Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGELOLAHAN AIR

NAMA :EGIDION MARIO RANTESULU


NPM :1701226
KELAS : Teknik Perminyakan D

S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2018

i
BAGIAN UTAMA
Sistem pengelolaan air ini dikenal dengan istilah Water Treatment. Ada beberapa tahap
pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air tersebut bisa dikatakan layak untuk
dipakai. Namun, tidak semua tahap ini diterapkan oleh masing-masing pengelola air,
tergantung dari kualitas sumber airnya.

Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:

1. Unit Penampungan Awal (Intake)


Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai tempat
penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen yang
berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air seperti
sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.

2. Unit Pengolahan (Water Treatment)


Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:

a. Tahap Koagulasi (Coagulation)


Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan menambahkan zat
kimiaTawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron) atau dengan
menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau keruh umumnya
karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga
tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghancurkan
partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk partikel-partikel kecil
namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.

ii
b. Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan partikel
untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-partikel
kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikel-partikel yang berukuran lebih
besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi) pada proses
berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat (Slow Mixing).

c. Tahap Pengendapan (Sedimentation)


Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar penampungan
karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan masuk ke tahap
penyaringan di Unit Filtrasi.

d. Tahap Penyaringan (Filtration)


Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan
biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-
bahan terlarut dan tak terlarut.

Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit
Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air kadang diperlukan proses
tambahan, seperti: 

- Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)


Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang tidak
dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi.  Proses pertukaran ion juga digunakan
untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan uranium.

- Proses Penyerapan (Absorption)


Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zar pencemar organik, senyawa
penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam
air tersebut.

- Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu. Yaitu
proses pembubuhan bahan kimia Chlorine yang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.

3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)


Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Dampak plastik
terhadap lingkungan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Risna, selaku Dosen mata Pelajaran Teknik Lingkungan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap Makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak dari plastik. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga Makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Balikpapan, 8 Mei 2018

Egidion Mario Rantesulu

iv
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................i

BAGIAN UTAMA...............................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................v

BAB 1 PENDAHULAN.......................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................3

2.1.1 Pngeritan Air................................................................................3

2.1.2 Karakteristik Air..........................................................................4

2.2 Membedakan Antara Air Bersih Dan Air Kotor............................5

2.3 Cara Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih...............................13

BAB III PENUTUP..............................................................................14

3.1 Kesimpulan..............................................................................14

3.2 Saran........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................16

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air
umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang
pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita
miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak
kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air
bersih yang layak pakai.
Seiring dengan kemajuan zaman upaya penyediaan air bersih pun semakin
meningkat.Usahamemenuhi kebutuhan air bersih pun bermacam-macam, misalnya
upaya mencari sumber air baru baik berupa air tanah, air sungai, air danau ataupun
mengolah dan menawarkan air laut serta mengolah dan menyehatkan kembali sumber
air kotor yang telah tercemar seperti air sungai ataupun air danau. Upaya tersebut
dilakukan untuk mengimbangi tingginya pencemaran air yang masuk ke perairan
alami.Bahan pencemar yang berasal dari sumber domestik (rumah tangga)
perkampungan, kota, pasar, jalan serta sumber non-domestik (pabrik, industri,
pertanian, peternakan, perikanan serta sumber lainya) banyak memasuki badan air.
Secara langsung ataupun tidak langsung pencemar akan berpengaruh terhadap
kualitas air baik untuk keperluan air minum, air industri ataupun keperluan lainya.2
Jumlah penduduk Indonesia pada Tahun 2009 sebanyak 230.632.700, di
proyeksikan akan terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Laju pertumbuhan
penduduk pada tahun 2009 sebesar 1,23%dan tingkat kepadatan lebih dari 116
km2.Rata-rata manusia mengeluarkan urin sebanyak 1150 ml dan tinja sebanyak 200
gram per hari.Meningkatnya populasi di suatu wilayah akan meningkatkan penyakit
bawaan air (waterborne diseases), karena resiko mikroba terbesar adalah
berhubungan dengan air yang terkontaminasi dengan tinja manusia dan binatang.
Pada Tahun 2004diare merupakan salah satu dari waterborne diseasesdengan rata
rata 4 miliar kasus terjadi per tahunnya dan 2 juta diantaranya meninggal dunia.3
Kepadatan penduduk, tata ruang, dan eksploitasi sumber daya air sangat
berpengaruh pada kualitas air. Menurut WHO, 94% kasus diare yang diakibatkan
oleh bakteri Escherichia coli dapat dicegah dengan meningkatkan akses air bersih,
sanitasi, perilaku higienis, dan pengolahan air minum skala rumah tangga. Kasus
keracunan air minum yang disebabkan adanya senyawa kimia dalam air minum.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa yang disebut dengan air?
2.      Ada berapa macam air itu?
3.      Bagaimana karaktristik air?
4.      Bagaimana cara membedakan air bersih dan air kotor?
5.      Bagaimana cara mengolah air?

1.3 Tujuan Penulisan


Melalui makalah ini diharapkan pembaca mengetahui tentang:
1.      Pengertian air dan karakteristik air.
2.      Membedakan antara air bersih dan air kotor.
3.      Cara mengolah air kotor menjadi air bersih.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian Air
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat
pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air)
dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan
dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion
hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air
mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi
tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering
menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.

3
2,1,2 Karakteristik Air
Karakteristik fisik Air :
1.      Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh
buangan industri.
2.      Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat
degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3.      Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4.      Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar
matahari kedalam air.
5.      Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan
oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
Karakteristik kimia air :
1.      pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.      DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3.      BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
4
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas
self purification badan air penerima.
4.      COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimia.
Reaksi: + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5.      Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk
industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air
tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar
residu terlarut yang tinggi dalam air.
6.      Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau
ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen
terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.2 Karakteristik Air Bersih dan Air Kotor
1.      Ciri-ciri Air Bersih
  Jernih, tidak berbau, tidak berasa &tidak berwarna.
  Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.
  Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg)
dan mangan (Mn).
  Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan
total coliforms.

2.      Karakteristik Air Kotor


  Berwarna kotor.
  Suhunya panas.
  Mengandung unsur-unsur Fe, Zn, Hg dan Mn.

5
  Biasanya air ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari
air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine
dan sampah-sampah lainnya.
  Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 gabungan, yakni:
     gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya urea, protein, amine dan
asam amino.
    gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya lemak, sabun dan
karbohidrat, termasuk selulosa.
Fungsi Air Dalam Kehidupan
1.      Mengontrol suhu tubuh
2.      Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa
oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan
organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan
berfungsi dengan baik.
3.      Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat
sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di
dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.
4.      Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu
penurunan berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan
otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta
kesegaran tubuh.
5.      Sebagai sumber kehidupan di muka bumi.

2.3 Pengolahan Air Kotor Menjadi Air Bersih


Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi.
Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur koloidal dan barangkali juga
zat-zat warna, zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang
diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau
kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur
koloidal sehingga mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal AL(OH) 3 yang dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida.
Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi maka digunakan karbon aktif di
samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai

6
pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH,
yaitu untuk menetralkan keasaman ynang terjadi karena penggunaan tawas.
1.        Industri Pengolahan Air Bersih (Perusahaan Air Minum)
Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan
pengolahan air sederhana. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak
prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi.
Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak
ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Poada air
baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif
yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang
terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan
bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi
proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang
akan mengalami sedimentasi secara gravitasi. Selanjutnya, air sudah setengah
bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan
tertahan.
Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih. Air yang sudah cukup
bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, dimana ditambahkan
kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama.
Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan
ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.
2.        Pengolahan Air Bersih
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan
utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a.         Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada
proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena
pada dasarnya air sungai atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid
dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi
partikel koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas,
ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan cepat),
hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis

7
(menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan
cara hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

b.         Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit
flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok.
Teknisnya adalah dengan dilakukan pengadukan lambat (slow mixin)
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator.
c.         Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi
ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir.
Media berbutir ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica
denga ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses
tambahan, dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV,
pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu
reservoir.
d.        Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air
masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-
pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita menggunakan
grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan eleveasi
lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi.
Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan
Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir
dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak
diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk
menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih
8
siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi.
3.        Pengolahan Air Kotor (Limbah Industri)
Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi
konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung
sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu
trivalent karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran
mengandung krom dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau
polimer pada pH tinggi.
Krom mungkin dapat diperoleh kembali dengan menyaring endapan,
melarutkannya kembali dalam asam dan menggunakannya untuk penyamakan.
Proses pengolahan primer lain mliputi penyaringan, ekualisi dan pengendapan
untuk mengurangi BOD dan memperoreh padatan kembali. Pengolahan secara
kimia dengan menggunakan tawas, kapur tohor, fero-chlorida atu polielektrolit
lebih lanjut dapat mengurangi PTT dan BOD. Sistem pengolahan secara biologi
bekerja efektif.
Keragaman laju alir dan kadar limbah mungkin besar. Karena itu, harus digunakan
sistem penyamakan atau sistem laju alir tinggi. Sistem anaerob efektif, tetapi akan
mengeluarkan bau tajam dang mengganggu daerah pemukiman. Sistem-sistem
parit oksidasi, kolam aerob, sringan tetes dan Lumpur teraktifkan sudah banyak
digunakan. Danau (anaerob dan aerob) meruopakan sistem yang murah dan efektif,
apabila dirancang dan dioperasikan secara baik dan apabila tanah tersedia. Apabila
diperlukan, dapat digunakan suatu sistem untuk menghilangkan tingkat nitrogen
yang tinggi.
Dalam operasi baru telah digunakan adsorbsi (penyerapan) karbon dan pengayakan
mikro untuk mengurangi zat pencemar sampai tingkat rendah.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran.
Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar
terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun
demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya
dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara
sederhana pengolahan air buangan antara lain:
a.       Pengenceran (Dilution)
9
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan
manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan
diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi.
Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya
kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang
akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti
selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan
banjir.
b.      Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan
kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi
lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di
daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini
adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang
dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses
fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan
subur.
pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan
CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2
(oksigen). Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk
melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air
buangan. Disamping itu terjadi pengendapan.
Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang
sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air
(kali, danau, dan sebagainya).
c.       Irigasi

10
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-
parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan
untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus
berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan,
dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup
tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.
4.        Penyaringan Air
a.       Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan
teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring
dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat
membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air
keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain
yang digunakan.
b.      Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari
teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun,
penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan
organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung
pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.
c.       Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen
ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat
seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang
mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan.
Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan
akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang
nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.
d.      Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian

11
bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
e.       Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat,
yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan
menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru
kemudian melewati lapisan pasir.
f.       Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan
melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir
Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya
disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali
penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan
tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil
penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan
beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
g.      Saringan Arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang
digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil
yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
h.      Saringan air sederhana / tradisional
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan
pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah
lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelap
i.        Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air
bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter
12
keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang
berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses
penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama
kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga
untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn
keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut
pada air yang mengalir.
j.        Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air
disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini
umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan
tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali
ataupun dari saluran irigasi sawah.
Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari
jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
k.      Saringan Tanah Liat.
Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk
khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori
pada bagian dasarnya.

13
BAB 3
PENUTUP
A.    Simpulan
Pengolahan air bersih menjadi sangat penting bagi manusia pada saat ini. Hal ini
karena telah banyak sumber air yang telah tercemar oleh perbuatan manusia itu sendiri.
Padahal air yang bersih sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga untuk
menjalankan berbagai kegiatan. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengolahan air yang
telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Namun, upaya
pengolahan air bersih tersebut perlu disesuaikan dengan sumber air baku serta teknologi
yang sesuai dengan tingkat penguasaan teknologi dalam masyarakat itu sendiri. Untuk itu
terdapat berbagai macam solusi atau metode pengolahan air agar menjadi air bersih dan
siap pakai:
1. Pengolahan air bersih secara alami
Metode ini dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi
2. Pengolahan air bersih dengan metode pengolahan gambut sederhana
3. Sistem portable / langsung hisap
Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, diciptakan alat yang mampu menyaring air
hingga air yang diperoleh dapat langsung diminum dengan aman
Upaya pengolahan air bersih tersebut harus berjalan sinergis antara kebijakan atau
program yang dibuat oleh pemerintah dan usaha yang dilakukan oleh masyrakat untuk
dapat menjaga agar sumber atau mata air dapat terlindungi dari pencemaran. Sehingga,
dapat diperoleh kualitas air yang baik sehingga derjat kesehatan manusia dapat
dimaksimalkan.
Pengolahan air bersih melalui beberapa proses diantaranya :
1.         Koagulasi
2.         Flokulasi
3.         Filtrasi

14
4.         Reservoir
Cara pengolahan air limbah secara sederhana:
1.         Pengenceran (Dilution).
2.         Kolam Oksidasi (Oxidation Ponds).
3.         Irigasi.
Penyaringan Air diantaranya :
1.         Saringan Kain Katun.
2.         Saringan Kapas.
3.         Aerasi.
4.         Saringan Pasir Lambat (SPL).
5.         Saringan Pasir Cepat (SPC).
6.         Gravity-Fed Filtering System.
7.         Saringan Arang.
8.         Saringan air sederhana / tradisional.
9.         Saringan Keramik.
10.     Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu.
11.     Saringan Tanah Liat.

B. Saran
Saran untuk pengolahan air bersih adalah sebagai berikut:
1. Untuk kedepannya perlu dilakukan upaya pemerintah dalam memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih serta bagaimana cara
pengolahan air bersih tersebut
2. Masyarakat perlu turut serta dalam pengolahan air bersih guna meningkatkan derajat
kesehatan pada masyarakat tersebut
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya pengolahan air bersih

15
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Pengolahan Air Tl 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik
Lingkungan ITB
Anonimous, 1998. Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan, Kantor Menteri
Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Wilayah Daerah
Tingkat I Propinsi Jawa Tengah, Semarang : Erlangga.
Fandeli, Chafid. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan
Pemapanannya dalam Pembangunan. Yogyakarta : Liberty.
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat .
Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
Suratmo, Gunawan F. 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.

http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/
https://dokumen.tips/documents/makalah-pengolahan-air-bersih-5622a65a4d66d.html

http://www.academia.edu/15107176/MAKALAH_PENGOLAHAN_AIR

http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-
compatibility-mode.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kimia_industri/AIR.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/107940-ID-none.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai