Anda di halaman 1dari 5

4.

       Ventriculer Tachycardi (VT)


a.        VT monomorphic

Tips : penting untuk meraba nadi klien, karena VT monomorfik dapat bersifat non perfusi.
VT monomorfik dapat memburuk menjadi VF atau VT unstable.
  Ventricular Tachycardia (VT)
Adanya daerah miokard iskemik menyebabkan putaran balik konduksi impuls sehingga
terjadi depolarisasi ventrikel berulang secara cepat. Takikardi ventrikel mempunyai
karakteristik sebagai berikut: (Brunner & Suddarth, 2002)

 Frekuensi : 150-200 x/menit


 Gelombang P: biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak selalu
mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak berhubungan
dengan kontraksi atrium.
 Kompleks QRS: mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC-lebar dan aneh,
dengan gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal,
menghasilkan denyut gabungan
 Hantaran: berasal dari ventrikel, dengan kemungkinan hantaran retrograde ke jaringan
penyambung dan atrium
 Iram: biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takikardi ventrikel irregular 
Jawaban

1. B. Cek denyut nadi


Alasan : karena pasien memiliki penyakit gagal jantung dan ditemukan gambaran
EKG dengan ciri-ciri ventrikel takikardia
1. Gelombang QRS lebar
2. Lebih dari 3 PVC tampak berurutan
3. Rate > 100 kali/menit

Dan pada hasil pemeriksaan EKG diatas adalah termasuk VT monomorfik yaitu
penting untuk meraba nadi klien, karena VT monomorfik dapat bersifat non perfusi.
VT monomorfik dapat memburuk menjadi VF atau VT unstable

2. A. Lakukan RJP 5 Siklus


Alasan: karena hasil pemeriksaan terakhir didapatkan
- gambaran EKG Asistol
- nadi tidak teraba
- dan apnea

kondisi diatas yaitu Aktivitas Listrik Tanpa Denyut (Pulseless Electrical


Activity/PEA) adalah suatu keadaan dimana masih terdapat aktivitas listrik
jantung, tanpa disertai respon mekanik jantung berkontraksi untuk menghasilkan
denyut yang teraba atau tekanan darah yang terukur. Hal ini ditandai dengan
adanya gambaran aktivitas listrik pada monitor EKG, tetapi pasien tidak sadar,
tidak bernafas, dan tidak ditemukan denyut nadi pada perabaan arteri karotis. Pada
keadaan ini ventrikel masih berkontraksi tetapi tidak cukup kuat menimbulkan
pulsasi yang dapat diraba.

Diagnosis PEA ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang khas. Pada pasien
PEA sering ditemukan adanya penurunan kesadaran tiba-tiba, henti nafas dan
tidak ada denyut nadi. PEA adalah keadaan gawat darurat yang tidak memerlukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap. Penanganan PEA harus cepat dengan
protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku meliputi RJP efektif pemberian
obat-obatan berupa epinefrin dan vasopressin serta identifikasi dan penanganan
penyebab.

Maka tindakan yang harus segera dilakukan RJP sebanyak 5 siklus. RJP (30
kompresi dada: 2 ventilasi) dilakukan jika pada pasien belum terpasang advanced
airway (ETT). Jika pada pasien telah terpasang advanced airway, berikan ventilasi
8-10 kali/menit sambil dilakukan kompresi dada 100 kali/menit.Pertimbangkan
pemberian obat-obatan selama RJP. Berikan epinefrin 1 mg IV setiap 3-5 menit
atau vasopressin 40 U IV (untuk menggantikan dosis pertama dan kedua
epinefrin). Setelah 5 siklus RJP, cek kembali irama jantung. Tatalaksana
selanjutnya sesuai dengan temuan (Lihat Algoritma penatalaksanaan PEA).
3. B ventrikel takikardi

Alasan: karena didapatkan tanda gejala sebagai berikut


- Nadi tidak teraba
- Nafas tidak ada
- Frekuensi nadi 355 x/mnt sehingga tidak terhitung
Penjelasan:
Ventrikel Takikardi adalah adanya daerah miokard iskemik menyebabkan putaran
balik konduksi impuls sehingga terjadi depolarisasi ventrikel berulang secara
cepat. Takikardi ventrikel mempunyai karakteristik sebagai berikut: (Brunner &
Suddarth, 2002)
- Frekuensi : 150-200 x/menit
- Gelombang P: biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak
selalu mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak
berhubungan dengan kontraksi atrium.
- Kompleks QRS: mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC-lebar dan
aneh, dengan gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan
QRS normal, menghasilkan denyut gabungan
- Hantaran: berasal dari ventrikel, dengan kemungkinan hantaran retrograde ke
jaringan penyambung dan atrium
- Irama: biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takikardi ventrikel irregular 

Dan dokter dalam kasus tersebut memberikan tatalaksana pasien sesuai


dengan algoritma. Penatalaksanaan ventrikel takikardia (VT) harus cepat dengan
protokol resusitasi kardiopulmonal yang baku, meliputi defibrilasi sesegera
mungkin, diikuti resusitasi jantung paru (RJP), dengan pemberian obat-obatan
epinefrin dan amiodaron. Penanganan utama ketika mendapatkan pasien dengan
fibrilasi ventrikel adalah melakukan defibrilasi. Defibrilasi non-synchronized
menggunakan energi 360 Joule gelombang monofasik atau 120-200 Joule
gelombang bifasik. Setelah dilakukan defibrilasi, segera lakukan RJP sebanyak 5
sikulus. Satu siklus terdiri dari 30 kompresi dada:2 ventilasi (30:2). RJP dilakukan
jika pada pasien belum dipasang advanced airway (ETT). Jika pada pasien telah
terpasang ETT, ventilasi diberikan 8-10 kali/menit sambil terus melakukan
kompresi dada 100 kali/menit.
4. .
5. .
6. C. Sela iga ke 4 garis sternal kiri
7. C. Otonomi
8. E. Obat diminum dengan cara meletakkan obat dibawah lidah
9.
10.

Anda mungkin juga menyukai