Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI BARU LAHIR

Dosen Pengampu : Baiq Disnalia Siswari, S.ST.M.Kes

Kelompok 6

1.Asriani

2.Renti Aluh Margina

3.Zuhratul Munawarah

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN DAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini banyak ibu menyusui yang tidak mengetahui pentingnya gizi yang
tepat bagi ibu yang sedang menyusui. Gizi yang tepat sangat diperlukan bagi ibu
menyusui karena zat makanan yang dimakan oleh ibu akan berpengaruh bagi
perkembangan bayi. Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang
mengandung protein, lemak,mineral, air, dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh
ibu menyusui dalam jumlah tertentu selama menyusui. Gizi pada ibu menyusui
sangat berhubungan dengan produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil, maka berat
badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Ibu menyusui tidak terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. 
Ibu yang telah melahirkan akan memasuki masa postpartum. Masa
postpartum merupakan masa pemulihan karena merupakan faktor penunjang yang
utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat
produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi
yang baru lahir. Ibu menyusui memiliki kebutuhan gizi yang banyak yang
terkandung di dalam setiap makanan yang dikonsumsinya. Pendidikan tentang gizi
sangat penting diberikan untuk memberikan pengetahuan yang sebelumnya belum
diketahui, sehingga dengan demikian pola makannya akan lebih diperhatikan
melalui penyusunan menu seimbang yang dianjurkan dalam pemenuhan
kecukupan gizi.

B. RumusanMasalah
1. Nutrisi untuk bayi yang direkomendasikan
2. Kandungan ASI
3. Manfaat pemberian ASI
4. Kebutuhan nutrisi pada bayi
5. Anatomi fisiologi laktasi
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui nutrisi untuk bayi yang direkomendasikan
2. Mahasiswa mampu mengetahui kandungan ASI
3. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat pemberian ASI
4. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat pemberian ASI
5. Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan nutrisi pada bayi
6. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi fisiologi laktasi
BAB I

PEMBAHASAN

A. Nutrisi Untuk Bayi Yang Direkomendasikan


Organisasi kesehatan dunia PBB, yaitu World Health Organization (WHO)
mempunyai rekomendasi tentang pemberian makanan atau nutrisi kepada bayi
untuk digunakan sebagai pedoman di seluruh dunia. Hal ini tentu bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup bayi, menekan angka kematian pada bayi baru lahir, dan
meminimalisir angka gizi buruk pada bayi dan balita.WHO dan United Nations
Children’s Fund (UNICEF) pernah melakukan penelitian bersama dan
menemukan fakta bahwa 50% kasus kematian yang terjadi pada bayi dan balita
karena kondisi kurang gizi atau menderita gizi buruk. Penyebab bayi dan balita
menderita gizi buruk adalah karena pada awal kehidupannya bayi tidak
mendapatkan asupan makanan yang sesuai dengan apa yang direkomendasikan
oleh WHO.Di Indonesia sendiri, pedoman ini sudah menjadi perhatian khusus
oleh Kementerian Kesehatan RI. Pada tahun 2010 kemenkes bersama beberapa
pihak terkait menyusun buku pedoman Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan
Anak.Hal tersebut selaras dengan Global Strategy on Infant and Child Feeding,
yang mengatur pola pemberian makan terbaik pada bayi dari lahir sampai usia 2
tahun.Standar tersebut adalah langkah dasar untuk meningkatkan kualitas
kesehatan pada bayi dan anak, antara lain:
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini atau dikenal dengan IMD (early inisiation


breastfreeding) adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk
menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Ketika bayi
sehat di letakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi
kontak kulit (skin to skin contac) merupakan pertunjukan yang menakjubkan,
bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di
atas perut ibu dan menjangkau payudara. (Roesli, 2008)
2. Pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan Usia Bayi
Pemberian ASI saja, tanpa tambahan cairan atau asupan yang lain dilakukan
sejak bayi berusia 0-6 bulan. Jadi, sejak 6 bulan pertama kehidupan bayi yang
terbaik diterima oleh bayi hanya ASI saja.
3. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Sejak Bayi Berusia 6
Bulan
Setelah melewati masa ASI ekslusif selama 6 bulan, pemberian makanan pada
bayi dilanjutkan dengan memberikan makanan pendamping ASI yang sehat,
home made, dan berasal dari bahan-bahan lokal yang sehat. Tidak dianjurkan
memberi makanan pendamping ASI instan atau kemasan. Selain itu,
pemberian ASI tetap diberikan.
4. Pemberian ASI Sampai Usia 24 Bulan
ASI masih sangat bermanfaat bagi anak sehingga tetap dianjurkan untuk
diberikan hingga bayi berusia 24 bulan. Di usia ini pun hanya ASI yang terbaik
dan tidak disarankan untuk memberikan susu formula atau susu yang lain.
Dengan berpedoman pada standar emas nutrisi bayi sesuia WHO tersebut,
angka kematian bayi baru lahir dan angka gizi buruk bisa diturunkan, bahkan
dihilangkan. Tentu ini, semua membutuhkan kerja sama yang baik antara
pemerintah dan masyarakat.

B. Kandungan ASI

ASI mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak,

karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat

kekebalan, dan sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan seimbang.

Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu

ke waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu (Roesli, 2005).

Roesli (2005) mengemukakan perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari

(stadium laktasi) sebagai berikut:

a. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan encer dan sering berwarna kuning atau dapat pula

jernih yang kaya zat anti-infeksi (10-17 kali lebih banyak dari susu matang)

dan protein, dan keluar pada hari pertama sampai hari ke-4/ke-7. Kolostrum

membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan mempersiapkannya

untuk makanan yang akan datang. Jika dibandingkan dengan susu matang,
kolostrum mengandung karbohidrat dan lemak lebih rendah, dan total

energi lebih rendah. Volume kolostrum 150-300 ml/24 jam.

b. ASI transisi/peralihan

ASI peralihan keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang

matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan

lemak makin tinggi dan volume akan makin meningkat. ASI ini keluar sejak

hari ke-4/ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.

c. ASI matang (mature)

Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya,

komposisi relatif konstan.

d. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit

ASI yang pertama disebut foremilk dan mempunyai komposisi berbeda

dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk dihasilkan sangat

banyak sehingga cocok untuk menghilangkan rasa haus bayi. Hindmilk

keluar saat menyusui hampir selesai dan mengandung lemak 4-5 kali lebih

banyak dibanding foremilk, diduga hindmilk yang mengenyangkan bayi.

e. Lemak ASI makanan terbaik otak bayi

Lemak ASI mudah dicerna dan diserap bayi karena mengandung enzim

lipase yang mencerna lemak. Susu formula tidak mengandung enzim,

sehingga bayi kesulitan menyerap lemak susu formula.

Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA,

dan asam arakhidonat) suatu asam lemak esensial untuk myelinisasi saraf

yang penting untuk pertumbuhan otak. Lemak ini sedikit pada susu sapi.

Kolesterol ASI tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan

otak. Kolesterol juga berfungsi dalam pembentukan enzim metabolisme


kolesterol yang mengendalikan kadar kolesterol di kemudian hari sehingga

dapat mencegah serangan jantung dan arteriosklerosis pada usia muda.

f. Karbohidrat ASI

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) dan kandungannya lebih

banyak dibanding dengan susu mamalia lainnya atau sekitar 20-30 % lebih

banyak dari susu sapi. Salah satu produk dari laktosa adalah galaktosa yang

merupakan makanan vital bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.

Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk

pertumbuhan tulang. Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus

yang baik yaitu, Lactobacillis bifidus. Fermentasi laktosa menghasilkan

asam laktat yang memberikan suasana asam dalam usus bayi sehingga

menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

g. Protein ASI

Protein utama ASI adalah whey (mudah dicerna), sedangkan protein utama

susu sapi adalah kasein (sukar dicerna). Rasio whey dan kasein dalam ASI

adalah 60:40, sedangkan dalam susu sapi rasionya 20:80. ASI tentu lebih

menguntungkan bayi, karena whey lebih mudah dicerna dibanding kasein.

ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi mengandung

lactoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi.

Selain itu, pemberian ASI eksklusif dapat menghindarkan bayi dari alergen

karena setelah 6 bulan usus bayi mulai matang dan bersifat lebih protektif.

ASI juga mengandung lactoferin sebagai pengangkut zat besi dan sebagai sistem

imun usus bayi dari bakteri patogen. Laktoferin membiarkan flora

normal usus untuk tumbuh dan membunuh bakteri patogen. Zat imun lain

dalam ASI adalah suatu kelompok antibiotik alami yaitu lysosyme.

Protein istimewa lainnya yang hanya terdapat di ASI adalah taurine yang
diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting untuk

pertumbuhan retina. Susu sapi tidak mengandung taurine sama sekali.

h. Faktor pelindung dalam ASI

ASI sebagai imunisasi aktif merangsang pembentukan daya tahan tubuh

bayi. Selain itu, ASI juga berperan sebagai imunisasi pasif yaitu dengan

adanya SIgA (secretory immunoglobulin A) yang melindungi usus bayi

pada minggu pertama kehidupan dari alergen.

i. Vitamin, mineral dan zat besi ASI

ASI mengandung vitamin, mineral dan zat besi yang lengkap dan mudah

diserap oleh bayi.

C. Manfaat Pemberian ASI

Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:

1. ASI sebagai nutrisi

Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal

akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang sakit,

karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan.

3. ASI meningkatkan kecerdasan


ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak

ikatan panjang (DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan otak bayi

agar tumbuh optimal. Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali terdapat

pada susu sapi. Oleh karena itu, pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI

eksklusif selama 6 bulan akan optimal.

4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.

Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar

perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri


dan dasar spiritual yang baik.

5. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:

a. Melindungi anak dari serangan alergi.

b. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

c. Membantu pembentukan rahang yang bagus.

d. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan

diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

e. Menunjang perkembangan motorik bayi.

Menurut Roesli (2004) menyusui juga memberikan manfaat pada ibu, yaitu:

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum)

Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan

post partum, karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin

menyababkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga perdarahan akan

lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan angka kematian ibu melahirkan.

2. Mengurangi terjadinya anemia


Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia

karena kekurangan zat besi. Karena menyusui mengurangi perdarahan.

3. Menjarangkan kehamilan

Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak hamil pada

6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi

berusia 12 bulan.

4. Mengecilkan rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu

rahim kembali ke ukuran sebelum hamil.

5. Ibu lebih cepat langsing kembali

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan

mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.


6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai bayi berumur 2 tahun

atau lebih, diduga akan menurunkan angka kejadian carcinoma mammae

sampai sekitar 25%, dan carcinoma ovarium sampai 20-25%.

7. Lebih ekonomis/murah

Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula

dan perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat

pengeluaran untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.

8. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air,

tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar suhunya sesuai.

9. Memberi kepuasan bagi ibu


Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-hormon seperti oksitosin

dan prolaktin yang disinyalir memberikan perasaan rileks/santai dan

membuat ibu merasa lebih merawat bayinya.

10. Portabel dan praktis

Air susu ibu dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan

siap minum, serta dalam suhu yang selalu tepat.

11. Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah untuk terkena

banyak penyakit, yaitu endometriosis, carcinoma endometrium, dan

osteoporosis.

D. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi


1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan dan
harus tersedia dalam jumlah yang cukup  sebab kekurangan sekitar 15% dari
kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun.
Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-
buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran
Karbohidrat didapat dalam bentuk :
a. Monosakarida ( glukosa, fruktosa, galaktosa)
b. Disakarida ( laktosa, sukrosa, maltosa, isomaltosa)
c. Polisakarida ( tepung, dektrin, glikogen, selulosa).
2. Lemak
Bagi bayi, sumber lemak yang ideal dalam air susu ibu (ASI). Sekitar 50 –
60 Persen energi yang yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak susu,
Selama masa penyapihan , konsumsi lemak harus dijaga jangn sampai terlalu
rendah dari jumlah yang dibutuhkan. Penggunaan lemak, terutama minyak
nabati dalam makanan sapihan atau makanan tambahan bagi bayi dn balita
adalah cara efektif untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.
ASI mempunyai komposisi asam lemak yang sangat tepat untuk
keperluan bayi dan anak-anak sampai dua tahun tersebut. Juga mengandung
faktor-faktor yang menyebabkan lemaknya mudah dicerna, juga komposisi
kimianya membuat ASI mudah dicerna dan juga memberikan suplai yang
seimbang antara asam lemak omega-6 dan omega-3. Bagi bayi dan balita,
rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut sedapat mungkin bayi
diberikan ASI, komposisi asam lemak dalam formula makanan bayi harus
disesuaikan dengan jumlah dan proporsi asam lemak yang terkandung dalam
ASI, dan selama masa sapihan atau paling sampai bayi umur 2 tahun,
kebutuhan energi yang berasal dari lemak harus sebanyak 30-40 persen dari
total energi yang dibutukan per hari, dengan komposisi asam lemak yang
semirip mungkin dengan ASI.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk menjaga keseimbangan osmoyik plasma. Protein terdiri dari dua puluh
empat asam amino, di antaranya sembilan asam amino esensial (treonin, valin,
leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan
selebihnya asam amino nonesensial. Jika jumlah protein dalam tubuh tinggi
dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Jika jumlahnya kurang, dapat
menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam kondisi lebih buruk dapat
menyebabkan kwshiorkor(kurang protein) dan marasmus (kurang protein dan
kalori). Komponen zat ggizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging,
ikan, unggas, keju, kedelai, kacang, buncis, dan padi-padian.

4. Air
Air  merupakan kebutuhan nutris yang sangat penting, mengingat
kebutuhan air pada bayi mencapai 75-80% dari berat badan, air bagi tubuh
berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran selluler, medium.
5. Mineral

E. Anatomi Fisiologi Laktasi


1. Fisiologi Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan.
a. Anatomi Payudara
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, di atas otot
dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara
terdapat 3 bagian utama, yaitu:
- Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
- Areola, yaitu bagian kehitaman di tengah
- Papila atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

  

a. Posisi dan Perlekatan yang Benar


Posisi adalah cara ibu mendekap bayi saat sedang menyusui, dan perlekatan
adalah letak mulut bayi pada payudara ibu ketika sedang menyusu. Posisi dan
perlekatan sangatlah penting. Mengapa penting? Perlekatan yang baik adalah
posisi dagu bayi menempel pada payudara. Mulut bayi terbuka lebar, bibir
bawah bayi berputar ke bawah, dan sebagian besar daerah puting areola
payudara masuk ke mulut bayi. Pada posisi ini, lidah bayi akan dapat bergerak
optimal memerasdan mendorong ASI ke dalam mulutnya. Karena itulah,
perlekatan yang baik adalah bila dagu bayi menempel pada payudara. Karena
sumber ASI terletak di bawah daerah areola (kulit kecoklaan di sekitar puting).
Posisi dan pelekatan yang kurang tepat dapat menyebabkan kesakitan pada ibu
(payudara bengkak, puting lecet dan luka) serta bayi tidak dapat minum ASI
secara optimal ketika sedang menyusu, sehingga mengganggu tumbuh
kembangnya. Bagaimanakah posisi dan pelekatan yang benar?
Posisi:
1. Ibu mencari posisi menyusui yang paling nyaman;
2. Ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke
payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu.
3. Badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke
perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus
(kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan).
4. Kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi
mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti
ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara
ibu.
5. Leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu.
Pelekatan:
1. Usahakan agar bayi memasukkan payudara ibu ke dalam mulutnya dari
arah bawah, sehingga ketika sedang menyusu lebih banyak terlihat
areola ibu pada bagian atas bibir atas dibandingkan dengan areola pada
bagian bawah bibir bawah bayi.
2. Mulut bayi terbuka lebar seolah-olah sedang menguap atau menangis,
sehingga tidak saja puting ibu yang masuk ke dalammulut bayi tetapi
juga sebagian besar areola, karena pabrik-pabrik ASI banyak yang
terletak dibawah areola.
3. Bibir bayi, baik yang atas maupun yang bawah, terlipat keluar (dower)
dan tidak terlipat kedalam ketika sedang menyusu; Dagu bayi menempel
pada payudara ibu, dan terlihat juga lipatan pada bagian dagu yang
menandakan bahwa bayi sedang membuka mulut dengan lebar.
Frekuensi :
Frekuensi menyusui yang efektif adalah antara 8 sampai 12 kali dalam
24 jam. Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 sampai 12 kali
menyusui dan menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan
cara makan sebagian besar bayi. Sebaiknya menyusui tanpa jadwal, karena
bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya
bila bayi menangis bukan karena sebab lain, atau juga bisa saat ibu sudah
merasa ingin menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam.
Lama Bayi Menyusu
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi
menyusu selama 5-15 menit. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya.
Bila proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau
sangat cepat (kurang dari 5 menit) kemungkinan ada masalah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi pada ibu menyusui sangat penting Karena nutrisi ibu menyusui
sangat berhubungan dengan produksi air susu yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembang bayi. Jika nutrisi yang diberikan tidak mencukupi
bagi kebutuhan tubuh, maka produksi ASI tidak bisa memenuhi kebutuhan bayi.
Sebaliknya bila pemberian ASI memenuhi kebutuhan bayi, maka berat badan bayi
akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot, serta kebiasaan makan yang
memuaskan. Prinsip gizi seimbang bagi ibu menyusui yaitu sama dengan makanan
ibu hamil, hanya jumlahnya lebih banyak dan mutu lebih baik.
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah makanan yang
bergizi, cairan, protein, suplementasi, vitamin dan mineral, dan aktivitas yang
dilakukan oleh ibu. Makanan yang tepat bagi ibu menyusui harus memenuhi
syarat yaitu: tinggi kalori dan protein, cukup vitamin dan mineral, mudah dicerna
dan tidak merangsang, tinggi cairan : 800 – 1000 ml/hari, tinggi konsumsi cairan
dan buah segar, dan susunan menu bervariasi dan seimbang. Syarat tersebut bisa
dipenuhi dengan mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan.

B. Saran
Ibu yang sedang menyusui sebaiknya memperhatikan asupan gizi yang
dikonsumsi, karena zat gizi yang dikonsumsi sangat berhubungan dengan jumlah
ASI yang dihasilkan dan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Selain memperhatikan zat gizi, ibu yang sedang menyusui juga harus
memperhatikan faktor yang mempengaruhi produksi ASI seperti aktivitas,
suplementasi, emosi, dan keadaan psikis.

DAFTAR PUSTAKA

Arisman M. Gizi dalam Daur Kehidupan 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.

Mira Dwi W. Buku Ajar Biologi Reproduksi, Jakarta: EGC, 2009

Ayu Ida Chandranita, dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, Jakarta:
EGC, 2009

Hayati, Aslis Wirda. 2008. BUKU SAKU GIZI BAYI. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai