Anda di halaman 1dari 4

Konsep Dasar Aktivitas, Istirahat dan Tidur

A.Konsep Dasar Akivitas

Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang mutlak diharapkan oleh setiap manusia.
Kemampuan tersebut meliputi berdiri, berjalan, bekerja, makan, minum, dan sebagainya. Dengan
beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan
baik, dan metabolism tubuh dapat optimal. Dalam hal ini kemampuan beraktivitas tidak lepas dari
system persarafan dan moskuloskeletal yang adekuat.

a. fisiologi pergerakan, merpakan rangkaian aktivitas yang terintegrasi antara system moskuloskeletal
dan system persarafan didalam tubuh
b. sistem moskuluskeletal, terdiri atas rangka ( tulang ), otot, dan sendi.
c. sisrem persarafan, system persarafan memiliki beberapa fungsi :
1. saraf aferon ( reseptor)
2. sel saraf atau neuron
3. system saraf pusat ( ssp )
4. saraf eferon

Kosep peningkatan mobilitas, mobilitas adalah salah satu fungsi tubuh yang penting namun sering
diabaikan. Jika mobilitas belum terganggu karena cidera atauoun penurunan fungsi, pentingnya
mobilitas sering sekali tidak disadari oleh Karena itu, penting mempertahankan fungsi system
moskuloskeletal dan saraf pada taraf yang optimal.
Mobiltas dan imobilitas didefinisikan sebagai kemampuan klien untuk bergerak dengan bebas.
Jenis jenis mobilitas :
1. mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari hari.
2. Mobilitas sebagian merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan
tidaak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi ganguan saraf sensorik dan motoric
pada area tubuh.
Pada eksternitas bawah Karena kehilangan control motorik dan sesorik mobilitas sebagian ini dibagi
menjadi 2 jenis :
a. Mobilitas sebgai temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya sementara
b. Mobilitas sebagai pemanen, merupakan emampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya menetap
Factor yang mempengaruhi mobilitas
1. Gaya hidup
2. Proses penyakit atau cidera
3. Kebudayaan
4. Tingkat energy

1
5. Usia dan status perkembangan
Jenis imobilitas
1. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak saecara fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi pergerakan
2. Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya
3. Imobilitas emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatsan secara
emosional
4. Imibilitas social, merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan
interaksi social.
Perubahan system tubuh akibat imobilitas
Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat mempengaruhi system tubuh seperti perubhan pada
mekanisme tubuh. Ketidakseimbangan cairan dan eletrolit ganguan dalam tubuh kebutuhan nutrisi
gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan system pernapasan, perubahan kardiovaskuler, perubahan
moskuloskeletal, perubahan kulit, perubahan eliminasi (perubahan buang air kecil, dan besar ), dan
perubahan peilaku.

B. Kebutuhan Aktivitas

Adalah salah satu satu kesatuan aktivitas yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Aktivitas adalah satu tanda kesehatan adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti
berdiri, berjalan dan bekerja, keadan bergerak diamasa manusia ini memerlukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup.

C. konsep mekanika tubuh

Mekanika tubuh adalah penggunaan organ tubuh secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya

D. Faktor yang Mempengaruhi Kesejajaran Tubuh

1. Pertumbuha dan perkembangan, usia serta perkembangan system moskuluskeletal dan


persarafan akan berpengaruh terhadap postur, proporsi tubuh, Mssa tubuh, prgerakan, serta
reflex tubuh seseorang.
2. Kesehatan fisik, gangguan pada system moskuluskeletal atau persarafan dapat menimbulkan
dampak yang negative pada pergerakan an mekanika tubuh seseorang.
a. Masalah pada system moskulokeletal, penyakit kongenital atau postu tubuh yang abnormal
dapat menghambat pergerakan seseorang
b. Masalah pada system saraf, berbagai masalah pada system saraf, seperti Parkinson, sclerosis
multiple, cidera serebrovaskuler, stroke.
3. Status mental, gangguan mental atau stress kronis dapat mempengaruhi keseimbanagan
seeorang untuk bergerak.

2
4. Gaya hidup, gaya hidup terkait dengan kebiasaan yang dilkukan individu sehari hari engan pola
yang sehat atau kbisaan makan yang baik kemungkinan tidak akan mengalami hambatan dalam
pergerakkan.
5. Sikap dan nilai personal, nilai nilai yang tertanam dalam keluarga dapat mempengaruhi aktivitas
yang dijalin individu.
6. Nutrisi, bergun abagi organ tubuh untuk mempertahankan status kesehatan.
7. Stress, status emosi seseorang akan berpengaruh terhadap aktivitas tubuh, perasaan tertekan,
cemas, dan depresi dapat menuunkan semangat seseorang untuk beaktivitas.
8. Factor social, individu dengan tingkat kesibukan yang tinggi secar idak langsung akan sering
menggerakkan tubuhnya.

E. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Masalah Aktivitas

Penjelasan pengkajian riwayat jeperawatan meliputi aktivitas dan olahraga yang mencakup aktivitas,
toleransi aktivitas, jenis dan frekuensi olahraga.

Diagnose pemeriksaaan aktivitas meliputi :

 Pemeriksaaan fisik, meliputi :


a. Kesejajaran tubuh
b. Cara berjalan
c. Penampilan dan pergerakkan sendi
d. Kemampuan dan keterbatasan gerak
e. Kekuatan otot dan massa otot
f. Toleransi aktivitas
g. Masalah tekait mobilitas

F. Konsep Istirahat dan Tidur

Merupakan kebutuhan dasar yang mutlak dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang
cukup maka baru dapat berfungsi secara optimal. Jadi beristiraat bukan berarti tidak melakukan aktivitas
sama sekali. Terkadang berjalan jalan ditaman juga bias dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahahan kesdaranketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minimal, tngkat kesadaran
bervariasi, perubahan proses psiolgis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.

G. Olahrga dan Aktivitas

Kerja sama otot dan system saraf akan mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesjajaran tubuh
saat mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktivitas harian. keseimbangan, postur, dan
kesjajaran tubuh yang tepat akan mengurangi resiko cidera moskuloskeletal dan mempermudah
pergerakan tubuh tanpa disertai menegangnya otot dan pengunaan energy yang berlebihan.

3
1. Kesejajaran Tubuh. Istilah kesejajaran tubuh ( body aligment )merujuk pada hubungan antara
bagian tubuh lainnya, yang dilihat dari garis horizontal atau vertical.
2. Keseimbangan Tubuh. Keseimbangan terjadi saat pusat gravitasi yang rendah diseimbangkan
pada dasar pendukung yang lebar dan stabil dan garis vertical jatuh dari pusat gravitasi melalui
dasar pendukung.
3. Gerakan Tubuh Terkoordinasi. Hal ini diwujudkan oleh berat badan, pusat gravitasi, dan
keseimbangan. Berat badan adalah gaya yang ditimbulakan oleh gravitasi terhadap tubuh.
4. Gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang melawan gerakan. Klien yang mendrita imobilisasi
memiliki gaya geseklebih besar saat digerakkan.
5. Olahrag dan Aktivitas. Olahrag adalah aktivitas fisik yang bertujuan mengondisikan tubuh,
meningkatkan kesehatan, dan mempertahankan kebugaran, atau dapat digunakan sebagai
tindakan terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai