Anda di halaman 1dari 39

Visi

Program Studi
Menjadi Program Studi Pendidikan
Dokter yang Rahmatan Lil ‘Alamin
dengan Unggulan di Bidang Kesehatan
Pariwisata Tahun 2029.
Misi
Program Studi
• Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang profesional, mumpuni dan amanah berstandar
nasional dengan keunggulan di bidang kesehatan pariwisata
berlandaskan nilai-nilai islam yang rahmatan lil ‘alamin.
• Menyelenggarakan pusat studi kesehatan pariwisata berlandaskan
nilai-nilai islam yang rahmatan lil ‘alamin.
• Menyelenggarakan tata kelola program studi yang baik (good
governance) dengan kepemimpinan yang baik berlandaskan nilai-
nilai islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Tujuan
Program Studi
• Terwujudnya lulusan yang profesional, mumpuni dan amanah serta
mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat
• Terwujudnya lulusan yang menjunjung tinggi etika, moral, budaya
dan nilai-nilai islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan
bermasyarakat
• Terwujudnya pusat studi kesehatan pariwisata sebagai bentuk
kontribusi untuk pembangunan pariwisata daerah dan nasional.
• Terwujudnya lulusan yang senantiasa belajar sepanjang hayat sebagai
bentuk tanggungjawab profesi.
FK UNIZAR
FK UNIZAR
dr. Alfian Muhajir, S.Ked
2020
DIAGNOSIS
HOLISTIK
LATAR BELAKANG
TUJUAN
DEFINISI DAN DASAR
DIAGNOSIS HOLISTIK
GENOGRAM

PENATALAKSANAAN
KOMPREHENSIF
LATAR BELAKANG
• Dunia kedokteran berkembang menjadi
sangat spesialistik bahkan
subspesialistik.
• Layanan kesehatan lebih banyak fokus
pada biologis (organ tubuh) pasien saja.
• Kurangnya perhatian terhadap pasien
secara utuh (Bio-Psiko-Sosio-Kultural-
Spiritual).
• Kenyataannya terjadinya penyakit itu
sebagian besar adalah multifaktorial.
TUJUAN
• Menjadi dokter yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi
komunitas yang tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga
dan komunitas

• Menjadi dokter yang tidak hanya


memberikan pelayanan kesehatan secara
pasif, tetapi aktif mengunjungi penderita,
keluarganya, ataupun komunitasnya
Definisi Diagnosis Holistik

• Kegiatan untuk mengidentifikasi penyakit dan penyebabnya melalui


investigasi terhadap keluhan, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penilaian risiko internal dan risiko
eksternal dalam kehidupan pasien dan keluarganya.
Dasar Diagnosis Holistik

• Secara Komprehensif dapat terangkum


dalam “The Mandala of Health Theory”
• Klasifikasi Aspek
• Aspek Personal
• Aspek Klinis.
• Aspek Risiko internal.
• Aspek Risiko Eksternal (psikososial keluarga).
• Aspek Fungsional.
Aspek Personal
• Eksplorasi terhadap kebutuhan pasien akan
pengobatan sesuai dengan keluhan utama yang
dialaminya.
1. Anamnesis
• Bagaimana alasan kedatangan pasien (keinginan
sendiri -keluhan utama-, rujukan, dibawa keluarga
atau terjaring dalam kegiatan skrining).
• Fundamental 4 – Sacred 7
• Harapan (terhadap penyakit dan pengobatan).
• Kecemasan (terhadap penyakit dan pengobatan).
• Persepsi pasien terhadap penyakit (terkait dengan
tingkat keparahan atau berat/ringan suatu penyakit,
kemampuan untuk sembuh, penularan, dsb).
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
• Tuntutan sering terjadi karna tdk sama persepsi
antara dokter-pasien, “Asimetrik Perception”
Aspek Klinik
• Eksplorasi terhadap aspek biologis dan
klinis dari suatu penyakit (disease).

• Diagnosis Utama (Medik)


• Sesuai dengan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.

• Diagnosis Banding (Differential Diagnose)


Aspek Risiko Internal
• Eksplorasi faktor-faktor risiko (biopsikososiokultural
dan spiritual) yang ada dalam diri pasien yang
berpotensi untuk menimbulkan atau memperberat
diagnosis klinis atau faktor-faktor yang dapat
menghambat pengobatannya kelak.
• Segala sesuatu yang ADA DALAM DIRI PASIEN yang
dapat menunjang terjadi nya penyakit
• Jenis kelamin.
• Umur. Ex : penyakit degeneratif
• Penyakit keturunan.
• Kebiasaan. kebiasaan dri keluarga
• Gaya hidup. Ex, tdk pernah olah raga dri komunitas
• Termasuk pekerjaannya bukan lingkungan kerja nya
• NB: INGAT HANYA RISIKO
Aspek Risiko Eksternal
• Eksplorasi terhadap faktor-faktor yang ada di luar pasien (keluarga
dan lingkungan, sosio-kultural-spiritual) yang berpotensi untuk
menimbulkan atau memperberat diagnosis klinis atau menghambat
pengobatan kelak.

• Bagaimana Dinamika Keluarga


• Bentuk Keluarga
• Siklus Keluarga
• Tingkat Kesejahteraan Keluarga
• Bagaimana Fungsi Keluarga berjalan
• Bagaimana Interaksi antar anggota keluarga (APGAR Keluarga).
• Bagaimana Kondisi lingkungan seperti rumah dan tempat tinggal.
Bentuk Keluarga

• Berdasarkan Garis Keturunan


• Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
• Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
• Berdasarkan Jenis Perkawinan
• Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang
istri.
• Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu
istri.
Bentuk Keluarga (con’t)

• Berdasarkan Pemukiman
• Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
keluarga sedarah suami.
• Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
keluarga satu istri
• Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun
istri.
• Berdasarkan Kekuasaan
• Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah dipihak ayah.
• Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ibu.
• Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.
Bentuk Keluarga (con’t)

• Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga


• Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
• Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan
sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
• Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
• Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
• Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
• Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
Siklus Keluarga
1. Tahap kemitraan informal (phase of informal partnership)  tahap
menjajaki untuk membentuk keluarga, hubungan dapat sangat erat,
tetapi masih bersifat informal (belum menikah)
2. Tahap perkawinan awal (phase of early marriage)  menjadi satu
keluarga, tetapi belum mempunyai anak.
3. Tahap ekspansi (phase of expansion)  anggota keluarga
bertambah (ekspansi) karena lahirnya anak -anak.
• Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child).
• Tahap keluarga dengan anak pra sekolah (family with preschool children)
• Tahap keluarga dengan anak sekolah (family with children in school)
• Keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)
Siklus Keluarga (con’t)
4. Tahap konsolidasi (phase of consolidation)  ada penambahan
anggota keluarga lagi, tetapi bukan karena melahirkan.
5. Tahap penciutan (phase of contraction)  satu per satu anak mulai
meninggalkan keluarga (karena telah membentuk keluarga sendiri
atau hidup mandiri secara terpisah)
6. Tahap kelenyapan (phase disappearance)
• Orang tua usia menengah (parent alone in midle years)  masa pensiun
(biasanya berlangsung rata-rata selama 15 tahun)
• Keluarga usia jompo (aging family members)  berusia lanjut/pensiun
sampai meninggal dunia (biasanya berlangsung rata-rata selama 10-15 tahun)
Tingkat Kesejahteraan
Keluarga
1. Keluarga pra sejahtera  belum dapat memenuhi Kebutuhan Dasar secara minimal
2. Keluarga sejahtera tahap I  dapat memenuhi kebutuhan Dasar secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan Kebutuhan Sosial Psikologis
3. Keluarga sejahtera tahap II  dapat memenuhi kebutuhan Dasar dan Sosial
Psikologis, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan Kebutuhan Pengembangan
4. Keluarga sejahtera tahap III  dapat memenuhi seluruh kebutuhan Dasar, Sosial
Psikologis dan Pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan secara
teratur kepada masyarakat di sekitarnya, misalnya dalam bentuk sumbangan materiil
dan keuangan, serta secara aktif menjadi pengurus lembaga ke masyarakat yang ada.
5. Keluarga sejahtera tahap III plus  dapat memenuhi seluruh kebutuhannya serta
memiliki kepedulian dan kesertaan yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga disekitarnya.
Kebutuhan-kebutuhan
dalam keluarga
1. Kebutuhan Dasar: agama, pangan, sandang, papan,
kesehatan dan keluarga berencana.
2. Kebutuhan Sosial Psikologi: pendidikan, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan
transportasi.
3. Kebutuhan Pengembangan: menabung dan informasi.
Fungsi Keluarga (PP no.2 1 tahun 1994)
1. Fungsi keagamaan  sebagai wahana dalam menumbuhkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa
2. Fungsi budaya  sebagai wahana mengembangkan dan memelihara kekayaan budaya
bangsa
3. Fungsi cinta kasih  sebagai wahana utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih
lahir dan batin dengan memberikan landasan yang kokoh dalam hubungan kekeluargaan,
serta hubungan kekerabatan antar generasi.
4. Fungsi melindungi  sebagai wahana menumbuhkan rasa aman dan kehangatan.
5. Fungsi reproduksi  sebagai wahana melanjutkan keturunannya yang direncanakan
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan  sebagai wahana dalam memberikan peran kepada
keluarga untuk mendidik keturunannya
7. Fungsi ekonomi  sebagai unsur pendukung pemenuhan kebutuhan hidup.
8. Fungsi pembinaan lingkungan  sebagai wahana memberikan kemampuan kepada setiap
keluarga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang dengan lingkunganya
APGAR Keluarga

No Indikator Keterangan Score


1 Adaptasi (Adaptation) kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang
diperlukannya dan anggota keluarga lainnya
2 Kemitraan (Partnership) kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, urun rembuk
dalam mengambil keputusan dan atau menyelesaikan suatu
masalah yang sedang dihadapi dengan anggota keluarga lainnya.
3 Pertumbuhan (Growth) kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan
keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan
setiap anggota keluarga.
4 Kasih Sayang (Affection) kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi
emosional yang berlangsung dalam keluarga.
5 Kebersamaan (Resolve) kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam
membagi waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga
Total
APGAR Keluarga
• Skor penilaian untuk masing-masing kategori adalah:
• 0 : jarang/tidak sama sekali
• 1 : kadang-kadang
• 2 : selalu/sering
• Interpretasi Total Hasil Penilaian:
• 7 – 10 : sehat, dalam arti setiap anggota keluarga saling mendukung satu
sama lain
• 4 – 6 : kurang sehat, dalam arti hubungan antar anggota keluarga masih perlu
untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 : sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat memerlukan banyak
perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar anggota keluarga.
Aspek Fungsional
• Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas
sehari-hari baik secara fisik maupun emosional
di dalam dan di luar ruangan.

• Grading 5 tingkatan fungsional (subjektif).


1. 100 % TIDAK butuh bantuan orang lain
2. 25 % butuh bantuan orang lain
3. 50 % butuh bantuan orang lain
4. 75 % butuh bantuan orang lain
5. 100% butuh bantuan orang
Genogram
• Suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi
layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi
tentang:
• Nama, umur, pekerjaan anggota keluarga pasien
• Hubungan antar anggota keluarga (status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, hubungan
emosional)
• Kualitas hubungan antar anggota keluarga (jarak atau konflik
antar anggota keluarga)
• Siklus kehidupan keluarga (tahun lahir, tahun meninggal)
• Riwayat sakit di dalam keluarga (penyakit-penyakit spesifik)

• Genogram diisi sejak kunjungan pertama anggota


keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada
informasi baru tentang anggota keluarga pada
kunjungan-kunjungan selanjutnya.
Genogram (con’t)
• Idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3
generasi agar membantu untuk :
1. Mendapat informasi dengan cepat tentang data
yang terintegrasi antara kesehatan fisik dan mental
di dalam keluarga
2. Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
• Instrumen
• Workbook
• Aplikasi
Penatalaksanaan Komprehensif
• Mencakup semua level tatalaksana
• Melalui 3 Pendekatan
• Patient-centered Approach
• Family focused
• Community oriented
Patient-centered
Approach :
• Aspek klinik (medikamentosa atau bedah). Dosisnya
berapa, berapa kali, dll
• Sesuai dengan kondisi bio-psiko-sosial pasien.
• Aspek personal (termasuk konsep illness dan disease).
• Aspek risiko internal.
• Pre dan post hospital.
• Continuum of Care (CoC)
Continuum of Care (CoC)
• Continuum of Care (CoC) adalah konsep yang melibatkan sistem yang
memandu dan melacak pasien dari waktu ke waktu melalui rangkaian
layanan kesehatan yang komprehensif yang mencakup semua tingkat
dan intensitas perawatan.
• CoC dirancang untuk mempromosikan komitmen seluruh masyarakat,
mempromosikan akses dan efek pemanfaatan program oleh individu
dan keluarga, serta mengoptimalkan swasembada (kemandirian) di
kalangan individu, keluarga ibu hamil.
Family Focused :

•Keluarga sebagai unit of care.


•Aspek risiko eksternal.
•Semua atribut keluarga yang
berpengaruh terhadap sehat dan sakit
pasien.
•Termasuk lingkungan kerja.
Community oriented :

•Identifikasi apakah penyakit pasien juga


merupakan masalah kesehatan komunitas.
•Pembentukan peer group  ex : lansia.
•Jika diperlukan, intervensi komunitas dan
advokasi stake holder. Misalnya kasus kusta
Level Tatalaksana
• Primary Prevention (Promotion, Proteksi Spesifik)
• Mencegah dari terjadinya penyakit
• Secondary Prevention (Fase Laten/Pre-Symptomatis)
• Mencegah resiko komplikasi saat baru mulai sakit
• Kuratif (Fase Aktif/Symptomatis -gejala klinis-)
• Pengobatan penyakit
• Tertiary Prevention (Rehabilitasi)
• Mempercepat pemulihan
• Paliatif (Fase irreversible)
• Meningkatkan kualitas hidup pasien yang tidak bisa sembuh
THE NATURAL HISTORY OF A DISEASE
STIMULUS to the PALLIATIVE
HOST REACTION RECOVERY CARE
HOST
Interrelation of with or End of life care
Latent Period Symptoms,
Agent, Host and without
(Pre- Signs
Environmental Defects,
symptomatic) (Clinical)
factors Disability
PREPATHOGENESIS PERIOD OF PATHOGENESIS
Quality of
care, Quality of
Disability death, Advance
Health Promotion Early Diagnosis and Prompt
Limitation directive,
Specific Protection Treatment,
Rehabilitation Preparing the
family

PRIMARY SECONDARY TERTIARY


TREATMENT PALLIATIVE
PREVENTION PREVENTION PREVENTION
CARE
Leavell & Clark Level of Application of Preventive Medicine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai