Selamat Belajar
Selamat Belajar
HUKUM KIRCHOFF
2018
ABSTRAK
Pada eksperimen ini diberikan metode untuk menentukan kuat arus dan
tegangan yang mengalir dari sumber arus melalui hambatan resistor.
Digunakan Hukum Kirchoff I untuk membuktikan bahwa besar arus yang
masuk melalui titik cabang dalam sebuah rangkaian akan sama dengan
besar arus yang keluar dari titik cabang, serta Hukum Kirchoff II untuk
membuktikan bahwa jumlah tegangan yang mengalir dalam rangkaian
tertutup sama dengan 0. Pengukuran tegangan dilakukan secara manual
menggunakan oschilloscope dan digantikan dengan pengukuran matlab.
Pengukuran dilakukan beberapa kali dengan rangkaian yang berbeda,
yaitu rangkaian seri, rangkaian paralel, dan rangkaian campuran (seri
paralel). Tujuan dari pengukuran tersebut adalah untuk mengetahui nilai
tegangan dan kuat arus yang melaluui setiap resistor pada tiap rangkaian.
Data yang dihasilkan dari praktikum ini adalah tegangan dititik pengukuran
yang sudah ditentukan, lalu dibandingkan dengan data hasil pengukuran
matlab.
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
2.2. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk
menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam
suatu rangkaian.
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6
ring warna. Daricicin warna yang terdapat dari suatu resistor
tersebut memiliki arti dan nilai dimananilai resistansi resistor
dengan kode warna yaitu :
(https://mikroavr.com/kode-warna-resistor/)
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke
3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake
4 menunjukan nilai toleransi resistor.
b. Hukum II Kirchhoff
“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan
nol”
Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena
padakenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu
rangkaian pada keadaantunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari
adanya hukum konservasi energi. Jika kitamemiliki suatu muatan Q pada
sembarang titik dengan potensial V, dengan demikian energiyang dimiliki oleh
muatan tersebut adalah QV. Selanjutnya, jika muatan mulai bergerak melintasi
simpal tersebut, maka muatan yang kita miliki akan mendapatkan tambahan
energi atau kehilangan sebagian energinya saat melalu resistor baterai atau
elemen lainnya. Namun saat kebali ke titikawalnya, energinya akan kembali
menjadi QV.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_sirkuit_Kirchhoff)
Jumlah dari semua tegangan disekitar loop (putaran) sama dengan nol.
V1 + V2 + V3 – V4 = 0 …… (Persamaan 2)
Rangkaian Listrik
Ada dua jenis rangkain listrik. Jenis rangkaian tersebut bergantung pada
bagaimana bagian-bagian rangkaian (sumber tegangan, kawat
penghubung, dan hambatan-hambatan) disusun. Rangkaian tersebut
adalah rangkaian seri dan parallel.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun
secara sejajar (seri). Baterai dalam senter umumnya disusun dalam
rangkaian seri. Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan
arus listrik. Bagian rangkaian dipasang secara berurutan, tanpa ada
percabangan.
Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik yang
akan dipasang disusun secara berderet atau berurutan. Kabel
penghubung semua komponen tersebut tidak memiliki percabangan
sepanjang rangkaian, sehingga hanya ada saty jalan yang dilalui
oleh arus. Akibatnya, arus listrik (I) yang mengalir di berbagai titik
dalam rangkaian sama besarnya, sedangkan beda potensialnya
berbeda. Artinya semua komponen yang terpasang akan mendapat
arus ang sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total yang
lebih besar daripada hambatan penyusunnya. Hambtaan total (R
total) ini disebut hambatan pengganti. Beeda potensial atau
tegangan total (V total) dari rangkaian seri adalah hasil jumlah
anatar beda potensial pada setiap resistor.
Keuntungan menggunakan rangkaian seri adalah dapat
mengurangi biaya pemakaian kabe listrik. Sedangkan
kelemahannya, energy yang diserap masing-masing alat litsrik
menjadi semakin kecil. Contoh : lampu menjadi redup jika dirangkai
seri. Jika salah satu dari komponen tidak dapat bekerja. Selain itu,
hambatan listrik jika komponen dirangkai seri akan semakin besar.
2. Rangkaian Parelel
Rangkaian listrik parallel adalah suatu rangkaian listrik, di aman
semua inout komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun parallel. Jika kuat arus pada
tiap cabang dijumlahkan, maka besarnya sama dengan kuat arus
sebelum memasuki cabang. Ini merupakan bunyidari Hukum I
Kirchorff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut :
I masuk = I1 + I2 + I3 = I keluar
Jika persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam
rangkaian, amak akan berlaku kuat arus yang memasuki titik
cabang sama dnegn kuat arus yang meninggalkan titik cabang.
Ciri-ciri dari rangkaian parallel adalah semua komponen listrik
terpasang secara bersusun atau sejajar. Pada rangkaian parallel
arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda besarnya. Setiap
komponen terhubung dengan kutub positif dan kutub negative
darinn sumber tegangan, artinya semua komponen mendapat
tegangan yang sama besar. Sedangkan, hambatan totalnya
menjadi lebih kecil dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya.
Kelebihan menggunakan rangkaian parallel adalah apabila
saklar dimatikan, maka tidak semua komponen mati kecuali
komponen yang dihubungkan dengan saklar dimatikan, misalnya
lampu. Selain itu,jik ada salah satu cabang atau komponen listrik
yang putus atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi.
Sebab masih ada cabang lain yang dapat dialiri arus listrik dan
komponen yang tidak rusak itu msih mempunyai hubungan dengan
kedua kutub sumber tegangan. Sedangkan, kelemahan rangkaian
parallel adalah dibutuhkan lebih banyak kabel atau penghantar
listrik untuk menyususn seluruh rangkaian.
3. Hambatan Pengganti dalam Rangkaian Seri
Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai
secara seri dengan sebuah hambatan. Sebagai contoh, R1,R2, dan
R3 dalam gambar dibawah, dapat kita ganti dengan Rs.
.,
(http://blajar-
pintar.blogspot.com/2012/12/hambatan-pengganti-dalam-rangkaian-seri.html)
(http://blajar-pintar.blogspot.com/2012/12/hambatan-pengganti-dalam-
rangkaian.html)
Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus sebagai
berikut :
I = I1 + I2 + I3
Sesuai dngan hukum Ohm, persamaan tersebut dapat ditulis :
V V V V
= + +
Rp R1 R2 R3
Atau
1 1 1 1
= + +
Rp R1 R2 R3
1 1 1 1 1
= + + +…+
Rp R1 R2 R3 Rn
5. Rangkaian Campuran Seri dan Paralel
Dalam rangkaian yang kompleks, seperti rangkaian pada perangkat
elektronik, dapat dijumpai rangkaian yang terdiri dari gabungan
rangkaian seri dan parallel. Untuk menghitung hambatan penggantinya
terlebih dahulu cari dulu hambatan pengganti R1, R2, dan R3 yang
terangkai secara parallel. Rangkaian selanjutnya disederhanakan
menjadi rangkaian seri.
BAB III
METODE EKSPERIMEN
B. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menghitung nilai hambatan resistor yang akan digunakan
3. Merangkai resistor pada papan rangkaian
4. Menghitung kuat arus dan tegangan secara teori lalu bandingkan dengan
hasil eksperimen
BAB IV
Rangkaian seri
- Vab
- Vbc
- Vcd
Rangkaian paralel
- Vab
- Vcd
- Vef
- Vfg
- Vae
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
id.wikipedia.org/wiki/Hukum_sirkuit_Kirchhoff
teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/
http://blajar-pintar.blogspot.com/2012/12/hambatan-pengganti-
dalam-rangkaian.html
LAMPIRAN