Anda di halaman 1dari 3

Nama : Arief Mahsun

Nim : 18106040054
Prodi : Biologi
Matkul : Alquran Hadist
Tugas : Nuzulul Qur’an

DALAM PENERJEMAHAN ALQURAN

Indonesia sebagai negara yang berpenduduk yang mayoritas islam paling banyak di
dunia, dengan banyaknya penduduknya dan bermacam macam sukunya membuat bahasa
yang bernaung di negara tercinta ini sangatlah luas dan beraneka ragam, dengan adanya
keragaman tersebut melahirkan banyaknya bidang keilmuwan yang beerkembang termasuk
juga terjemahan dalam perkembanganya terjemahan alquran terus berkembang dari masa
penjajahan, kemerdekaan sampai sekarang mengalami bertambahan dan perkembangan yang
sangat signifikan. Fakta ini tercermin juga dalam sejumlah besar terjemahan-terjemahan
alquran yang telah diproduksi dalam beberapa bahasa daerah selama ini.

Memang banyak terjadi perdebatan dikalangan ulama tentang keabsahan


menterjemahkan alquran, namun tanpa adanya terjemahan alquran kepada bahasa yang bisa
difahami oleh kalangan non islam maka akan sulit untuk bisa mengenalkan alquran tersebut
kepada mereka, dengan adanya terjemahan alquran kepada bahasa yang dapat difahami dari
bangsa kebangsa dari daerah ke daerah makan alquran mampu mencakup semua kalangan
dan tidak membedakan siapa yang tuju karna alquran sendiri itu lil ummat (untuk umat)
bukan untuk lil muslim jadi bukan hanya untuk umat muslim saja.

Penerjamahan alquran kedalam bahasa melayu sudah dilakukan sejak abad ke-17 M,
yang dilakukan oleh Abdul Ra’uf Fansuri serorang ulam dari wilayah singkel ( yang sekarang
ini dikenal dengan wilayah aceh ) beliaulah yang menterjemahkan alquran secara lengkap di
bumi nusantara ini. Meskipun terjemahannya boleh di sebut kurang sempurna dari tinjauan
tata bahasa indonesia modern karna memakai tata bahasa melayu pada zaman tersebut,
perkembangan alquran pada masa itu dirasa sangatlah kurang dikarenakan hampir tidak
ditemukannya terjemahan alquran dalam bahasa indonesia setelah Abdul Ra’uf pada abad ke-
17 hingga abad ke-19. Penerjemahan alquran generasi kedua dimulai pada tahun 60an
sejumlah karya terjemahan alquran mulai dimunculkan meskipun pada zaman tersebut dirasa
kurang berdampak signifikan. kendati perkembangan karya-karya terjemahan alquran masih
terbilang sedikit, terjemahan ini baru mengalami perkembangan yang signifikan ketika
pemerintah Republik Indonesia hal ini dibuktikan dengan adanya keputusan MPR yaitu
penerjemahan alquran masuk dalam pola I pembangunan semesta berencana. Pada masa itu
pemerintah membentuk lembaga yayasan penyelenggara penerjemah / penafsiran alquran
yang di ketuai oleh Prof RHA Soenarjo SH, mantan Rektor IAIN Sunan Kalija Yogyakarta,
tim ini beranggotakan para sarjana islam yang mempunyai keahlian dalam bidangnya
masing-masing dan para ulama sebagai tumpuannya. Dengan adanya program tersebut dari
pemerintah lemabga penerjemah alquran serasa mendapatkan angin segar rumusan tentang
alquran yang diangkat menjadi sebuah solusi menjadi banyak menghasilkan keputusan yang
salah satunya adalah penyempurnaan penerjemahan alquran. Yang pertama kali dilakukan
pada tahu 1990 itu diakukan seiring dengan perkembangan tata bahasa indonesia. Pada tahun
1998 alquran penyempurnaan terjemahan alquran kembali dilakuka yang memakan waktu
kurang lebih sampai 4 tahun lamanya dikarenakan penyempurnaan kali ini bersifat
fundamental sebab terjadi suatu perubahan divat penulisan terjemahan alquran. Pada tahu
2003 banyak terjadi polemik dalam penerjemahan alquran, penerjemahan tersebut dirasa oleh
beberapa kalangan membawa doktinisasi kepada islam radikal karena kurangnya kejelasan
dalam memaknai alquran. Baru pada tahun 2016 kementrian agama bekerjasama dengan
kemindikbud untuk menyempurnakan terjemahan alquran agar tak terjadi salah faham dala
memahaminya dengan kemendikbud yang bertugas dalam penyusun redaksional sementara
dalam segi subtansi pengartian dan pemaknaan diserahkan kepada para ahli tasir dan internal
kemenag.

Dalam proses penerjemahan tersebut mempunya beberapa mekanisme dalam


menterjemahkan alquran. Yang pertama yaitu menjaring masukan dari masyarakat tahapan
ini meliputi kegiatan konsultasi publik, kordinasi dengan berbagai pihak seperti para ulama
perguruan tinggi hingga pesantren. Yang kedua penelitian lapangan, tim dari penerjemahan
alquran turun ke masyarakan melakukan pmantauan sejauh mana terjemahan alquran
digunakan. Yang ketiga adalah dalam segi kebahasaan yang membahas seputar pilihan kata
dan penyusnan redaksional agar masyarakat mampu memahaminya. Sebab, ada terjemahan
yang dianggap kurang pas dengan subtansinya. Konsistensi dalam penerjemahan alquran juga
sangatlah penting dikarenakan gaya bahasa alquran dan bahassa yang digunakan dalam
berbahasa indonesia sangatlah jauh dan juga banyak kata dalam alquran yang diulang-ulang,
sehingga sangat perlu adanya penyisirian guna mencegah terjadinya salah pengertian pada
masyarakat.

Setelah kita melihat proses penerjemahan alquran yang ada dibumi kita tercinta
indonesia maka kita sebagai pelajar seharunya mampu untuk memahami betapa sangatlah
serius dampak dari penerjemahan alquran dan dalam proses penerjemahan alquran juga
tidaklah mudah, banyak kendala yang terjadi diakarenakan tatanan bahasa kita yang kurang
mampu untuk mencakup kandungan dalam alquran, dengan sadarnya kita terhadap semua itu
maka marilah kita jaga alquran dengan mempelajari bahasa arab sebgai tumpuhan utamanya,
agar bisa menghindari salah pengertian dalam penggunaannya. Meskipun sudah ada yang
namanya terjemah setidaknya kita sebagai umat muslim apalagi pelajar haru mampu untuk
menjadi penengah atas problematika yang terjadi. Dalam peerjemahan alquran yang
mempunya bahasa kalam ilahi menjadi sulit di cerna bagi kehidupan bersuku dan berbangsa
karna dalam konteks bahasa setiap suku punya aturan tersendri dalam ketata bahasaannya
yang jka itu dipaksakan maka akan terjadi yang namanya salah faham. Dalam kehidupa
masyarkat yang berkembag menjadikan penerjemahan alquran bukan hanya sebgai artian
tentang alquran terhadap orang islam saja, tapi juga sebagai ilmu pengetahuan dan petunjuk
bagi kalangan non islam dalam memahami ketidak tahuannya terhadap sang pencipta yaitu
Allah SWT, maka dari itu penerjemahan alquran dirasa sangatlah perlu dilakukan meskipun
pada beberapa hal memilk dampak yang negatif. Sudah saatnya kita sebagai anak muda untuk
bisa membimbing orang terdekat kita untuk selalu belajar tentang alquran tidak hanya lewat
terjemahan saja, tapi meliputi sumber keilmuwan islam yang ada sesuai dengan sanad dan
prosedur yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai