Anda di halaman 1dari 2

Wabah Corona Virus

Corona virus adalah virus dari famili coronaviridae yang dapat menyerang saluran pernafasan
dan pencernaan. Penyebaran virus ini pertama kali pada 8 Desember 2019 hingga sekarang, dan
pusatnya adalah di kota Wuhan, China. Sejak saat itu penyebaran virus corona mulai melesat
cepat, dan bahkan saat ini sudah menyebar ke kota-kota lain yang ada di China. Kabarnya saat
ini kota-kota yang dideteksi mengalami penyebaran virus corona telah ditutup untuk mencegah
terjadinya penyebaran virus corona yang lebih luas lagi. Karakteristik virus corona mirip dengan
SARS dan kini telah menjadi perhatian masyarakat Internasional. Pasalnya, virus tersebut telah
menyebar keberbagai negara. Setidaknya, sampai dengan saat ini sudah 13 negara yang
mengonfirmasi adanya kasus tersebut. 13 negara tersebut yaitu China, Kanada, Malaysia,
Thailand, Singapura, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Amerika Serikat, vietnam, Nepal, dan
Perancis. Virus corona saat ini telah menjangkiti sekitar 1300 orang dan 41 dinyatakan
meninggal dunia. Virus corona berasal dari hewan yang penyebarannya dapat dilakukan lewat
udara, sehingga masyarakat yang saat ini sedang berada di daerah yang terjangkit oleh virus
corona di anjurkan menggunakan masker jika keluar rumah. Salah satu ilmuan asal China,
Vincent Munster mengindikasikan bahwa virus corona ini adalah virus kelelawar. Berlainan
dengan Munster, kelompok ilmuan lainnya yang menyunting Journal of Medical Virology,
mengatakan bahwa spesies perrantara dalam kasus ini adalah kobra China. Alasannya, genetik
lebih lanjut menunjukkan bahwa blok pembangun genetik virus corona Wuhan sangat mirip
dengan ular. Para peneliti berpikir bahwa populasi kelelawar dimungkinkan menginfeksi ular,
yang kemudian menularkan virus tersebut kepada manusia. Virus corona ini juga di sebutkan
dapat menular lewat mata. Hal tersebut diungkapkan oleh pakar medis yang berasal dari China.
Ia bernama Wang Guangfa, seorang pakar pernafasan Akut Parah (SARS) ditahun 2003 silam.
Kendati demikian, ternyata Wang juga terkena virus corona saat mengunjungi Wuhan dua pekan
yang lalu. Wang juga meyakini bahwa dirinya terkena virus tersebut melalui penularan di mata
lantaran tak menggunakan pelindung yang lengkap. Ketika itu, Wang sebenarnya telah
menggunakan masker N95 serta pakaian pelindung, namun lupa memakai pelindung mata. Dan
ketika ia pulang dari Wuhan, ia dinyatakan terjangkit virus corona, dan 3 jam setelahnya ia
mengalami demam dan juga flu. Awalnya ia mengira bahwa itu flu biasa akan tetapi setelah di
tes, hasilnya positif terjangkit virus corona. Selain itu, dikabarkan bahwa salah satu doter di
China meninggal akibat virus corona. Intelijen israel menduga bahwa virus corona yang
menghebohkan adalah virus pelarian senjata biologi di China. Dilansir dari Washington Times,
Radio Free Asia pada minggu ini telah menyiarkan kembali laporan televisi lokal Wuhan dari
tahun 2015. Laporan tersebut tunjukkan laboratorium tercanggih di China yang disebut Wuhan
National Biosafety Laboratory. Lab ini dibuka pada Januari 2018 Seperti di lansir Warta Kota 25
januari. Laboratorium tersebut adalah satu-satunya tempat yang dideklarasi China dibolehkan
bekerja dengan virus-virus paling mematikan di dunia. Mantan intelijen militer Israel, Dany
Shoham, mengatakan jika institut tersebut berkaitan dengan program pembuatan senjata biologi
oleh Beijing. “Laboratorium tertentu di institut tersebut mungkin telah berkaitan dengan
pengembangan senjata biologi.” Ahli yang mempelajari senjata biologi China tersebut juga
mengatakan proyek itu termasuk bagian dari riset militer dan tentunya sangat ditutupi.
Sebelumnya di tahun 2017, ilmuwan telah memperingatkan jika virus mirip SARS dapat
melarikan diri dari laboratorium tersebut. Kini, sepertinya ketakutan ilmuwan tersebut telah
menjadi kenyataan. Berjumlah 5-7 biolabs, laboratorium tersebut dirancang untuk membuat
keamanan maksimum di Wuhan pada tahun 2017, dengan tujuan mempelajari virus paling
mematikan di dunia, termasuk Ebola dan SARS. Lokasi laboratorium senjata biologis tempat
virus SARS dipelajari yang berdekatan dengan pasar hewan Wuahan Dilansir dari Daily Mail,
Tim Trevan, konsultan keamanan biologis Maryland mengatakan jika ia khawatir kebudayaan
China dapat menyebabkan institut tersebut menjadi tidak aman. Hal ini karena China selalu
terkesan menutupi informasi milik mereka, dan hal tersebut dapat menyebabkan kerugian.
Laboratorium ini terletak 32 km dari Pasar Seafood Huanan, tempat perpindahan inang hewan ke
inang manusia terjadi pertama kali. Beberapa pihak bertanya-tanya jika pusat merebaknya kasus
tersebut muncul secara kebetulan, tetapi komunitas ilmuwan yakin jika virus tersebut bermutasi
dan berpindah ke inang manusia saat terjadi kontak hewan dan manusia. Namun mikrobiologis
Universitas Rutgers, Dr Richard Ebright katakan jika saat ini tidak ada alasan untuk memulai
kecurigaan jika fasilitas tersebut memiliki kaitan dengan merebaknya kasus ini. Sementara itu
Bill Gates telah meramalkan pandemi virus yang muncul di China dan dapat membunuh 33 juta
orang di seluruh dunia dalam waktu enam bulan pertama. Dilansir dari The Sun, Bill Gates telah
memperingatkan bahwa dunia berada dalam risiko dari patogen super yang menyebar dengan
cepat di planet ini. Tak hanya itu, dia juga mengingatkan bahwa kita harus bersiap untuk ini
sebagaimana kita bersiap akan berperang. Berbicara di sebuah konferensi yang diselenggarakan
oleh Massachusetts Medical Society, Gates mengatakan dia optimis tetapi ada satu area di dunia
yang tidak “membuat banyak kemajuan”. Dia berkata: “Dan itu kesiapan pandemi. “Dalam kasus
ancaman biologis, rasa urgensi itu kurang, dunia perlu mempersiapkan pandemi dengan cara
yang sama seriusnya seperti mempersiapkan perang.” Selama konferensi tersebut, miliarder
filantropis itu juga meluncurkan sebuah studi mendalam oleh Institute for Disease Modeling
yang mengungkapkan seberapa cepat suatu penyakit baru dapat menyebar. Video time lapse
menjelaskan bagaimana wabah potensial di China kemudian dapat dengan cepat menyebar ke
seluruh planet ini, yang akhirnya menewaskan 33 juta orang. Tahukah Anda bahwa jumlah
sebesar 33 juta orang setara dengan seperlima penduduk Jawa. Menurut proyeksi penduduk
Indonesia (2015-2045) dengan dasar hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, jumlah
penduduk Indonesia pada 2019 sebanyak 266,91 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 150 juta
jiwa atau lebih dari 56% berada di Pulau Jawa.

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk menyembuhkan virus corona ini, akan tetapi ada
beberapa langkah yang dapat diterapkan guna menghindarkan di dari virus corona

Anda mungkin juga menyukai