Anda di halaman 1dari 9

Nama : Novia Ayu Dwi Agung Dewanthy

NPM : 175060083 / 6B
UTS Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran SD

1. a. Jelaskan perubahan esensial Kurikulum 2006 ke dalam Kurikulum 2013 dilihat


dari SKL, Standar Proses, dan Standar Penilaian!
a) “Aspek standar isi. Jumlah dari mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di
kurikulum 2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6
mata pelajaran, tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada,
sehingga cara yang digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa
pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan
jumlah pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan
waktu belajar. Untuk tingkat sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.”

b) “Standar proses pembelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan


pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan
pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju
kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada
awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered
leaning), menjadi siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-centered
leaning).”

c) Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses
pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut
dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi
siswa.

b. Jelaskan secara rinci tujuan dari Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan


(KTSP) dan Kurikulum 2013!
Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) Kurikulum 2013
Tujuan Umum, untuk memandirikan dan Tujuan dari kurikulum 2013 yaitu
memberdayakan satuan pendidikan melalui untuk meningkatkan rasa ingin tahu
pemberian kewenangan (otonomi) kepada siswa dan mendorong siswa untuk
lembaga pendidikan dan mendorong sekolah aktif. Pada kurikulum baru, siswa
untuk melakukan pengambilan keputusan secara bukan lagi menjadi obyek tapi justru
partisipatif dalam pengembangan kurikulum. menjadi subyek dengan ikut
Tujuan Khusus: mengembangkan tema yang ada.
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui Dengan adanya perubahan ini,
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam tentunya berbagai standar dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan komponen pendidikan akan berubah.
memberdayakan sumber daya yang tersedia. Baik dari standar isi, standar proses.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar
satuan pendidikan tentangkualitas pendidikan
yang akan dicapai.
c. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP)
Kelebihan Kelemahan
1. Mendorong terwujudnya otonomi 1. Kurangnya SDM yang
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. diharapkan mampu menjabarkan
2. Mendorong para guru, kepala sekolah, KTSP pada kebanyakan satuan
dan pihak manajemen sekolah untuk pendidikan yang ada
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam 2. Kurangnya ketersediaan sarana
penyelenggaraan program-program dan prasarana pendikung sebagai
pendidikan. kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
3. KTSP memungkinkan bagi setiap 3. Masih banyak guru yang belum
sekolah untuk menitikberatkan dan memahami KTSP secara
mengembangkan mata pelajaran tertentu Komprehensif baik konsepnya,
yang aspektabel bagi kebutuhan siswa.. penyusunanya maupun prakteknya di
4. KTSP akan mengurangi beban belajar lapangan
siswa yang sangat padat dan memberatkan 4. Penerapan KTSP yang
kurang lebih 20%. merokomendasikan pengurangan
5. KTSP memberikan peluang yang lebih jam pelajaran akan berdampak
luas kepada sekolah-sekolah plus untuk berkurangnya pendapatan guru.
mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan.

Kurikulum 2013
Kelebihan Kelemahan
1. Melatih anak lebih peka terhadap 1.Banyak sekali guru-guru yang belum
lingkungan (alam dan sosial), karena belajar siap secara mental dengan kurikulum
tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga 2013 ini, karena kurikulum ini
di lingkungan sekolah dan masyarakat. menuntut guru lebih kreatif, pada
2. Membiasakan anak berfikir lebih kenyataannya sangat sedikit para
kreatif dan kritis dengan menggunakan daya guru yang seperti itu, sehingga
nalarnya, mengingat dalam proses membutuhkan waktu yang panjang
pembelajarannya yang semula ditekankan agar bisa membuka cakrawala
pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan berfikir guru, dan salah satunya
konfirmasi, namun dalam rancangan dengan pelatihan-pelatihan dan
kurikulum 2013 dilengkapi lagi dengan pendidikan agar merubah paradigm
proses mengamati, menanya, mengolah, guru sebagai pemberi materi menjadi
menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan guru yang dapat memotivasi siswa
mencipta. agar kreatif.
3. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif 2.Tidak pernahnya guru dilibatkan
dan inovatif dalam setiap pemecahan langsung dalam proses
masalah yang mereka hadapi di sekolah. pengembangan kurikulum 2013,
4. Adanya penilaian dari semua aspek. karena pemerintah cenderung
Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya melihat guru dan siswa mempunyai
didapat dari nilai ujian saja tetapi juga kapasitas yang sama.
didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, 3.Tugas menganalisis SKL, KI, KD
sikap dan lain-lain. buku siswa dan buku guru belum
5. Munculnya pendidikan karakter dan sepenuhnya dikerjakan oleh guru,
pendidikan budi pekerti yang telah dan banyaknya guru yang hanya
diintegrasikan ke dalam semua program menjadi plagiat dalam kasus ini.
studi. 4.Terlalu banyak materi yang harus
6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan dikuasai siswa sehingga tidak setiap
sesuai perkembangan seperti pendidikan materi bisa tersampaikan dengan
karakter, metodologi pembelajaran aktif, baik, belum lagi persoalan guru yang
keseimbangan soft skills dan hard skills, kurang berdedikasi terhadap mata
kewirausahaan. Adanya kompetensi yang pelajaran yang dia ampu.
sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan 5.Beban belajar siswa dan guru terlalu
pendidikan nasional. Kompetensi yang berat, sehingga waktu belajar di
dimaksud menggambarkan secara holistic sekolah terlalu lama.
domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. 6.Sebagian besar guru masih terbiasa
7. Hal yang paling menarik dari menggunakan cara konvensional.
kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap Penguasaan teknologi dan informasi
terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal untuk pembelajaran masih terbatas.
ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi 7.Kurangnya kemampuan guru dalam
pada tingkat lokal, nasional, maupun global. proses penilaian sikap, ketrampilan
dan pengetahuan secara holistic.

Referensi :
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik, dan Penilaian. Jakarta:
RajaGrafindo
2. a. kebijakan tentang guru dalam UU No 14 Tahun 2005 dan Permendiknas No 16
Tahun 2007!
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang
kelancaran tugas keprofesionalan.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,
kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi; dan/atau
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya
Referensi:
Aripin, Sofjan. 2010. Implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Dalam
Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Sd. Vol.11(1). pp.38-39. Pada tanggal 20
maret 2020. Diakses pada file: https://jurnal.ut.ac.id

b. Kemukakan kelebihan dan kelemahan dari kebijakan tersebut!


Kelebihan Kelemahan
1. UU ini memberikan peluang 1. Minimnya anggaran dana untuk pelaksanaan
bagi setiap guru untuk sertifikasi menyebabkan proses sertifikasi sering
meningkatkan kompetensi serta mengalami masalah teknis, seperti terbatasnya
kualifikasi yang dipersyaratkan dana bagi assessor atau penundaan pelaksanaan
sehingga dapat memenuhi sertifikasi.
standar kualifikasi seorang 2. Dalam rangka sertifikasi pendidik, masih banyak
guru.. ditemukan kesulitan-kesulitan dalam segi teknis
2. Dengan adanya UU ini maka pelaksanaan baik bagi guru maupun pelaksana
membuka peluang bagi sertifikasi sendiri. Antara lain:
Pemerintah Daerah untuk a. Para guru saat ini banyak kesulitan
meningkatkan mutu guru mengumpulkan bukti-bukti Dokumen Portofolio
dengan mengadakan berbagai yang dipersyaratkan,  ini dikarenakan beberapa
diklat Guru. Hal ini dilakukan hal diantaranya adalah banyak yang tidak
demi membantu percepatan disiplin menyimpan arsip-arsip SK, pengalaman
pencapaian kualifikasi dan organisasi termasuk piagam-piagam
kompetensi Guru. penghargaan (sertifikat).
3. UU ini memberikan motivasi b. Penilaian yang bersifat subjektif , yang hanya
bagi Perguruan disandarkan pada penilaian portfolio bukan pada
Tinggi/Universitas untuk keadaan sebenarnya.
meningkatkan kualitas SDM c. Para guru yang ditatar dan dilatih tidak
dan pengajaran pada peserta menerapkan pengetahuannya setelah mereka
didik yang sedang menempuh kembali ke sekolah. Mereka terjebak ke dalam
kuliah pada Fakultas pola pembelajaran lama yang berpusat kepada
Pendidikan dan berminat guru, bukan berpusat kepada siswa.  Hal-hal
menjadi Guru. pokok seperti teori pembelajaran, model-model
4. UU ini dapat melahirkan Guru pembelajaran, pendekatan pembelajaran,
yang professional, berkualitas penggunaan media, sumber belajar serta
dan kompeten dalam asesmen dan evaluasi pembelajaran hanya
bidangnya, jadi profesi guru merupakan pengetahuan yang berhenti sebagai
bukanlah dijadikan hanya sesuatu yang diketahui, tetapi sulit untuk
sekedar batuloncatan yang diterapkan di kelas.
sesaat saja. d.  Para guru mengalami kesulitan dalam
menyusun silabus, RPP, LKS,  dan bagaimana
menerapkannya dalam proses pembelajaran.
e. Minimnya anggaran dana untuk pelaksanaan
sertifikasi menyebabkan proses sertifikasi sering
mengalami masalah teknis, seperti terbatasnya
dana bagi assessor atau penundaan pelaksanaan
sertifikasi.

Referensi :
Sriewahwah. 2015. Kajian Undang-Undang No.14 Tahun 2005 Tentang Kompetensi Guru.
Diakses pada tanggal 20 maret 2020. Pada file: http://sriewahwah.blogspot.com/

3. Menulis Artikel analisis implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

Analisis implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar


“Pendidikan di Indonesia belum dapat terlepas dari berbagai macam persoalan masalah.
Salah satu masalah pendidikan di negara Indonesia yang masih berpengaruh sampai saat ini
adalah adanya kurikulum yang selalu berubah dan tanpa adanya arah pengembangan
kurikulum yang jelas diterapkan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum
tersebut. Tidak dapat dihindari bahwa kurikulum merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem pendidikan, yaitu sebagai salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Karena
kurikulum merupakan komponen pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara,
khususnya oleh guru dan kepala sekolah.”
Perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan dan perubahan
tersebut dilakukan dengan didasari pada permasalahan pelaksanaan kurikulum sebelumnya
yang dianggap kurang maksimal baik secara materi, proses belajar mengajar dan sistem
pembelajarannya sehingga penting diadakan pembaharuan dan pengembangan
kurikulum. Menurut Rusman (2015.hlm,87) mengungkapkan bahwa pengembangan
kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi
yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap
pengetahuan dan keterampilan secara terpadu.
Pengembangan kurikulum pentinng dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang
harus dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Tantangan internal
antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntunan pendidikan yang
mengacu kepada 8 standar nasional pendidikan. Selain itu, tantangan yang harus dihadapi
adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif (15-64 tahun) ini
dapat beralih menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan
melalui pendidikan. Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi perkembangan pendidikan di tingkat Internasional. (Rusman, 2015. hlm,88).
Untuk memahami mengenai kurikulum 2013, lebih dahulu perlu diketahui pengertian
kurikulum 2013. Menurut Majid (2014,hlm,36) mengungkapkan bahwa kurikulum 2013
adalah kurikulum terbaru yang menekankan pada penggunaan pendekatan alamiah, penilaian
yang autentik yang menilai tiga aspek hasil belajar yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotorik. Serta tematik terpadu dalam pembelajarannya. Kurikulum ini diharapkan
dapat menciptakan generasi Indonesia yang kritis dan kreatif sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman. Pendidikan dengan pendekatan saintifik atau alamiah ini memiliki
kemampuan untuk meletakkan tumpuan penting untuk pengetahuan dan minat peserta didik
dalam ilmu pengetahuan.
Menurut Rusman (2015,hlm,90) menyatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk menangapi berbagai tantangan yang ada,
baik internal dan eksternal.”Hal terpenting dalam pengembangan kurikulum 2013 yaitu
perbaikan pola pikir, penguatan dalam tata kelola kurikulum, pendalaman dan penguasaan
materi pembelajaran, penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar
dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan. 
Pengembangan kurikulum penting selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang, seni serta perubahan pada jenjang lokal, nasional,
regional,dan global di masa yang akan datang. Berbagai macam kemajuan dan perubahan itu
memicu adanya tantangan internal dan tantangan eksternal pada bidang pendidikan. Oleh
karena itu, implementasi kurikulum 2013 merupakan langkah penting dalam menghadapi
globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa yang akan datang.
Menurut Nigrum (2013,hlm,417) menyatakan bahwa kurikulum 2013 diberlakukan secara
bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah
yang sudah siap melaksanakannya dan sekolah yang memiliki nilai akreditasi “A”. Pada
tahun ajaran 2013-2014, kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk kelas I dan kelas
IV Sekolah Dasar. Pada tahun ajaran 2014-2015, kurikulum 2013 dilaksanakan bertshap
menyeluruh untuk kelas, I, II, IV, dan V, sejolah dasar atau Madrasah Ibtida'iyah.
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 itu pembelajarannya lebih berpusat pada
siswa, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran, dengan kata lain pembelajaran
terfokus pada siswa. Dan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) yaitu:
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mngelolah informasi dan
mengkomunikasikan. Hal tersebut bertujuan untuk mencapai keseimbangan kompetensi
sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Proses pembelajaran kurikulum 2013, dikembangkan atas dasar karakteristik kompetensi
yaitu pengetahuan yang bersifat penguasaan dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
keterampilan atau aspek psikomotorik bersifat membangun yang dapat dilatih (trainable) dan
diajarkan secara langsung (direct teaching). Sedangkan sikap atau aspek afektif bersifat
membangun (developmental) dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak
langsung (indirect teaching). 
Pada pelaksanaanya dalam proses pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013,
terdapat kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihan dari kurikukulum 2013 yaitu,
membiasakan peserta didik berfikir lebih aktif, kreatif dan kritis dengan menggunakan daya
nalarnya, mengingat dalam proses pembelajarannya. Salah satu kekurangan dari kurikulum
2013 yaitu, terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dan dipahami dengan baik oleh peserta didik.
Dari hasil penelitian jurnal Sudarmin (JPPGSD,Vo.l6.no1,2017) menyatakan bahwa
kesiapan implementasi kurikulum 2013 dilihat dari aspek guru, buku siswa dan buku guru,
sarana prasarana,rencana pembelajaran berkategori sangat baik (95%). Hasil implementasi
yang meliputi respon peserta didik dalam pembelajaran dan hasil belajar dapat dideskripsikan
dengan angka 94% berkategori sangat baik. Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 tidak
terlepas dari terpemenuhinya standar nasional pendidikan, motivasi, kreativitas dan kinerja
yang baik dari para guru selaku pelaksana kurikulum.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum
terbaru yang menekankan pada penggunaan pendekatan alamiah (saintific) , penilaian yang
autentik yang menilai tiga aspek hasil belajar yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik. Serta tematik terpadu dalam pembelajarannya. kurikulum 2013 merupakan
pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk menangapi berbagai tantangan yang ada,
baik internal dan eksternal.”Hal terpenting dalam pengembangan kurikulum 2013 yaitu
perbaikan pola pikir, penguatan dalam tata kelola kurikulum, pendalaman dan penguasaan
materi pembelajaran, penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar
dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan.
Dengan demikian, guru sebaiknya mengikuti pelatihan mengenai penerapan kurikulum
2013. Sehingga diharapkan guru siap secara mental dengan kurikulum ini, karena kurikulum
2013 ini menuntut guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Guru diharapkan
mampu mengembangkan metode pembelajaran dan media pembelajaran sehingga terciptanya
suasana belajar yang menyenangkan, tercapainya tujuan pembelajaran serta meningkatkan
hasil belajar siswa. Kepala sekolah juga diharapkan lebih meningkatkan pengawasan dan
menanyakan kesulitan kepada guru pelaksana Kurikulum 2013 supaya guru tidak merasa
kesulitan dalam melaksanakan Kurikulum 2013, baik pada proses pembelajaran dan
kelengkapan administrasi Kurikulum 2013

Daftar Pustaka:
Majid. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Ningrum,Elwien. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar. Vol, 24. pp.417.
Pada tanggal 20 maret 2020. Diakses pada file: http://ap.fip.um.ac.id/
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik, dan Penilaian. Jakarta:
RajaGrafindo
Sudarmin. 2017. Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Pelaksana Mandiri.
Vol.6(1)pp 45–57. Pada tanggal 20 maret 2020. Diakses pada file. https://journal
unnes.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai