Anda di halaman 1dari 22

BIOETIKA & ISLAM

Realitas kekinian…
• Sains dan teknologi telah menjadi bagian integral
kehidupan manusia
• Perkembangan sains dan teknologi yang
menimbulkan suatu dilema
• Perkembangan pengetahuan secara eksponensial
tidak diiringi dengan peningkatan kearifan secara
eksponensial juga terhadap pengetahuan tersebut
• Sains untuk memahami yang berpijak pada
kebijaksanaan dan kode moral  sains untuk
memanipulasi yang didasari kehendak untuk
mengeksploitasi dan memanipulasi alam
• Bioethics is an element in a secular culture (
Engelhardt, 1986)  berakar pada masyarakat
Barat-Sekuler dan diinspirasi oleh masa
Pencerahan Kristen
• Bioethics may become popular because it was
able to push religion aside (Callahan, 1990 in
Cahill, 2005)
• Bioethics is based on four secular principles:
autonomy, beneficience, non-maleficience, and
justice (Glannon, 2002)
Daniel Maguire:
• Philosophical ethics needs not to cut off itself from
religious values
• Good ethical method is sensitive to all sources if
moral valuation whether those sources are
religiously or otherwise affiliated
• To be mature, secular societies need to consider the
importance of religious values as the sources of
moral wisdom

• Metode etika yang baik memperhitungkan semua


sumber penilaian moral, baik sumber yang bersifat
religius ataupun selainnya.
Kembali ke pengertian bioetika
• Potter: manusia memerlukan etika yang
merangkum kewajiban manusia, tidak hanya
terhadap sesama manusia teapi juga terhadap
biosfer secara keseluruhan
• Oxford: kajian mengenai pengaruh moral dan
sosial dari teknik-teknik yang dihasilkan oleh
kemajuan ilmu-ilmu hayati.
• Karakteristik bioetika: interdisipliner,
internasional, dan pluralisme
• Realitas: nilai-nilai dan asumsi agama masih
sangat mempengaruhi etika dan moral sebagian
masyarakat.
• 1/5 penduduk dunia adalah muslim
• Islam becomes to one of the most influential
religions that shapes world’s value and virtue
(Peek, 2005)
Islam
• Makna: menyerahkan diri kepada Alloh SWT
dengan menerima segala perintah, larangan, dan
khabar-Nya (al-An’am: 162-163)

• Agama yang dibawa oleh seluruh Nabi dan Rasul


sejak Adam as sampai Muhammad saw
(Yunus:72 & 84; al Baqoroh 128 &132; Yusuf:
101, Asy-Syuro: 13)  Islam yang dibawa satu
rasul berbeda dengan yang dibawa oleh rasul
lain (keluasan dan universalitasnya)  an-Nahl:
89; al Maidah: 3)
Maqooshid syari’ah
• 5 persoalan manusia terpenting:
1. Agama: manusia tidak dapat memelihara
agamanya kecuali Islam hadir di tengah-
tengahnya  tanpa Islam tidak akan ada
kebebasan beragama
2. Akal: relasi ilmu dan realitas,
3. Harta:Islam mengatur agar pemberian dan
pengambilan harta tidak bersifat zhalim
4. Jiwa: mundurnya islam dari panggung dunia 
pengabaian hak hidup manusia
5. Keturunan: hanya akan terpelihara sempurna bila
diberlakukan ajaran Islam
Bioetika & Islam
• Principles of Biomedical Ethics (Beachump dan
Childress, 1979):
1. Autonomy
2. Non-Maleficence
3. Beneficence
4. Justice

QS 3: 104; an-Nahl:90;
Sumber rujukan
1. Al –Qur’an
2. Al-hadits
3. Ijtihad
Al-Quran
• Secara harfiyah, Al-Quran artinya “bacaan” (qoroa, yaqrou, quranan),Q.S. al
Qiyamah:17-18:
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya dan
‘membacanya’. Jika Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah ‘bacaan’
itu”.

• Al-Quran adalah kumpulan wahyu atau firman Allah (al-Hijr: 9) yang


disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, berisi ajaran tentang keimanan
(akidah/tauhid/iman), peribadahan (syariat), dan budi pekerti (akhlak).

• Al-Quran adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw yang membenarkan


kitab-kitab sebelumnya

“Tidak mungkin Al-Quran ini dibuat oleh selain Allah. Akan tetapi ia
membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum
yang ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya dari Tuhan semesta
alam” (Q.S. 10:37).

• Al-Quran dalam wujud sekarang merupakan kodifikasi atau pembukuan yang


dilakukan para sahabat. Pertama kali dilakukan oleh shabat Zaid bin Tsabit
pada masa Khalifah Abu Bakar, lalu pada masa Khalifah Utsman bin Affan
dibentuk panitia ad hoc penyusunan mushaf Al-Quran yang diketuai Zaid.
Karenanya, mushaf Al-Quran yang sekarang disebut pula Mushaf Utsmani.
• Konsep manusia ideal dalam al-Qur’an  Taqwa
(Nanji, 1990)
• Taqwa mencerminkan dasar moral yang
mendasari tindakan manusia dan mencirikan
kesadaran etika yang membuat manusia sadar
akan tanggung jawab kepada Tuhan dan
masyarakat  QS al-Hujurat: 11-13
• Agama mencakup seluruh kehidupan manusia
secara total, termasuk etika.
Hadits
• Hadits disebut juga As-Sunnah. Sunnah secara bahasa berarti "adat-
istiadat" atau "kebiasaan" (traditions). Sunnah adalah segala
perkataan, perbuatan, dan penetapan/persetujuan serta kebiasaan
Nabi Muhammad Saw.
• Kedudukan As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam dijelaskan Al-
Quran dan sabda Nabi Muhammad Saw.

“Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman sehingga


mereka menjadikanmu (Muhammad) sebagai hakim terhadap
perkara yang mereka perselisihkan, lalu mereka tidak merasa berat
hati terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima
sepenuh hati” (Q.S. 4:65).

“Apa yang diberikan Rasul (Muhammad) kepadamu maka terimalah


dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah” (Q.S. al hasyr:7).

“Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian


berpegang teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu
Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah-ku.” (HR. Hakim dan Daruquthni).

• Sunnah merupakan “penafsir” sekaligus “juklak” (petunjuk


pelaksanaan) Al-Quran.
Ijtihad
• Ijtihad adalah berpikir keras untuk menghasilkan pendapat
hukum atas suatu masalah yang tidak secara jelas disebutkan
dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Pelakunya disebut Mujtahid
serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum-
hukumyang telah ditentukan

• Kedudukan Ijtihad sebagai sumber hukum atau ajaran Islam


ketiga setelah Al-Quran dan As-Sunnah, diindikasikan oleh
sebuah Hadits (Riwayat Tirmidzi dan Abu Daud) yang berisi
dialog atau tanya jawab antara Nabi Muhammad Saw dan
Mu’adz bin Jabal yang diangkat sebagai Gubernur Yaman.

• Ijtihad adalah “sarana ilmiah” untuk menetapkan hukum


sebuah perkara yang tidak secara tegas ditetapkan Al-Quran
dan As-Sunnah.
• Untuk melakukan ijtihad (mujtahid) harus
memenuhi beberapa syarat berikut ini:
1. mengetahui isi Al Qur’an dan Hadits, terutama
yang bersangkutan dengan hukum
2. memahami bahasa arab dengan segala
kelengkapannya untuk menafsirkan Al Qur’an dan
hadits
3. mengetahui soal-soal ijma
4. menguasai ilmu ushul fiqih dan kaidah-kaidah
fiqih yang luas

• Lazimnya, Mujtahid adalah para ulama yang


integritas keilmuan dan akhlaknya diakui umat
Islam. Hasil Ijtihad mereka dikenal sebagai fatwa.
• Islam menghargai ijtihad, meskipun hasilnya
salah, selama ijtihad itu dilakukan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan. Dalam
hubungan ini Rasulullah SAW bersabda:
‫اجت َ َه َد ث ُ َّم‬ ِ ‫اب فَلَهُ ا َ َج َر‬
ْ ‫ان َو اِ َذا َح َك َم َو‬ َ ‫ص‬ ْ َ‫اِ َذا َح َك َم ْال َحا ِك َم ف‬
َ َ ‫اجت َ َه َد ث ُ َّم ا‬
) ‫طأ َ فَلَهُ ا َ ْج ٌر ( رواه البخارى و مسلم‬ َ ‫ا َ ْخ‬
• Mekanisme ijtihad: ijma’ dan qiyas.
• Ijma’ adalah kesepakatan dari seluruh imam mujtahid dan orang-
orang muslim pada suatu masa dari beberapa masa setelah wafat
Rasulullah SAW. Berpegang kepada hasil ijma’ diperbolehkan,
bahkan menjadi keharusan. Dalilnya dipahami dari firman Allah
SWT: “Hai orang-oran yang beriman, taatilah Allah dan rasuknya
dan ulil amri diantara kamu….” (QS An Nisa : 59)
petunjuk untuk taat kepada orang yang mempunyai kekuasaan
dibidangnya, seperti pemimpin pemerintahan, Contoh ijma’ ialah
mengumpulkan tulisan wahyu yang berserakan, kemudian
membukukannya menjadi mushaf Al Qur’an

• Qiyas (analogi) adalah menghubungkan suatu kejadian yang tidak


ada hukumnya dengan kejadian lain yang sudah ada hukumnya
karena antara keduanya terdapat persamaan illat atau sebab-
sebabnya. Contohnya, mengharamkan minuman keras, seperti bir
dan wiski. Haramnya minuman keras ini diqiyaskan dengan
khamar yang disebut dalam Al Qur’an karena antara keduanya
terdapat persamaan illat (alasan), yaitu sama-sama memabukkan.
5 kaidah asasi dalam penetapan hukum:
1. Kaidah yang berkaitan dengan niat
ِ ‫األ ُ ُم ْو ُر ِب ِمقَا‬
‫ص ِد َها‬
• Artinya: “Segala perkara tergantung kepada
niatnya”.

2. Kaidah yang berkaitan dengan


keyakinan:
‫ا َ ْليَ ِقي ُْن الَيُزَ ا ُل ِبا لش َِك‬
• Artinya: “Keyakinan itu tidak dapat
dihilangkan dengan keraguan”.
3. Kaidah yang berkenaan dengan kondisi
menyulitkan
ُ ‫شقَةُ ت َ ْج ِل‬
‫ب الت َ ْي ِسي ُْر‬ َ ‫ال َم‬
• Artinya: “Kesulitan mendatangkan kemudahan”.

4. Kaidah yang berkenaan dengan kondisi


membahayakan

‫ض َر ُريُزَ ا ُل‬
َ ‫ال‬
• Artinya: “Kemudaratan harus dihilangkan”.

5. Kaidah yang berkenaan adat kebiasaan


ٌ‫اَلعَا َدة ُ ُم َح َك َمة‬
• Artinya: “Adat kebiasaan dapat ditetapkan sebagai
hukum”.
• George Makdisi: Qur’an dan sunnah dielaborasi
dan diterapkan sebagai perintah dan larangan
tuhan, disampaikan sebagai syariah dan
diformulasikan oleh pemikir yuridis muslim 
etika
• Noel J. Coulson: syariah adalah suatu sistem
yang komprehensif tentang tingkah laku
personal dan publik yang membentuk hukum
Islam atau fiqih
Prinsip-prinsip Bioetika dalam Islam

• Penghargaan dan perlindungan terhadap


kehidupan sebagai penghargaan tak ternilai dari
Alloh  QS al-Maidah:32
• Manusia memiliki potensi akal, kebebasan
berkehendak, dan kemampuan membedakan
antara sesuatu yang bisa diterima atau ditolak
secara moral  QS asy- Syams: 8
• Alam semesta untuk kesejahteraan manusia 
QS al-Jatsiyah: 13
• Dua dimensi manusia: individu & anggota sosial
• Formulasi isu-isu bioetika melibatkan kajian
profesional dan pemegang otoritas dalam agama
 fatwa
• Inti etika Islam adalah keseimbangan antara
unsur-unsur din (religius) dan dunia (material)
(Sajoo, 2004)

Anda mungkin juga menyukai