Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Memahami Hubungan Pariwisata dengan


Perhotelan
2.1. 1. Pengertian pariwisata
a. Wisata : merupakan sebagian atau seluruh kegiatan perjalanan yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara agar dapat
dinikmati objek dan daya tarik wisata.

b. Pariwisata : merupakan segala yang ada hubunganya dengan wisata,


termasuk usaha daya tarik wisata serta usaha - usaha yang
terkait dan serupa dengan bidang tersebut

c. Wisatawan : orang yang melakukan kegiatan wisata

d. Kepariwisataan : merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan


penyelenggaraan pariwisata.

e. Obyek Wisata : segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang
merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung
ke tempat tersebut.

f. Usaha Wisata : Merupakan kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa


pariwisata, menyediakan atau mengusahakan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang
tersebut.

g. Kawasan Wisata : kawasan dengan luas tertentu yang disediakan untuk


memenuhi kebutuhan pariwisata

2.1. 2. Unsur – Unsur Pariwisata.


a. Akomodasi : merupakan tempat bagi seseorang untuk tinggal
sementara. Contoh: hotel, losmen, guest house,
pondok,cottage inn, perkemahan, dan sebagainya.

b. Jasa Boga Dan Restaurant : merupakan Industri yang bergerak dalam bidang
menyajikan makanan dan minuman secara kormesial.
Contoh : chinese restaurant, bar, japan restaurant.
c.Transportasi & Jasa Angkutan: merupakan bidang usaha jasa yang bergerak dalam
bidang angkutan. Contohnya : transportasi darat, laut,
dan udara.

d. Money Changer : tempat penukaran mata uang asing agar memudahkan


wisatawan berbelanja di daerah tujuan.

e. Atraksi Wisata : segala jenis pertunjukan tari, musik, upacara sesuai


dengan budaya di daerahnya.Contohnya : kecak
dance,ngaben.

f. Cindera mata : benda – benda kerajinan tangan yang menunjukan


keindahan dan seni untuk oleh – oleh, kenang –
kenangan didaerah pariwisata. Contoh : anting
,patung,lukisan.

g. Biro Perjalanan : merupakan suatu badan usaha dimana oprasionalnya


meliputi pelanyanan semua proses dalam perjalanan
dari seseorang sejak berangkat hingga kembali,
sehingga mereka merasa nyaman selama perjalanan.
Contohnya : travel.

2.1 .3. Bisnis perhotelan


a. Sejarah Hotel

Pada dasarnya keberadaan fungsi hotel adalah sarana penunjang kegiatan


berpergian yang berjarak jauh dari tempat tinggal sehingga dibutuhkan sarana
akomodasi untuk tempat beristirahat berupa kamar tidur.Menurut Drs. Oka A.A.
Yoeti, sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf
membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini
sejalan dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung
sementara terhadap cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan. 

 Menurut  Jusupadi  Salmun SH, dalam  film -   film  Western  ( cowboy ) 
sekitar   tahun   1800 s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan
saloon dan bar restaurant, yang berarti sejak kehidupan tahun tersebut
penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal orang sebagai
sarana atau penunjang bagi para pelancong.

Hotel  dengan stadard yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris,


kemudian Perancis, Swiss dan beberapa negar terkenal lainnya. Sebuah penginapan di
New York City menurut Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang
peranan penting dalam kancah Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat ( Mansion ) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah
berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam
sejarahnya gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang
mencerminkan masa lalu Amerika Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant
yang besar dengan nama Frannces Tavern. Kemudian menyusul hotel di Covent
Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop dekat Westminsfer di kota
London. Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel
dengan 170 kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel.

    Kemudian menyusul Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun
1829 yang tidak hanya memberikan pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga
menyediakan ruangan untuk converence bagi masyarakat setempat.

Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :


1. Thn 1830-1850 - berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The
Sherman House di Chicago, Hotel planters di St. Louis.

2. Thn 1865 - berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London dll.

    Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak


terungkap, juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia
telah dikenal di dunia pariwisata sejak sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah
wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.  Seiring dengan perkembangan
kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi
pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai
berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Dari buku PARIWISATA INDONESIA
DARI MASA KE MASA tercatat hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu
diantaranya :
1. Jakarta, dibangun Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel
Rijswijk.

2. Surabaya, berdiri Hotel Sarkies dan Hotel Oranje.


3. Semarang, berdiri Hotel Du Pavillion.
4. Malang, Palace Hotel.
5. Solo, Slier Hotel.
6. Yogyakarta, Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda )
7. Bandung, Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel ( kini
Hotel Panghegar ).
8. Bogor, Hotel Salak.
9. Medan, Hotel de Boer dan Hotel Astoria.
10. Makasar, Grand Hotel dan Staat Hotel.

    Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total
sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya
pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.
    Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia
jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains
‘management’ hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia.
Sejalan dengan berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun
sangat berkembang dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru
untuk Hotel di Indonesia.

B . Tipe tipe hotel dapat dikelompokan dalam beberapa tipe atau kategori. Hotel dapat
dibedakan daari kelas, plan, ukuran, lokasi, area, maksud kunjungan tamu, lamanya tamu
menginap, jenis tamu bentuk bangunan dan wujud fisiknya. Setiap kategori diatas dibagi lagi
dalam berbagai tipe hotel sesuai kategorinya.
Tipe-Tipe Hotel
1. Berdasarkan Kelas
 Hotel Melati
 Hotel bintang satu (*)
 Hotel bintang dua  (**)
 Hotel bintang tiga  (***)
 Hotel bintang empat  (****)
 Hotel bintang lima   (*****)
2. Berdasarkan Plan
 Full American Plan
 Modified American Plan
 Continental Plan
 European Plan
3. Berdasarkan Ukuran
 Hotel Kecil / Small hotel
 Hotel Sedang/ Medium hotel
 Hotel Besar/ Large hotel
4. Berdasarkan Lokasi
 City Hotel
 Resort Hotel
5. Berdasarkan Area
 Downtown Hotel
 Suburb  Hotel
 Country Hotel
 Airport Hotel
 Motel
 Inn
6. Berdasarkan maksud kunjungan tamu
 Business Hotel
 Tourism Hotel
 Sport  Hotel
 Pilgrim  hotel
 Cure Hotel
 Casino Hotel
7. Lamanya tamu menginap
 Transit Hotel
 Semi  residential hotel
 Residential hotel
8. Kriteria Jenis Tamu
 Family Hotel
9. Aspek bentuk bangunan
 Pondok Wisata
 Cottage
 Montel
10. Wujud Fisik
 Produk Nyata ( Tangibel)
 Produk Tidak nyata ( Intangible )
Klasifikasi Dan Penjelasan Tipe-Tipe Hotel
1. Hotel Berdasarkan Kelas
Faktor tingkatan atau bintang

Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang (*). Semakin banyak jumlah
bintang, maka persyaratan fasilitas,dan pelayanan yang dituntut semakin banyak dan baik.
Kriteria klasifikasi hotel berdasarkanbintang adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Hotel Berdasarkan bintang


1. Bintang 1
 Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar
 Kamar mandi di dalam
 Luas kamar standar, minimum 20 m2
2. Bintang 2
 Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar
 Kamar suite minimum 1 kamar
 Kamar mandi di dalam
 Luas kamar standar, minimum 22 m2
 Luas kamar suite, minimum 44 m2
3. Bintang 3
 Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar
 Kamar suite minimum 2 kamar
 Kamar mandi di dalam
 Luas kamar standar, minimum 24 m2
 Luas kamar suite, minimum 48 m2
4. Bintang 4
 Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
 Kamar suite minimum 3 kamar
 Kamar mandi di dalam
 Luas kamar standar, minimum 24 m2
 Luas kamar suite, minimum 48 m2
5. Bintang 5
 Jumlah kamar standar, minimum100 kamar
 Kamar suite minimum 4 kamar
 Kamar mandi di dalam
 Luas kamar standar, minimum 26 m2
 Luas kamar suite, minimum 52 m2
2.  Hotel Berdasarkan Plan

Beberapa macam hotel Plan Usage, antara lain:

a. American Plan
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk
harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals)
American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
 Full American Plan (FAP)
Harga kamar sudah termasuk  tiga kali makan (pagi, siang dan malam)
 Modified American Plan (MAP)
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu
diantaranya harus makan pagi (breakfast), seperti:
– Kamar + makan pagi + makan siang
– Kamar + makan pagi + makan malam
b. Continental Plan/ Bermuda Plan
Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk
dengan kontinental breakfast.
Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar yang dibayar sudah
termasuk dengan Continental breakfast.
c. European Plan
Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja.
Keistimewaanya:
 Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel
 Memudahkan system billing (Pembayaraan saat check out)
3. Hotel berdasarkan Ukuran

Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan berdasarkan jumlah kamar yang
ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Small hotel
Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar
b. Medium hotel
Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat
dikategorikan menjadi 2, yaitu:
 Average hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299 kamar.
 Above average hotel : jumlah kamar antara 300 sd. 600 kamar.
c. Large Hotel
Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah
kamar diatas 600 (enam ratus) kamar
4. Berdasarkan Lokasi

Klasifikasi hotel berdasarkan factor lokasi dapat dibagi menjadi:

a. City hotel
Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagaian besar tamunya yang menginap
adalah memiliki kegiatan berbisnis. Gambar dibawah adalah salah satu contoh
kamar Business Hotel, dengan writing Table berbentuk L yang dapat dipergunakan
sebagai sarana kerja yang cukup nyaman.

b. Resort Hotel
Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya tidak
melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi.

Macam-macam resort berdasarkan lokasi:


 Mountain Hotel (hotel yang berada di pegunungan)
 Beach Hotel (hotel yang berada di daerah pantai)
 Lake Hotel (hotel yang berada dipinggir danau)
 Hill Hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
 Forest Hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung).
5.  Hotel Berdasarkan Area
a. Suburb Hotel
Hotel yang berlokasi di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan
antara dua kota madya.
b. Airport  Hotel
Adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan
udara atau sekitar Bandar udara.
c. Urban  Hotel
Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang
terletak di daerah perkotaan yang baru, yang tadinya masih berupa desa.
6. Berdasarkan Maksud Kunjungan

Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan  selama menginap,adalah sebagai berikut :

a. Business hotel
Hotel yang tamunya sebagain besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-
ruang meeting dan convensi.
b. Resort/TourismHotel
Hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun
manca negara.
c. Casino hotel
Adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan
berjudi.
d. Pilgrim hotel
Hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai fasilitas beribadah. Seperti hotel-
hotel di arab (pada saat musim haji) dan Lourdes di perancis.
e. CureHotel
Adalah hotel yang tamu-tamunya adalah tamu yang sedang dalam proses
pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit.
7. Klasifikasi Hotel berdasarkan Faktor Lamanya Tamu Menginap:
a. Transithotel
Tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu
malam
b. Semiresidentialhotel
Tamu yang menginap di hotel ini biasanya lebih dari satu malam, tetapi jangka waktu
menginap tetap singkat, berkisar antara 1 minggu sd. 1 bulan.
c. Residentialhotel
Tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu bulan.
8. Klasifikasi Hotel berdasarkan Kriteria Jenis Tamu

Jenis-jenis tamu yang menginap disini artinya bahwa darimana asal usulnya mereka
menginap dan latar belakangnya:

FamiliyHotel  
Adalah tamu yang menginap bersama keluarganya
9. Jenis Akmodasi berdasarkan Aspek Bentuk Bangunan.

Akan terlihat jelas, dengan melihat bentuk bangunan saja orang akan dapat menebak jenis
akomodasi apa dari bentuk bangunan tersebut. Untuk lebih jelasnya jenis ini dapat dibagi
menjadi beberapa macam.

a. PondokWisata
Merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan sebagian dari
rumah tinggalnya untuk inapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran
harian.
b. Cottage
Adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan
akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang
dimaksud bisa berupa peminjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung
apabila cottage terletak di tepi danau.
c. Motel (Motor Hotel)
Adalah suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan
sarana tambahan  adanya garasi disetiap kamarnya. Biasanya motel ini bertingkat
dua, bagian atas sebagai kamar, dan dibagian bawah berupa garasi mobil.
10. Klasifikasi berdasarkan Wujud Fisik
a. Produk nyata (tangible)
1. Lokasi
Lokasi yang yang dibutuhkan oleh wisatawan adalah lokasi yang strategis dan
memiliki nilai-nilai ekonomis yang tinggi , seperti lokasi yang dekat dengan
bandar udara, stasiun kereta api, pelabuhan, pusat bisnis, atraksi wisata
sehingga memberikan kemudahan tamu untuk mengakses aktivitas lain diluar
hotel.
2. Fasilitas
Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan phisik yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan tamu serta dapat mempermudah tamu melaksanakan
aktivitas selama tinggal di hotel. Fasilitas itu dapat berupa:
 Kamar dengan perlengkapannya seperti air conditioning, Colour TV
with in house movie and international chanel, Safe Deposit Box, Hot and Cold
water, Minibar, International Direct Dialing telephone, Private bathroom with
bathtub and shower, Tea & Coffee making facility, Hair dryer.
 Kamar untuk orang cacat/disable room
 Kamar bebas asap rokok dengan kelengkapannya
 Restoran dan bar dengan berbagai jenis produk makanan dan
minuman
 Pelayanan makan dan minuman di dalam kamar
 Pusat bisnis dan sekretaris
 Pusat kebugaran
 Kolam renang
 Ballroom/aula
 Safe Deposit Box/brankas
 Laundry dan dry cleaning/binatu
 Fasilitas hiburan , seperti musik, karaoke
 Fasilitas taman bermain untuk anak-anak/Children play ground
 Baby sitting/layanan pengasuhan anak
 Hotel transportation/kendaraan antar jemput
 Valet parking service/pelayanan memarkirkan kendaraan
 Area parkir yang luas
 Foreign exchange facilities/fasilitas penukaran mata uang asing
 Beauty salon/ salon
 Drug store/toko yang menjual kebutuan sehari-hari
 House clinic/klinik kesehatan


b. Produk tidak nyata(intangible)
Produk tidak nyata adalah segala sesuatu yang berkaitan pelayanan dan
pembentukan citra suatu produk dan hotel. Di dalam bisnis perhotelan intangible
diberikan bersamaan dengan penjualan produk tangible.
Rasa bersahabat, sopan santun, keramahtamahan dan rasa hormat dari seluruh
karyawan merupakan salah satu contoh produk intangible yang sederhana tetapi
sangat berdampak pada pembentukan citra hotel.
Agar fasilitas yang disediakan oleh hotel dapat berfungsi, mak adisertai dengan
pelayanan, adapun pelayanan tersebut dapat berupa:corak/gaya pelayanan yang
diberikan oleh para karyawan, pelayanan dapat juga berupa waktu buka restoran,
pelayanan kebersihan kamar,pelayanan dan penyajian makanan dan minuman di
restoran. Pada era ini persaingan bisnis perhotelan yang paling ketat adalah
kemampuan hotel untuk memberikan pelayanan yang
terbaik.
Beberapa hal yang menyebabkan pelayanan dikatakan berkualitas, menurut Murdick
dkk.(1990:4) yaitu: “Suatu aktivitas ekonomi yang memproduksi/menghasilkan waktu,
tempat, bentuk dan kebutuhan atau keperluan psikologis.

2.1.4.Manfaat dan Dampak Negatif Pariwisata


A.Manfaat

Manfaat pariwisata dari segi ekonomi


         Mendatangkaan devisa Negara melalui pajak seperti pajak restoran, pajak bandara, pajak
karyawan, dll
         Membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga siap kerja. Para tenaga kerja bias mendapatkan
pekerjaan dari sector pariwisata seperti menjadi penjaga loket, membuka tempat makan,
tempat perbelanjaan, pendirian penginapan, dll

Manfaat pariwisata dari segi sosial

         Mendorong pembelajaran bahasa asing dan ketrampilan baru. Masyarakat daerah pariwisata
akan terdorong mempunyai ketrampilan berbahasa asing agar dapat berinteraksi dengan
pendatang.
          Akan menimbulkan perasaan bangga pada masyarakat akan pariwisata daerahnya sehingga
menimbulkan kesadaran untuk sama – sama menjaga dan dan melestarikan pariwisata
tersebut

Manfaat pariwisata dari segi budaya


         Terjadi interaksi budaya antara budaya local dengan budaya pengunjung yang akan
membawa mereka pada rasa saling menghargai satu sama lain
         Mengenalkan budaya kita kepada masyarakat luas sehingga budaya tersebut tidak akan cepat
luntur dan hilang karena adanya sosialisasi kebudayaan

B.Dampak Negatif
Dampak-dampaknya antara lain :
1.  Harga barang atau jasa pelayanan menjadi naik, karena banyaknya pengunjung.
Wisatawan itu dikira selalu membawa
uang banyak, harga tanah naik, akibat sarana dan fasilitas wisata seperti pembangunan
hotel, taman rekreasi, lapangan dan lain sebagainya.
2.  penduduk, khususnya para remaja suka maniri pola hidup wisatawan. Maniri cara
berpakaian, cara makan, dan cara hidup yang tidak sesuai dengan 
budaya dan kepribadian bangsa kita.
3.  banyak wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah, sering dimanfaatkan oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab
untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti pemerasan, pencurian, penjudian,
pengedaran barang-barang ilegal, pornografi dan lain sebagainya.
4.  Terjadi pengrusakan lingkungan, baik karena pembangunan prasarana dan sarana
pariwisata maupun, karena ulah pengunjung, atau tangan-tangan jail.

2.1.5. Kesimpulan hubungan Pariwisata dan Perhotelan


Pariwisata dan perhotelan memiliki hubungan yang salin berketerikatan, suatu
daerah tujuan yang akan dikunjungi wisatawan dan tentu wisatawan memerlukan tempat
menginap dan disinilah peranan hotel sebagai tolak ukur banyak wisatawan yang
berkunjung ke daerah tersebut

Anda mungkin juga menyukai