Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

HUKUM KIRCHOFF

DISUSUN OLEH : SILVIA NURFAJRI


NPM : 18030056
GROUP/KELOMPOK : G4 / KELOMPOK 4
TANGGAL PRAKTEK : 23 OKTOBER 2018
DOSEN/ASSISTEN : DESI

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2018
ABSTRAK

Pada eksperimen ini diberikan metode untuk menentukan kuat arus dan
tegangan yang mengalir dari sumber arus melalui hambatan resistor.
Digunakan Hukum Kirchoff I untuk membuktikan bahwa besar arus yang
masuk melalui titik cabang dalam sebuah rangkaian akan sama dengan
besar arus yang keluar dari titik cabang, serta Hukum Kirchoff II untuk
membuktikan bahwa jumlah tegangan yang mengalir dalam rangkaian
tertutup sama dengan 0. Pengukuran tegangan dilakukan secara manual
menggunakan oschilloscope dan digantikan dengan pengukuran matlab.
Pengukuran dilakukan beberapa kali dengan rangkaian yang berbeda,
yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran (seri
paralel). Tujuan dari pengukuran tersebut adalah untuk mengetahui nilai
tegangan dan kuat arus yang melaluui setiap resistor pada tiap rangkaian.
Data yang dihasilkan dari praktikum ini adalah tegangan dititik pengukuran
yang sudah ditentukan, lalu dibandingkan dengan data hasil pengukuran
matlab.

Kata Kunci : Hukum kirchhoff, resistor, rangkaian listrik


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hukum Kirchoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika
yang berfungsiuntuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian.
Hukum Kirchoff pertama kalidiperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman
yang bernama Gustav Robert Kirchoff (1824-1887) pada tahun 1845.
Untuk menganalisis lebih lanjut tentang rangkaian
elektronika digunakan hokum kirchoff. Loop merupakan suatu
rangkaian atau jalan konduksi yang tertutup. Titik cabang-cabang
dalam jaringan (rangkaian) merupakan tempat bertemunya
beberapa konduktor. Arus listrik akan mengalir dari dataran tinggi
ke dataran rendah atau arus listrikmerupakan aliran arus dari
potensial tinggi disebut kutub positif. Melalui kabel (rangkaianluar)
menuju potensial rendah disebut kutub negatif. Arus adalah banyak
muatan listrik yang mengalir pada tiap satuan waktu.
Tegangan atau volt adalah perbedaan potensi listrik antara
dua titik dalam rangkaian listrik.Arus listrik yang mengalir juga akan
mengalami cabang-cabang. Ketikamelalui percabangan, arus listrik
akan berbagi pada percabangan dan besarnya tergantungada
tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Jika hambatan pada
cabang tersebut besar,maka arus listrik yang melalui cabang
tersebut mengecil.Pada rangkaian listrik, kita dapat menemukan
rangkaian listrik yang bercabang-cabang. Untuk menghitung
besaran arus listrik yang mengalir pada setiap cabang.
Hukumkirchoff pertama disebut hukum titik cabang dan hukum
kirchoff kedua disebut hukum loop, sebuah loop adalah jalan
konduksi yang tertutup.
1.2. Tujuan
1. Memverifikasi teori hukum Kirchoff melalui eksperimen
2. Menerapkan teori hukum Kirchoff pada rangkaian seri atau parallel
3. Mengetahui cara membaca resistor
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Hukum Ohm


Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besararus listrikyang
mengalir melalui sebuah penghantarselalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah bendapenghantar
dikatakan mematuhi hokum Ohm apabila nilairesistansinyatidak
bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang
dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu
berlaku untuk semua jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap
digunakan dengan alasan sejarah.

Secara matematis rumus Hukum Ohm dapat ditulis seperti dibawah


ini :
V =I . R
Dengan :
V = Tegangan
I = Kuat arus
R = Hambatan

2.2. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam
suatu rangkaian.

Menghitung Nilai Resistor


Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf
pada resistor.Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan
kode warna dapat ditemukan padaresistor tetap dengan kapasitas
daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukandengan kode
huruf dapat ditemui pada resistor tetap daya besar dan resistor
variable.

Kode Warna Resistor

Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6
ring warna. Daricicin warna yang terdapat dari suatu resistor
tersebut memiliki arti dan nilai dimananilai resistansi resistor
dengan kode warna yaitu :

(https://mikroavr.com/kode-warna-resistor/)

1. Resistor dengan 4 cincin kode warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke
3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake
4 menunjukan nilai toleransi resistor.

2. Resistor dengan 5 cincin kode warna


Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode
warna ke 4 merupakanfaktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.

3. Resistor dengan 6 cincin warna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor


dengan 5 cincin warna dalammenentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6
menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan
untuk resistor tersebut.

2.3. Hukum Kirchoff


a. Hukum 1 Kirchoff
Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai Hukum percabangan (junction
rule)atau KCL (Kirchhoff's Current Law), karena hukum ini memenuhi
kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang
multisimpalyang mengandung titik-titik percabangan ketika arus mulai
terbagi. Pada keadaan tunak, tidakada akumulasi muatan listrik pada
setiap titik dalam rangkaian. Dengan demikian, jumlahmuatan yang
masuk di dalam setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan
jumlah yang sama.

Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa:


“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu
rangkaian listrik samadengan jumlah arus yang keluar melalui titik
percabangan tersebut”
Secara umum rumus hukum Kirchhoff 1 dapat dituliskan sebagai
berikut:

I1 + I2 + I3 = I4 + I5 + I6 …… (Persamaan 1)

b. Hukum II Kirchhoff

Bunyi hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:

“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan
nol”

Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena
padakenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu
rangkaian pada keadaantunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari
adanya hukum konservasi energi. Jika kitamemiliki suatu muatan Q pada
sembarang titik dengan potensial V, dengan demikian energiyang dimiliki oleh
muatan tersebut adalah QV. Selanjutnya, jika muatan mulai bergerak melintasi
simpal tersebut, maka muatan yang kita miliki akan mendapatkan tambahan
energi atau kehilangan sebagian energinya saat melalu resistor baterai atau
elemen lainnya. Namun saat kebali ke titikawalnya, energinya akan kembali
menjadi QV.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_sirkuit_Kirchhoff)

Jumlah dari semua tegangan disekitar loop (putaran) sama dengan nol.

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 2 dapat dinyatakan sebagai berikut:

V1 + V2 + V3 – V4 = 0 …… (Persamaan 2)

Rangkaian Listrik
Ada dua jenis rangkain listrik. Jenis rangkaian tersebut bergantung pada
bagaimana bagian-bagian rangkaian (sumber tegangan, kawat
penghubung, dan hambatan-hambatan) disusun. Rangkaian tersebut
adalah rangkaian seri dan parallel.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun
secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam
rangkaian seri. Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan
arus listrik. Bagian rangkaian dipasang secara berurutan, tanpa ada
percabangan.
Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik yang
akan dipasang disusun secara berderet atau berurutan. Kabel
penghubung semua komponen tersebut tidak memiliki percabangan
sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada saty jalan yang dilalui
oleh arus. Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik
dalam rangkaian sama besarnya, sedangkan beda potensialnya
berbeda. Artinya semua komponen yang terpasang akan mendapat
arus ang sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total yang
lebih besar daripada hambatan penyusunnya. Hambtaan total (R
total) ini disebut hambatan pengganti. Beeda potensial atau
tegangan total (V total) dari rangkaian seri adalah hasil jumlah
anatar beda potensial pada setiap resistor.
Keuntungan menggunakan rangkaian seri adalah dapat
mengurangi biaya pemakaian kabe listrik. Sedangkan
kelemahannya, energy yang diserap masing-masing alat litsrik
menjadi semakin kecil. Contoh : lampu menjadi redup jika dirangkai
seri. Jika salah satu dari komponen tidak dapat bekerja. Selain itu,
hambatan listrik jika komponen dirangkai seri akan semakin besar.
2. Rangkaian Parelel
Rangkaian listrik parallel adalah suatu rangkaian listrik, di aman
semua inout komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun parallel. Jika kuat arus pada
tiap cabang dijumlahkan, maka besarnya sama dengan kuat arus
sebelum memasuki cabang. Ini merupakan bunyidari Hukum I
Kirchorff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :
I masuk = I1 + I2 + I3 = I keluar
Jika persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam
rangkaian, amak akan berlaku kuat arus yang memasuki titik
cabang sama dnegn kuat arus yang meninggalkan titik cabang.
Ciri-ciri dari rangkaian parallel adalah semua komponen listrik
terpasang secara bersusun atau sejajar. Pada rangkaian parallel
arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda besarnya. Setiap
komponen terhubung dengan kutub positif dan kutub negative
darinn sumber tegangan, artinya semua komponen mendapat
tegangan yang sama besar. Sedangkan, hambatan totalnya
menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya.
Kelebihan menggunakan rangkaian parallel adalah apabila
saklar dimatikan, maka tidak semua komponen mati kecuali
komponen yang dihubungkan dengan saklar dimatikan, misalnya
lampu. Selain itu,jik ada salah satu cabang atau komponen listrik
yang putus atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi.
Sebab masih ada cabang lain yang dapat dialiri arus listrik dan
komponen yang tidak rusak itu msih mempunyai hubungan dengan
kedua kutub sumber tegangan. Sedangkan, kelemahan rangkaian
parallel adalah dibutuhkan lebih banyak kabel atau penghantar
listrik untuk menyususn seluruh rangkaian.
3. Hambatan Pengganti dalam Rangkaian Seri
Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai
secara seri dengan sebuah hambatan. Sebagai contoh, R1,R2, dan
R3 dalam gambar dibawah, dapat kita ganti dengan Rs.
.,

(http://blajar-
pintar.blogspot.com/2012/12/hambatan-pengganti-dalam-rangkaian-seri.html)

Dapat kita ketahui bahwa jumlah beda potensial pada tiap-tiap


hambatan sama dengan beda potensial sumber tegangan. Sesuai
gambar di atas, maka :
VAB = VAX + VXY + VYB
Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu V = IxR, persamaan diatas dapat
ditulis :
I x Rs = I x R1 + I x R2 + I x R3
Karena I di mana-mana besarnya sama, maka
Rs = R1 + R2 + R3
Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan n buah
hambatan yang besarnya R1, R2, R3, … Rn, maka hambatan
penggantina adalah :
Rs = R1 + R2 + R3 + … + Rn
4. Hambatan Pengganti dalam Rangkaian Paralel

(http://blajar-pintar.blogspot.com/2012/12/hambatan-pengganti-dalam-
rangkaian.html)
Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus sebagai
berikut :
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dngan hukum Ohm, persamaan tersebut dapat ditulis :

V VAB VCD VEF


= + +
Rp R1 R2 R3

Beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian


parallel besarnya sama dengan beda potensial sumber, atau

V = VAB = VCD = VEF. Akibatnya persamaan di atas dapat ditulis :

V V V V
= + +
Rp R1 R2 R3

Atau

1 1 1 1
= + +
Rp R1 R2 R3

Persamaan di atas dapat diperluas untuk mencari hambatan


pengganti R1, R2, R3, … Rn yang dirangkaikan parallel. Hambatan
pengganti dapat diperoleh dari persamaan berikut.

1 1 1 1 1
= + + +…+
Rp R1 R2 R3 Rn
5. Rangkaian Campuran Seri dan Paralel
Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada perangkat
elektronik, dapat dijumpai rangkaian yang terdiri dari gabungan
rangkaian seri dan parallel. Untuk menghitung hambatan penggantinya
terlebih dahulu cari dulu hambatan pengganti R1, R2, dan R3 yang
terangkai secara parallel. Rangkaian selanjutnya disederhanakan
menjadi rangkaian seri.
BAB III

METODE EKSPERIMEN

A. Alat dan Bahan


1. Papan rangkaian
2. Resistor
3. Kabel penghubung
4. Oschilloscope
5. Sumber tegangan (12 Volt)

B. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghitung nilai hambatan resistor yang akan digunakan
3. Merangkai resistor pada papan rangkaian
4. Menghitung kuat arus dan tegangan secara teori lalu bandingkan dengan
hasil eksperimen
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembahasan

Rangkaian seri

- Vab
- Vbc

- Vcd
Rangkaian paralel
- Vab

- Vcd
- Vef

Rangkaian seri paralel


- Vad
- Vbc

- Vfg
- Vae
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2015. “Pengertian Macam-Macam Rangkaian Listrik


Seri, Paralel dan Campuran Beserta
Rumusnya.”www.guruipa.com/2015/11/pengertian-macam-
macam-rangkaian-liatrik-seri-paralel-dan-campuran-
beserta-rumus.html?m=1

Septiani, Elita.. 2017. “Laporan Praktikum Fisika Dasar.”


www.scribd.com/document/366003714/Laporan-Praktikum-
Fisika-Dasar-Kirchoff

id.wikipedia.org/wiki/Hukum_sirkuit_Kirchhoff

teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/

http://blajar-pintar.blogspot.com/2012/12/hambatan-pengganti-
dalam-rangkaian.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai