Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya peningkatan kualitas perencanaan program kesehatan, dibutuhkan
suatu upaya perencanaan yang dapat menghasilkan rencana yang komprehensif dan
holistik. Perencanaan kesehatan adalah kegiatan yang penting untuk dilakukan di masa
yang akan datang guna menghadapi berbagai masalah dalam bidang kesehatan. Langkah-
langkah perencanaan pada dasarnya sama dengan alur pikir siklus pemecahan masalah,
langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah analisis situasi, identifikasi masalah dan
menetapkan prioritas, menetapkan tujuan, melakukan analisis untuk memilih alternatif
kegiatan terbaik, dan menyusun rencana operasional.
Kegiatan untuk menentukan prioritas pada suatu masalah adalah suatu proses
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode-metode tertentu
untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang penting.
Penentuan prioritas masalah ini dinilai oleh sebagian besar staf di bidang kesehatan sebagai
inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini dapat dikatakan sebagai
suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Setelah prioritas dari
masalah telah ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan
progresif menuju pelaksanaan.
Masalah akan timbul apabila terdapat kesenjangan (gap) di antara harapan dan
kenyataan. Oleh karena itu, perumusan masalah yang baik adalah suatu rumusan yang
jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dapat dikemukakan baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan
merupakan bagian dari proses perencanaan yang harus dilaksanakan dengan baik dan
melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Dengan
demikian, masalah yang akan ditanggulangi seyogyanya merupakan masalah dari
masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah
kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif didalamnya. 
Penetapan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat saat ini
merupakan tugas yang penting dan semakin sulit untuk dilakukan. Manajer kesehatan
masyarakat sering dihadapkan pada masalah yang semakin menekan dengan sumber daya
yang semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan
mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting.
Dari berbagai masalah kesehatan yang diidentifikasi, ada beberapa masalah
kesehatan yang sangat penting untuk diatasi. Munculnya sejumlah masalah dari analisis
permasalahan secara simultan, yang nampaknya mempunyai bobot permasalahan yang
sama, menghadapkan pengambil keputusan kepada pertanyaan, masalah manakah yang
memerlukan penanggulangan segera. Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni: besarnya masalah yang terjadi,
pertimbangan politik, persepsi masyarakat, bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.
Secara garis besar pemilihan prioritas masalah dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Scoring Technique (Metode Penskoran) misal: metode Bryant, MCUA (Multiple Criteria
Utility Assesment Methode), metode USG, metode CARL, PAHO, metode Hanlon dan

1
metode teknik multi-voting sedangkan Non Scoring Technique misalnya: metode Delbeque,
metode Delphi, metode estimasi beban kerugian, metode NGT, metode strategi Grids, dan
metode analisis ABC. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
teknik-teknik menentukan prioritas masalah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apasajakah yang dibahas sebelum prioritas masalah?
2. Apa sajakah yang dibahas dalam prioritas masalah?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui tentang:
1. Sebelum Prioritas Masalah
2. Prioritas Masalah

D. MANFAAT
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami
pembahasan materi tentang:
1. Sebelum Prioritas Masalah
2. Prioritas Masalah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEBELUM PRIORITAS MASALAH


1. Langkah-Langkah Sebelum Penentuan Prioritas Masalah

Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)


dan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya semua permasalahan yang timbul harus
dicari jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu
menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus, untuk itu perlu
ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah merumuskan masalah, maka
dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas
masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif,
objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses
perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu
persiapan untuk keputusan pentinAg dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas
ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju
pelaksanaan. Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak
diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian
yang relevan. Hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan
paling naluriah. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat
dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang
ditentukan secara jelas.
Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat
berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula.
Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak pada satu
dimensi. Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk menilai penetapan prioritas
terutama sebagai suatu masalah penentuan mortalitas dan mortabiditas relatif dari
masalah-masalah kesehatan tertentu. Pendekatan ini dipakai  secara berlebihan dalam
versi pertama “Metode Amerika Latin” dalam perencanaan kesehatan. Ilmuwan sosial,
politikus, dan masyarakat umum cenderung memandang penetapan prioritas sebagai
suatu tanggapan atas perasaan populer mengenai hal-hal yang penting. Bagi mereka
pertimbangan-pertimbangan yang penting adalah : Pertama, apa yang diinginkan
masyarakat untuk dilakukan dan yang kedua adalah program kesehatan yang dapat
diterima. Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam hubungannya
dengan yang disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin sebagai
“kerawanan” masalah-masalah kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada ketersediaan
metode teknis untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-kondisi yang
memerlukan perhatian.
Keterbatasan paling serius di Negara berkembang yang bahkan mungkin seringkali
lebih berat dari pada kerangka kerja administratif untuk menyediakan pelayanan dan
personil yang diperlukan. Para ekonom memberi penekanan khusus pada biaya. Hal ini

3
biasanya merupakan kendala akhir yang menentukan apa yang akan dilakukan, ongkos-
ongkos relatif berbagai program pengendalian harus diseimbangkan. Kebijakan penting
dalam menyeimbangkan ongkos perencanaan kesehatan umumnya adalah menyediakan
pelayanan kesehatan ke masyarakat secara maksimum dari pada memberikan pelayanan
dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil masyarakat.
Perencanaan kesehatan harus mengembangkan keterampilan dalam semua
disiplin ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang
seimbang. Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam
informasi baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian ini. Tanpa
mengindahkan semua usaha pada pengukuran dan pengelompokkan khusus, si perencana
pada akhirnya harus bersandar pada elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti
berdasarkan pengalaman atau evaluasi rencana-rencana sebelumnya dalam membuat
keputusan akhir.
Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan
bersama-sama dengan kecakapan  unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan.
Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan
langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara
jelas. Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat
berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula
sehingga mengurangi terjadinya kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu
banyak pada satu dimensi.         
Terdapat perbedaan dari cara penetepan prioritas pada seorang ahli
epidemiologi, administrator dan ahli hukum. Seorang ahli epidemiologi cenderung untuk
menilai penetapan prioritas terutama sebagai suatu masalah penentuan mortalitas dan
mortabiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan tertentu. Pendekatan ini
dipakai  secara berlebihan dalam versi pertama “Metode Amerika Latin” dalam
perencanaan kesehatan. Para administrator cenderung mengkaji prioritas terutama dalam
hubungannya dengan yang disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin
sebagai “kerawanan” masalah-masalah  kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada
ketersediaan metode teknis untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau kondisi-kondisi
yang memerlukan perhatian. Sedangkan para ekonom memberi penekanan khusus pada
biaya. Hal ini biasanya merupakan kendala akhir yang menentukan apa yang akan
dilakukan. Kebijakan penting dalam menyeimbangkan ongkos perencanaan kesehatan
umumnya adalah menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara maksimum
dari pada memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil
masyarakat.  
Agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang seimbang maka
perencanaan kesehatan harus mengembangkan keterampilan dalam semua disiplin ilmu.
Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam informasi
baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian ini. Perencana harus
bersandar pada elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman
atau evaluasi rencana-rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir.   

4
2. Analisis Situasi
Dalam melakukan analisis situasi, kita akan dihadapkan dengan informasi
yang akan mencerminkan dari masalah-masalah yang berada di lapangan. Masalah
yang kerap terjadi di sini adalah orang terbiasa dengan informasi rutin untuk
pelaporan. Mereka biasa memahami maksud dari data selain berkaitan dengan
target kegiatan. Data terbiasa dipakai untuk mengukur hasil. Padahal data bisa
digunakan untuk memahami lebih jauh tentang apa yang tidak beres dengan
program. Data tentang proses dalam program itu tidak tersedia sehingga seorang
menjadi tumpul. Manajer kesehatan memasukkan informasi yang mereka miliki ke
dalam tabel. Jika tidak ada data, mereka diminta memasukkan indikator yang biasa
mencerminkan kegiatan atau hasil dari elemen program kesehatan. Yang penting
adalah Manager kesehatan bisa memilah-milah mana yang harus ia masukkan ke
dalam kolom status kesehatan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat.
Fasilitator menelaah semua data yang tersedia untuk menilai kegunaannya
dalam menganalisis dan menguraikan masalah kesehatan, termasuk menyangkut
kelengkapan dan relevansinya. Ia harus menjelaskan cara membuat analisis situasi
dan indikator-indikator yang dapat digunakan, dan meminta peserta mendiskusikan
data tambahan baik secara kualitatif dan kuantitatif untuk menyempurnakan
penetapan masalah.
Penggunaan tabel harus bisa memberikan informasi mengenai apakah
suatu daerah mempunyai masalah. Tabel dapat membantu kita mengidentifikasi
masalah-masalah dan menetapkan agenda. Tabel juga membantu kita membedakan
apakah masalah tersebut termasuk sektor kesehatan, atau bukan. Ada banyak cara
menyajikan informasi dalam bentuk tabel analisis situasi.
Tabel di bawah ini adalah contoh untuk membedakan indikator dua
daerah. Dalam tersebut terlihat jelas, untuk masing-masing kondisi, dicantumkan
indikator untuk tahun pada saat program dibuat dan keadaan yang ingin dicapat
pada beberapa tahun berikutnya. Tidak ada kepastian berapa tahun yang akan kita
gunakan untuk membuat target dari kegiatan kita. Ini sama sekali tergantung pada
siklus perencanaan. Jika kita bekerja untuk bupati yang berganti tiap 5 tahun, maka
barangkali lebih tepat kita mencantumkan jangka harapan 5 tahun. Tetapi dapat pula
terjadi dikaitkan dengan masa kerja kepala dinas atau apa saja yang membuat kita
ingin mengerjakan sesuatu karena ingin mencapai keadaan tertentu dalam waktu
tertentu.

3. Identifikasi Masalah
Suatu perencanaan pada dasarnya merupakan bentuk rancangan pemecahan
masalah. Oleh karena itu langkah selanjutnya dalam perencanaan kesehatan adalah
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan. Sumber masalah kesehatan masyarakat
dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain: laporan-laporan kegiatan dari
program-program kesehatan yang ada, surveilans epidemiologi atau pemantauan
penyebaran penyakit, survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh
masukan perencanaan kesehatan, dan hasil kunjungan lapangan supervisi. Dalam
menemukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran. Ukuran-ukuran yang

5
paling lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan 
(morbiditas). Masalah kesehatan harus diukur karena terbatasnya sumber daya yang
tersedia sehingga sumber daya yang ada betul-betul dipergunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang penting dan memang bisa diatasi.
Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan,
yakni:
1. Pendekatan logis. Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan
mengukur mortalitas, morbiditas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit
yang ada dalam masyarakat.
2. Pendekatan Pragmatis. Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan
rasa tidak aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran
pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat
untuk memperoleh  pengobatan, misalnya jumlah orangyang datang berobat ke
suatu fasilitas kesehatan.
3. Pendekatan Politis. Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar
pendapat  orang-orang penting dalam suatu masyarakat.

Mengidentifikasi suatu masalah merupakan langkah pertama yang di lakukan


di dalam tahap analisis sistem. Masalah ini yang terkadang menyebabkan sasaran dari
sistem tidak dapat dicapai seperti apa yang diharapkan. Oleh karena itu pada tahap
analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh analisis sistem adalah
mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Tugas-tugas yang harus di lakukannya adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengidentifikasi penyebab masalah
3. Mengidentifikasi titik keputusan
4. Mengidentifikasi personil.

Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,


diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang
menyeluruh. Perencanaan kesehatan adalah kegiatan  yang perlu dilakukan di masa
yang akan datang, yang jelas tujuannya. 

B. PRIORITAS MASALAH
1. Langkah-Langkah Menentukan Prioritas Masalah

Penentuan terhadap masalah yang akan diteliti merupakan tahap yang


penting dalam melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses
penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Menentukan masalah juga merupakan hal yang tidak mudah
karena tidak adanya panduan yang baku. Meskipun demikian, dengan latihan dan
kepekaan ilmiah, penentuan masalah utama yang harus segera diatasi dapat
dilakukan dengan tepat. 

6
Kriteria berikut ini akan mempermudah kita menemukan masalah:
a) Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable
atau lebih
b) Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada
umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.
c) Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris, yaitu
dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan
untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.
d) Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika. 

Dalam upaya menetapkan prioritas masalah, ada beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu:
1) Pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia
data yang cukup. Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu
dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk keadaan geografis, keadaan
pemerintahan, kependudukan, pendidikan, , sosial budaya, pekerjaan, mata
pencaharian, dan keadaan kesehatan

2) Pengolahan Data
Setelah data telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus
diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa
sehingga  jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Teknik
dalam melakukan pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, yaitu secara
manual, elektrik, dan mekanik.

3) Penyajian Data
Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data
yang lazim digunakan yaitu tekstual, tabulasi, dan grafik.

4) Pemilihan Prioritas Masalah


Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak semua
masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah,
dalam arti masalah yang paling penting untuk diselesaikan.   
     
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting. Penetapan
prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik, jelas ada
kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara
sistematis.
Dalam  menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan, yakni :
 Besarnya masalah yang terjadi

7
 Pertimbangan politik
 Persepsi masyarakat
 Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.         

2. Penyusunan Prioritas Masalah


Masing-masing organisasi secara garis besar mempunyai pernyataan yang
jelas mengenai prioritas program yang diacu secara resmi dan diperbarui setiap
jangka waktu tertentu. Prioritas tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan yang
juga dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya. Akan tetapi, dalam kenyataannya
banyak organisasi yang baru menyadari bahwa mereka tidak memiliki prioritas yang
jelas hingga organisasi tersebut mengalami masalah dan krisis.
Penentuan prioritas merupakan proses mengidentifikasi aktivitas yang paling
penting dalam sebuah organisasi. Prioritas (priority setting) dikembangkan sebagai
dasar pembuatan keputusan. Penentuan prioritas perlu dikembangkan dengan
memahami sumber-sumber daya yang bermanfaat untuk mencapai hasil (outcomes)
dan pengaruh (impact) yang diharapkan. Ketersediaan dari sumber daya dapat
menjadi faktor utama dalam penentuan prioritas.
Prioritas masalah disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dan disesuaikan
dengan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Pada umumnya, penyusunan
prioritas akan memperhatikan masalah-masalah dasar yang dihadapi maupun faktor-
faktor yang menghambat tercapainya suatu tujuan. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap akar permasalahan yang dihadapi menjadi modal utama bagi pengambil
keputusan, khususnya yang terkait dengan masalah fundamental.
Efektifitas penentuan prioritas masalah berhubungan erat dengan proses
pengambilan keputusan. Dalam hal ini, pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan tujuan organisasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi sebagai langkah
awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga dapat diperoleh
gambaran  tentang masalah kesehatan yang ada serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan tujuan dari analisis ini.
Pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang merupakan titik tolak
perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah selanjutnya diikuti oleh kegiatan
untuk merumuskan masalah secara jelas, sekaligus menentukan prioritas masalah-
masalah tersebut. Yang dimaksud dengan masalah dalam perencanaan kesehatan
tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua
faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku,
kependudukan dan pelayanan kesehatan).
Beberapa poin berikut ini merupakan alasan mengapa penentuan prioritas
masalah dipandang penting:
 Agar tetap fokus pada hal-hal yang berada pada prioritas utama atau menuntun
perencanaan dan proses update program.
 Untuk mengawasi agar penggunaan sumber daya langka dapat lebih efektif.
 Untuk membangun komunikasi mengenai proyek/aktivitas antar stakeholder.
 Untuk menghubungkan antara kebijakan dan tujuan ekonomi sosial pemerintah.

8
Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan
peringkat masalah kesehatan. Penentuan prioritas ini dilakukan karena disebabkan
oleh pertimbangan sumberdaya, yaitu:
1. Man atau sumber daya manusia
2. Money atau biaya
3. Material atau bahan
4. Methode atau metode/teknik.
5. Machine atau peralatan
6. Market atau pasar/konsumen atau pelanggan
7. Time atau waktu

Prioritas berfungsi untuk memudahkan pengambilan keputusan merupakan


suatu proses yang kompleks. Seseorang tidak dapat menggunakan satu pendekatan
yang sesuai untuk semua kebutuhan. Oleh karena itu, pihak yang bertanggung jawab
dan terlibat dalam penetapan prioritas perlu mengetahui beberapa pendekatan
utama dan kendala-kendala yang mungkin muncul dalam penetapan prioritas,
sekaligus bagaimana cara untuk mengatasi kendala tersebut.

3. Macam-Macam Pendekatan Dalam Pemecahan Masalah


Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan, yakni :

1. Identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas,


morbiditas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam
masyarakat.
2. Pendekatan Pragmatis
Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang
ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu
masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya masyarakat untuk
memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orangyang datang berobat ke suatu
fasilitas kesehatan.

3. Pendekatan Politis
Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-
orang penting dalam suatu msyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh
masyarakat). 
Dalam menentukan prioritas, terdapat beberapa pertanyaan petunjuk
(guidance question) yang dapat digunakan, yaitu:
1. Apa prioritas utama berdasarkan pemikiran dan kebutuhan yang diidentifikasi
selama analisis situasi?
2. Apa yang kita ketahui mengenai prioritas-prioritas tersebut?
3. Apakah sumber daya tersedia dan dapat diakses untuk menjalankan prioritas
tersebut?

9
4. Apakah ada orang, kelompok, atau organisasi lain yang lebih mampu
melaksanakan prioritas tersebut?
5. Siapa yang sudah atau sedang terlibat dalam pekerjaan berkaitan dengan prioritas
tersebut?
6. Siapa partner yang potensial?

4. Menentukan bobot masalah


Menentukan bobot masalah adalah suatu proses pemberian nilai terhadap
kriteria yang telah dipilih. Tujuannya adalah agar dapat membandingkan antara satu
kriteria dengan kriteria lainya yang dilihat dari nilai bobot tersebut.
Langkah-langkah dalam menetapkan bobot masalah:
a. Kriteria yang sudah ditetapkan dikaji dan dibahas secara rinci sehingga
kesahihannya (validitas) setiap kriteria diterima oleh semua anggota.
b. Masing-masing anggota menentukan, memberikan bobot terhadap kriteria yang
ada. Biasanya bobot yang diberikan berkisar antara 1-5 atau 1-10 apabila ingin
memperoleh variasi nilai yang cukup luas.
 Kriteria yang sangat penting : Skor 5
 Kriteria yang penting : Skor 4
 Kriteria yang cukup penting : Skor 3
 Kriteria yang kurang penting : Skor 2
 Kriteria yang tidak penting : Skor 1
c. Bobot yang telah ditentukan pada masing-masing kriteria dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai rata-ratanya sehingga didapatkan bobot sebenarnya.
d. Menetapkan skor permasalahan yang dihadapi atas dasar kriteria yang telah
ditentukan. Caranya dengan menjumlahkan skor dari setiap kriteria, sehingga
didapatkan skor total bagi setiap masalah yang ada. Dari total inilah diperoleh
urutan atau prioritas masalah kesehatan

5. Proses Penyusunan Prioritas yang Efektif


Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak
diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian
yang relevan. Hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan yang biasanya
dikatakan paling naluriah. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih
bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan
menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas. 
Ketrampilan utama yang diperlukan dalam penentuan prioritas adalah
menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat
berbeda dan dalam kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda
pula. Terlalu sering kesalahan timbul akibat memberikan penekanan terlalu banyak
pada satu dimensi. 
Perencanaan kesehatan harus mengembangkan ketrampilan dalam semua
disiplin ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang
seimbang. Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di
dalam informasi baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian

10
ini. Tanpa mengindahkan semua usaha pada pengukuran dan pengelompokkan
khusus, si perencana pada akhirnya harus bersandar pada elemen-elemen
kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman atau evaluasi rencana-rencana
sebelumnya dalam membuat keputusan akhir. 
Karakter organisasi (struktur, budaya, dan sejarah) sangat berpengaruh
terhadap penyusunan prioritas. Selain itu, proses dokumentasi prioritas program dan
kondisi pada saat penyusunan prioritas juga akan mempengaruhi penyusunan
prioritas yang efektif.

6. Metode Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah
masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Metode yang dapat dilakukan dalam
penentuan prioritas masalah dibedakan atas dua yaitu secara Scoring dan Non
Scoring. Kedua metode tersebut pelaksanaannya berbeda-beda. Pemilihan kedua
cara tersebut berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia, yaitu :
1. Scoring Technique
Pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score (nilai) untuk
berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud
adalah :
 Besarnya masalah atau prevalensi penyakit
 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
 Kenaikan prevalensi masalah (rate of increase)
 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
(degree of unmeet need)
 Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut
terselesaikan (social benefit)
 Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
 Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk
 mengatasi masalah (resources availibilily)
 Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibility)
Metode tersebut terbagi lagi menjadi beberapa cara sebagai berikut:

a. Metode mueke
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988)
mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
1) Sesuai dengan peran perawat komunitas
2) Jumlah yang beresiko
3) Besarnya resiko
4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
5) Minat masyarakat
6) Kemungkinan untuk diatasi
7) Sesuai dengan program pemerintah
8) Sumber daya tempat

11
9) Sumber daya waktu
10) Sumber daya dana
11) Sumber daya peralatan
12) Sumber daya manusia

b. Metode scoring menurut Bailon dan Maglaya (1978)


Setelah data di analisis, kemungkinan perawat menemukan lebih dari satu masalah.
Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang di miliki oleh kuluarga dan
perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat di tangani sekaligus. Oleh karena
itu, perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah kesehatan
keluarga. Menurut Bailon dan Maglaya (1978), prioritas masalah kesehatan keluarga
dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut.

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat Masalah 1

- Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman kesehatan
- Krisis atau keadaan sejahtera 2

2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

- Dengan mudah 2
- Hanya sebagian
- Tidak dapat 1

3 Potensi masalah untuk dicegah 1

- Tinggi 3
- Cukup
- Rendah 2

4 Menonjolnya masalah 1

- masalah berat, harus segera ditangani 2


- ada masalah, tetapi perlu segera ditangani
- masalah tidak dirasakan 1

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan dengan cara berikut ini,
1. tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat
2. selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikaliakn dengan bobot

12
Skor
x Bobot
Angka Tertinggi

3. jumlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh
bobot

Empat kriteria yang dapat memengaruhi penentuan prioritas masalah :

1. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan
yang segera dan biasanya masalahnya di rasakan atau disadari oleh keluarga.
Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot paling sedikit atau rendah karena
factor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk
mengatasi masalahnya dengan baik.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah


Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada
tindakan ( intervensi ). Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a. Pengatahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani masalah.
b. Sumber-sumber yang ada pada keluarga , baik dalam bentuk fisik, keuangan,
atau tenaga
c. Sumber-sumber dari keperawatan, misalhnya dalam bentuk pengetahuan ,
keterampilan, dan waktu
d. Sumber-sumber di masyarakat, misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyrakat, dan dukungan social masyarakat.

3. Potensi masalah bila dicegahakan


Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau
docegah.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kriteria potensi
masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut .
a. Kepelikan dari masalah
Berkaitan dengan beratnya penyakit dan masalah, prognosis penyakit atau
kemungkinan mengubah masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut
makin sedikit kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga makin
kecil potensial masalah yang akan timbul.
b. Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut. Biasanya
lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah
bila dicegah.
c. Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan
Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi masalah
untuk bila dicegah

13
4. menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai beratnya
masalah serta mendesaknya msalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan
dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga
menyadari masalah dan merasa perlu untuk mengangani segera, maka harus
diberi skor yang tinggi.

BAB III
PENUTUP

14
A. KESIMPULAN

Analisis situasi, Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan salah satu
bagian dari proses perencanaan. Dalam analisis situasi, kita berurusan dengan informasi yang
mencerminkan masalah-masalah yang adalah di lapangan. Masalah yang kerap terjadi di sini
adalah orang terbiasa dengan informasi rutin untuk pelaporan. Mereka biasa memahami
maksud dari data selain berkaitan dengan target kegiatan. Data terbiasa dipakai untuk
mengukur hasil. Padahal data bisa digunakan untuk memahami lebih jauh tentang apa yang
tidak beres dengan program. Yang penting adalah Manager kesehatan bisa memilah-milah
mana yang harus ia masukkan ke dalam kolom status kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
masyarakat.
Dalam melakukan identifikasi masalah kesehatan, ada beberapa cara pendekatan
yang perlu diperhatikan sehingga masalah yang dikemukakan merupakan masalah yang benar-
benar penting dan memang harus segera diselesaikan. Selain itu diperlukan ukuran-ukuran dan
data untuk menemukan masalah kesehatan yang ada.  Penentuan prioritas masalah
merupakan hal yang sangat penting setelah masalah-masalah kesehatan teridentifikasi.
Penentuan prioritas masalah harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain : besarnya
masalah, pertimbangan politik, persepsi masyarakat dan bisa tidaknya masalah tersebut
diselesaikan.
Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara sederhana dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Scoring Technique (Metode Penskoran) misal: metode
USG, metode Hanlon, metode MCUA, metode CARL, PAHO, cara Bryant, cara ekonometrik, dan
Non Scoring Technique (NGT, Delphin Technique dan Delbech Technique). Pemilihan kedua cara
tersebut berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia.
Pada metode Scoring Technique, pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan
score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan. Parameter yg dimaksud
adalah : besarnya masalah, berat ringannya akibat yang ditimbulkan, kenaikan prevalensi
masalah, keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut, keuntungan sosial
yang dapat diperoleh jika masalah tersebut terselesaikan, rasa prihatin masyarakat terhadap
masalah, serta sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah.
Namun, bila tidak tersedia data yang lengkap maka metode yang digunakan untuk
menentukan prioritas masalah yang lazim digunakan hádala dengan metode Non Scoring
Technique (Delphin Technique dan Delbech Technique). Adapun kendala-kendala dalam
menentukan prioritas masalah seperti human, process, structural, dan institutional problem
harus dapat dikaji dan diatasi selama proses perencanaan agar tercapai prioritas masalah yang
benar-benar harus diatasi sesegera mungkin.

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah diperlukan adanya kerjasama dari semua pihak
dalam menegakkan hukum di negeri ini, termasuk masyarakat, pejabat negara dan aparatur
penegak hukum

15
16

Anda mungkin juga menyukai