Anda di halaman 1dari 74

BAHAN AJAR

PENGANTAR ILMU PERTANIAN


(PNU 1103)

TIM DOSEN PENGAMPU

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
KONTRAK PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah : PENGANTAR ILMU PERTANIAN (PNU 1103)


Tugas Terstruktur :
Judul : PENGENALAN TANAMAN BUDIDAYA DAN KELEMBAGAAN
PERTANIAN DI DESA …………….. KECAMATAN ………. KABUPATEN
BANYUMAS.

A. Untuk kelas D (th. 2016)


Kecamatan : Sumbang
Desa : Karanggintung . Sumbang .
Tambaksogra . Kebanggan .
Karangcegak . Kawungcarang.
Karangturi . Datar .
Silado. Banjarsari Kulon.
Susukan. Banjarsari Wetan
Sikapat. Gandatapa.
Kotayasa Limpakuwus
Kedungmalang. Banteran.
Ciberem.
B. Untuk kelas G (Agt Paralel)
Kecamatan : Cilongok
Desa : Batuanten Kesegeran
Jatisaba Penusupan
Pejogol Pageraji
Sudimara Cilongok
Cipete Cikidang
Pernasidi Lenggongsari
Rancamaya Panembangan
Sambirata Karangtengah
Karanglo Kalisari
Gununglurah Sokawera

Th 2017 Kecamatan Baturraden klas D :


Desa : 1. Kutasari 7. Purwosari
2. Kebumen 8. Pamijen
3. Ketenger 9. Rempoah
4. Karangtengah 10. Pandak
5. Karangsalam 11. Karangmangu
6. Kemutug Kidul 12. Kemutug Lor
Tahun 2018 Kelas D : Kecamatan ……………
Desa : 1. ……………….
2. ……………….

C. Teknik Penulisan :
Kertas : HVS ukuran A4 (kwarto) 70 mg
Huruf : Times New Roman fon 12, jarak antar baris 1,5 spasi, margin
atas 3 cm, bawah 4 cm, kiri 4 cm dan kanan 3 cm, no halaman
tengah bawah 2 cm dari margin bawah.
Isi : - Halaman judul : Tugas Terstruktur, Judul, logo Unsoed, Oleh
(Nama mahasiswa dan NIM), Lembaga, Tahun.
- Prakata : ucapan syukur dan terima kasih
- Daftar isi
- Daftar Tabel
- Daftar Gambar
- Daftar lampiran
- I. PENDAHULUAN : Latar Belakang dan Tujuan
- II. TANAMAN BUDIDAYA
- III. KELEMBAGAAN PERTANIAN
- IV. PENUTUP : Kesimpulan dan Saran
- DAFTAR PUSTAKA
- LAMPIRAN
D. Ketentuan lain :
1. Tugas Terstruktur dikerjakan per kelompok (4-5 mhs).
2. Bawa surat pengantar dari Fakultas diberikan ke Desa, minta bapendik
3. Lampirkan Foto kelompok bersama Kades (perangkat desa) di depan
plang Kantor Desa, Foto Tanaman, Foto Kantor Desa, Foto Lembaga
Pertanian dll.
4. Laporan dijilid dengan kertas Manila berwarna hijau dan dikumpulkan 1
eksemplar per kelompok dan paling lambat pada tatap muka ke 6.
I. PENDAHULUAN

A. Pengertian Ilmu

Ilmu adalah : -> Pengetahuan tentang fakta-fakta, baik


natura maupun sosial yang berlaku umum dan
sistematik.
 Pengetahuan yang bersifat umum dan sistematik

dimana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu


menurut kaidah-kaidah yang umum.
Pengertian ilmu menurut pendapat beberapa para ahli :
 Maranon (1954) : Ilmu adalah pengetahuan yg telah
dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan
percobaan terus menerus shg ditemukan kebenaran yg
bersifat umum.
 Tan (1954) : Ilmu bukan sj merupakan suatu
himpunan pengetahuan yg sistematis, ttp jg
merupakan suatu metodologi.
Terciptanya suatu Ilmu -> dimulai sifat ingin tahu ->
terus berkembang, oleh karena itu membutuhkan
kemampuan persepsi dan berpikir secara logis dan
analitis (membutuhkan penalaran = reasoning).
Konsep Ilmu dan Berpikir adalah sama -> dimulai dari rasa
sangsi dan kebutuhan akan sesuatu -> timbul
pertanyaan -> pemecahan/penyelidikan.

Berpikir secara ilmiah merupakan gabungan penalaran


secara deduktif dan induktif.
Deduktif (koherensi) : adalah penarikan kesimpulan yg
khusus dari kasus-kasus yg umum.
Induktif (korespondensi) adalah menarik kesimpulan
umum dari kasus-kasus individual.

Hubungan ilmu, penelitian dan kebenaran :


 Almack (1930) : Hubungan antara penelitian dan ilmu

bagaikan proses dan hasil.


 Whitney (1960) : Ilmu dan penelitian adalah sama-sama

proses, hasilnya adalah kebenaran.


Kebenaran ilmiah mudah diterima dan dipahami karena
adanya :
1. Koheren : adl konsisten dengan pernyataan sebelumnya
yg dianggap benar.
2. Koresponden : pernyataan dianggap benar jika materi
pengetahuan yg dikandung berhubungan (mempunyai
korespondensi) dengan obyek yg dituju oleh pernyataan
tsb.
3. Pragmatis : pernyataan tsb mempunyai sifat fungsional
dalam kehidupan praktis.

Soetriono (2003), menyatakan : Ilmu pengetahuan atau


saint merupakan rangkuman serangkaian pengalaman yang
saling berkaitan yg kemudian dapat digunakan untuk
mengembangkan pengetahuan baru.
Menurut tujuannya, ilmu pengetahuan dpt dibagi
menjadi 2 :
1. Ilmu Teoritis : yaitu ilmu pengetahuan yang menuju kpd
yg benar demi pengertian ilmu sendiri. Jadi hanya ingin
mengerti keadaan yg sebenarnya dr ilmu itu saja. Ilmu
Teoritis (Pure science) misalnya orang yang mempelajari
Ilmu Pengetahuan Alam, hanya ingin mengetahui sj
keadaan yg sebenarnya tentang alam.
2. Ilmu Praktis (Applied science) : Yaitu ilmu yg menuju ke
pengertian yg benar, tidak hanya demi pengertian itu
sendiri, tetapi jg menyangkut hal lain yg bersifat praktis.
Artinya yg langsung diarahkan pada pemakaian
pengetahuan itu. Jadi menentukan bgmn orang harus
berbuat sesuatu dalam menerapkan ilmu itu. Misalnya
ilmu Dasar Agronomi, maka orang yang mempelajari ilmu
itu harus mempraktekkannya.
Kedua macam ilmu ini saling melengkapi. Maksudnya
Ilmu Praktis selalu mempunyai dasar teorinya.

B. Pengertian Pertanian.
Pertanian atau agriculture berasal dari kata ager dan
culture. Ager artinya tanah atau ladang atau lapangan.
Culture artinya mengamati, memelihara, membajak. Jadi
Pertanian artinya cara-cara bercocok tanam (Pertanian
dalam arti sempit krn hanya tanaman yg dikelola).

Pengertian pertanian dalam arti luas (termasuk hewan),


 Menurut A.T. Mosher (1966) : Pertanian adl sejenis

proses produksi yg khas, yg didasarkan atas proses


pertumbuhan tanaman dan hewan.
 Minderhoud (1948) : Pertanian adl penggunaan
tenaga manusia atau alam dengan tujuan
mengarahkan perkembangan tumbuh-tumbuhan dan
hewan yang berguna bagi manusia sedemikian rupa
sehingga akan lebih baik dalam memenuhi kebutuhan
manusia dari pada bila tidak ada campur tangan
manusia.
 Kaslan Tohir (1952) : Pertanian adl cabang produksi

dimana terdapat perubahan bahan-bahan an organic


menjadi bahan organic dgn bantuan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Jadi bersifat reproduktif,
artinya usaha untuk memperbaharui.
 Anwas Adiwilaga (1975) :

Pertanian adl :
1. Kegiatan manusia melakukan pembukaan tanah
dan menanami dgn berbagai macam tanaman.
2. Kegiatan manusia dgn maksud memperoleh hasil
tanaman/hewan tanpa mengakibatkan
berkurangnya kemampuan tanah yg bersangkutan
untuk mendapatkan hasil selanjutnya.
 Aereboe : Pertanian yg paling berhasil adl pertanian

yg pertama-tama memberikan makanan secukupnya


kpd masyarakat di pedesaan dan disamping itu jg
menyediakan bahan makanan yg sebanyak-banyaknya
kpd penduduk di kota.
Dengan demikian pertanian termasuk suatu
jenis usaha yang langsung menghasilkan sampai dapat
digunakan untuk keperluan hidup.
Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian
rakyat.
Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam
arti sempit, kehutanan, peternakan, dan perikanan.
Soetriono, dkk. (2003) mengatakan : Secara garis
besar pengertian pertanian mencakup : proses
produksi, petani atau pengusaha, tanah tempat usaha
dan usaha pertanian (farm bussines).

Ilmu pertanian dimulai dari pengalaman bercocoktanam


macam-macam tanaman. Himpunan pengalaman ini
menghasilkan ilmu-ilmu pertanian yg merupakan ilmu
terapan. Oleh karena itu, ilmu pertanian dapat
diterangkan menggunakan ilmu-ilmu dasar, seperti Biologi,
kimia, fisika, matematik. Ekonomi, social dll. Ilmu-ilmu
dasar trb dpt menjelaskan semua proses yg terjadi dalam
bidang pertanian, shg ilmu-ilmu pertanian mencakup il
tanah, il tata air, il cuaca dan iklim, fisiologi, biokimia
pertanian, ekologi pertanian dll.
Jadi kesimpulannya, il pertanian mrp pengetahuan tentang
budidaya tanaman dan hewan agar diperoleh hasil yang
tinggi dan berkelanjutan untuk kebutuhan pangan dan
kesejahteraan hidup manusia.
Menurut Soetriono (2003), ilmu pertanian adl ilmu yg
mempelajari bagaimana mengelola tanaman, ternak, ikan
dan lingkungannya agar memberikan hasil yg semaksimal
mungkin. Dalam bidang pertanian tumbuhan atau hewan
merupakan input (masukan), kmd mengalami suatu proses
sampai akhirnya memberikan suatu produk sebagai output
(luaran).

Dengan demikian PIP (Pengantar Ilmu Pertanian)


memberikan gambaran umum seluk beluk ilmu-ilmu yg
dapat menjelaskan proses yg terjadi dalam bidang
pertanian, shg dapat memahami arti dan peranan
pertanian dalam kehidupan masyarakat dan
perekonomian nasional dalam pembangunan.

BAB I. S E L E S A I
II. SEJARAH DAN PERANAN PERTANIAN

A. Sejarah Perkembangan Pertanian

-> E. HAHN :

1. Tingkat Pengembaraan / Food gathering : Manusia


mencari pangan dengan mengambilnya dari hutan.
Kalau sdh habis mengambil tempat yg baru untuk
memperoleh makanan, demikian seterusnya.
2. Tingkat pertanian secara mencangkul. Di sini sdh ada
pengolahan tanah dng cangkul untuk menanam padi.
3. Tingkat pertanian secara mencangkul dan sudah
mengenal gandum sebagai makanan pokok.
4. Tingkat pertanian secara membajak. Sudah
menggunakan bajak untuk mengolah tanah shg lebih
cepat dlm mempersiapkan lahannya untuk bertanam.

 NASUTION :

1. Usaha berburu hewan dan mengumpulkan hasil


alam.
2. Usaha bercocoktanam :
a. Sistem pertanian bergeser/berpindah
1) Buka hutan untuk lahan pertanian
2) Setelah tidak produktif pindah tempat
3) Lalu terbentuklah lahan alang-alang.
b. Sistem pertanian menetap
1) Sudah memperhatikan input dan output lahan
pertanian
2) Perlu adanya perhatian thd kelestarian lahan.
Usaha bercocoktanam ini pada umumnya ada 2 cara
pengusahaan lahan pertanian, yaitu :
1) Bercocok tanam (tanaman) dan
2) Usaha peternakan
Cara yang terbaik adalah campuran dari keduanya.
Mengapa?
 SOETRIONO (2003) :

1. Pemburu dan Pengumpul,


Manusia pertama di daerah hutan tropic di sekitar
laut Cina Selatan adalah Alitik atau Prepaleolitik.
Mereka kelompok pengumpul makanan berupa
tumbuh-tumbuhan yg dapat dimakan, berburu dan
menangkap ikan. Hidupnya pindah-pindah tempat,
berteduh di gua-gua atau lubang-lubang di kaki
tebing. Makanan mereka adalah dedaunan, biji,
bunga, buah, kulit, umbi dan akar tanaman.
2. Pertanian Primitif.
Lahan pertanian berpindah-pindah, dia mulai
menanam tanaman yg disukai. Sebidang tanah
ditanami sekali atau 2 kali, kemudian tanah tsb
ditinggalkan. Dia mencari tanah baru berupa belukar
atau hutan lalu dibersihkan kemudian ditanami 1
atau 2 kali, lalu ditinggalkan lagi. Kayu-kayu hasil
tebangan dibakar. Sistem pertanian ini disebut
HUMA atau Shifting Cultivation.
3. Pertanian Tradisional
Lahan pertanian sudah menetap sehingga disebut
pertanian menetap. Sistem pertanian ini petani
menerima keadaan tanah, curah hujan, varietas
tanaman sebagaimana adanya. Tindakan yg telah
dilakukan adalah : irigasi dari alam, menyiang,
menanggulangi hama (hewan liar dan serangga)
dengan sederhana sebagai warisan dari nenek
moyang. Usaha peternakan (kerbau) digunakan
tenaganya untuk membajak. Perikanan hanya
berupa penangkapan dan pemeliharaan sederhana.
Kehutanan berupa penebangan pohon-pohon yg
tumbuh secara alami, walaupun sudah ada yang
menggunakan gergaji listrik.
4. Pertanian Modern
Di era pertanian ini sdh ada usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hewan.
Usaha pertanian merupakan usaha yg efisien,
masalah dihadapi secara alamiah. Penelitian irigasi
dan drainase dimanfaatkan untuk hasil maksimal.
Varietas baru diperoleh agar produksi tinggi, respon
terhadap pemupukan, umur genjah, tahan terhadap
hama dan penyakit.
Susunan makanan ternak disiapkan secara ilmiah
dan dikembangkan dgn metode input (bibit, air,
pupuk dan alat-alat pertanian) dan ada motivasi
ekonomi untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
Sudah ada pengolahan hasil pertanian dan
pengawetan makanan.
Perlu diketahui saat ini Negara Indonesia dalam usaha
pertanian kembali ke alam, yang dikenal dengan nama
Pertanian Berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk
mengembalikan kondisi tanah yang rusak akibat
pengelolaan lahan yg kurang memperhatikan efek
penggunaan lahan yang terlalu berat, misalnya efek
penggunaan pupuk an organic yang berlebihan. Sistem
pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memperoleh
hasil yang tetap tinggi secara terus menerus dari musim
tanam ke musim tanam berikutnya, dari tahun ke tahun
dengan cara mengembalikan sisa panen ke tanah untuk
menjaga kelestarian tanah. Ada beberapa jenis cara
pertanian ini yaitu : Pertanian organik, Pertanian Terpadu
dan LEISA (Low External Input of Sustainable Agriculture),
dll. Hal ini akan dijelaskan pada bab tersendiri.

B. Peranan Pertanian
Sektor pertanian memegang peranan penting, karena :
1. Dapat menyumbang Produk Domestic Bruto (PDB) dan
secara nasional menyumbang devisa Negara. Banyak
komoditas pertanian yg diekspor dan bersaing di
pasaran dunia, misalnya :
a. Hasil perkebunan: karet, kakao, teh, kopi, rempah dll.
b. Tanaman pangan: padi, jagung, ubi jalar, singkong dll
c. Tanaman hortikultura : sayur dan buah
d. Tanaman industry : kayu.
2. Menyerap tenaga kerja, khususnya di pedesaan
sehingga mampu mengurangi jumlah kemiskinan.
3. Menyediakan keragaman makanan, oleh karena itu
mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat, seperti
kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan zat
mineral.
4. Mampu mendukung sektor industri, baik industri hulu
maupun industri hilir.
Bagi Indonesia sektor pertanian berkembang dan
berprospek cerah krn kondisi daerah yg menguntungkan,
antara lain :
1. Letak Indonesia berada di katulistiwa, menyebabkan
sinar matahari cukup, suhu tidak terlalu panas,
agroklimat mendukung, kondisi lahan relative subur,
dan keanekaragaman tanaman tinggi.
2. Lokasi terletak di luar zone angin topan seperti yg
terjadi di Jepang, Philipina dan Taiwan.
3. Keadaan sarana dan prasarana relative mendukung,
seperti aliran sungai, bendungan irigasi, jalan di
pedesaan (khususnya pulau Jawa) sudah baik.
4. Adanya politik pemerintah yang menempatkan sector
pertanian sebagai prioritas.

Sedangkan kendala yang masih ada di sektor


pertanian :
1. Pola produksi beberapa komoditas tertentu terletak di
lokasi yang terpencar, sehingga menyulitkan pembinaan
dan efisiensi.
2. Sarana dan prasarana khususnya di luar pulau Jawa
belum memadai, menyulitkan efisiensi, transportasi
mahal (antar pulau).
3. Sering terjadi pemusatan agroindustri di kota-kota besar
saja, sehingga nilai bahan baku menjadi mahal.
4. Sistem kelembagaan yang masih lemah (khususnya di
pedesaan).

Bab II SELESAI
III. UNSUR DAN CIRI-CIRI PERTANIAN

A. Unsur-Unsur Pertanian
Unsur-unsur yang ada dalam bidang pertanian adl :
1. Proses produksi
2. Petani
3. Usahatani (farm)
4. Perusahaan usahatani (farm business)
Ad. 1. Proses Produksi
Proses produksi pertanian dapat digambarkan
dlm bagan hubungan tumb, ternak, mns dan f. lingk sbb :

Matahari

Bhn pakan Tumbuhan Bhn papan, makan


dan sandang
Uns hr CO2+ O2
Tanah Air Udara

Kotoran CO2+O2 CO2+O2

Hewan/Ternak --------Daging,telur,kulit -------- Manusia


Keterangan :
Tumbuhan merupakan pabrik pertanian primer.
Ternak/hewan/ikan mrp pabrik pertanian sekunder.
Tumbuhan menyerap CO2 dari udara melalui daun dan
menyerap air dan unsure hara dari dalam tanah melalui
akar. Kemudian tumbuhan menggunakan energy matahari
untuk melakukan proses fotosintesis, reaksinya :
En mthr
6 CO2 + 6 H2O --------------- C6H12O6 + 6 O2
Khlorofil

Proses fotosintesis mengubah senyawa an organic


menjadi senyawa organic yg berupa C6H12O6 . Kemudian
dengan adanya u.h. terjadi proses biosintesis menjadi
senyawa-senyawa penyusun tubuh tanaman menjadi biji,
buah, serat, minyak, kayu, daun, umbi dll.
Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor genetik
(Q) dan faktor lingkungan (X). Faktor genetic adalah
merupakan sifat bawaan dari tanaman seperti : sifat dapat
berproduksi tinggi atau rendah, tahan hama dan penyakit
atau tidak tahan, respon atau tidak respon thd pemupukan,
rasa manis atau asam dsb. Sedangkan faktor lingkungan yg
menentukan pertumbuhan tanaman meliputi air, energy
matahari, susunan atmosfer, kandungan hara dalam tanah,
reaksi tanah, suhu dan kelembaban udara, angin dsb. Maka
dapat disusun suatu persamaan :
G = f ( Q, X1, X2, X3, X4, ………. Xn)
dimana : G = Growth = pertumbuhan tanaman
X1, X2, X3, X4 …….. = f. lingk : air, en mthr dst
Q = f. genetic tanaman

Ternak dan ikan sebagai pabrik pertanian ke dua


menggunakan (memakan) berbagai jenis tumbuhan dan
bagian tumbuhan (herbifora). Pabrik pertanian ke dua
mengubah tumbuhan menjadi produk lain yang berguna
bagi manusia, seperti daging, susu, telur, kulit, wool dll.
Dari sinilah pertanian mulai terbentuk ketika manusia mulai
ambil peranan dlm pertumbuhan tanaman dan hewan serta
mengatur bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Besarnya
peranan manusia dalam hal ini menentukan tingkat
kemajuan pertanian (Pertanian primitive, tradisional atau
modern).
Sifat-sifat proses produksi dalam pertanian, dimana
pertumbuhan tanaman dan hewan ditentukan oleh faktor
luar (f. lingkungan) dan faktor dalam (f. genetic), maka
menimbulkan implikasi/saran bagi pembangunan
pertanian, a.l. :
1. Pertanian perlu tempat yg tersebar luas.
Tanaman memerlukan energy matahari untuk
proses pertumbuhan shg tanaman tidak dapat
dikonsentrasikan spt pabrik yg sumber energinya dpt
disediakan dlm bentuk listrik atau bahan-bahan lainnya.
Pertanian perlu areal yg luas, implikasinya adalah :
a. Produksi per satuan lahan harus disediakan sebesar-
besarnya.
b. Perlu transport yg tersebar luas untuk mengangkut hasil
dan menyediakan sarana produksi.
c. Lingkungan hidup petani tidak dapat dikonsentrasikan
dalam suatu tempat misalnya di kota, tetapi tersebar
dalam satuan-satuan kecil.
2. Jenis usahatani dan potensi produksi pertanian berbeda
dari satu tempat ke tempat lainnya. Jenis usahatani
misalnya sawah, kebun, hutan, peternakan, perikanan dsb,
serta potensi produksi pertanian ditentukan oleh iklim
(suhu, angin, cahaya, curah hujan, kelembaban) dan tanah
(sifat fisik, kimia dan biologi tanah).
Faktor iklim tidak dapat dikuasai oleh manusia, oki jenis
usahatani bervariasi disesuaikan dgn keadaan dan irama
perubahan iklim setempat.
Sifat fisik tanah termasuk topografi, tekstur, struktur
sampai batas tertentu dapat dikuasai manusia, artinya
manusia bisa mengubahnya sesuai dgn kebutuhannya,
missal tanah yang pejal dicangkul dan diberi pupuk
kandang akan menjadi gembur.
Sifat kimia dan biologi tanah meliputi derajat kemasaman,
kandungan unsure hara, bakteri pengurai bahan organic,
dsb lebih mudah dikuasai manusia. Misalnya kekurangan
unsure hara dapat diatasi dgn pemupukan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tsb maka untuk
pengembangan pertanian perlu dilakukan :
a. Usaha pertanian harus didasarkan pada faktor-faktor tsb
b. Kegiatan produksi, jumlah dan jenis input harus
disesuaikan dgn keadaan setempat/lokasi.
3. Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman.
Hal ini karena pertumbuhan tanaman tergantung pada
musim, datangnya hama dan penyakit tertentu setiap saat
dan tempat akan berubah. Oki petani perlu melakukan
diversifikasi usaha (keberagaman usaha), shg perlu
ketrampilan yang luas.
4. Suatu perubahan dalam suatu tindakan memerlukan
perubahan juga dalam hal lain. Misalnya pemupukan dosis
tinggi maka diperlukan varietas tanaman yang respon
terhadap pemupukan.
5. Pertanian modern selalu berubah.
Pertanian modern menggunakan ilmu dan teknologi yg
selalu berkembang. Hal ini mengakibatkan perubahan-
perubahan, baik dalam volume maupun jenis produksi
yang disesuaikan dgn kebutuhan manusia.

Ad 2. Petani
Manusia berusaha mengatur atau mengusahakan
tumbuhan dan hewan untuk diambil hasilnya. Ia akan
mengubah tempat tumbuhan dan hewan serta lingkungannya
agar dapat memberikan hasil untuk memenuhi kebutuhannya.
Manusia seperti ini dinamakan petani atau pengusaha
pertanian.
 Dalam kegiatan usahatani (u.t) petani merangkap dua
peranan, yaitu sebagai penggarap dan sebagai manager.
a. Petani sebagai penggarap
Peranan utama petani disini mengelola tanaman dan
ternaknya, misalnya menyiapkan tempat pembibitan,
pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan,
pengaturan air, pemberantasan hama dan penyakit serta
panen. Pemeliharaan ternak meliputi penggembalaan
sampai perkembangbiakan.
b. Petani sebagai Manager
Yang merupakan kegiatan utama adalah penggunaan otak
terutama dalam pengambilan keputusan/pemilihan
alternative yg ada, misalnya.
*) Keputusan dalam pembelian pupuk, benih unggul,
insektisida dan alat-alat baru
*) Perlu tenaga tambahan untuk mengerjakan tanah
*) Berapa hasil yg akan dijual, kapan dan kepada siapa.
Apabila kendala-kendala pertanian cukup berat, petani
akan lebih sulit dalam mengambil keputusan. Contoh :
Karena perbedaan keadaan tanah akan menyebabkan
perbedaan respon tanaman sehingga mempengaruhi
harga input dan hasil tanaman.
 Petani sebagai manusia
Disini petani berkedudukan sbg anggota keluarga dan
sbg anggota masyarakat setempat.
Keadaan petani sbg perorangan (individu) banyak
ditentukan oleh keanggotaannya di dalam kedua
kelompok tadi.
Sifat-sifat petani :
a. Sebagai perorangan petani berbeda satu dengan
lainnya.
*) petani umumnya bekerja keras, tetapi ada juga
yg kurang menekuni bidangnya.
*) Sebagian kecil petani aktif mencari metode-
metode baru untuk meningkatkan hasil panennya.
b. Petani hidup dibawah kemampuan
Umumnya petani hidup menurut kebiasaan.
Mereka mengenal suatu cara dan mempelajarinya
scr terus menerus. Sebenarnya mereka dapat lebih
maju kalau mau serius mempelajarinya.
Ada 3 macam kebiasaan mental petani yang
penting :
1) Kebiasaan mengukur : sebaiknya ukuran yg
digunakan menggunakan satuan yg jelas,
misalnya ton, kg/ha dst. Jangan menggunakan
ukuran cukup, banyak, baik dsb.
2) Kebiasaan bertanya, missal mengapa tanaman
itu lebih baik dari pada tanaman ini. Bgmn?
Kapan? Apakah? Dst.
3) Kebiasaan melihat atau mencari alternative
untuk mecari cara baru yang lebih baik.
c. Petani merupakan sekelompok konklusi.
1) Petani lebih senang akan keberhasilan
pertaniannya dan diketahui teman-temannya.
Selain itu yg ia inginkan dari pertaniannya adl
makanan dan uang.
2) Petani berspekulasi untuk mengambil resiko krn
hidupnya dekat dengan batas minimum. Petani
kurang memperhitungkan ketidakpastian cuaca.
3) Petani sering mementingkan persahabatan dan
persetujuan masyarakat krn tidak ingin
dicemooh dan diasingkan dr pergaulan. Maka
inovasi baru dirasa sulit dikerjakan.
4) Ada sebagian kecil petani yg dapat menjadi
innovator bagi masyarakat, krn ia yakin akan
keberhasilannya yg entah kapan pasti akan
dicapai.
5) Petani lebih suka diperlakukan scr manusiawi,
tidak didesak-desak untuk melakukan sesuatu.
d. Pengaruh keluarga.
Kegiatan pertanian dipengaruhi oleh keadaan
keluarganya. Ada yang pemmbagian kerjanya sbb.
- Pria melakukan pengolahan tanah, wanita
menanam.
- Pria mengolah tanah dan menanam, wanita

mengatur pembelanjaan mis pestisida, pupuk


bibit dst.
- Pria membawa barang ke pasar, di tempat lain

wanita.
- Anak laki-laki pengganti bapak, senang inovasi

baru,
- Petani sebagai manager berusaha meningkatkan

produktivitas u.t-nya.
e. Pengaruh masyarakat :
Bagi petani, masyarakat di sekitarnya mempunyai
arti penting. Mereka sbg sumber keamanan krn
petani selalu mengharap bantuannya. Anggota
masyarakat selalu hidup bergotong royong dalam
melakukan pekerjaan yg sulit dikerjakan sendiri.
misalnya memperbaiki saluran, mengolah tanah
dsb. Disini tradisi masyarakat menentukan tingkah
laku yg wajar bagi seseorang. Tetapi nilai-nilai
tradisi tidak boleh dianggap sbg penghambat
pembangunan.
f. Tradisi hari besar dan agama.
Ini jg mempengaruhi kegiatan pertanian.
Ad 3. Usahatani (Farm)
Usahatani adalah sebagian dari permukaan bumi
dimana seorang petani atau keluarga petani atau
badan ttt bercocoktanam atau memelihara
tanaman/hewan. Disini usahatani = lahannya (land)
Di dalam u.t, selain tanah, jg memiliki bangunan-
bangunan yg dibangun di atas tanah tsb. Seperti
sumur, balong, saluran irigasi/drainase,
terasering/sengkedan, kandang, gudang, rumah dsb.
Setiap jenis produksi dalam usahatani disebut
usaha …….. , missal usaha ternak, usaha penanaman
tanaman ttt, usaha pemeliharaan ikan dsb.

Ad 4. Perusahaan usahatani (Farm Bussines)


Setiap petani dalam u.t.nya melakukan
perusahaan pertanian (dalam lingkup yg
kecil/sempit). U.t itu mrp suatu perusahaan karena
tujuan tiap petani bersifat ekonomis, memproduksi
hasil, baik untuk dijual maupun untuk dikonsumsi
sendiri. Perusahaan usahatani/pertanian yg
lingkupnya luas, system managemennya lebih baik
supaya pengeluaran biaya dan pendapatan/ hasilnya
jelas, shg dapat mengetahui perkembangan
usahataninya, untuk menghitung keuntungan yang
merupakan tujuan utamanya yaitu memperoleh
keuntungan yg sebesar-besarnya. Dalam u.t nya
selalu memiliki lebih dari satu macam tanaman/
hewan ternak dan bahkan lebih dari satu macam
usaha (usaha beberapa macam tanaman, hewan
ternak, pembibitan, pembuatan pupuk kandang dsb).
Produksi pertanian selalu menggunakan input
(masukan) dan menghasilkan output (luaran/hasil).
Yang dimaksud input (masukan) adl segala sesuatu
yang dimasukkan ke dalam proses produksi, missal :
penggunaan lahan, tenaga kerja petani dan
keluarganya dan pekerja upahannya, manajemen,
benih, makanan ternak, pupuk, insektisida, alat-alat
pertanian, sapi/kerbau atau traktor dsb.
Yang dimaksud output (luaran) adl hasil tanaman
atau hasil ternak yang dihasilkan oleh usahataninya.
Misal bahan makanan (karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral), serat, kulit, kayu, susu, daging,
telur dsb.
Besarnya Perusahaan pertanian ditentukan oleh :
a. Luas lahan (ha)
b. Jumlah tenaga kerja
c. Jumlah bahan dan alat saprodi.
Pada usahatani intensif, jumlah tenaga kerja dan
saprodinya banyak, sedangkan pada usahatani
ekstensif sedikit karena luasnya lahan tidak dapat
diimbangi oleh banyaknya tenaga kerja dan
saprodi.
Implikasi perusahaan pertanian/usahatani bagi
pembangunan pertanian adalah:
a. Biaya dan penerimaan/pendapatan mrp hal yg
penting.
b. Dalam pola pertanaman/pola usaha harus
dipirkirkan masak-masak, misalnya penggunaan
varietas yg hasilnya banyak tetapi umurnya
panjang, apakah menguntungkan?
c. Perusahaan pertanian besar dapat
dikembangkan di atas usahatani kecil. Ini
terutama di daerah yg padat penduduknya dan
usahataninya kecil. Misalnya : peternakan sapi
perah dsb.

B. CIRI-CIRI PERTANIAN
Ciri-ciri pertanian :
1. Adanya pengaturan faktor-faktor yg mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Makin banyak faktor yg
ditangani dan makin intensif penanganannya semakin
maju pertaniannya. Pengaturan faktor-faktor tsb
dinamakan teknologi.
Makin banyak faktor yg ditangani dan makin intensif
penanganannya, dunamakan teknologi tinggi. Dengan
penanganan faktor-faktor itu oleh manusia diharapkan
tanaman yg diusahakan akan memberikan hasil yg
maksimum.
Meskipun pertanian sdh menggunakan teknologi tinggi,
tp belum semua faktor yg mempengaruhi pertumbuhan
telah ditangani. Terutama faktor iklim, petani belum
bisa menanganinya, kalaupun ada baru dalam taraf
percobaan, misalnya percobaan hujan buatan.
Pertanian hanya menyesuaikan iklim (sinar mthr, suhu,
kelembaban,angin dsb) yang ada.
2. Ada usaha meningkatkan produksi pertanian.
Banyaknya produk yg dihasilkan tanaman tidak diukur
per individu tanaman ttp per satuan luas lahan yg
ditanami. Jumlah produk yg didapat tiap satuan luas
lahan yg ditanami disebut Hasil. Produk yg didapat di
suatu wilayah selama periode waktu tertentu disebut
Produksi.
Usaha meningkatkanan produksi pertanian di suatu
wilayah dapat dilakukan dgn 2 cara, yaitu meningkatkan
hasil dan meningkatkan luas panen.
Usaha meningkatkan hasil dilakukan dgn mengatur
semua faktor sebaik mungkin (dsebut intensifikasi),
misalnya dengan menekan faktor yg berkorelasi
negative dan meningkatkan faktor yang berkorelasi
positif.
Usaha meningkatkan luas panen dapat dilakukan
dengan meningkatkan luas areal pertanaman dan
menekan kegagalan panen. Meningkatkan luas areal
pertanaman dapat dilakukan dgn jalan memperluas
lahan pertanian (yg disebut ekstensifikasi) atau
meningkatkan frekwensi tanam pada lahan yg sama.
Lahan adalah suatu hamparan tanah, sedangkan tanah
adalah produk dr pelapukan batuan bercampur dengan
produk dr dekomposisi bahan organic tanah merupakan
media tumbuh tanaman. Flora yg hidup bebas tanpa
pengelolaan manusia disebut tumbuhan. Tumbuhan
scr alamiah produknya disebut produk tumbuhan.
Flora yg dikelola manusia disebut tanaman.
Pertumbuhannya diatur dengan mengelola faktor-faktor
yg mempengaruhinya. Produknya disebut produk
tanaman atau produk pertanian.
Faktor yg mempengaruhi pertumbuhan tanaman yg
telah diatur dalam pertanian sampai sekarang masih
terbatas pada Panca Usaha, yaitu :
1. Penggunaan varietas unggul.
2. Pemupukan yang tepat.
3. Pengairan yg baik.
4. Pengendalian gangguan hama, penyakit dan gulma
5. Pengolahan tanah dan jarak tanam yg tepat.
Bila diperhatikan ada 3 kelompok faktor yang diatur
manusia dalam panca usaha, yaitu kelompok bahan
tanaman, kelpk essensiil dan kelompok gangguan.
Kelpk iklim belum dilakukan dalam pertanian modern
ini. Contoh dalam percobaan :
1. membuat hujan buatan
2. tanaman tomat di rumah kaca yg suhunya diatur
sesuai kebutuhannya, sementara suhu di luar dingin.
3. Memperpendek panjang hari, misalnya tanaman
dimasukkan ke ruang gelap sebelum matahari
terbenam, shg tanaman dapat berbunga.
4. Memperpanjang hari dengan penerangan lampu
sesudah matahari terbenam, shg tanaman dapat
berbunga.
Sasaran akhir dr pertanian ini bukan hasil yg
maksimal, ttp pendapatan (uang) yg maksimal. Hal
ini karena hasil panen banyak belum tentu
meningkatkan uang banyak. Ini sangat tergantung
kpd pemasaran hasil panen.

C. SASARAN USAHA PERTANIAN


Ada 2 sasaran, yaitu :
1. Sasaran sebelum panen (prapanen),
2. Sasaran sesudah panen (pasca panen).
Sasaran prapanen adalah hasil pertanian yg setinggi-
tingginya. Sasaran ini adl sasaran tahap 1 yg merupakan
sasaran fisis. Sasaran tahap ke 2 adalah sasaran ekonomi,
yaitu pendapatan (keuntungan) yg sebanyak-banyaknya
setiap satuan luas lahan yg diusahakannya.
Optimum adalah tingkat ttt dr suatu faktor yg memberikan
pengaruh paling baik thd jml produk yg dihasilkan
tanaman. Pada tingkat ini produksinya maksimum. Jadi
sesuatu yg optimum akan memberikan sesuatu yg
maksimum, baik dilihat dr sudut fisis maupun sudut
ekonomis, shg ada optimum fisis dan optimum ekonomis.
Intensifikasi merupakan penambahan asupan/
masukkan tiap satuan lahan pertanian, mis berupa pupuk,
benih, obat-obatan ataupun yg lain yg bertujuan untuk
menaikkan hasil panen maupun pendapatan. Perlu diingat
bahwa penambahan asupan ini sampai batas ttt akan
menambah hasil sampai maksimal. Setelah itu
penambahan asupan justru akan menurunkan
penambahan hasil.
Gambar di bawah ini menunjukkan hubungan antara
asupan dgn penambahan hasil/pendapatan.

Tingkat optimum ekonomi tercapai lebih dulu dp tingkat


opt fisis walaupun hasil panen masih bertambah.
Banyaknya uang hasil pemasaran produk pertanian
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya :
a. Banyaknya produk sejenis yg tersedia di pasar.
b. Jumlah permintaan thd produk tsb
c. Besarnya kemungkinan untuk diubah menjadi produk
lain.
d. Dapat digantikannya kebutuhan tsb dgn produk lain.
Untuk memperbesar pendapatan/keuntungan
pemasaran produk pertanian :
a. Ada kalanya tidak langsung dijual ttp disimpan sampai
harga jual produk tsb naik.
b. Diubah atau diolah menjadi bentuk lain.

Gambar skema di bawah ini menunjukkan fakt-fakt


yg mempengaruhi proses prapanen dan pasca panen.

Klp faktor lain ----------------- Klp faktor gangguan

Klp fakt esensiil Klp fakt bhn tanaman

Periode prapanen
-------------------------------------------------------> Panen
Periode pasca panen

Produk olahan Produk pertanian

Produk dipasarkn

Klp f pemasaran

Produk disimpan Pendptan/laba

Klp f penyimpanan
IV. FAKTOR DAN UNSUR PRODUKSI

A. IKLIM.

Secara geografis, di beberapa drh tdp iklim yg berbeda,


shg memberikan pola tanaman yg ttt.
1. Tinggi Tempat :
Menurut ketinggian tempatnya maka dibedakan :
a. Dataran Rendah : 0 – 800 m dpl
b. Dataran sedang/Medium : 800 – 1200 m dpl
c. Dataran tinggi : > 1200 m dpl
Setiap kenaikan 100 m lebih tinggi, suhu turun 0,5 oC.
Hubungan jenis tanaman dan tinggi tempat yg
dikehendaki:
Jenis tanaman Tinggi tempat
( m dpl )
Tanaman semusim :
- Padi 0 - 1300
- Jagung 0 - 1500
- Kedelai 0 - 500,bila > 500m
Buahnya sedikit
Tanaman tahunan :
- Karet 0 – 700

- Kopi (Arabika) 1000 – 1700


- Kopi (Robusta) < 1000

Tinggi tempat berpengaruh thd faktor iklim. Faktor iklim


terdiri atas : curah hujan, suhu udara, angin, cahaya
matahari, kelembaban.
2. Curah hujan :
Di antara ke 5 faktor tsb yg paling berpengaruh adalah
curah hujan. Di Indonesia ada suatu daerah yg curah
hujannya tinggi yaitu : Padang (4764 mm/th), Menado
(5352 mm/th), dll. Dan ada yg curah hujannya rendah
terletak di pulau-pulau dekat benua Australia, yaitu di
Nusatenggara Timur. Curah hujan yg sedikit tiap tahun
menjadikan suatu daerah mrp padang rumput (Stepe di
Asia dan Prairy di USA). Di daerah ini tumbuh rumput yg
baik untuk makanan ternak.
Di daerah yg curah hujannya cukup dan merata
sepanjang tahun tdp tanah-tanah pertanian dan hutan yg
lebat. Dengan curah hujan yg berbeda di antara daerah-
daerah mengakibatkan daerah itu mempunya tipe iklim
tertentu. Menurut Schmidt dan Ferguson (1951) :

Q = bulan-bulan kering X 100%


Bulan-bulan basah

Nilai Q menunjukkan suatu daerah termasuk daerah basah


atau daerah kering yg diatur dalam gambar berikut :

Bulan kering adalah bulan dimana curah hujannya < 60


mm. Bulan basah > 100 mm.
Contoh : Purwokerto
Q = 2,9/8,5 X 100 % = 34,1 % ----- masuk
Tipe iklim C.
Setiap tanaman memerlukan curah hujan tertentu.
Misal : Karet 2.000 mm/th
Tebu 1.500 mm/th
3. Suhu Udara :
Proses fisik dan kimiawi suatu tanaman jg dipengaruhi
oleh suhu udara, dan selanjutnya proses-proses ini
mengendalikan reaksi biologi dalam tubuh tanaman.
Misalnya : respirasi, fotosintesis, dormansi,
pembungaan, pembentukan buah dll.
Pengaruh suhu thd tanaman adalah :
a. Kelarutan berbagai mc zat.
b. Kecepatan reaksi dalam tubuh tanaman.
c. Kestabilan system enzim. Pada suhu optimum, system
enzim berfungsi baik dan tetap stabil untuk waktu
lama.
d. Keseimbangan berbagai system dan persenyawaan.
Suhu minimum dan suhu maksimum menghambat
pertumbuhan tanaman, tetapi suhu ekstrim merusak
tanaman. Bila terlalu dingin terjadi pembekuan sel,
sebaliknya bila terlalu panas tanaman akan kekeringan
(terbakar).
Setiap tanaman membutuhkan suhu optimum yg
berbeda-beda. Misal : kubis akan tumbuh baik pada
suhu rendah (di Pegunungan)
4. Cahaya/sinar Matahari :
Pengaruhnya thd tanaman adalah :
a. Fotosintesis, bila tanaman kekurangan cahaya maka
fotosintesis terganggu  warna tanaman menjadi
kuning, tumbuh memanjang dan kurus, disebut
etiolasi.
b. Respon lain dari tanaman, misalnya perkecambahan,
pembentukan umbi, pembungaan, dll.
Ada tanaman yg tumbuh baik pada intensitas cahaya
penuh (tanaman cahaya terbuka = heliofit) dan tanaman
naungan (tanaman lindung  intensitas cahaya tidak
penuh).
5. Angin
Berpengaruh thd penyerbukan, kerontokan daun atau
buah, kekeringan tanaman, rusaknya tanaman.
B. Tanah

Arti tanah bagi ahli pertanian berbeda dengan Insinyur


sipil maupun ibu rumah tangga.
Bagi ahli pertanian, tanah adalah bagian bumi dimana
akar tanaman dapat tumbuh, dapat dimanipulasi agar
pertumbuhan tanaman menjadi baik.
Bagi tanaman tdp 3 fungsi tanah yg primer :
a. Memberikan unsure-unsur mineral.
b. Memberikan air sebagai pelarut zat hara.
c. Tempat bertumpu tegaknya tanaman.
Komponen mineral dalam tanah tdr dr partikel2 yg
berbeda ukurannya, komposisi dan sifat fisik dan kimia
tanah. Partikel tsb menurut urutan besarnya adalah :
batu, kerikil, pasir, debu, liat. Perbandingan dr jumlah
partikel2 ini dinamakan tekstur . Mendasarkan
teksturnya ada 2 jenis tanah yaitu tanah berat dan
tanah ringan.
Tanah berat adalah kandungan liatnya tinggi dan juga
partikel2 halus lainnya. Tanah ini sulit/berat diolah.
Tanah ringan adalah kandungan liatnya rendah dan
kandungan pasir serta partikel kasarnya tinggi. Tanah
ini mudah/ringan diolah.
Sedangkan struktur tanah adalah pengaturan atau
susunan partikel tanah menjadi agregat. Contoh
struktur tanah adalah remah, massif/pejal dll.
Tanah yg subur tidak langsung berhubungan dgn
komposisi kimia mineral an organic primer. Faktor yg
penting adalah tingkatan bentuk hara yg tersedia atau
tidak tersedia bagi tanaman. Tingkatan seperti itu
tergantung pada banyak faktor a.l kelarutan zat hara,
pH tanah, kapasitas tukar kation, tekstur dan jumlah
bahan organic yg ada. Unsur2 hara yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak oleh tanaman adalah : N, P, K,
Ca, Mg, S yg disebut unsure makro. Sedangkan unsur2
yg dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit disebut
unsure mikro, yaitu : Mn, Bo, Zn, Fe, dan Mo.
Pentingnya faktor produksi tanah bukan sj dilihat
dr aspek kesuburan tanah, ttp juga dr aspek luas lahan,
penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan dsb) dan
topografi serta letak lahan.
1. Luas lahan
Luas lahan mempengaruhi skala usaha. Semakin
luas lahannya semakin kurang efektif
pengelolaannya karena :
a. Lemahnya pengawasan thd faktor produksi
(penggunaan bibit, pupuk, obat2an, tenaga kerja)
b. Terbatasnya persediaan tenaga kerja di sekitar
drh itu.
c. Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai
usaha pertanian.
Semakin sempit lahannya semakin efektif
pengelolannya.
2. Penggunaan lahan
a. Lahan sawah membutuhkan air irigasi - sawah.
b. Lahan tegalan, air tergantung hujan dsb lahan
tadah hujan. Untuk penanaman sayuran, palawija
dll.
3. Topografi lahan/ bentuk permukaan lahan
a. Lahan permukaannya dapat datar, bergelombang,
berbukit, miring/lereng. Kemiringan 100% =
sudut terhadap bidang datar 45o  tgn a
b. Jenis tanaman yang ditanam harus disesuaikan.
4. Kesuburan lahan pertanian :
Kesuburan menentukan produktivitas tanaman.
Lahan subur produktivitasnya tinggi, sedangkan
lahan kurus produktivitasnya rendah.

C. Faktor Modal

Modal merupakan faktor produksi yg paling


penting sebab tanpa modal usaha tani tak dapat berjalan.
Ada 2 jenis modal yaitu :
1. Modal tetap : tidak habis dalam 1 kali proses produksi.
Contohnya tanah, bangunan dsb.
2. Modal bergerak : dianggap habis untuk 1 kali proses
produksi : uang tunai, pupuk, tanaman dsb.
Modal dapat berasal dr warisan, pemilik, kontrak
atau kredit (pinjaman).

D. Tenaga kerja

Usaha pertanian sangat memerlukan tenaga kerja.


Pertanian skala kecil  pakai tenaga kerja keluarga
Pertanian skala luas  menggunakan tenaga kerja
professional/skill/tenaga ahli + tenaga luar keluarga.
Satuan tenaga kerja untuk menghitung upah digunakan
HKSP (hari kerja setara pria).
Misalnya 1 HKSP = Rp.60.000,-
Maka tenaga kerja wanita yg diberi upah Rp.36.000
sehari, penghitungannya 36.000/60.000 = 0,6 HKSP.
Banyaknya tenaga kerja harus diperhitungkan untuk
mengerjakan usaha pertanian. Ini menentukan besarnya
modal.
Ada 3 mc tenaga kerja :
1. Tenaga kerja manusia : pria, wanita, dewasa, anak-
anak.
Pria dewasa  bisa semua jenis pekerjaan UT
W anita dewasa  pekerjaan ringan : tanam, panen.
Anak-anak  membantu pria/wanita dewasa
Jumlah tenaga kerja diukur dgn HKO (hari kerja orang)
yg setara dgn 8 jam kerja.
2. Tenaga kerja ternak
Lebih efisien dp tng kerja manusia. Tenaga kerja
ternak = 2 tk manusia. Biasanya untuk membajak,
mengangkut barang dsb.
3. Tenaga kerja mekanik
Banyak digunakan pada UT besar untuk pengolahan
tanah, pengangkutan, pemupukan, pemeliharaan dll.

E. Manajemen
Manajemen bertujuan untuk mengelola usahatani agar
lebih efisien, shg biaya dpt ditekan tetapi hasilnya tinggi.
Semakin baik pengelolaan UT, semakin tinggi produk yg
diperoleh. Jadi manajemen diperlukan untuk
mengefisienkan penggunaan modal.
Manajemen berdasarkan :
1. Prinsip teknis : misalnya perkembangan cabang usaha,
teknologi, teknik budidaya.
2. Prinsip ekonomis : misalny penentuan perkembangan
harga, kombinasi cabang usaha, pemasaran hasil,
pembiayaan UT dll.

Pada tanah yg kurang subur perlu diberi pupuk. Pupuk


yg diberikan harus tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis
dan tepat cara.
1. Tepat jenis: Pupuk N = urea (kandungan N ; 45 -46%)
ZA (kandungan N : 20,5-21%)

Pupuk P : SP-36, TSP, SP-20


Pupuk K : ZK, KCl. ZK kandungan K2O nya 50%.
2. Tepat waktu : Diberikan pada waktu phase
vegetative awal, saat tanam, sebelum tanam, phase
vegetative akhir.
3. Tepat dosis : 1kw/ha, 2 kw/ha, 50 g/tanaman dll.
4. Tepat cara : disemprot ke daun, melingkar
dibenamkan di bawah tepi tajuk, disebar, larikan dll.

Jenis pupuk tersebut di atas adalah pupuk an


organic buatan pabrik  ppk buatan atau ppk
pabrik. Sedangkan pertanian modern menggunakan
pupuk organic, yaitu pupuk yg berasal dari bahan
organic, seperti pupuk hijau, pupuk bokhasi (bahan
organic hasil fermentasi misalnya dengan EM4 dll,
bahan organic dapat berasal dr sisa panen, sampah
organic pasar, limbah rumen sapi, bekas media
jamur dll), kompos, POC, dll.

BAB IV SELESAI
BAB V. SISTEM PERTANIAN

Sistem pertanian ada 3 macam, yaitu :

1. Sistem Pertanian Konvensional

2. Sistem Pertanian Modern

3. Sistem Pertanian Berkelanjutan

Ad 1. Sistem Pertanian Konvensional

Merupakan pertanian tradisional, cara

pengusahaannya masih sederhana termasuk alat-alat

yang digunakan. (Lihat keterangan pada sejarah

perkembangan pertanian).

Pertanian konvensional biasanya merupakan

pertanian subsisten. (Subsistance  subsist artinya

hidup). Pertanian subsisten merupakan system bertani

yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan

hidup keluarganya.
Ciri2 Pertanian konvensional/Subsisten :

 Yang ditanam merupakan tanaman makanan pokok :

padi, jagung, umbi-umbian, ternak kecil.

 Biasanya yang diusahakan maksimum 2 jenis

 Alat yang dipakai sederhana, belum tahu cara

budidaya yang baik.

 Hanya menggunakan tenaga keluarga

 Tidak ada pemeliharaan tanah, shg tanah menjadi

rusak, akhirnya ditumbuhi alang2.

Ad 2. Pertanian Modern

Ciri-cirinya :

 Usaha pertaniannya untuk mendapatkan keuntungan

yg sebesar-besarnya dengan input (biaya) sekecil-

kecilnya. Keuntungan diperoleh dengan menjual

hasil-hasil pertaniannya. Tanaman yang diusahakan

adalah tanaman perdagangan : hortikultura, kopi,

kakao dsb.
 Petani disebut modern apabila petani itu banyak

mempelajari faktor produksi pertanian seperti tanah,

tanaman dan hewan serta mengetahui bagaimana

mengembangkan tanaman dan hewan agar dapat

memenuhi kebutuhan pengusaha dan masyarakat.

 Yang dilakukan petani modern adalah :

 Menanam tanaman dan mengusahakan ternak

untuk dijual & mendapatkan keuntungan yg tinggi.

 Petani menyadari pemeliharaan tanaman/ternak yg

baik banyak mendatangkan keuntungan.

 Mengembangkan tanaman/ternak agar tumbuh

lebih cepat dan subur.

 Mengusahakan bermacam-macam tanamn/ternak

yg dikehendaki dngan menggunakan bibit unggul.

 Petani berani mengadakan perubahan2 cara kerja

yg dpt memberikan hasil yg lebih tinggi, petani

berani menanggung risiko.


 Perbedaan pertanian modern dng pert subsisten :

Aspek Perbedaan Subsisten Modern

- Reaksi thd per- lambat cepat


ubahan
- Tk pengetahuan rendah tinggi
Petani
- Tk pengambilan rendah tinggi
risiko
- Kalkulasi biaya hanya biaya memperhi-
tunai tungkn bia-
ya (semua)

- Hub dgn masyarakat terbuka tertutup

- Bentuk organisasi tidak nyata nyata

- Hub dgn PPL sangat sukar mudah

Ad 3. Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan dilatarbelakangi adanya

krisis energy dan krisis lingkungan (pertengahan th

1970). Krisis lingk akibat pencemaran berat


terutama akibat pembakaran petroleum (asap

kendaraan bermotor, mesin2 industri berat), limbah2

industri, efek pupuk kimia, pestisida, alat2 pertanian

yg menggunakan solar. Hal ini berdampak buruh

bagi lingk dan membahayakan kesehatan manusia.

Zamora (1995), mengajukan usahatani dgn

metode organic atau pertanian permanen (organic

farming), mengintegrasikan pengelolaan kesuburan

tanah dgn system ekologi yang dilakukan di Cina,

Jepang, Korea. Ini telah dilaksanakan 4 abad yg lalu.

Kebangkitan pertanian menciptakan model

pengelolaan pertanian yg lestari. Para pakar

pertanian dan ahli lingkungan merumuskan system

pertanian organic yang ramah lingkungan atau back

to basic atau back to nature.

Konferensi dunia 1992 mencetuskan beberapa

agenda :
1. Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan di

bidang pertanian.

2. Melakukan perawatan dan peningkatan sda yang

berbasis pertanian.

3. Meminimalkan dampak negative yg merugikan

kesuburan tanah dan kesehatan manusia.

4. Mewujudkan keadilan social antar desa dan antar

sector dengan pendekatan pembangunan

pertanian berkelanjutan.

Manguiat (1995) mencatat sekitar 19

terminologi yang mengacu pada makna system

pertanian berkelanjutan, diantaranya adalah :

1. Pertanian Alternatif (Alternative Agriculture)

2. Pertanian Bioekologi (Bioecological Agriculture)

3. Pertanian Berkelanjutan Biologi (Biosustainable

Agriculture)

4. Pertanian lingkungan (Ecoagriculture)


5. Pertanian Ekologis (Ecological Agriculture)

6. Pertanian Holistik (Holistic Agriculture )

7. Pertanian input eksternal rendah (Low External

Inpur Agriculture)

8. Pertanian Alamiah (Natural Agriculture)

9. Pertanian Organik (Organic Agriculture)

10. Pertanian Regeneratif (Regeneratif Agriculture).

Definisi pertanian berkelanjutan ada 5,

diantaranya menurut Reintjes C. et al. (1999) yaitu :

Pengelolaan sumber daya pertanian untuk memenuhi

perubahan kebutuhan manusia sambil

mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingk

dan melestarikan SDA.

Di kalangan para pakar ilmu Tanah dan

Agronomi, istilah system pertanian berkelanjutan

lebih dikenal dengan LEISA (Low External Input of

Sustainable Agriculture) atau LISA (Low Input


Sustainable Agriculture), yaitu system pertanian yang

berupaya meminimalkan penggunaan input (benih,

pupuk kimia, pestisida dan bahan bakar) dari luar

ekosistem agar terjaga kelestarian sda nya.

Cirri-ciri pertanian berkelanjutan (Libunao,

1995) :

1. Bernuansa ekologi (ecologically sound)

2. Berjiwa social (socially just)

3. Bernilai ekonomis (economically viable)

4. Berbasis ilmu holistic (base on holistic)

5. Berketepatan teknik (technically appropriate)

6. Berketepatan budaya (culturally appropriate)

7. Dinamis (dynamic)

8. Peduli keseimbangan gender (committed to

gender balance).

Usaha2 yang dilakukan untuk meningkatkan

produksi pertanian adalah :


1. Intensifikasi (peningkatan hasil, produktifitas)

 Pemanfaatan teknologi rekayasa genetic,

varietas baru dan unggul

 Pengolahan tanah

 Pemupukan

 Pengairan

 Pengendalian hama, penyakit dan gulma

(PHT)

 Pengelolaan pasca panen

 Pemasaran hasil

Lima urutan pertama disebut Panca Usaha tani

Sedangkan semua poin diatas disebut Sapta Usaha

tani

2. Ekstensifikasi (Perluasan areal panen), meliputi:

a. Peningkatan indeks luas panen (intensitas

penanaman), misalnya :

 Satu kali panen menjadi dua kali panen


 Dua kali panen menjadi tiga kali panen.

b. Pemanfaatan lahan marginal, missal : lahan

pasang surut, lahan kering, PMK, lahan pasir

pantai.

c. Perluasan agroekologi tanaman (tan dataran

tinggi ke dataran rendah, misalnya kentang,

kubis, kubis bunga, bawang putih).

3. Diversifikasi (Penganekaragaman tanaman)

a. Multiple cropping : menanam berbagai jenis

tanaman pada lahan yang sama (tanaman

campuran, tumpang sari, tanaman sela).

b. Agroforestri : tanaman pangan digabung

tanaman hutan.

4. Rehabilitasi :meliputi :

a. Memperbaiki tanah pertanian yang rusak.


b. Replanting (tanaman tak produktif dibongkar

lalu diganti tanaman baru yang lebih

produktif).

Keuntungan diversifikasi :

a. Mengurangi pengangguran

b. Biaya dialokasikan ke berbagai usaha

c. Melindungi dari berbagai goncangan pendapatan

(karena serangan nhama, banjir fluktuasi harga).

Dalam bidang pertanian , untuk meningkatan

produksi pertanian dikenal hukum Low of diminishing

return, artinya peningkatan hasil yang berkurang

(keuntungannya), disini sumber daya tidak sia-sia.

Hukum ini berbeda dengan pabrik (manufaktor) :

Peningkatan input diikuti oleh peningkatan output atau

hasil secara linier (missal : semakin banyak solar

semakin tinggi hasilnya).


Jadi, prinsip pertanian berkelanjutan adalah : system

pertanian tidak merusak, tidak merubah, serasi,

selaras, seimbang dgn lingkungan, patuh dan

tunduk pada kaidah2 alamiah, teknologi yang

mengingkari kaidah2 ekosistem menguntungkan

dalam jangka pendek, produktifitas lahan, wajib

menjaga kelestarian lingkungan.

Tujuan pertanian berkelanjutan menurut Zamora

(1995) :

 Ketahanan pangan

 Pengembangan SDM

 Pemberdayaan

 Peningkatan kualitas hidup

 Kebebasan

 Kelestarian jangka panjang

Model pertanian berkelanjutan :

a. Pertanian organic (Organic farming)


b. Pertanian terpadu

c. LEISA

Ad a. Pertanian Organic

 Merupakan tahapan system pertanian

berkelanjutan paling tinggi

 Tanpa penggunaan bahan kimia

 Bahan organic, tumbuhan maupun hewan

menjadi faktor produksi penting sebagai pupuk

organic, pestisida biologis (hayati).

Di Indonesia pertanian organic :

 Belum diperhatikan, baru tahap sosialisasi

 Belum ada penghargaan produk organic

 Harga relative sama dengan produk pertanian

industrial

 Petani tidak paham pentingnya pertanian

organic.
Ad b. Pertanian Terpadu

 Seperti Pertanian Konfensional telah dilakukan

petani di masa lalu

Pertanian terpadu merupakan perpaduan

komponen pertanian dalam arti luas (tanaman,

ternak, perikanan), misalnya :

- longyam (balong ayam),

- mina padi,

- pekarangan (tanaman dan ternak).

 Seperti Pertanian Modern

- Penambahan teknologi biologi (EM-4, M-Bio,

E-2000)

- POC (pupuk organic cair).

Ad c. LEISA

 Optimalisasi pemanfaatan sumber daya local

dengan mengkombinasikan berbagai macam


komponen usaha tani : tanaman, ternak, ikan,

tanah, air, iklim dan manusia shg saling

melengkapi dan memberikan kemanfaatan yang

lebih besar.

 Pemanfaatan input luar (spt pupuk, pestisida dll)

hanya kalau perlu.

 Tujuan untuk meningkatkan hasil jangka panjang

bukan jangka pendek.

 Hasil yang dikeluarkan harus diimbangi dengan

pemasukan ke dalam ekosistem.

 Dikhotomi sumber daya internal dan eksternal

INTERNAL EKSTERNAL
1. Energy cahaya mthr 1. Cahaya buatan
2. Air :hujan, irigasi local 2. Waduk besar
3. Nitrogen :legume, bhn 3. Nitrogen : pupuk
organic buatan
4. Hara lain : tanah dan 4. Penambangan, pabrik
daur ulang tanaman impor
5. Pengendalian OPT 5. Pestisida
biologis, teknik bddy
6. Benih sendiri 6. Hibrida, transgenic
7. Mesin pertn tradisional 7. Manufaktur, pabrik
8. Tenaga kerja kelg 8. Luar keluarga, traktor
9. Modal kelg, masy 9. Modal usaha
10. Manajemen sesame 10. Pedagang, PPL
petani

Teknologi Potensial pendukung LEISA :

1. Tumpangsari

2. Rotasi tanaman (Relay cropping) : Padi-padi-legum

3. Agroforestri : tan hutan+tan pangan + tan obat

4. Silvi Pastur (hutan penggembalaan)

5. Pupuk Hijau (green manuring), legume dengan tan

budidaya.

6. Konservasi lahan : TOT (Tanpa olah Tanah)

7. Pengendalian OPT Biologis/Hayati

8. PHT (Pengendalian Hama Terpadu).


Bidang-bidang pertanian dalam arti luas :

1. Pertanian rakyat (pertanian dalam arti sempit)

2. Perkebunan

3. Kehutanan

4. Peternakan

5. Perikanan.

Bab V selesai

Anda mungkin juga menyukai