Anda di halaman 1dari 12

Kelelahan pada Otot Kaki setelah olahraga

Theodora Damenia Marha Uli


102019066
Kelompok D1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida
Email: Theodora.102019066@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Otot adalah salah suatu jaringan yang tersebar dalam organ tubuh untuk dapat
membantu organ tersebut untuk bergerak atau melakukan aktivitas. Sama halnya dengan
berolahraga, karena membutuhkan otot untuk dapat beraktvitas. Dalam kasus ini, ternyata ada
rasa pegal pada kaki yang terjadi karena adanya penumpukan asam laktat pada otot, karena
sang anak berlari mengelilingi lapangan sebanyak lima kali, dan itu termasuk olahraga berat.
Karena hal itulah, mungkin tidak terberi rangsangan yang tepat kepada otot sehingga anak
tersebut merasa lelah pada bagian kaki yang disebabkan tidakberjalannya kontraksi otot. Otot
yang lelah adalah otot pada kaki terutama pada bagian tungkai bawah, karena dipakai untuk
berlari.

Kata Kunci : asam laktat, kontraksi otot, otot, pegal

Abstract

Muscle is a network that is spread in the body's organs to be able to help the organ to
move or do activities. It's the same with exercise, because it requires muscles to be able to
exercise. In this case, it turns out there is a feeling of aching in the legs that occurs due to a
buildup of lactic acid in the muscles, because the child runs around the field five times, and
that includes strenuous exercise. For this reason, it may not be given the right stimulation to
the muscles so that the child feels tired in the legs caused by not working muscle
contractions. Tired muscles are muscles in the legs, especially in the lower limbs, because
they are used for running.

Keywords : aches, lactic acid, muscle, muscle contraction

1
Pendahuluan

Pada zaman yang sangat bergantung pada teknologi, banyak orang yang jadi lebih
berktivitas di dalam atau hanya berada di rumah bermain handphone ataupun alat teknologi
lainnya. Tetapi, untuk kegiatan olahraga ternyata masih banyak anak-anak ataupun orang
dewasa dan itu merupakan suatu keharusan. Tetapi, apabila seseorang sudah lama tidak
berolahraga dan secara tiba ingin berolahraga, maka harus dimulai oleh olahraga ringan.

Apabila, seseorang tersebut langsung melakukan olahraga yang berat, mungkin bisa
saja terjadi keram pada otot ataupun rasa pegal yang berlebihan. Terutama pada bagia kaki,
seperti apa yang terjadi pada kasus skenario ini. Bahwa bagian otot kaki pada anak tersebut
terasa pegal setelah berlari lima putaran.

Seterusnya, mekanisme kontraksi otot juga akan diterangkan untuk memberi


gambaran yang lebih jelas tentang proses kontraksi otot dan komponen- komponen yang
terlibat dalam proses ini. Untuk otot-otot badan kita berkontraksi dan berfungsi, ia harus
menggunakan energi. Metabolisme otot dan sumber energi untuk kontraksi otot adalah
elemen yang sangat penting dalam kerja otot.

Otot

Otot adalah sebuah jaringan konektif yang tugas utamanya adalah berkontraksi yang
berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh baik yang disadari maupun yang
tidak.1Otot memiliki beberapa sifat seperti mudah terangsang (irritability), mudah
berkontraksi (contractility), dapat melebar (extensibility, dapat diregang (elasticity) dan
mempunyai irama kontraksi (otot jantung). Otot dibagi menjadi 3 jenis, yaitu otot polos, otot
lurik dan otot jantung.2

Otot lurik atau otot rangka

Otot rangka merupakan otot yang menyusun jaringan otot somatik dan hampir terdapa
di seluruh tubuh. Otot rangka melekat pada tulang dan berperan untuk menggerakan tubuh. 3
Otot rangka tersusun dari serat-serat yang merupakan balok atau disebut dengan neuron yang
merupakan balok penyusun sistem saraf. Otot ini juga mudah lelah karena adanya
penumpukan asam laktat pada sel-selnya.

2
Pergerakan otot lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan bersifat
sadar (bukan refleks).Garis pada otot rangka lintang dan sangat jelas. Otot rangka juga tidak
dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari saraf. Secara umum, otot rangka
dikendalikan oleh kehendak (volunter). Contoh otot rangka adalah otot lengan,otot kaki dan
otot leher.

Otot polos

Otot yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh darah, bekerja dengan
pengaturan dari sistem saraf tak sadar atau saraf otonom. Otot polos tidak memperlihatkan
gambaran garis lintang dan ditemukan hampir disemua alat visera yang berongga,
membentuk sinsitium fungsional dan memiliki sel-sel picu yang melepaskan impuls tidak
teratur.3

Otot polos memiliki beberapa fungsi seperti, Contoh dari otot polos adalah dinding
lambung, usus halus, rahim, kantung empedu, dan pembuluh darah.

Otot Jantung

Otot jantung adalah Otot jantung (Miokardium) merupakan suatu otot penyusun
dinding jantung yang meliputi sel-sel cardiomycocyte atau sel otot myocardiocyteal. Otot
jantung bergerak dibawah kesadaran yang tidak dipengaruhi oleh perintah otak atau saraf
pusat atau secara involunter. Otot jantung bertanggung jawab untuk memompa darah ke
seluruh tubuh.

Otot jantung dapat terus bekerja, tanpa istirahat karena memiliki sejumlah
mitokondria, mioglobin dan suplai darah ke seluruh tubuh sehingga bisa memungkinkan
terjadinya metabolisme aerobik terus menerus dan adanya suplai oksigen dan nutrisi. Otot
jantung juga berpola garis lintang dan dapat berkontraksi walaupun tanpa persarafan
eksternal, karena adanya sel-sel picu dimiocardium yang mencetuskan impuls spontan.3

3
Struktur Otot Kaki

Struktur otot kaki terbagi menjadi dua bagian, yaitu makroskopik dan mikroskopik.
Makroskopik lebih membahas dalam sudut anatomi, sedangkan mikroskopik membahas sisi
histologi.

Struktur makroskopik

Dari sisi anatomi, otot tungkai bawah terbagi mnejadi musculi flexor, musculi
extensor dan musculi petronei. Musculi flexor terbagi atas dua lapisan, yaitu lapisan dangkal
yang terbagi menjadi musculus gastrocnemius, musculus soleus dan musculus plantaris, dan
lapisan dalam yang terdiri dari musculus popliteus, musculus flexor digitorum longus,
musculus tibialis posterior dan musculus flexor hallucis longus.4,5

Musculi extensor terbagi menjadi musculus tibialis anterior, musculs extensor


digitorum longus, musculus peroneus tertius dan musculus extensor hallucis longus. Musculi
pronaei terbagi menjadi musculus peroneus longus dan musculus peroneus brevis. Bagian
anterior di tungkai bawah, terdapat musculus tibialis anterior, musculus extensor hallucis
longus dan musculus extensor digitorum longus, yang tugas utamanya untuk dorsifleksi kaki
dan jari-jari pada kaki.

Pada bagian posterior, terdapat musculus gastrocnemius, musculus soleus, musculus


flexor digitorum longus, sebagai pembentuk tendon, dan musculus tibialis posterior, sebagai
pembentuk betis. Musculus gastrosnemius dan muscuilus soleus berfungsi menjadi fleksor
plantar yang kuat untuk mempertahankan keseimbangan dan merupakan hal yang utama
untuk berjalan, berlari ataupun melompat. Musculus gastrocnemius juga sebagai penstabil
lutut. Bagian peroneal terbagi menjadi musculus peroneus longus dan musculus peroneus
brevis. Kerja otot-otot ini adalah untuk eversi kaki dan membantu plantar fleksi.

4
Otot kaki terdiri atas otot dorsum pedis dan plantar pedis. Dorsum pedis berada pada
kedudukan tumit, sedangkan planta pedis adalah tapak kaki. Otot-otot dorsum pedis pula
terdiri atas musculus extensor digitorium brevis dan musculus extensor hallucis brevis brevis.
Pada planta pedis, dibagi menjadi beberapa bagian, mengikut lapisan. Pada planta pedis
terdapat empat lapisan, dari superficial kepada internal.

Lapisan pertama mempunyai 3 komponen. Dari medial ke lateral, otot-ototnya adalah


abductor hallucis, flexor digitorium brevis dan abductor digiti minimi. M. flexor digitorium
brevis berada superior dari plantar aponeurosis dan inferior dari tendon flexor digitorium
longus pada tapak kaki, yang membenarkan gerakan flexi secara lateral kepada empat jari
kaki tersebut pada sendi proximal interphalangeal. M. abductor digiti minimi adalah pada
bagian lateral kaki.

Lapisan kedua mempunyai dua komponen yang terdiri daripada m. quadratus plantae dan
m. lumbricales. M. quadratus plantae adalah otot yang berbentuk segi empat. M. lumbricales
adalah empat otot yang origonya adalah dari tendon m. flexor digitorium longus.

Lapisan ketiga mempunyai tiga komponen otot yaitu flexor hallucis brevis, adductor
hallucis dan flexor digiti minimi brevis. Kepala bagian lateral bermula dari permukaan
plantar cuboideum, dan bersebelahan pada permukaan lateral cuneiform. Kepala bagian
medial bermula dari tendo tibialis posterior. Seterusnya, m. adductor hallucis. Otot ini
mempunyai dua kepala yaitu kepala transversal dan juga kepala oblique.

Lapisan ke empat yaitu lapisan paling dalam mempunyai dua otot yaitu interossei dorsalis
dan juga plantares. Keempat interossei dorsalis adalah otot yang terletak paling superior
dalam tapaka kaki dan melakukan gerakan abduksi jari kedua dan keempat.

5
Struktur mikroskopik

Otot rangka adalah jenis dari otot lurik, yang bersifat somatik atau dikendalikan oleh
tindakan sadar. Otot rangka dibuat dari serat otot yang terbentuk oleh myoblast. Miofibril,
terdiri atas miosin. Serat-serat otot mengandung miogoblin, miofibril, organel yaitu glikogen,
mitokondria, retikulum endoplasma halus atau SER dan banyak inti.4

Dalam serat-serat otot terdapat endomisium, jaringan ikat yang membungkus serat.
Sekelompok serat otot membentuk fasikulus. Fasikulus yang dibungkus oleh jaringan ikat
disebut perimesium. Serat otot yag berkelompok dan membentuk berkas yang lebih besar
disebut muskulus dan dibungkus oleh jaringan ikat kolagen yang disebut epimisium.
Sarkomer adalah unit struktural otot lurik. Otot skelet berakhir pada tendo sebagai
penghubung tulang.6

Serat merah mempunyai sejumlah mitokondria dengan krista yang tersusun padat.
Serat ini berkontraksi relatif lambat dan sebagai penghubung neuromuskular yang
mempunyai sedikit lipatan dan vesikel sinaptik. Serat putih berkontraksi dengan cepat dan
dihubungkan ke taut neuromuskular dengan lipatan terurai dan sejumlah vesilek sinaptik.
Serat campuran adalah serat antara serat merah dan serat putih dalam jumlah mitokondria dan
krista mitokondria yang dikandungnya dan dalam struktur halus taut neuromuskular.

Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot

Proses atau mekanisme kontraksi dan relaksasi otot dapat dilihat dari sudut
biokimiawinya. Mekanisme otot melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari
filamen-filamen aktin dan myosin yang menyebabkan myosin bergerak. Apabila otot
berkontraksi, panjang filamen tebal atau filament tipis tidak mengalami perubahan tetapi
daerah H dan pita I memendek. Selama kontraksi otot, setiap sarkomer memendek,

6
menyebabkan garis Z menutup bersama. Kontraksi berlangsung oleh interaksi pada
pengikatan dan pelepasan bagian kepala globuler miosin dan filamen F-aktin untuk
membentuk komplek aktin-miosin.7

Proses kontraksi dan relaksasi mempunyai beberapa tahapan. Pada mulanya, kontraksi
otot boleh terjadi akibat impuls syaraf. Apabila potensial aksi disampaikan oleh neuron
motorik ke serabut otot rangka, neuron melepaskan asetilkolin ke dalam taut neuromuskular.
Asetilkolin berdifusi ke daerah khusus di sel otot yang disebut end plate.

Pasca pelepasan kalsium ion dari reticulum sarkoplasma, tempat pengikatan Ca2+ pada
TpC dalam filamen tipis dengan cepat diduduki oleh Ca2+. Kompleks TpC- 4
Ca2+ berinteraksi dengan TpI dan TpT untuk mengubah interaksinya dengan tropomyosin ini.
Tropomyosin ini hanya keluar dari jalannya atau mengubah bentuk F aktin sehingga kepala
myosin ADP-Pi dapat berinteraksi dengan F aktin untuk mengawali siklus kontraksi. Jika,
kompleks troponin-tropomyosin berikatan dengan ion kalsium, active sites pada filament
aktin terdedah dan seterusnya kepala myosin akan berikatan pada kompleks itu. Ikatan pada
kompleks tersebut akan menyebabkan perubahan pada kepala myosin. Ini akan menyebabkan
terjadinya power-stroke yang seterusnya akan menarik filament aktin ke arah tengah
sarkomer.

Jika kepala cross-bridge tersebut bergeser, maka akan melepaskan ADP dan Pi dari
kepala kompleks tersebut. Pada daerah yang sama, ATP akan terikat dan ini akan
menyebabkan kepala myosin terlepas daripada aktin. Seterusnya silklus yang sama akan
terulang apabila ATP pada kepala myosin terhidrolisis lagi.

Proses relaksasi pula akan terjadi kalau konsentrasi Ca2+ menurun hingga di bawah
10-7 mol/L. Retikulum sarkoplasma bertindak sebagai tempat penyimpanan Ca2+ . Jumlah ia
menurun sebagai akibat dari pelepasannya kembali ke dalam retikulum sarkoplasma oleh
Ca2+ ATPase dan apabila TpC-4 Ca2+ kehilangan Ca2+. Ini akan menghambat kepala myosin
untuk berikatan pada aktin. Justeru, proses relaksasi berlaku.

7
Struktur Sarkomer

Garis-garis melintang yang khas dari otot skeletal disebabkan kerana perbedaan
indeks bias dari berbagai bagian serat otot. Bagian-bagian dari garis-garis melintang dikenali
dengan huruf. Pita I yang terang dibagi boleh sebuah garis gelap Z, dan pita A yang gelap
mempunyai daerah H yang lebih terang pada tengahnya. Tampak pula garis M yang letak
transversal pada tengahnya jalur. Garis M ini ditambah daerah sempit yang terang pada kedua
tepinya kadang-kadang dinamakan daerah pseudo-H. Daerah setengah pita I ditambah pita A
dan ditambah lagi setengah daerah pita I yang berdekatan dinamakan satu sarkomer.

Filamen tebal merupakan barisan yang membentuk pita A, sedangkan susunan


filamen tipis membentuk pita I yang kurang padat. Daerah H yang lebih terang pada pusat
pita A merupakan daerah dimana, bila otot relaksasi, filamen tipis tidak menutupi filamen
tebal. Garis Z memotong fibril-fibril dan berhubungan dengan filamen tipis. Bila potongan
melintang melalui pita A diperiksa di bawah mikroskop elektron, masing-masing filamen
tebal ditemukan dikelilingi oleh 6 filamen tipis dalam bentuk heksagonal yang teratur.

Filament tipis terbentuk dari 2 rantai unit globuler yang membentuk pilinan rangkap
yang panjang. Molekul tropomiosin adalah filament panjang. Molekul tropomiosin adalah
filamen panjang yang terletak pada alur antara 2 rantai aktin. Tiap filament halus
mengandungi 300-400 molekul aktin dan 40-60 molekul tropomiosin. Molekul troponin
merupakan unit globuler kecil yang terletak berselang-selang sepanjang molekul tropomiosin
yang panjang. Troponin C dapat mengikat Ca secara reversibel, Troponin I pula menghambat

8
interaksi F-aktin dengan miosin melalui kerja tropomiosin manakala Troponin T dapat
berinteraksi dengan tropomiosin.

Metabolisme otot

Sumber energy yang diperlukan untuk kontraksi otot adalah adenine triphosphate (ATP).
Ikatan yang berikatan pada dua fosfat radikal yang terakhir, mempunyai symbol ~, yaitu
high-energy phosphate bonds. Di awal siklus kontraksi, ATP berikatan dengan kepala miosin
di sisi ATPase (enzim yamg menghidrolisis).ATPase memecah ATP menjadi ADP (ATP
ADP+ P+ Energi).

Energi inilah yang digunakan untuk mengaktivasi kepala miosin, sehingga bisa
mengikat aktin.Keadaan ini akan bertahan sampai sebuah ATP melekat dan melemahkan
ikatan aktin-miosin. Kepala myosin lepas dan siap melekat dengan aktin baru.Siklus ini
berulang selama masih ada rangsangan syaraf dan jumlah kalsium mencukupi. Apabila tidak
cukup, maka ATP harus dibentuk kembali oleh sumber lain. Jumlah ATP yang hadir dalam
otot walaupun pada atlit yang terlatih, hanya mencukupi untuk bertahan selama 3 detik,
mungkin mencukupi untuk satu setengah dari 50 meter larian pecut. Jadi, kecuali beberapa
saat dalam satu masa, adalah sangat penting untuk ATP yang baru untuk dihasilkan supaya
sumber energi akan boleh didapati berterusan.

Terdapat tiga sistem yang boleh dijalankan untuk menghasilkan ATP bagi menjamin
kelangsungan energi pada tubuh badan kita. Yang pertama adalah phosphocreatine-creatine
system. Creatine phosphate ini adalah senyawa kimia yang akan membebaskan sejumlah
energy yang banyak. Ia dapat menghasilkan lebih energy daripada ATP, yaitu 10300 kalori

9
per mole berbanding dengan 7300 kalori ATP. Oleh karena itu, creatine phosphate boleh
menjadi alternatif lain untuk penghasilan energi.

Seterusnya glycogen-Lactic acid system. Fase permulaan sistem ini adalah proses
glikolisis. Glikolisis berasal dari dua kata, yaitu glukosa (gliko-) yang berarti gula, dan lisis
yang berarti pemecahan. Reaksi ini tidak menggunakan oksigen, justeru digelar respiarasi
anaerob. Sistem yang terakhir adalah aerobic system. Sistem ini adalah proses oksidasi bahan
makanan dalam mitokondria untuk membekalkan energi. Glukosa, asam lemak dan asam
amino daripada makanan selepas beberapa proses, akan bergabung dengan oksigen untuk
menghasilkan energy yang sangat banyak yang digunakan untuk menukarkan AMP dan ADP
kepada ATP. 8,9

Skenario 10

Setelah berlari mengelilingi lapangan basket sebanyak lima kali putaran, seorang anak
kelas 4 SD merasakan pegal pada kakinya dan diminta oleh guru olahraganya untuk
mengambil nafas panjang dan duduk beristirahat.

Kesimpulan

Pegal yang terjadi pada kaki setelah berlari, diebabkan karena adanya penumpukan
asam laktat. Karena kerja otot yang berat atau berlebihan melebihi persediaan oksigen pada
tubuh.

Penutup

Rasa pegal kaki yang dirasakan oleh sang anak terjadi karena adanya penumpukan
asam laktat pada otot tungkai bawah anak tersebut, karena anak tersebut melakukan olahraga
berat dan memungkinkan bahwa kadar oksigen yang dimiliki dalam tubuh anak tersebut
kurang dari yang dibutuhkan. Dan minum air mineral adalah salah satu cara untuk dapat
mengurang keram pada otot, yang juga berguna baik untuk tubuh manusia.

10
Daftar Pustaka

1. Ripai&Graha. (2014). Oleh : Nurkholis Ipang Ripai dan Ali Satya Graha Jurusan
Pendididkan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY. 39–43.

2. Iryani, D. (2011). Fisiologi otot. Fisiologi Otot, 6–7.

3. Drs, M. M., Kes, M., Program, A., Pendidikan, S., Kesehatan, J., & Jurusan, R.
(2017). Kontraksi Otot Skelet. Jurnal Menssana, 2(2), 2527–2645.
4. dr K. Kindangen, dr. Darminto S, dr. Handy W, dr. Indriani KS, dr. Mirza IS, dr.
Winarsi et al. Muskuloskeletal 1. 2013
5. Drake RL, Vogl AW, Mitchell ADM. Lower limb : In : Grays Anatomy For Students.
2nd ed. Canada : Churchill Livingstone Elsevier, 2010 : 595-622
6. Ann Fullick. Run for your life. In : A-Level Biology. United Kingdom : Pearson’s
Company, 2010 : 136-157
7. Hall JE, Guyton CG. Membrane physiology, nerve, and muscle. In : Guyton and Hall
Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Canada : Saunders Elsevier, 2011 : 45-94
8. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13 th ed. John Wiley
& Sons. 2011
9. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Harper’s Illustrated Biochemistry. 27 th ed.
Mc Graw Hill, 2006

11
12

Anda mungkin juga menyukai