggi, yaitu
sama dengan hasil penelitian Putra & Sudarti 79,83. Mahasiswa masih belum dapat meng-
(2015) yang menunjukkan bahwa rata-rata analisis pertanyaan dalam soal yang disaji-

58 − Volume 21, No 1, June 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 1, June 2017

kan. Selain itu, mahasiswa juga masih kesu- hasil penelitian untuk aspek kedua disajikan
litan dalam memahami maksud pertanyan pada Tabel 7.
dalam soal. Misalnya soal nomor 4 yang di- Hasil tersebut menunjukkan bahwa
tunjukkan pada Gambar 7. kemampuan berpikir kritis mahasiswa da-
lam membangun keterampilan dasar masih
kurang. Hal ini juga berbeda dengan hasil
penelitian Wahyuni (2015) yang menunjuk-
kan bahwa pada kemampuan berpikir kritis
dalam membangun keterampilan dasar
memiliki nilai rata-rata yang cukup tinggi,
Gambar 7. Soal Nomor 4 yaitu 67,11. Mahasiswa masih kesulitan saat
diminta untuk mengilustrasikan suatu keada-
Pada soal tersebut terdapat perintah
an. Selain itu, mahasiswa juga masih belum
untuk mengajukan pertanyaan dan jawaban-
bisa memberikan penjelasan dengan meng-
nya yang disampaikan dengan jelas, tetapi
gunakan gambar terkait dengan pengamatan
banyak mahasiswa yang tidak memahami
terhadap suatu permasalah jika ditinjau dari
maksud soal tersebut. Ada mahasiswa yang
sudut pandang yang berbeda. Sebagai con-
hanya memberikan jawaban saja atau per-
toh adalah pertanyaan pada soal nomor 5
tanyaan saja. Selain itu, tidak sedikit juga
yang disajikan dalam Gambar 8.
mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dan
Pada soal tersebut mahasiswa tidak di-
jawaban tetapi tidak sesuai dengan ketentu-
minta untuk menghitung jarak bayangan dari
an pada soal.
ketiga gambar, tetapi mahasiswa diminta untuk
Penyebab hal tersebut dapat terjadi
melukiskan jalannya sinar hingga terbentuk
karena soal dengan tipe seperti soal nomor
bayangan dari ketiga gambar tersebut. Hasil-
4 masih jarang dihadapi oleh mahasiswa.
nya adalah sebagian besar mahasiswa tidak
Mahasiswa sering mengahadapi soal yang
dapat melukiskan jalannya sinar hingga ter-
tidak diminta untuk mengajukan pertanyaan
bentuknya bayangan. Hal ini jelas menunjuk-
dan jawaban secara bersamaan. Selain jarang
kan bahwa kemampuan mahasiswa untuk
menghadapi soal dengan tipe tersebut, ter-
mengilustrasikan suatu kasus masih kurang.
dapat faktor lain yang mempengaruhi maha-
Hal ini juga diperkuat dengan tanggapan ma-
siswa tidak dapat menjawab dengan baik
hasiswa saat mengerjakan soal. Mahasiswa
soal nomor 3 dan 4, salah satunya adalah
mengatakan bahwa mereka merasa kesulitan
pemahaman terhadap materi optik geometri.
dan tidak senang jika harus menggambarkan
Mahasiswa masih belum dapat menjelaskan
ilustrasi dari soal tes yang diberikan.
dengan baik tentang peristiwa pembiasan
Penyebab mahasiswa kesulitan untuk
(Aydin et al, 2012; Galili & Hazan, 2000)
mengilustrasikan adalah kurangnya latihan
dan pembentukan bayangan pada lensa tipis
yang diberikan kepada mahasiswa dalam
(Chang et al., 2007; Parker, 2006; Galili &
pembelajaran, terutama fisika. Mahasiswa fi-
Hazan, 2000).
sika cenderung langsung dapat menyelesaikan
Aspek Kedua: Membangun Keterampilan Dasar permasalahan jika jelas hal diketahui dan
rumus yang digunakan. Selain itu, faktor
Tabel 7. Rangkuman Hasil Aspek Kedua pemahaman materi juga tidak dapat terlepas
dalam mempengaruhi kemampuan yang di-
Aspek Nilai
miliki mahasiswa. Pada kemampuan berpi-
Nilai rata-rata 25,33
kir kritis 2 ini, hasil menunjukkan bahwa
Nilai tertinggi 94,44 mahasiswa masih kesulitan untuk menggam-
Nilai terendah 0,00 barkan bayangan (Chang et al., 2007; Parker,
Nilai maksimum 100,00 2006; Galili & Hazan, 2000) dari peristiwa
pembiasan dan pemantulan cahaya (Aydin
Aspek kedua diwakili oleh tiga soal, et al, 2012; Galili & Hazan, 2000).
yaitu soal nomor 5, 6, dan 7. Rangkuman
Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... − 59
Shan D. S. Pradana, Parno, Supriyono K. Handayanto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Gambar 8. Soal Nomor 5

Aspek ketiga: Menyimpulkan biasa mendapatkan soal yang memerlukan


analisis geometri. Soal ini merupakan soal
Aspek ketiga diwakili oleh tiga soal, yang tidak memerlukan hitungan, tetapi
yaitu soal nomor 8, 9, dan 10. Rangkuman kemampuan dalam memberikan kesimpulan
hasil penelitian untuk aspek ketiga disajikan pengamatan yang dilakukan dari dua sudut
pada Tabel 8. pandang berbeda.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Aspek Ketiga


Aspek Nilai
Nilai rata-rata 12,44
Nilai tertinggi 86,67
Nilai terendah 0,00
Nilai maksimum 100,00 Gambar 9. Soal Nomor 9

Hasil tersebut menunjukkan bahwa Penyebab mahasiswa kesulitan dalam


kemampuan berpikir kritis mahasiswa dalam memberikan kesimpulan adalah selain pem-
menyimpulkan masih kurang. Hal ini ber- belajaran yang diberikan masih jarang meng-
beda dengan hasil penelitian Dwijananti & ajak mahasiswa untuk menyimpulkan, pe-
Yulianti (2010) yang menunjukkan bahwa mahaman materi juga memepengaruhi ke-
pada kemampuan berpikir kritis dalam me- mampuan mahasiswa. Pada kemampuan ber-
nyimpulkan memiliki nilai rata-rata yang pikir kritis 3, mahasiswa masih kesulitan
cukup tinggi, yaitu 68,32. Sebagai contoh dalam hal perambatan cahaya (Chu &
adalah soal nomor 9 yang ditunjukkan pada Treagust, 2014; Aydin et al, 2012) dan
Gambar 9. penentuan letak bayangan (Chang et al.,
Pada soal tersebut mahasiswa diminta 2007; Parker, 2006; Galili & Hazan, 2000).
untuk menentukan letak bayangan saat
Aspek keempat: Memberikan penjelasan lanjut
pengamatan dilakukan oleh ikan. Mahasiswa
berpendapat bahwa soal tersebut adalah soal Aspek keempat diwakili oleh satu
yang aneh karena mereka masih belum ter- soal, yaitu soal nomor 12. Rangkuman hasil

60 − Volume 21, No 1, June 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 1, June 2017

penelitian untuk aspek keempat disajikan mengatakan bagaimana jika jawaban mereka
pada Tabel 9. tidak perlu diberikan alasan lebih lanjut.
Selain itu masalah ini juga dipenagruhi oleh
Tabel 9. Rangkuman Hasil Aspek Keempat pemahaman materi yang kurang dari maha-
Aspek Nilai siswa, terutama pada materi pembiasan
cahaya (Aydin et al, 2012; Galili & Hazan,
Nilai rata-rata 51,76
2000) yang menjadi materi dari soal nomor
Nilai tertinggi 100,00
12 ini.
Nilai terendah 0,00
Nilai maksimum 100,00 Aspek kelima: Strategi dan taktik
Aspek kelima diwakili oleh dua soal,
Hasil ini merupakan nilai rata-rata yaitu soal nomor 14, dan 15. Rangkuman
tertinggi dalam penelitian ini. Hal ini sama hasil penelitian untuk aspek kelima disajikan
dengan hasil penelitian Wahyuni (2015) pada Tabel 10.
yang menunjukkan bahwa pada kemampuan
berpikir kritis dalam memberikan penjelasa Tabel 10. Rangkuman Hasil Aspek Kelima
lanjut memiliki nilai rata-rata yang tertinggi,
yaitu 79,92. Pada soal nomor 12 ini maha- Aspek Nilai
siswa diminta untuk menjelaskan benar atau Nilai rata-rata 25,87
tidaknya gambar yang disajikan. Gambar Nilai tertinggi 100,00
tersebut terdiri dari 6 gambar pembiasan ca- Nilai terendah 0,00
haya pada dua medium yang berbeda. Ma- Nilai maksimum 100,00
hasiswa diminta untuk menentukan benar
atau tidaknya gambar tersebut serta dileng- Berdasarkan hasil pada Tabel 10, di-
kapi dengan alasannya. ketahui bahwa kemampuan mahasiswa da-
Nilai rata-rata tertinggi ini disebabkan lam strategi dan taktik masih kurang. Hal ini
karena mahasiswa dapat menentukan jawab- sama dengan hasil penelitian Yuliati,
an yang tepat dari soal tersebut. Meskipun Yulianti, & Khanafiyah, (2011) yang me-
demikian, masih banyak mahasiswa yang nunjukkan bahwa pada kemampuan berpi-
kurang dapat memberikan penjelasan lanjut kir kritis dalam strategi dan taktik memiliki
dari jawaban mereka. Hal ini menyebabkan nilai rata-rata yang rendah, yaitu 36,27.
kemampuan memberikan penjelasan lanjut Mahasiswa masih kesulitan menentukan
masih pada diri mahasiswa masih perlu tindakan untuk menyelesaikan soal. Sebagai
dikembangkan lagi. Selain itu, bukti bahwa contohnya adalah soal nomor 15 yang
kemampuan memberikan penjelasan lanjut ditunjukkan pada Gambar 10.
mahasiswa masih kurang adalah pernyataan
mahasiswa saat mengerjakan soal. Mereka

Gambar 10. Gambar 10. Soal Nomor 15


Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... − 61
Shan D. S. Pradana, Parno, Supriyono K. Handayanto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Soal tersebut menyajikan grafik per- pondennya adalah 109 mahasiswa fisika Uni-
cobaan yang telah dilakukan. Soal tersebut versitas Negeri Malang dengan rincian 87
memerlukan hitungan, tetapi tidaklah hi- mahasiswa prodi S1 Pendidikan Fisika dan
tungan yang rumit. Akan tetapi banyak ma- 22 mahasiswa prodi S1 Fisika. Hasilnya
hasiswa yang kesulitan untuk menyelesai- adalah nilai rata-rata kemampuan berpikir
kannya. Mereka kesulitan untuk menentu- kritis yang dicapai mahasiswa adalah 27,20.
kan persamaan garis, titik fokus lensa yang Nilai tertinggi yang dicapai mahasiswa ada-
digunakan, serta menjelaskan dengan hi- lah 71,05 dan nilai terendahnya adalah 2,63
tungan bayangan benda di jauh tak hingga . Hal ini menunjukkan bahwa
akan tepat di titik fokus. kemampuan berpikir kritis mahasiswa masih
Faktor penyebab kesulitan mahasis- kurang.
wa adalah selain jarang diberikan permasa-
lahan tersebut, mahasiswa juga kurang Daftar Pustaka
memahami maksud dari grafik. Tidak hanya
pada meteri optik geometri saja, pada materi Amalia, N. F., & Susilaningsih, E. (2014).
lain pun mahasiswa mengalami kesulitan Pengembangan Instrumen Penilaian
saat diminta untuk membaca atau membuat Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
grafik atau diagaram. Pembelajaran yang SMA pada Materi Asam Basa. Jurnal
diberikan hendaknya melatih kemampuan Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 8, No. 2,
mahasiswa dalam menyelesaikan permasa- pp. 1380-1389.
lahan seperti pada soal nomor 15. Selain itu, Amarila, R. S, Habibah, N. A., &
mahasiswa juga harus dilatih untuk mengait- Widiyatmoko, A. (2014).
kan kejadian kehidupan nyata dengan ilmu Pengembangan alat evaluasi
pengetahuan yang mereka pelajari. Hal ini kemampuan berpikir kritis siswa pada
bertujuan agar mahasiswa dapat mengana- pembelajaran ipa terpadu model
lisis dan menentukan suatu tindakan jika webbed tema lingkungan. Unnes Science
menghadapi permasalah di kehidupan nyata Education Journal, 3(2).
dengan menggunakan ilmu-ilmu yang telah doi:10.15294/usej.v3i2.3449
mereka pelajari.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Simpulan
Aydin, S., Keleş, P. U., & Haşiloğlu, M. A.
Berdasarkan hasil penelitian dan (2012). Establishment for
analisis data, diketahui bahwa, dari lima be- Misconceptions that Science Teacher
las butir soal yang telah dikembangkan, ter- Candidates have about Geometric
dapat sebelas soal yang memiliki kategori Optics. The Online Journal of New
valid ). Kesebelas soal yang Horizon in Education, Vol. 2, No. 3, pp.
dinyatakan valid memiliki tingkat reliabiltas 7-15.
Cronbach Alpha yaitu . Hal ini
menunjukkan bahwa kesebelas butir soal Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The
tersebut memiliki reliabilitas tinggi, sehingga ADDIE Approach. New York: Springer
dapat digunakan untuk mengukur kemam- New York.
puan berpikir kritis mahasiswa secara valid Chang, H., Chen, J., Guo, C., Chen, C.,
dan reliabel. Selain itu, kesebelas butir soal Chang, C., Lin, S., … Tseng, Y. (2007).
tes tersebut telah mewakili kelima kemam- Investigating primary and secondary
puan berpikir kritis yang digunakan sebagai students’ learning of physics concepts
patokan penyusunan tes kemampuan berpi- in Taiwan. International Journal of Science
kir kritis. Education, 29(4), 465–482.
Tes yang telah dinyatakan valid dan https://doi.org/10.1080/09500690601
reliabel kemudian digunakan untuk meng- 073210
ukur kemampuan berpikir kritis. Jumlah res-

62 − Volume 21, No 1, June 2017


Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Volume 21, No 1, June 2017

Chu, H.-E., & Treagust, D. F. (2014). meningkatkan disposisi berpikir kritis


Secondary Students’ Stable and calon guru. Cakrawala Pendidikan, Vol.
Unstable Optics Conceptions Using 2, pp. 185-199.
Contextualized Questions. Journal of Istiyono, E., Mardapi, D., & Suparno.
Science Education and Technology, 23(2), (2014). Pengembangan tes
238–251. kemampuan berpikir tingkat tinggi
https://doi.org/10.1007/s10956-013- Fisika (PysTHOTS) peserta didik
9472-6 SMA. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Djaali & Muljono, P. (2008). Pengukuran Pendidikan, Vol. 18, No. 1, pp. 1-12.
dalam bidang pendidikan. Jakarta: Jazuli, M & Wardani, S. (2015).
Grasindo. Pengembangan Alat Evaluasi IPA
Dwijananti, P. & Yulianti, D.. (2010). Terpadu Topik Perubahan Materi
Pengembangan kemampuan berpikir Berbasis Kontekstual untuk Mengukur
kritis mahasiswa melalui pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
problem based instruction pada mata Unnes Science Education Journal, Vol. 4,
kulkiah fisika lingkungan. Jurnal No. 2, pp. 912-918.
Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 6, pp. Kartimi & Liliasari. (2012). Pengembangan
108-114. Alat Ukur Berpikir Kritis pada Konsep
Ennis, R. H. (1987). A taxonomy of critical Termokimia untuk Siswa SMA
thinking dispositions and abilities, in J. B. Peringkat Atas dan Menengah. Jurnal
Baron & R. S. Sternberg (Eds.), Teaching Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1, No. 2,
thinking skills: Theory and practice. New pp. 21-26.
York: W. H. Freeman. Luthvitasari, N, Putra, N. M. D., &
Ennis, R. H. (1993). Critical thinking Linuwih, S. (2012). Implementasi
assessment. Theory Into Practice, Vol. 32, pembelajaran fisika berbasis proyek
No. 3, pp. 179-186. terhadap keterampilan berpikir kritis,
berpikir kreatif, dan kemahiran generik
Ennis, R. H. (1996). Critical thinking
sains. Journal of Innovative Science
dispositions: their nature and
Education, Vol. 1, No. 2, pp. 92-97.
assessability. Informal Logic, Vol. 18,
No. 2 & 3, pp. 165-182. National Research Council. (2012). A
Framework for K-12 Science Education.
Frijters, S., Dam, G., & Rijlaarsdam, G.
Washington, DC: The National
(2008). Effects of dialogic on value-
Academies Press.
loaded critical thinking. Learning and
Instruction (Vol. 18). Parker, J. (2006). Exploring the Impact of
https://doi.org/10.1016/j.learninstruc Varying Degrees of Cognitive Conflict
.2006.11.001 in the Generation of both Subject and
Pedagogical Knowledge as Primary
Galili, I., & Hazan, A. (2000). Learners'
Trainee Teachers Learn about Shadow
knowledge in optics: interpretation,
Formation. International Journal of Science
structure and analysis. International
Education. Vol. 28, No. 13, pp. 1545-
Journal of Science Education, Vol. 22, No.
1577.
1, pp. 57-88.
Pradana, S. D. S., Parno, & Handayanto, S.
Ghozali, I. (2007). Aplikasi multivariate dengan
K. (2016). Kemampuan Berpikir Kritis
program SPSS. Semarang: Badan
Mahasiswa Tahun Pertama Jurusan Fisika
Penerbit Universitas Diponegoro.
Universitas Negeri Malang. Makalah
Gunawan & Liliasari. (2012). Model virtual disajikan dalam Seminar Nasional
laboratory fisika modern untuk Pendidikan IPA. Pascasarjana

Pengembangan Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... − 63


Shan D. S. Pradana, Parno, Supriyono K. Handayanto
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Universitas Negeri Malang. Malang, 8 Wahyuni, Sri. (2015). Pengembangan Bahan


Oktober 2016. Ajar IPA untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP.
Putra, P. D. A. & Sudarti. (2015).
Makalah disajikan dalam Seminar
Pengembangan Sistem E-Learning
Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika
untuk Meningkatkan Keterampilan
Ke-6. FKIP Universitas Sebelas Maret.
Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Fisika
Surakarta, 12 September 2015.
Indonesia, Vol. 19, No. 55, pp. 45-48.
Yuliati, D. I., Yulianti, D. & Khanafiyah, S.
Quitadamo, I. J., Faiola, C. L, Johnson, J.
(2011). Pembelajaran Fisika Berbasis
E., & Kurtz, M. J. (2008). Community-
Hands On Activities untuk
based inquiry improves critical
Menumbuhkan Kemampuan Berpikir
thinking in general education biology.
Kritis dan Meningkatkan Hasil Belajar
Life Sciences Education, Vol. 7, pp. 327-
Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika
337.
Indonesia, Vol. 7, pp. 23-27.

64 − Volume 21, No 1, June 2017

Anda mungkin juga menyukai