Anda di halaman 1dari 17

Tugas 5:

Buatlah guide line  pada bagian Pendahulan (Bab 1) dalam penelitian bidang pendidikan
matematika yang dapat digunakan untuk proposal skripsi dengan menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif. Aspek ang dsaijikan meliputi guide line (1) konteks penelitian, (2) fokus
penelitian, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, dan (5) manfaat penelitian.

Gunakan format berikut ini!

Judul Penelitian:

.......................................................................................................................

BAB I   PENDAHULUAN

1.1 Konteks penelitian


………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

1.2  Fokus Penelitian

   ………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

1.3  Rumusan Masalah

………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………….

1.4  Tujuan Penelitian


   ………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

1.5 Manfaat Penelitian

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………..

Submission status

Submission status No attempt


Grading status Not graded
Due date Saturday, 4 April 2020, 11:59 PM
Time remaining 3 days 9 hours
Last modified -
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA BANGUN RUANG DI SMP NEGERI 2
KARTASURA KELAS VIII SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/ 2012

Disusun Guna memenuhi nilai mata kuliah Dasar-Dasar Penelitian

Dosen Pengampu : Dr. Mohammad ASikin M.Pd

Dr. Iwan Junaedi S. Si., M.Pd

Disusun Oleh:

YUSUF ABDULAH

( 4101417142 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA BANGUN RUANG KELAS VIII DI MTs
Asy-SYAFIIYAH KARANGASEM KEC. MARGASARI KAB. TEGAL

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Konteks Penelitian

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan formal yang
memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk
menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah.

Dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
banyak mengalami kendala dan hambatan. Lebih- lebih pada mata pelajaran matematika yang
menuntut begitu banyak pencapaian konsep sehingga mengakibatkan motivasi belajar kurang
baik. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal yaitu kemampuan yang berasal dari siswa,yang meliputi kecerdasan, bakat,
minat, motivasi dan emosi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar, meliputi lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Diantara ketiga lingkungan itu yang palingberpengaruh
adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar dan teman- teman sekelas.

Guru merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan siswa. Sehingga dalam memberikan
evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif, dan mengoptimalkan pembelajaran. Masalah yang
dihadapi misalnya masalah  kepribadian guru dan kompetensi, kecakapan mengajar, yang antara 
lain mencakup ketepatan pemilihan metode pendekatan, motivasi, improvisasi, serta evaluasi.

Sampai saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Hal ini
disebabkan karena banyaknya anggapan bahwa matematika sulit. Dengan anggapan itu akhirnya
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Orang tua juga merupakan pihak yang berperan utama dalam penanganan anak. Sebab interaksi
anak dengan orang tua tetap lebih besar porsinya dibanding dengan interaksi guru dengan anak di
sekolah. Orang tua harus mampu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana yang menunjang
proses belajar anak.

Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa guru menentukan keberhasilan belajar siswa.
Kemampuan guru dalam melaksanakan poses belajar mengajar sangat bepengaruh terhadap
tingkat pemahaman siswa. Biasanya guru menggunakan model pembelajaran konvensional dan
metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan materi pelajaran. Melalui model
pembelajaran konvesioanal dan metode ceramah, siswa akan lebih banyak pengetahuan, namun
pengetahuan itu hanya diterima dari informasi guru, akibatnya pembelajaran menjadi kurang
bermakna karena ilmu pengetahuan yang didapat oleh siswa mudah terlupakan.
Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiki strategi agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu, guru harus menguasi teknik- teknik penyajian, atau biasanya disebut
metode mengajar. Setiap materi yang akan disampaikan harus menggunakan metode yang tepat,
karena dengan metode belajar yang berbeda akan mempengaruhi siswa dalam menerima
pelajaran, terutama pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 20 April 2011 dengan Ibu Endang Wismiyati, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika di kelas VIII A SMP N 2 Kartasura, masih banyak siswa
yang mendapat nilai rendah pada ulangan matematika, khususnya pada materi pokok bangun
ruang, yaitu hanya sekitar 60 % siswa yang dapat mencapai ketuntasan klasikal. Hal ini terjadi
karena beberapa faktor, antara lain: siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep
matematika, siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika, dan siswa cenderung bersifat
pasif dan kurang bisa bekerja dalam kelompok.

Dari uraian di atas maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi
balajar siswa adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar denggan situasi dunia
nyata siswa, yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari
dengan  penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dari konsepsi ini diharapkan hasil belajar akan bermakna. Proses pembelajaran akan berlangsung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer
pengetahuan dari guru ke siswa.

Melalui pendekatan kontekstual tersebut diharapkan siswa mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dan bagaiman mencapai. Diharapkan yang dipelajari siswa berguna bagi hidupnya.
Dengan demikian siswa akan memposisikan dirinya sebagai pihak yang memerlukan bekal untuk
hidupnya nanti.

1.2 Fokus Penelitian

Adapun fokus dalam Penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar melalui pendekatan
konseptual pada pokok bahasan bangun ruang yang dimiliki oleh siswa kelas VIII di MTs Asy-
Syafiiyah

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks dan fokus penelitian di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut :

a. Adakah peningkatan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 2 Kartasura
Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 melalui pendekatan kontekstual?
b. Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada bangun ruang di SMP N 2 Kartasura Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran
2011/2012?

3.    Tujuan Penelitian

Melakukan penelitian perlu adanya tujuan agar penelitian tersebut lebih terarah.  Tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

       a.       Ada peningkatan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 2 Kartasura
Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 melalui pendekatan kontekstual.

       b.       Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
bangun ruang di SMP N 2 Kartasura Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.

4.    Manfaat penelitian

Review ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun yang
bersifat praktis.

       a.       Manfaat teoritis

Peneltian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajar matematika terutama untuk
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Bangun Ruang di
SMP N 2 Kartasura Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.

       b.       Manfaat praktis

Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain:

1)   Memberi sumbangan bagi guru matematika dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika untuk meningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan
Kontekstual Pada Bangun Ruang VIII Semester II Tahun.

2)   Memberi masukan bagi siswa bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang Kelas  VIII semester II.

3)   Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberi informasi dan masukan dalam
menggunakan model pembelajaran kontekstual yang mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.

4)   Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran matematika
melalui pendekatan kontekstual sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada
bangun ruang. Selain itu sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di
bangku kuliah.
5)   Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau
sebagai referensi untuk penelitian yang relevan.

5.    Definisi Istilah

Definisi masalah judul penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
terhadap objek pilihan penelitian dan untuk menghindari penafsiran yang salah mengenai judul
penelitian ini, maka diperlukan gambaran atau batasan – batasan sebagai berikut :

       a.       Motivasi belajar siswa

Motivasi belajar adalah “pendorong” suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tngkah
laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk belajar sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu.

Motivasi bagi seseorang  guru adalah untuk menggerakkan atau memicu para siswanya agar
timbul keinginan dan kemajuan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan
pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan  di dalam kurikulum sekolah.

       b.       Pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan baru dalam belajar pendekatan kontekstual
adalah konsep belajar membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Sagala, 2006: 87).

 B.  LANDASAN TEORI

1.    Kajian Teori

a.    Peningkatan Motivasi Belajar Matematika

1)   Hakekat Matematika

Menurut johson dan myklebust dalam Abdurrahman (2003: 252) matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan
keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.

Matematika memiliki sebuah sistem bahasa sendiri yang ditunjukkan dengan bentuk dan simbol.
Hal ini secara esensial berkaitan dengan representasi hubungan di dalam dunia dan memanipulasi
mereka. Pentingnya matematika tidak terlepas dari perannya dalam segala jenis dimensi
kehidupan (Craft, 2003: 120).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian matematika
adalah alat yang dapat membantu memecahkan permasalahan (perdagangan, industri, teknologi).
2)   Hakekat Belajar

Belajar adalah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2).

Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah
kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku
yang lebih buruk. Perubahan terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam periode waktu cukup
panjang. Perubahan ini disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian,
biasanya hanya berlangsung sementara. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam
pengertian pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, atau kebiasaan ataupun sikap 
(Purwanto, 2006:85).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan
suatu proses perubahan pada diri seseorang melalui beberapa tahap untuk menjadi yang lebih
baik.

3)   Konsep Motivasi Belajar Siswa

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini
berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya (Uno, 2008: 1).

Menurut Mc. Donald dalam Hamalik (2008; 158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah
dorongan pada diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b.   Strategi Pembelajaran Kontekstual

1)   Hakikat pembelajaran

Akhmad Sudrajat (2008:1) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).

Pembelajaran atau pengajaran menurut Daeng (Uno, 2006: 134- 135) adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapa hasil pembelajaran yang memliki
hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpilan bahwa pembelajaran merupakan suatu
interaksi peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan media pembelajaran.

2)   Hakikat Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002: 1).

Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar langkahnya adalah berikut ini:

a)    Konstruktivisme (constructivism)

b)   Menemukan ( inkuiry )

c)    Bertanya ( questioning )

d)   Masyarakat belajar ( learning community)

e)    Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f)    Refleksi ( reflection )

g)   Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )

c.    Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Bangun Ruang

Langkah- langkah pendekatan kontekstual pada bangun ruang, yaitu:

1)   Peserta didik memberikan contoh benda- benda di sekitarnya yang berbentuk tabung dan
kerucut.

a)    Contoh yang berbentuk tabung adalah drum minyak, celengan.

b)   Contoh yang berbentuk kerucut nasi tumpeng, topi ulang tahun.

2)   Peserta didik menyimpulkan pengertian tabung dan kerucut dari contoh yang disebutkan.

a)    Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran kongruen yang berhadapan
sejajar, dan titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling dihubungkan dengan garis lurus.
Terdiri dari sisi bawah (alas), sisi atas (tutup), selimut. Alas dan tutup berbentuk lingkaran yang
kongruen, sedangkan selimut berbentuk persegi panjang.
b)    Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang lengkung dan bidang dasar yang
berbentuk lingkaran.

3)   Peserta didik secara berkelompok membahas konsep bangun ruang sisi lengkung (Luas
Permukaan Kerucut dan Tabung)

a)    Tabung

panjang selimut tabung              = keliling lingkaran

 = 2π r

lebar selimut tabung                    = tinggi tabung

luas selimut tabung                     = luas persegi panjang

 = p x l

 = (2π r )× t

                                                                         = 2π rt

Luas lingkaran = π r 2

Jadi Luas seluruh permukaan tabung dapat di peroleh

= Luas sisi alas + luas sisi atas + luas selimut

=π r 2    + π r 2  + 2π rt

= 2 (π r 2    ) + 2π rt

=2πr(r+t)

b)   Kerucut

Luas Permukaan Kerucut

Luas sisi kerucut            = Luas Selimut + Luas Alas

= π r 2 + π rs

=πr(r+s)

4)   Peserta didik  mempresentasikan hasil diskusi.


5)   Peserta didik diberi evaluasi pada pertemuan terakhir oleh guru.

6)   Peserta didik diberi penilaian oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung.

2.    Kajian Pustaka

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang
telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil- hasil penelitian
terdahulu.

Juter ( 2005) menyatakan bahwa hasil penelitiannya untuk sebagian besar siswa, matematika
dianggap pelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, mengingat rumusnya,
dan menimbulkan ide- ide baru. Kepercayaan diri siswa dapat menimbulkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran matematika.

Widiastuti (2006) menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dipengaruhi pemahaman


konsep siswa dalam menerima materi ajar. Kecenderungan proses pembelajaran yang masih
rendah dikarenakan masih diterapkannya pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam menerima materi ajar dapat dilakukan melalui
pendekatan kontekstual.

Berdasar pada hasil-hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan dan metode yang berbeda sesuai dengan kondisi dan situasi siswa. Melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika dan mengkaitkan persoalan
matematika dengan hal-hal yang konkret sangat penting karena kita tahu bahwa konsep dalam
matematika itu abstrak, sedangkan siswa pada umumnya berfikir dari ha-hal yang konkret
menuju hal-hal yang abstrak.

3.    Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura mempunyai motivasi belajar
metematika yang rendah. Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal memanfaatkan strategi
pembelajaran. Pemilihan strategi yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar matematika.

Salah satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar matematika adalah
strategi pembelajaran kontekstual. Prosedur strategi pembelajaran kontekstual adalah 1)
Konstruktivisme (constructivism), 2) Menemukan (inquiry), 3) Bertanya (questioning), 4)
Masyarakat belajar (learning community) 5) menghadirkan ‘model sebagai contoh pembelajaran.
6) Refleksi (reflection), 7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).

Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan strategi pembelajaran kontekstual dalam
proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar matematika, sehingga siswa akan
memenuhi prestasi belajar yang memuaskan.
4.    Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas dapat
dirumuskan hipotesis tindakan “Melalui strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan
motivasi belajar matematika bagi siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kartasura tahun
2011/2012.

 C.  METODE PENELITIAN

1.    Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research
(CAR). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran (Arikunto Suharsimi, 2006 : 96).

Penelitian ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara guru matematika, kepala sekolah dan
peneliti. PTK merupakan kegiatan pemecahan masalah yang bercirikan siklik dan reflektif yang
dimulai dari 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action), 3) mengumpulkan data
(observing), dan 4) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan
atau kelemahan tindakan tersebut.

2.    Tempat dan Waktu Penelitan

       a.       Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kartasura yang beralamatkan di Pabelan
Kartasura Sukoharjo. Peneliti mengadakan penelitian di SMP Negeri 2 Kartasura dengan
pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama
dengan peneliti.

       b.       Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012. Adapun rincian
waktu penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei juni


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Perencanaan                                    
2. Pelaksanaan                                    
3. Analisis Data                                    
4. Pelaporan                                    
 3.    Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai subyek yang
memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Kartasura tahu ajaran 2011/
2012 sebagai subjek penelitian yang menerima tindakan. Peneliti dibantu mitra guru matematika
sebagai observer.

4Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, yaitu suatu
penelitian yang bersifat praktis, kondisional dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang
muncul. Siklus penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar  3.2 Siklus Penelitian ( Sutama, 2000: 92)

 
Tindakan II
Observasi Tindakan II
Refleksi II
Pengertian dan Pemahaman
Seterusnya sesuai dengan alokasi waktu

 tahapan yang direncanakan


Dialog Awal
Perencanaan
Tindakan I
Observasi Tindakan I
Evaluasi
Refleksi I
Pengertian dan Pemahaman
Perencanaan Revisi
Evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini akan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Dialog awal

Suatu pertemuan antara peneliti dan guru matematika bersama- sma melakukan pegenalan,
penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah dan cara- cara peningkatan motivasi belajar
matematika.

Dialog membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang akan dipraktekkan dan
dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk memecahkan masalah peningkatan
motivasi belajar matematika melalui strategi pembelajaran kontekstual.

2. Perencanaan Tindakan kelas


Hasil dari dialog awal yang telah diputuskan dan dsepakati bersama diharapkan membawa
kesadaran pentingnya peningkatan motivasi belajar matematika di SMP Negeri 2 Kartasura,
selanjutnya disusun langkah- langkah persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri:

1)   Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika

2)   Identifikasi masalah dan penyebabnya

3)   Perencanaan Solusi Masalah

3. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan itu tidak mutlak dikendalikan
oleh rencana. Tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata.
Oleh karena itu, rencana tindakan harus bersifat sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai
dengan keadaan yang ada sebagai upaya perbaikan.

4. Observasi dan Montoring

Observasi dan monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada waktu observasi dilakukan, observer
mengamati proses pembelajaran dan menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi
pada guru, siswa maupun situasi kelas.

Observasi ini dilakukan peneliti dengan berbekal pedoman observasi dan kegiatan lapangan.
Peneliti mencatat semua kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan
penutup.

5. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sepertiyang telaha dicatat
oleh observer. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang
nyatadalam tindaka strategi. Refleksi yang dilakukan adalah diskusi antara peneliti dan guru
matematika untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan
setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal dapat dilakukan dialog untuk
menangani masalah yang muncul.

6. Evaluasi

Evaluasi hasil penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi, dan refleksi
penelitian pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi dilakukan sebagai upaya menentukan
tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dan bukti-
bukti untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian yangtelah dilaksanakan.

7. Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam
bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari penelitian tersebut
berupa peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

5.    Metode Pengumpulan data

Penelitian tindakan kelas dialukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data primer adalah
peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder
berupa data dokumentasi. Pengambilan data dapat dilakukan dengan teknik observasi, catatan
lapangan, dokumentasi, dan metode tes.

1. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku
tindakan belajar siswa yaitu peningkatan motivasi belajar matematika melalui strategi
pembelajaran kontekstual. Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang
ditetapkan.

2. Catatan lapangan

Dalam hal ini, catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian- kejadian penting yang
muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Model catatan lapangan dalam
penelitian ini adalah catatan pengamatan yang diilakukan oleh peneliti dan guru matematika.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh/mengetahui sesuatu dengan melihat


buku-buku, arsip- arsip atau catatan yang berhubungan dengan memperoleh data sekolah SMP
Negeri 2 Kartasura dan identifikasi siswa kelas VIII antara lain seperti nama siswa, banyak
siswa, daftar nilai dengan melihat dokumentasi yang ada dalam sekolah serta foto rekaman
proses penelitian di SMP Negeri 2 Kartasura.

6.    Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Instrumen

Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, peneliti, menggunakan observasi partisipasi peneliti.
Observasi partisipasi peneliti yaitu peneliti ikut ambil bagian kegiatan objeknya, sebagaimana
yang lain tidak tampak dalam sikap.

2. Validitas Isi Instrumen

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam
penelitian, maka dipilih dan ditemukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas
data yang akan digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong Lexy, 2008: 330). Penelitian ini
menggunakan triangulasi penyidik yaitu dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat
untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan.

7.    Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana langkah-
langkahyang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan
verifikasi data.

a.    Proses Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.
Setelah dikajii kemudian membuat rangkuman untuk setiap pertemuan atau tindakan di
kelas.Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian peneliti melaksanakan reduksi data yang
kegiatan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1)   Memilih data atas dasar relevansi

2)   Menyususn data dalam satuan- satuan jenis

3)   Memfokuskan penyederhanaan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan.

b.   Penyajian Data

Pada lengkah penelitian ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga dapat
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan cara
menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel, peneliti mengerti apa yang terjadi
dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

c.    Verfikasi Data

Verifikasi data atau penarikan kesimpulandilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat
kepercayaan tinggi. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak tindakan
dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadukan
menjadii kesimpulan.

8.    Keabsahan data

Keabsahan data menurut Sukmadinata (2005: 104) dapat dilkukan melalu observasi secara terus-
menerus, triangulasi sumber, metode, dan peneliti lain, pengecekan anggota, diskusi teman
sejawat, dan pengecekan referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan
observasi secara terus menerus dan triangulasi data.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahandata yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam
penelitian ini, keabsahan dilakukan dengan triangulasi sumber, yaitu membandingkan data hasil
pengamatan tes dengan hasil observasi lain.

Anda mungkin juga menyukai