Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BALOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KEKAKUAN

Disusun oleh:
Mahmuda (1805511136)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PEMBAHASAN

Analisis Balok dengan Menggunakan Metode Kekakuan


Sebelum membahas bagaimana metode kekakuan yang terjadi pada balok, sebaiknya kita
membahas pendahuluan tentang konsep dan definisi yang berhubungan dengan batang-batang.
1. Mengidentifikasi batang dan simpul
dalam urutan menggunakan metode kekakuan pada balok, pertama kita harus menentukan
bagaimana untuk membagi balok menjadi elemen hingga komponennya secara umum, setiap
elemen harus bebas terhadap beban dan mempunyai penampang yang prismatic (sama).
Untuk simpul pada setiap elemen yang terletak pada sumbu dimana batang terkoneksi
bersama, dan dimana sebuah gaya dari luar terjadi, kemudian area penampang tiba-tiba
berubah, atau vertikal atau rotasi perletakan pada sumbu dibagi. Contoh, balok pada gambar
(a). menggunkan skema yang sama sperti rangka batang, 4 simpul yang diberi nomor dengan
lingkaran, dan 3 elemen yang diidentifikasi dengan nomor kotak. Juga diberi keterangan
“near” dan “far” pada setiap akhir elemen yang diidentifaksi dengan panah disamping setiap
elemen.

1.1 Koordinat global dan lokal


sistem koordinat global akan diidentifikasi menggunakan x, y, z. contoh gambar (b)
koordinat lokal x’, y’, z’ memiliki arti sebenarnya “near” pada setiap akhir elemen. Dan
sumbu x’ positif memiliki arti “far” diakhir. Pada gambar menunjukkan koordinatnya untuk
2 elemen. Kasus keduanya kita menggunakan system koordinat tangan kanan. Jadi jika jari
tangan kanan melingkar dari sumbu x (x’) menuju sumbu y (y’), sumbu ibu jari berada di
arah positif pada sumbu z(z’), dimana arah keluar dari sumbu koordinat. Ingat bahwa setiap
elemen balok sumbu x dan x’ akan koliner dan global dan koordinat local akan parallel.
Maka dari itu, tidak seperti kasus pada rangka batang, disini kita tidak butuh
mengembangkan matriks transformasi diantara system koordinat ini.
1.2 kinematika tak tentu

Suatu elemen dan simpul sudah didentifikas, dan system global koordinat sudah ditentukan.
Derajat kebebasan untuk balok dan kinematika tak tentu dapat ditentukan. Jika kita berpikir
efek dari kedua pembengkokan dan geser, kemudian setiap simpul pada balok dapat memiliki
2 derajat kebebasan, yang dinamakan, perletakan vertical dan rotasi. Seperti pada kasus
rangka batang perletakan linear dan rotasi akan diidentifikasi dengan nomor. Nomor terendah
akan digunakan untuk mengidentifaksi perletakan yang tidak diketahui dan nomor tertinggi
untuk mengidentifikasi perletakan yang diketahui.
Untuk menunjukkan contoh penomoran, untuik mengingat balok menerus pada gambar
diatas (a). Balok tersebut memiliki kinematic tak tentu derajat 4. Diantaranya 8 derajat
kebebasan, untuk nomor 1-4 menunjukkan perletakan yang tidak diketahui, dan nomor 5-8
menunjukkan perletakan yang diketahui, dimana semua bernilai 0. Contoh lain, balok pada
gambar 15-2a dibagi menjadi 3 elemen dan 4 simpul, khususnya, ingat engsel pada simpul 3
mengalami defleksi di waktu yang sama untuk kedua elemen 2 dan 3; bagaimanapun rotasi
pada akhir setiap elemen berbeda. Kemudian untuk 9 derajat kebebasan, 5 yang tidak
diketahu terlihat pada gambar 15-2b dan 4 diketahui; bernilai 0. Pada akhirnya kita berpikir
mekanisme yang digunakan untuk balok pada gambar 15-3a. defleksi pada balok terdapat
pada gambar 15-3b dan 5 defleksi yang tidak diketahui yang diberi penomoran rendah. Balok
memiliki kinematic tak tentu derajat 5.
Pertama kita harus menentukan kekakuan matriks untuk setiap elemen dan matriks akan
dikombinasikan menjadi balok atau struktur kekakuan matriks. Dengan begitu kita dapat
menentukan perletakan yang tidaak diketahui pada simpul dan menentukan rekasi pada balok
dan gaya geser dan momen pada simpul.

2. Balok- kekakuan batang matriks


Pada bagian ini kita akan mengembangkan matriks kekakuan untuk elemen balok atau batang
yang memiliki penampang area yang konstan dan direferensikan dari system koordinat local
x’, y’, z’ pada gambar 15-4. Koordinat asli ditempatkan pada “near” dengan N, dan sumbu x
positif yang berarti “far” dengan F. Terdapat 2 reaksi pada setiap elemen, terdiri dari gaya
geser qny dan qfy dan momen pembengkokan qnz dan qfz. Semua beban koordinat berada
pada arah positif. Khususnya, pada momen qnz dan qfz yang berlawanan arah jarum jam
positif saat aturan tangan kanan vector momen kemudian arah sepanjang sumbu z’ positif
dimana diluar sumbu koordinat.
Perletakan linear dan angular terkait pada beban juga mengikuti pertanda konvensi yang sma.
Sekarang kita akan menjatuhkan setiap perletakan secara terpisah dan kemudian menentukan
beban yang bekerja pada batang yang disebabkan oleh setiap perletakan.

Perletakan. Ketika perletakan positif dny bekerja sementara perletakan lain yang mungkin
dapat diegah. Hasil dari gaya geser dan momen pembengkokan yang terdapat pada gambar
15-5a. ketika dfy bekerja gaya geser dan momen pembengkokan dibutuhkan seperti pada
gambar 15-5b
Z Rotasi. Jika rotasi dnz positif bekerja sementara perletakan lain yang mungkin dapat
diegah. gaya geser dan momen pembengkokan dibutuhkan untuk deformasi seperti pada
gambar 15-6a. ketika dfz dicegah, hasil dari beban terdapat seperti pada gambar 15-6b.

Dengan superposisi, jika hasil diatas pada gambar 15-5 dan 15-6 dijumlahkan, hasil dari 4
beban perletakan hubungan antara batang dapat ditunjukkan pada bentuk matriks

persamaan tersebut dapat diringkas menjadi


q = kd
3. Balok- struktur kekakuan matriks
Setelah semua batang kekakuan matriks sudah ditemukan, kita harus mengumpulkan
mereka menjadi struktur kekakuan matriks K. Proses ini bergantung pada lokasi pertama
yang diketahui pada setiap elemen pada kekakuan batang matriks. Baris dan kolom pada
setiap matriks k diidentifikasi oleh 2 nomor kode dekat dan batang (Ny, Nz) diikuti oleh
yang jauh dengan (Fy,Fz). Maka dari itu, ketika mengumpulkan matriks, setiap elemn
harus diletakkan di lokasi yang sma pada matriks K. Dengan cara ini, K mempunya
sebuah pesan bahwa akan sama dengan nomor kode tertinggi yang telah ditetapkan pada
balok, sejak menunjukkan jumlah nomor derajat kebebasan, juga, dimana beberapa
batang terhubung pada simpul. Betang kekakuan tersebut mempengaruhi koefisien yang
akan diposisikan oleh matriks K dan bagaimanapun harus dijumlahkan bersama secara
aljabar untuk menentukan simpul kekakuan yang mempengaruhi koefisien untuk struktur.
Hal ini diperlukan sejak setiap koefisien menunjukkan perlawanan simpul pada struktur
dalam arah yang khusus (y’ or z’). ketika perletakan (y’ or z’) terjadi pada simpul yang
sma atau berbeda.
4. Aplikasi metode kekakuan untuk analisa balok
Setelah struktur kekakuan matriks di tentukan, beban pada simpul pada balok dapat
dihubungkan dengan perletakan menggunakan persamaan struktur kekakuan
Q = KD
Dimana Q dan D adalah kolom matriks yang menunjukkan kedua perletakan yang
diketahui dan tidak diketahui. Pembagian kekakuan matriks ke dalam elemen yang
diketahui dan tidak diketahui pada beban dan perletakan, kita punya

yang ketika diperluas menghasilkan 2 persamaan:

Perletakan Du yang tidak diketahui telah ditentukan dari persamaan yang pertama,
menggunakan hasil tersebut, yang mendukung reaksi qu, yang dikomputasikan untuk
persamaan kedua.

Beban terpusat. Untuk pengaplikasiannya, sangat penting bahwa elemen pada balok
bebas dari beban sepanjang panjangnya. Ini sangat diperlukan sejak kekakuan matriks
untuk setiap elemen telah dikembangkan untuk beban yang dipakai hanya pada akhirnya.
Seringkali, bagaimanapun, balok akan mendukung persebaran beban dan kondisi ini akan
memerlukan modifikasi dalam urutan untuk menunjukkan analisis matriks.
Untuk menangani kasus ini, kita akan menggunakan prinsip superposisi dengan cara yang
sama dengan itu digunakan untuk rangka batang. Untuk menunjukkan aplikasinya, ingat
elemen balok dengan panjang L, yang disubjekkan untuk penyebaran beban merata w.
pertama kita akan menggunakan metode kekakuan, pada gambar 15-7b. kita akan
merujuk beban tersebut sebagai matriks kolom. Kemudian bebannya didistribusikan and
reaksinya q0 dapat diterapkan. Beban actual didalam balok ditentukan dengan
menjumlahkan 2 hasil. Rekasi di ujung tetap untuk kasusu lain pada beban yang
diberikan di sampul belakang bagian dalam. Tambahan untuk menyeleaikan masalah
yang melibatkan beban lateral seperti ini, kita dapat juga menggunakan metode ini untuk
menyelesaikan masalah yang melibatkan suhu berubah atau kesalahan fabrikasi.
Gaya batang. Geser dan momen pada setiap elemen balok dapat ditentukan
menggunakan persamaan q=kd. Dan menambahkan pada setiap reaksi ujung tetap qo jika
element tersebut mengalami bebean terpusat. Kita punya
q= kd+qo

jika hasilnya negative. Hali ini berarti bahwa beban yang bekerja berlawanan arah seperti
yang terdapat pada gambar 15-4.

Tata cara untuk menganalisis

Metode berikut menyediakan menyediakan sarana untuk menentukan perletakan, reaksi


yang bekerja dan beban internal untuk batang atau hingga menentukan elemen statis atau
batang statis tak tentu.

Notasi
 Bagi balok menjadi beberapa elemen dan identifikasi secara tepat setiap elemen
dan simpulnya. Gunakan nomor yang ditulis dengan lingkaran untuk simpul dan
tulis nomor dengan kotak untuk batang. Biasanya sebuah elemen terbentang
antara titik yang bereaksi. Titik yang dipusatkan oleh beban dan sendi atau titik
dimana terdapat beban internal atau perletakan harus ditentukan. Juga E dan I
untuk elemen harus konstan.
 Menspesifikasikan near dan far pada setiap symbol elemen dengan mengarahkan
panah sepanjang elemen, dengan bagian kepala diarahkan menuju ujung far.
 Pada setiap titik simpul spesifikasi nomor y dan z nomor kode. Di semua kasusu
gunakan nomor kode rendah untuk mengidentifikasi semua derjakat kebebasan
yang unconstrained (tidak dibatasi) diikuti oleh yang tersisa atau nomor yang
tinggi untuk mengidentifikasi derajat kebebasan yang constrained (dibatasi)
 Dari masalah tersebut, tetapkan perletakan D yang diketahui dan beban luar Qk
yang diketahui termasuk setiap beban yang bisa diperbaiki jika berbalik arah dan
jika elemen yang bekerja adalah sebuah beban terpusat.
Struktur kekakuan matriks
 Gunakan persamaan 15-1 untuk menentukan kekakuan matriks untuk setiap
elemen yang ditunjukkan menjadi global koordinat.
 Setelah setiap batang kekakuan matriks dientukan, dan baris dan kolom
diidentifikasi dengan kode nomor yang sesuai, kumpulkan matriks untuk
menentukan struktur kekakuan matriks K. sebagai pemeriksaan secara parsial,
batang dan struktur kekakuan matriks semua harus simetrik.
Perletakan dan beban
 Partisi spersamaan struktur kekakuan dan bawa perkalian matriks secara urut
untuk menentukan perletakan yang tidak diketahui Du dan reaksi yang bekerja
Qu.
 Gaya geser internal dan momen q pada ujung setiap elemen balok dapat
ditentukan dari persamaan 15-5, menghitung ujung beban tambahan.

Contoh soal 1

Tentukan reaksi yang bekerja pada balok yang terlihat pada gambar dibawah. Dimana EI
konstan

Solusi
Notasi. Balok mempunyai 2 elemen dan 3 simpul yang diidentifikasi seperti gambar 15-
8b. kode nomor 1-6 diidentifikasikan seperti dibawah, nomor rendah 1-4
mengidentifikasi derajat kebebasan unconstrained.
Batang kekakuan matriks. Setiap batang dari 2 batang kekakuan matriks ditentukan dari
persamaan 15-1. Perhatikan dengan seksama bagaimana nomor kode untuk setiap kolom
dan baris di tetapkan.

Perletakan dan beban. Sekarang kita gabung elemen tersebut menjadi struktur kekakuan
matriks. Sebagai contoh, elemen k11 = 0+2 = 2. K55 = 1,5+1,5= 3

Q= KD

Matriks dipartisi sepertiterlihat pada gambar. Lakukan perkalian untuk baris 1 4,

Diperoleh
menggunakan hasinya, dan mengalikan 2 baris terakhir diperoleh

Contoh soal 2

Balok yang terdapat pada gambar dibawah mengalami 2 pasang batang. Jika pusat (2) yang
bekerja menetap 1,5 mm, tentukan reaksi yang bekerja. Asumsikan rol yang bekerja pada (1)
dan(3) dapat menarik ke bawah atau mendorong balok. Ambil E = 200 GPa dan I = 22 (10)^6

NOTASI. Balok mempunyai 2 elemen dan 3 tidak diketahui derajat kebebasannya. Di labelkan
dengan nomor kode yang rndah seperti pada gambar 15-10b. disini matriks beban dan perletakan
diketahui
Batang kekakuan matriks. Batang kekakuan matriks ditentukan menggunakan persamaan 15-1
yang sesuai dengan nomor kode dan arah batang yang terlihat pada gambar 15-10b, kita punya

Perletakan dan beban. Gabungkan struktur kekakuan matriks dan tulis persamaan kekakuan
struktur, diperoleh

Penyelesaian untuk perletakan yang tidak diketahui


Substitusi EI = 200 (10^6)(22)(20^-6) dan diperoleh

D1 = 0,001580 rad, D2 = 0, D3= -0,001580 rad

Dengan menggunakan hasil tersebut, reaksi yang bekerja oleh karena itu

Contoh 3

Tentukan defleksi pada (1) dan reakssi pada balok yang terlihat pada gambar di bawah. EI
konstan,

Solusi

Notasi. Balok dibagi menjadi 2 elemen dan simpul dan batangnya diidentifikasi sepanjang
dengan arah near ke ujung far. Pada gambar 15-2b. defleksi yang tidak diketahui terlihat pada
gambar 15-12c. secara khusus, perhatikan bahwa rotasi perletakan D4 tidak terjadi karena roll
yang constraint

Anda mungkin juga menyukai