Tn..R umur 50 tahun di bawa oleh Istrinya ke IGD Rs.S pada tanggal 3
April 2020 dengan keluhan sesak nafas, bengkak pada perut dan kedua kaki.
Mengeluh tidak bisa buang air kecil, setiap kali kencing, warna urin tampak
kuning pekat sedikit kecoklatan, klien tampak lemah sering mengeluh nyeri
kepala. Tn.R di pindahkan ke ruang perawatan dengan diagnosa gagal ginjal
kronik. Pada Tn.R didapatkan Tanda-tanda Vital sebagai berikut, TD: 150/90
mmHg, N: 128x/m, S :36,50C, RR : 34x/m, SpO2 90%. Pada pemeriksaan Lab
didapat Ureum: 274gr/dl, creatinin: 15 mg/dl, Na : 135 mg/dl, K: 6,0 mg/dl,
klorida : 109 mg/dl, HB : 7.9 mg/dl dan Lfg; 5,01 ml/menit, Urin output:200cc/24
Jam, BB sebelum sakit 60 kg dan mengalami peningkatan BB saat sakit yaitu
menjadi 65,5 kg karena mengalami ascites. Klien tampak lemah dan tidak
berenergi dan selalu menghabiskan waktunya di tempat tidur.
1. Pengkajian
a. Identitas pasien : terdiri dari nama (inisial),
1) Usia / tanggal lahir: Tn.R umur 50 tahun
2) Jenis kelamin: Laki-laki
3) status pernikahan: Sudah Menikah
4) agama / keyakinan: Islam
5) pekerjaan / sumber penghasilan: Swasta
6) diagnosa medik: setelah mendapatkan pemeriksaan maka diagnosa
mediknya: Gagal Ginjal Kronik
b. Identitas Penanggung Jawab :
1) Nama: Ny. W
2) Usia: 45 Tahun
3) Jenis kelamin: Perempuan
4) Hubungan dengan klien: Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak napas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh sesak nafas, bengkak pada perut dan kedua kaki. BB
sebelum sakit 60 kg dan mengalami peningkatan BB saat sakit yaitu
menjadi 65,5 kg karena mengalami ascites.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga klien tidak ada yang memiliki penyakit yang serupa dengan
klien.
3. Pola kebutuhan
a. Aktifitas /istirahat
- Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
b. Sirkulasi
Gejala:
- Riwayat hipertensi lama atau berat
- Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda:
- Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki,
telapak tangan
- Disritmia jantung
- Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik
- Friction rub perikardial
- Pucat pada kulit
- Kecenderungan perdarahan
c. Integritas ego
- Klien tampak ansietas dan menolak dilakukan HD
d. Eliminasi
- Mengeluh tidak bisa buang air kecil, setiap
kencing, warna urin tampak kuning pekat sedikit kecoklatan.
e. Makanan/cairan
- Peningkatan BB karena Ascites terjadi peningkatan volume cairan
f. Neurosensori
- Klien sering mengeluh nyeri kepala
g. Nyeri/kenyamanan
- Klien sering mengeluh nyeri pada kepala
h. Pernapasan
- Klien mengeluh sesak napas
i. Keamanan
- Tidak ada gejala yang menunjukkan gangguan pada fungsi keamanan
j. Seksualitas
- Tidak ada gejala yang menunjukkan gangguan pada fungsi seksualitas
k. Interaksi sosial
- Klien tampak lemah sehingga tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari
secara normal, banyak menghabiskan waktu diatas tempat tidur
l. Penyuluhan
- Riwayat DM keluarga (resti GGK), penyakit pokikistik, nefritis
herediter, kalkulus urinaria
- Riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan
- Penggunaan antibiotik nr\efrotoksik saat ini/berulang
2. Diagnosa dan Analisa Data
a. Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan
natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
b. Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan penekanan
diafragma, edema pulmo ditandai dengan dipsnea
c. Intoleransi aktivitas b.d. penurunan produksi energi metabolic, anemia,
retensi produk sampah dan prosedur dialisa
Analisa Data Etiologi Diagnosa
DS : klien mengeluh tidak bisa penumpukan toksik kelebihan volume
BAK uremik di dlm darah cairan
DO : ↓
ketidak seimbangan
produksi urine tidak ada
cairan dan elektroli
klien edema
↓
vol cairan meningkat
↓
kelebihan vol cairan
DS : Klien mengeluh sesak Oedema Pulmonal Ketidakefektifan
↓
napas Pola Nafas
DO : Klien tampak sesak Expansi paru turun
↓
napas
Tanda-tanda Vital : Dyspneu
TD: 150/90mmHg, N:
128x/m, S :36,50C, RR :
34x/m,
DS: Klien mengatakan kurang vol cairan meningkat Intoleransi aktivitas
mampu melakukan aktivitas ↓
gangguan kondisi
karena merasa lemah, dan
elektrikal otot ventrikal
keram
↓
DO: klien tampak slit
aritmia resiko tinggi
melakukan aktivitas dan klien
kejang
mengerjakan aktivitas dengan
↓
bantuan dari keluarga. penurunan perfusi
serebral
↓
deposit kalsium tulang
↓
↓
kelemahan fisik
↓
3. Intervensi
a. Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan
natrium sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam, tidak terjadi kelebihan volume cairan
NOC NIC
NOC : Fluid management
Electrolit and acid base balance Pertahankan catatan intake dan output yang
Fluid balance akurat
Hydration
Pasang urine kateter jika diperlukan
Kriteria Hasil: Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi
Terbebas dari edema, efusi, cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urine)
anaskara Monitor statis himodinamik termasuk CVP,
Bunyi nafas bersih, tidak ada MAP, PAP, dan PCWP
dyspneu/ortopneu
Monitor vital sign
Terbebas dari distensi vena
jugularis, reflek hepatojugular Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
(+) (cracles, CVP, edema, distensi vena leher,
Memelihara tekanan asites)
vena sentral, tekanan kapiler Kaji lokasi dan luas edema
paru, output jantung dan vital
Monitor masukkan makanan / cairan dan
sign dalam batas normal
Terbebas dari hitung intake kalori
kelelahan, kecemasan atau Monitor status nutrisi
kebingungan Kolaborasi pemberian diuretic sesuai interuksi
Menjelaskanindikator Batasi masukkan cairan pada keadaan
kelebihan cairan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130
mEq/I
Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan
berlebih muncul memburuk
Fluid monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan
dan eleminasi
Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan (hipertermia, terapi
diuretic, kelainan renal, gagal jantung koma
diaphoresis, disfunsi hati, dll)
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan osminalitas urine
NOC NIC
NOC :
1. Respiratory status : Ventilation Airway Management
2. Respiratory status : Airway Posisikan pasien untuk memaksimalkan
patency ventilasi
3. Vital sign Status Identifikasi pasien perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Terapi Oksigen
Pertahankan jalan nafas yang paten
Atur peralatan oksigenasi
Monitor aliran oksigen
Pertahankan posisi pasien
Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
dalam merencanakan progran
terapi yang tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual