“KETERAMPILAN BELAJAR
TEKNIK MEMBACA”
OLEH :
Kelompok 5
Nama : - Almira Fitriana (7193144001)
- Devita R. Napitupulu (7192444002)
- Putri Anggri Azari (7193344003)
Dosen Pengampu : Dra. Rosdiana, M.Pd.
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 1
1.3 Tujuan………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...... 3
2.1 DEFINISI MEMBACA……………………………………... 3
2.2 TUJUAN MEMBACA……………………………………….. 6
2.3 JENIS-JENIS MEMBACA…………………………………... 7
2.4 FUNGSI MEMBACA………………………………………... 10
2.5 TEKNIK MEMBACA………………………………………... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keterampilan belajar dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu
dalam aspek terpenting dalam belajar; pertama untuk lebih memahami konsep belajar
untuk belajar, dan yang kedua menekankan implikasi praktis dari konsep tersebut
pada aplikasi nyata dalam aktivitas sehari-hari seperti proses belajar mengajar,
training, konseling, pengembangan program dan melaksanakan program di dalam
lingkup akademik (Djamal, 2006 : 10).
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
· Apakah yang di maksud dengan membaca?
· Apakah tujuan membaca?
· Apa saja jenis-jenis membaca?
· Apa saja fungsi membaca?
- Apa saja teknik menulis ?
1.3 TUJUAN
· Untuk mengetahui hakikat membaca.
· Untuk mengetahui tujuan membaca.
· Untuk mengetahui fungsi membaca.
· Untuk mengetahui jenis-jenis membaca.
. Untuk mengetahui teknik membaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Pengertian membaca menurut Miles A Tingker dan Contasc,
Membaca adalah melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan
bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan
membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki
oleh pembaca.
6. Pengertian membaca menurut Hodgson sebagaimana yang dikutip oleh
Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis.
7. Pengertian membaca menurut Harjasujana dan Mulyati (1997: 5)
mengemukakan bahwa membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca
bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis semata-mata. Bermacam-
macam kemampuan perlu dikerahkan oleh seorang pembaca agar dia mampu
memahami materi yang dibacanya. Pembaca harus berupaya agar lambang-lambang
yang dilihatnya menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
8. Pengertian membaca menurut Anderson dalam Tarigan (2008: 7)
mengemukakan bahwa membaca adalah proses dekoding (decoding). Artinya, suatu
kegiatan untuk memecahkan lambang-lambang verbal. Proses dekoding atau
pembacaan sandi dapat diartikan pula sebagai proses menghubungkan kata-kata tulis
(written word) dengan bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
9. Pengertian membaca menurut Soedarso (2006: 4) membaca adalah aktivitas
yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah.
Aktivitas yang kompleks dalam membaca meliputi pengertian dan khayalan,
mengamati, serta mengingat-ingat.
10. Pengertian membaca menurut Kridalaksana dalam Fajar Rachmawati (2007:
3) bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam
bentuk urutan lambang–lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna
dalam bentuk pemahaman diam–diam atau pengujaran keras-keras
4
11. Pengertian membaca menurut Nurhadi (Nurhadi, 2008: 13), membaca adalah
sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca
terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal membaca. Faktor internal
meliputi intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan membaca,
sedangkan faktor eksternal meliputi sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan
atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Rumit
artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan membentuk koordinasi yang
rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.
12. Pengertian membaca menurut Farida Rahim (2005: 1), terdapat tiga istilah
yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca
yaitu: recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan
kalimat kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem
tulisan yang digunakan. Decoding adalah proses penerjemahan rangkaian grafis ke
dalam kata-kata. Penekanan membaca pada tahap recording dan decoding merupakan
proses perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-
bunyi bahasa yang sering disebut dengan istilah membaca permulaan sedangkan
meaning lebih ditekankan di kelas tinggi Sekolah Dasar.
13. Pengertian membaca menurut Sabarti Akhadiah dkk (1991: 22)
mengungkapkan bahwa membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan seperti
mengenali huruf dan kata – kata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya,
serta menarik kesimpulan mengenai maksud jawaban.
14. Pengertian membaca menurut Harris dan Sipay (Zuchdi, 2008: 19), membaca
dapat didefinisikan penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis. Hakikat kegiatan
membaca adalah memperoleh makna yang tepat. Pengenalan kata dianggap sebagai
prasyarat yang diperlukan bagi komprehensi bacaan, tetapi pengenalan kata tanpa
komprehensi sangat kecil nilainya.
15. Pengertian membaca menurut Nuriadi (2008: 29), membaca adalah proses
yang melibatkan aktivitas fisik dan mental. Salah satu aktivitas fisik dalam membaca
adalah saat pembaca menggerakkan mata sepanjang baris-baris tulisan dalam sebuah
teks bacaan. Membaca melibatkan aktivitas mental yang dapat menjamin
5
pemerolehan pemahaman menjadi maksimal. Membaca bukan hanya sekadar
menggerakkan bola mata dari margin kiri ke kanan tetapi jauh dari itu, yakni aktivitas
berpikir untuk memahami tulisan demi tulisan.
16. Miles Tinker dan Constance Mc Cullough (Iswara, Prana Dwija dan
Harjasujana, Ahmad Slamet, 1996: 2) memandang bahwa : Membaca sebagai
kegiatan yang meliputi pengenalan lambang-lambang tertulis atau lambang percetak
yang berperan sebagai stimuli untuk mengingat makna yang dibangun berdasar pada
pengalaman yang lalu dan penyusunan makna-makna baru dengan jalan
memanipulasi konsep-konsep yang telah dimiliki oleh pembaca.
17. Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang-
lambang tulis dengan pengertian yang tepat (Harjasujana & Maryati).
18. Membaca adalah suatu kegiatan berbaha untuk memahami lambang-lambang
bunyi bahasa yang tertulis baik bersuaar ataupun tidak dalam memahami informasi-
informasi yang disajikan (Herususanto).
19. Membaca adalah proses psikologis, proses sensorik, proses perseptual, dan
proses perkembangan (Harras dan Sulistianingsih).
20. Pengertian membaca menurut Schmitt dan Viala (Madiyant, 1993) Mereka
membagi definisi membaca dalam pengertian khusus dan umum. Membaca dalam arti
khusus adalah suatu upaya mengurai teks tulis tetapi dalam arti yang lebih luas,
membaca adalah suatu kegiatan mengobservasi suatu jaringan tanda sebagaimana
karakteristiknya untuk tujuan membongkar maknanya sehingga wajar apabila
kegiatan ini meluas menjadi membaca suatu gambar, lukisan, grafik dan sebagainya.
6
1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh para penemu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
memperoleh perincian atau fakta (reading for details or facts).
2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal tersebut merupakan topic yang baik atau
menarik. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama
(reading for mains ideas).
3. Membaca untuk mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan (reading for
sequence or organization).
4 .Membaca untuk mengetahui serta menemukan mengapa para tokoh merasakan.
Membaca seperti ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi
(reading for inferensi).
5. Membaca untuk mengetahui dan menemukan apa-apa yang tidak bisa atau tidak
wajar mengenai seorang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk
mengelompokkan (reading for classify).
6. Membaca untuk mencari atau menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu. Membaca seperti ini disebut membaca untuk menilai (reading
tu evaluate).
7. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading for
compare or contrasts).
7
2. Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir bergerak.
3. Perluas jangkauan mata ketika membaca.
4. Tidak mengulang-ulang bacaan.
Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan
membaca. Rumus tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan x 100%
Waktu yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca
B. Membaca Sekilas
Membaca sekilas (skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau
bacaan-bacaan ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar
dapat menemukan infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak semua
informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap penting sudah
mewakili informasi yang ingin diketahui.
Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada bagian-bagian
teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau hal umum lainnya. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1. jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
2. baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran tersebut, dan
3. jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk membacanya.
C. Membaca Memindai
Membaca memindai disebut juga membaca scanning, yaitu teknik membaca
yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca yang lain. Melainkan
langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik membaca memindai, biasanya
dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata atau istilah di kamus, dan
mencari informasi di ensiklopedia.
8
D. Membaca Intensif
Membaca intensif adalah teknik membaca yan dapat diterapkan dalam upaya
mencari informasi yang bersifat detail. Membaca intensif juga dapat diterapkan untuk
mencari informasi sebagai bahan diskusi. Membaca intensif, disebut juga membaca
secara cermat. Membaca dengan cermat akan memperoleh sebuah pokok persoalan
atau perihal menarik dari suatu teks bacaan untuk dijadikan bahan diskusi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca intensif adalah sebagai berikut:
1. membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-
hal lain,
2. mempertimbangkan kemampuan diri dal kemampuan teman diskusi berkenaan
dengan kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan didiskusikan,
3. mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait hal yang
akan didiskusikan.
E. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara
tidak begitu detail. Kegiatan membaca ekstensif ditujukan untuk mendapatkan
informasi yang bersifat pokok-pokok penting dan bukan hal yang sifatnya terperinci.
Berdasarkan informasi pokok tersebut, kita sudah dapat melihat atau menarik
kesimpulan mengenai pokok bahasan atau masalah utama yang dibicarakan.
Membaca ekstensif dapat digunakan ketika membaca beberapa teks yang memiliki
masalah utama sama. Kita dapat menarik kesimpulan mengenai teks yang memiliki
masalah utama yang sama, meskipun pembahasan detailnya berbeda.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika membaca ekstensif dua teks:
1. membaca kedua teks secara keseluruhan, sehingga mendapatkan pemahaman
terhadap kedua isi teks,
2. memahami pokok-pokok penting yang disampaikan dalam masing-masing teks,
3. membandingkan kedua teks, sehingga memperoleh gambaran adanya persamaan
dan perbedaannya, dan
4. menarik kesimpulan mengenai masalah utama kedua teks.
9
2.4 FUNGSI MEMBACA
1. Fungsi intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas,
membina daya nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya
ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)
2. Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya,
didukung oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah,
bacaan sastra, dan lain-lain.
3. Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis
dalam kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep
membuat minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
4. Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan,
memperluas budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
5. Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan.
Contoh: dengan membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi
yang sangat penting atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya
yang mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor,
fariabel karya sastra, dll.
7. Fungsi Sosial
Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi manakala
dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca tersebut
langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap, berbuat
dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.
8. Fungsi Pembunuh Sepi
10
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang
waktu, mengisi waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll. (Amir,
1996:5).
11
C. Baca Lompat (Skipping).
Teknik baca lompat berkaitan dengan baca pilih. Karena pembaca memilih
bagian-bagian teks yang perlu di bacanya, ada kemungkinan dia melompati bagian-
bagian teks yang dibacanya. Misalnya, ketika membaca sebuah bab buku teks,
kadang-kadang melewati atau melompati bagian-bagian tertentu dari bab tersebut.
Artinya, dia tidak membaca bagian tersebut, melainkan membaca bagian yang
berikutnya. Baca-lompat (skipping) dipakai untuk menemukan bagian bacaan relevan
dengan kebutuhan pembacanya, dilakukan dengan cara melompati bagian-bagian
yang tidak diperlukan. Namun terkadang baca lompat juga ditentukan saat membaca.
Saat membaca, tiba-tiba pembaca merasa kurang tertarik dengan bagian tertentu,
kemudian pembaca akan melompati bagian tersebut dan lanjut kebagian berikutnya
atau yang lainnya.
12
E. Baca Tatap (Scanning)
Jenis membaca ini adalah jenis membaca yang sangat cepat. Ketika seseorang
membaca tatap, ia akan melampaui banyak kata. Soedarso (2006:89) menyebutkan
bahwa scanning adalah sebuah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi
tanpa membaca yang lain-lain. jadi, langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta
khusus dan informasi tertentu. Scanning digunakan antara lain untuk membaca daftar
isi buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar,
buku petunjuk telepon, dan kamus. Sebaliknya, cerita memindai tidak digunakan
untuk membaca cerita misteri, buku teks untuk suatu buku kursus yang penting, surat-
surat penting dari ahli hukum, denah (peta) untuk menemukan jalan pulang,
pertanyaan tes, dan puisi (Mikuley & Jeffries, dalam Rahim, 2007:52).
F. Baca Reseptif
Membaca reseptif tidal lain daripada membaca intensif. Penggunaan mode
membaca ini dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat apa yang ingin
disampaikan penulis (White, 1986). Membaca reseptif diperlukan apabila orang ingin
mengetahui bahan bacaan sampai pada hal-hal yang sangat rinci. Karena itu pula,
membaca reseptif tidak dapat dilakukan dengan hati-hati dan teliti sekali.
Untuk mendapatkan informasi secara mendetail, pembaca kadang-kadang perlu
membaca secara berulang-ulang. Dengan membaca secara berulang-ulang
pemahamannya menjadi lebih akurat. Oleh karena itu, membaca reseptif memerlukan
waktu yang relatif lebih lama untuk membaca sebuah teks.
G. Baca Responsif
Di dalam membaca, kadang-kadang orang belum merasa puas walaupun
sebenarnya dia sudah memahami apa yang disampaikan penulis. Dalam hal ini,
pembaca ingin merefleksikan gagasan, konsep, atau ide penulis. Model membaca
yang demikian disebut membaca responsive (White, 1986) atau membaca kritis
(Burhan, 1979). Model membaca responsive menuntut berbagai macam keterampilan
membaca untuk dapat merangkum isi bacaan, menganalisis, dan akhirnya menilai
gagasan yang ditemukan dalam bacaan (Burhan, 1979).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Membaca merupakan kegiatan memahami teks bacaan dengan tujuan untuk
memperoleh informasi dari teks yang kita baca. Jenis membaca berdasarkan cara
membaca dibedakan menjadi lima yaitu: membaca cepat, membaca sekilas, membaca
memindai, membaca intensif, membaca ekstensif.
3.2 SARAN
Untuk lebih memahami semua tentang membaca, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,
diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori, 2011. Psikologi Remaja, Jakarta: PT Bumi
Aksara Alma
15