Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN KECEPATAN PUTAR ROTOR

KINCIR ANGIN BERPOSISI HORIZONTAL DAN


VERTIKAL

PROYEK AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi


syarat-syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya

Oleh :

MUHAMMAD IQBAL
1708002020005

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
JANUARI, 2020

0
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan teknologi


membuat kebutuhan akan suplai energi listrik semakin meningkat, membuat harga
listrik setiap tahunnya mengalami kenaikan. Kebutuhan listrik saat ini masih
tergantung pada bahan bakar fosil yang berupa bahan bakar minyak (BBM) dan batu
bara yang jumlahnya semakin menipis. Upaya yang dilakukan pemerintahan saat ini
adalah dengan mencari sumber energi alternatif baru yang tidak tergantung pada bahan
bakar fosil.
Salah satu cara untuk mengatasi krisis energi listrik tersebut adalah dengan
cara pengembangan penggerak mekanik selanjutnya di sebut kincir angin yang bisa di
manfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain menggerakkan dinamo listrik dan
lain-lain. Pembangkit listrik tenaga angin sangat cocok digunakan di daerah yang
memiliki banyak angin.
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya energi yang sangat
melimpah. Melimpahnya sumber energi angin di wilayah Indonesia tidak dibarengi
dengan pemanfaatan sumber energi secara maksimal. Di area pantai Indonesia
misalnya yang memiliki potensi angin yang cukup melimpah, walaupun potensi
anginnya yang cukup rendah yaitu antara 3-6 m/s (BPPT,2015).
Dengan demikian maka salah satu solusinya adalah dengan membuat
pembangkit listrik tenaga angin. Pembangkit listrik yang akan di buat adalah dengan
memanfaatkan tenaga angin yang di putar oleh sebuah kincir angin, kincir yang akan
dibuat memiliki dua tipe menurut posisi porosnya, yaitu Horizontal Axis Wind Turbine
(HAWT) atau turbin angin poros horizontal dan yang kedua yaitu Vertical Axis Wind
Turbin (VAWT) atau turbin angin poros vertikal. Untuk melihat efektifitas efisiensi
dari kedua model putaran turbin yaitu HAWT maupun VAWT maka penulis mencoba
membandingkan antara kedua model tersebut mana yang lebih efektif dan efisiensi
dalam hal kemampuannya pemutaran kedua jenis model tersebut. dan desain kedua
bentuk kincir angin memiliki luas penerimaan tekanan angin yang relatif sama.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan yang akan


diangkat adalah :
1. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk membuat atau merancang kincir angin
Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) dan Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)
yang berbahan plat rata dan drum minyak, sehingga dapat dibandingkan blade
mana yang lebih efisien kecepatan putar blade tersebut.
2. Membandingkan mana yang lebih efektif penggunaan blade yang dibuat
dengan bahan plat rata dengan sekian jumlah yang memutar secara horizontal
dan blade yang di buat dengan bahan drum minyak yang memutar secara
vertical dengan hasil putaran yang lebih maksimal.

1.3 Tujuan Penelitian


Membandingkan kecepatan putar kincir angin dari blade menggunakan plat rata
dengan posisi horizontal dan blade menggunakan drum minyak dengan posisi
vertikal yang akan memutar generator listrik nantinya pada tekanan angin yang
sama.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Mengetahui perbedaan kecepatan putar.
2. Memahami cara pembuatan blade dari plat rata dan blade dari drum minyak
3. Menjadi sebuah karya tulis yang di wajibkan dalam menyelesaikan prodi D-III
Teknik Elektronika

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi Angin

Energi angin merupakan salah satu energi yang telah lama digunakan untuk
berbagai kebutuhan akan energi yang salah satunya untuk mendorong perahu layar.
Angin terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara, udara pada tekanan yang lebih
besar akan bergerak ke daerah udara yang bertekanan rendah, pergerakan itulah yang
disebut angin. Angin sejak zaman dulu sudah banyak dimanfaatkan untuk mendorong
kapal yaitu dengan menggunakan layar. Pada saat ini, energi angin banyak
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dengan cara mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. Selain itu, angin merupakan salah satu sektor energi terbarukan
yang memiliki potensi dan semakin maju di tahun tahun mendatang karena memiliki
rasio yang tinggi sebagai pemasok kebutuhan energi dunia saat ini. (Grogg, Kira :
2005).
Energi angin merupakan sumber energi terbarukan yang keberadaaanya tidak
akan habis jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil dan energi angin yang tersedia
di atmosfer lima kali lebih banyak dari pada konsumsi energi dunia saat ini.
Indonesia yang secara geografis terletak pada jalur kartulistiwa memiliki
potensi angin dengan kecepatan rata-rata 3-5 m/s termasuk tertinggal dalam
memanfaatkan energi angin sebagai sumber energi listrik. Indonesia yang memiliki
garis pantai yang panjang dapat menjadi potensi besar untuk memanfaatkan energi
angin yang ada dan perubahan iklim yang terjadi akibat dari pemanasan global ternyata
meningkatkan potensi angin di Indonesia terutama di daerah-daerah tertentu seperti
Sumatera terutama di Aceh, pantai Selatan Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

2.2 Kincir Angin

Kincir angin adalah sebuah alat yang digerakkan oleh energi angin sehingga
menghasilkan energi gerak atau energi mekanik. Dahulu, kincir angin banyak
ditemukan di negara Belanda, Denmark dan negara-negara eropa lainnya yang pada
saat itu dimanfaatkan untuk menumbuk hasil pertanian, penggilingan gandum dan
irigasi. Sekarang, kincir angin dapat dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik.

3
2.3 Jenis-Jenis Kincir Angin
Jenis-jenis kincir angin dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

2.3.1 Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) / Turbin Angin Sumbu Horizontal
(TASH)

Turbin Angin Sumbu Horizontal adalah turbin atau kincir angin yang memiliki
poros utama sejajar dengan tanah dan arah poros utama sesuai dengan arah datangnya
angin. Terdiri dari sebuah menara dan sebuah kincir yang dipasang dipuncak menara
kincir. Poros kincir jenis ini dapat berputar 360 derjat terhadap sumbu vertikal untuk
menangkap dan menyesuaikan arah angin.
Kelebihan Kincir Angin Sumbu Horizontal adalah :
1. Mampu mengkonversi energi angin pada kecepatan tinggi.
2. Memiliki faktor keamanan yang baik karena posisi sudut yang berada dipuncak
Menara.
3. Material yang digunakan lebih sedikit.
Kekurangan Kincir Angin Sumbu Horizontal adalah :
1. Biaya pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan kincir angin sumbu vertical.
2. Proses pembuatan dan pemasangan kincir angin sumbu horizontal cukup sulit
karena memiliki konstruksi yang tinggi.
3. Rawan apabila dipasang di daerah padat penduduk.
Beberapa jenis kincir angin horizontal yang sudah umum dikenal dan dikembangkan:

a. Kincir Angin Sumbu Horizontal

Sumber : Youtube
Gambar 2.1 Kincir Angin Sumbu Horizontal
4
2.3.2 Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) / Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV)

Turbin Angin Sumbu Vertikal merupakan turbin angin yang didesain untuk
menerima angin dari segala arah dan mampu bekerja pada kecepatan yang rendah.
Selain itu, turbin ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih rendah dibandingkan
dengan turbin angin sumbu horizontal. Ada beberapa tipe turbin angin sumbu vertikal
yang sering digunakan, diantaranya adalah Tipe Savonius dan Tipe Darrieus.

a) Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe Savonius ini pertama kali diciptakan oleh
seorang insinyur asal Filandia SJ Savonius pada tahun 1929. Kincir Turbin Angin
Sumbu Vertikal ini adalah jenis turbin yang paling sederhana dan menjadi versi
besar dari anemometer. Tipe Savonius ini dapat berputar karena adanya gaya
dorong dari angin, sehingga rotor tidak akan melebihi kecepatan angin. Jenis
turbin ini cocok untuk aplikasi daya yang rendah dan biasanya digunakan pada
kecepatan angin yang berbeda.

Sumber : Google
Gambar 2.2 Kincir Angin Sumbu Vertikal Tipe Savonius

b) Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe Darrieus ini pertama kali diciptakan oleh
seorang insinyur Perancis George Jeans Maria Darrieus yang dipatenkan pada
tahun 1931. 2 bentuk dari turbin darrieus ini diantaranya “ Eggbeater / Curved
Bladed “ dan “ Straightbladed “ Turbin Angin Sumbu Vertikal. Kincir angin
Darrieus mempunyai bilah sudu yang disusun dalam posisi simetri dengan sudu

5
bilah yang diatur relatif terhadap poros. Dengan pengaturan tersebut, cukup efektif
untuk menangkap berbagai arah angin. Kincir angin Darrieus bergerak dengan
memanfaatkan gaya angkat yang terjadi ketika angin bertiup. Bilah sudu turbin
Darrieus bergerak berputar menggelilingi sumbu

Sumber : Google

Gambar 2.3 Turbin Angin Sumbu Vertikal Tipe Darrieus

Sumber : Youtube
Gambar 2.4 Kincir Angin Sumbu Vertikal

6
Kelebihan Kincir Angin Sumbu Vertikal yaitu :
1. Dapat dibangun pada lokasi yang relatif padat penduduk.
2. Tidak membutuhkan struktur menara yang tinggi.
3. Pemasangan dekat dengan tanah mempermudah menjaga bagian yang bergerak.
4. Kincir angin jenis ini tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
Kekurangan Kincir Angin Sumbu Vertikal yaitu :
1. Sebagian besar jenis Kincir Angin Sumbu Vertikal mempunyai torsi awal yang
rendah dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.
2. Turbin Angin Sumbu Vertikal tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju
lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
3. Sebagian besar Turbin Angin Sumbu Vertikal memproduksi energi hanya 50% dari
efisiensi Turbin Angin Sumbu Horizontal karena dragtambahan yang dimilikinya
saat kincir berputar.

2.4 Rumus Perhitungan


Rumus perhitungan yang digunakan untuk mengetahui unjuk kerja kincir angin
adalah :
2.4.1 Energi Kinetik
Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda akibat pergerakan
benda tersebut, yang dapat dirumuskan :

EK = 1/2 . m . v2
Dimana :
m : massa udara (kg)
v : kecepatan angin (m/s)

2.4.2 Daya Angin


Daya Angin (pin) adalah daya yang tersedia oleh angin dimana daya ini
berbanding lurus dengan pangkat tiga kecepatannya dan dapat dirumuskan
sebangai berikut :

Pin = 1/2 ρ A v3
7
Dimana :
Pin : daya yang tersedia pada angin (Watt)
A : luas penampang sudut (m2)
ρ : massa jenis udara (kg/m3)
v : kecepatan angin (m/s)

2.4.3 Torsi
Torsi (T) adalah hasil perkalian besarnya gaya pembebanan (F) dengan
panjang lengan torsinya (τ ) sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

T=Fτ
Dimana :
T : torsi (N.m)
F : gaya pembebanan (N)
τ : panjang lengan torsi (m)

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada Laboratorium Bengkel Jurusan
Fisika, Prodi D III Teknik Elektronika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Darussalam, Banda Aceh, dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Desember 2019, sampai dengan April 2020.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan proyek akhir ini
terdapat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Alat yang digunakan

No Nama Alat Jumlah


1. Drum diameter 50 cm 1 buah
2. Lahar 3 buah
3. Tiang 3 meter diameter 1 inci Secukupnya
4. Las 1 buah
5. Gerenda 1 buah
6. Plat rata diameter 20 cm Secukupnya
7. Tang 1 buah
8. Obeng 1 buah
9. Baut Secukupnya
10. Meteran 1 buah
11. Cat 1 kilo
12. Kompressor 1 buah
13. Kawat secukupnya

3.2.1 Spesifikasi Alat Yang Digunakan


Gambar 3.1 Drum

Tabel 3.2 Spesifikasi Drum Yang Digunakan


No Nama Keterangan (cm)
1 Panjang Drum 98
2 Lingkaran Drum 198
3 Diameter Drum 50

Gambar 3.2 Drum

Gambar 3.3 Plat Rata

10
Tabel 3.3 Spesifikasi Plat Rata Yang Digunakan

No Nama Keterangan (cm)


1 Panjang Plat 120
2 Panjang Sisi Depan Plat 30
3 Panjang Sisi Belakang Plat 30
4 Tebal Plat 1.4 mm

Gambar 3.4 Plat Rata

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Diagram Alur Penelitian


Proses kerja yang akan dilakukan dalam perancangan proyek akhir ini,
diperlukan langkah-langkah seperti yang ditunjukkan pada struktur Gambar 3.5

11
Gambar 3.5 Diagram proses perancangan alat

3.3.2 Proses Pembuatan


Proses pembuatan merupakan awal dari penelitian, bertujuan untuk melihat
perbandingan kecepatan putaran kincir angin Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT)
dan Vertical Axis Wind Turbin (VAWT) untuk digunakan sebagai pemutar generator

12
agar dapat dipergunakan untuk pembuatan proyek akhir ini. Hal tersebut dilakukan
untuk membandingkan putaran pada drum minyak dan plat rata, maka yang diharapkan
supaya perbandingannya saling berdekatan atau sama .

3.3.3 Penyiapan Alat dan Bahan


Pada tahap ini penulis menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
perancangan alat yang terdiri dari pipa pvc dan drum untuk sistem perlatan. Persiapan
ini dilakukan dengan memeriksa ulang alat dan bahan yang dibutuhkan dengan
mengecek semua ukuran potong, luas dan bahan-bahan yang lain agar kincir angin
tersebut dapat beroperasi dengan lancar tanpa ada masalah.

13

Anda mungkin juga menyukai