Anda di halaman 1dari 4

Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm.

25 -28

Mekanisme Dan Regulasi Hormon Glukokortikoid Pada Manusia

Aprizal LUKMAN

Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan P MIPA, FKIP Universitas Jambi


Jl. Raya Jambi – Ma. Bulian Km 15, Mendalo Darat, JAMBI 36124

ABSTRACT

Glukokortikoid Hormone is produced by adrenal gland which is located at the end point of kidney anterior.
This hormone contains 21 carbon atoms mainly aimed to boost up glukoneogenesis process. In human body,
this hormone is usually called kortisol which is generated in fasciculate and glumerulosa zones

Key words: Mechanism, regulation, kortikoid hormone.

PENDAHULUAN dianalisis secara kritis untuk dapat mengambil suatu


pemahaman yang dapat menjelaskan maksud dari
Kelenjar endokrin ialah kelenjar yang menghasilkan penulisan artikel ini.
produk kimia organik bebas yang biasa disebut
hormon. Hormon ini dicurahkan langsung ke dalam Mekanisme Dan Pengaturan Hormon
sirkulasi darah dan ke dalam cairan jaringan tanpa Glukokortikoid
melalui saluran ke luar. Hormon yang dihasilkan oleh
suatu kelenjar endokrin mempunyai fungsi khusus 1. Biosintesis Glukokortikoid
yaitu mengintegrasi dan koordinasi aktifitas suatu
macam jaringan atau organ. Semua hormone steroid pada mamalia disintesis dari
kolesterol via pregnenolon melalui sederet reaksi
Kelenjar adrenal (suprarenal) merupakan sepasang
yang terjadi di dalam mitokondria maupun di dalam
organ yang terletak dekat ujung anterior ginjal.
reticulum endoplasma sel korteks adrenal, dalam hal
Bentuknya pipih atau seperti bulan sabit. Kelenjar
ini diperlukan hidroksilase dan NADPH, dalam
adrenal berfungsi mempertahankan mekanisme
keadaan tertentu juga diperlukan dehidrogenase,
penting homeostatik.
isomerase dan liase.
Kelenjar adrenal terdiri atas dua lapisan yaitu korteks
adrenal dan medulla adrenal. Bagian korteks adrenal Sintesis glukokortikoid membutuhkan tiga
mempunyai tiga lapisan yang berbeda, yaitu zona hidroksilase yang beraksi secara beruntun pada
glomerulosa, zona fascikulata dan zona retikularis. posisi C17, C21, dan C11. Dua reaksi hidroksilase yang
Ketiga bagian lapisan ini menghasilkan tiga macam pertama berlangsung cepat, sedangkan hidroksilase
hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid pada C11 berlangsung lebih lambat.
dan ketosteroid. Senyawa metirapon adalah penghambat efektif dari
Hormon glukokortikoid adalah steroid yang memiliki 1 – hidroksilase dan digunakan untuk tes diagnostik
21 atom karbon dengan fungsi utama meningkatkan cadangan hipotalamus-hipopisa. Tes ini berguna
glukoneogenesis. Glukokortikoid pada manusia untuk mengetahui bahwa glukokortikoid merupakan
biasa disebut dengan kortisol yang dihasilkan pada hormone yang menghambat secara umpan balik
zona fascikulata, dan zona glomerulosa. Pada pelepasan ACTH. Bila sintesis glukokortikoid
bagian berikut akan dibahas mekanisme dan dihambat dengan memberi orang normal dosis
pengaturan hormon glukokortikoid pada manusia. metipan balik pelepasan ACTH , metirapon secara
oral pada tengah malam, keesoakan harinya terjadi
METODE PENULISAN pelepasan ACTH berlebihan, pembentukan steroid
dirangsang dan 11 deoksikortisol menumpuk karena
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini tidak terjadi pembentukan glukokortikoid.
adalah metode studi litelature, hal ini untuk
mengetahui semua aspek yang diperlukan dari
berbagai litelature. Selanjutnya setiap materi

25
Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon...........

2. Sekresi, Transpor dan Metabolisme dengan sirkulasi enterohepatik kira-kira 70% steroid
Glukokortikoid konyugasi konyugasi diekskresi dalam urin 20%
dalam tinja dan sisanya lewat kulit.
Hormon glukokortikoid sedikit sekali disimpan di
dalam sel korteks adrenal, karena hormon ini selalu 3. Pengaturan Sintesis Glukokortikoid
dilepaskan ke dalam setelah selesai dibuat.
Pelepasan glukokortikoid terjadi dengan periodisitas Sekresi glukokortikoid tergantung pada ACTH yang
yang diatur oleh irama diurnal pelepasan ACTH. selanjutnya diatur oleh Corticotropin Releasing
Glukokortikoid plasma mulai meningkat sesudah Hormone (CRH). Kadar glukokortikoid bebas yang
tengah malam dan mencapai kadar puncak plasma berlebihan melakukan control umpan balik negatif
(kira-kira 15 mikrogram per desiliter) antara pukul (penghambatan) cepat dan lambat pada hipofisa
06.00 sampai pukul 08.00 pagi. Sesudah pukul anterior, hipotalamus atau kedua-duanya. Respon
08.00 pagi sekresi glukokortikoid berangsur menurun cepat kelihatan dengan diikuti tingginya kadar
sebagaimana kadar plasma, dan mencapai titik glukokortikoid selanjutnya timbul aksi glukokortikoid
terendah (kira-kira 6 mikrogram/ desiliter) antara pada membran sel hipotalamus. Efek lambat
pukul 18.00 dan tengah malam. Selama waktu ini tergantung pada kadar absolute glukokortikoid dan
glukokortikoid tidak disekresi terus menerus, sekresi diusahakan pada sel basofilik hipofisa anterior
dalam jumlah besar terjadi pada pagi hari. Kecuali melalui penghambatan produksi mRNA
dalam keadaan stress irama diurnal dilampaui dan proopiomelanokortin (POMC).
kadar glukokortikoid dalam plasma dapat melebihi Perangsangan adrenal dalam waktu cukup lama
25 mikrogram per desiliter. Pada titik ini kapasitas dengan ACTH mengakibatkan peningkatan ukuran
protein pengikat plasma utama meningkat dan dan jumlah sel, serta dapat menentukan besar
globulin pengikat steroid dilampaui serta kadar respon steroidogenik terhadap rangsang ACTH yang
glukokortikoid plasma meningkat. mendadak. Sebaliknya kekurangan ACTH dalam
Glukokortikoid beredar dalam plasma dalam bentuk jangka lama menyebabkan atrofi korteks adrenal,
terikat protein dan bentuk bebas. Protein pengikat penurunan steroidogenesis dan respon yang sangat
utama plasma adalah Cortisol Binding Globulin lambat terhadap ACTH.
(CBG). CBG diproduksi dalam hati. Selama Pelepasan ACTH dan sekresi glukokortikoid terjadi
kehamilan dan keadaan lain dimana estrogen tinggi, melalui pengontrolan oleh input saraf dari sejumlah
terdapat peningkatan pada CBG dengan demikian tempat dalam sistem saraf. Sekresi glukokortikoid
kadar glukokortikoid plasma juga tinggi. Kadar CBG juga dipengaruhi oleh stress fisik dan emosional.
dan glukokortikoid plasma menurun pada penyakit Input dari nucleus amigdala menghambat respon
hati tertentu dan pada kehilangan protein dalam ACTH terhadap stress emosional, kekhawatiran,
jumlah yang besar. CBG banyak mengikat hormon takut dan kecemasan sedangkan serabut
jika glukokortikoid plasma dalam batas normal, spinotalamik dan formasi ini dapat melampaui kedua
apabila glukokortikoid sedikit maka CBG akan sistem umpan balik negatif dan irama diurnal.
berikatan dengan albumin.
Glukokortikoid dan metabolitnya membentuk kira-kira 4. Fungsi Metabolik Glukokortikoid
80% dari 17-hidroksi kortikosteroid dalam plasma
dan 20% terdiri atas kortison dan 11-dioksikortisol. Kehilangan fungsi korteks adrenal mengakibatkan
Setengah dari glukokortikoid beredar dalam kematian jika tidak diberikan terapi pengganti.
metabolit reduksi dihidrogan tetrahidro- yang Kelebihan dan kekurangan hormon ini yang
dihasilkan dari reduksi ikatan rangkap cincin A disebabkan oleh penyakit atau pengobatan dapat
dengan hidrogenase yang memerlukan NADPH dan menyebabkan komplikasi serius yang langsung
dari reduksi 3 keton dengan reaksi dehidrogenase berhubungan dengan aksi metaboliknya.
yang reversibel. Jumlah besar dari senyawa ini juga
dimodifikasi dengan konyugasi pada posisi C3 a. Metabolisme Perantara Glukokortikoid
dengan glukoronida atau dengan sulfat. Modifikasi
ini terutama terjadi dalam hati. Pada manusia Pemberian nama glukokortikoid karena
kebanyakan steroid konyugasi memasuki usus kemampuannya menambah produksi glukosa. Ini
dengan ekskresi empedu dan diserap kembali diselesaikan melalui aksi bersama yang melibatkan

26
Vol 1 No 1 Februari 2008, hlm. 25 -28

sejumlah jaringan, beberapa jalan biokimia kompleks limfosit penekan dan penolong T, dan matabolisme
dan kedua aksi katabolic dan anabolic. antibody. Kebanyakan efek ini memerlukan
glukokortikoid dalam kadar di atas fisiologik,
Glukokortikoid menambah produksi glukosa hati
misalnya dosis yang digunakan untuk mengobati
dengan cara meningkatkan kecepatan
penyakit autoimun dan menekan penolakan
glukoneogenesis; melepas asam amino dan
transplantasi.
menyebabkan hormone lain untuk merangsang
proses metabolic kunci, termasuk glukoneogenesis Kemampuan glukokortikoid dalam menekan respon
dengan efisiensi maksimal. Kecepatan basal peradangan telah banyak diketahui. Glukokortikoid
glukoneogenesis tidak dikurangi pada hewan dapat meningkatkan pelepasan leukosit berinti
adrenalektomi yang diberi makan, tetapi respon banyak dari sumsum tulang, sehingga meningkatkan
hewan ini terhadap katekolamin dan glukagon jumlah leukosit dalam peredaran darah.
terganggu. Hewan adrenalektomi yang diabetes atau Glukokortikoid juga dapat menghambat penumpukan
dalam keadaan puasa atau kekurangan insulin dan lekosit pada tempat peradangan menyebabkan zat-
diperlukan untuk aksi maksimal hormon lain. Hormon zat yang terlibat dalam respon peradangan misalnya
glukokortikoid juga menghambat “uptake” dan prostaglandin dilepaskan dari lekosit. Glukokortikoid
penggunaan glukosa oleh jaringan ekstra hepatic, dapat menghambat proliferasi fibroblast, seperti
sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa produksi kolagen dan fibronektin. Gabungan ini
plasma. bertanggung jawab terhadap kesembuhan luka yang
sukar, bertambahnya kerentanan terhadap infeksi
Pada keadaan normal, efek ini dilawan dengan
dan respon terhadap peradangan khas berkurang
pelepasan insulin yang mempunyai efek berlawanan
dengan kelebihan glukokortikoid.
dengan glukokortikoid. Efek keseimbangan ini
biasanya menghasilkan kadar glukosa darah dalam
c. Fungsi Lain Glukokortikoid
keadaan normal, tetapi dalam keadaan kurang
insulin dapat mengalami hiperglikemia sebagai Selain berfungsi sebagai metabolisme perantara
respon terhadap glukokortikoid. Sebaliknya dalam glukoneogenesis, respon imun dan respon anti
keadaan kurang glukokortikoid akan menyebabkan radang, fungsi metabolic glukokortikoid yang lain
kurangnya produksi glukosa dan kurangnya juga telah banyak diketahui seperti pengaturan
cadangan glikogen serta sangat sensitif terhadap dalam fungsi kardiovaskuler, metabolisme cairan
insulin. dan elektrolit, metabolisme kalsium, pertumbuhan
Hormon glukokortikoid meningkatkan jaringan penyambung, otot dan tulang serta respon
glukoneogenesis dengan meningkatkan jumlah dan terhadap stress.
aktivitas beberapa enzim kunci hati. Enzim
glukoneogenesis yang mempunyai kecepatan KESIMPULAN
terbatas adalah fosfoenolpiruvat karboksilase
(PEPCK). Sintesis PEPCK ditingkatkan oleh Dari pembahasan mengenai hormone glukokortikoid,
glukagon dan sedikit oleh glukokortikoid. Selain dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
berperanan dalam glukoneogenesis, glukokortikoid 1. Hormon glukokortikoid dihasilkan oleh bagian
juga berperanan dalam sintesis glikogen, korteks kelenjar adrenal.
metabolisme lipid dan metabolisme asam nukleat. 2. Hormon glukokortikoid merupakan steroid 21
karbon, disintesis dari kolesterol via
b. Respon Imun dan Respon Anti Radang pregnenolon.
3. Hormon glukokortikoid beredar di dalam plasma
Kadar glukokortikoid yang tinggi dapat menekan dalam bentuk terikat protein dan bentuk bebas.
respon imun hospes. Glukokortikoid dapat 4. Sekresi hormone glukokortikoid tergantung pada
membunuh limfosit dan menyebabkan involusi ACTH dan diatur oleh CRH.
jaringan limfoid. Glukokortikoid mempengaruhi 5. Hormon glokokortikoid berfungsi sebagai
respon proliferasi limfosit terhadap antigen dan metabolisme perantara glukoneogenesis dan
sejumlah kecil terhadap mitogen. Hormon ini juga pemelihara homoestatik lingkungan internal
dapat mempengaruhi beberapa langkah lain dalam tubuh.
respon imun termasuk pengolahan antigen oleh
makrofag, produksi antibody oleh limfosit B, fungsi

27
Aprizal, Mekanisme Dan Regulasi Hormon...........

DAFTAR PUSTAKA

Chaffee E.E., and Greisheimer E.M., 1974, Basic


Physiology and Anatomy, 3rd. Ed., New York:
J.B. Lippincott Co.
Junqueira L.C., and Carneiro J., tanpa tahun,
Histology Dasar, terjemahan oleh Adji
Dharma, 1982, Jakarta : EGC.
Mayes P.A., Granner D.K., and Rodwell V.W., tanpa
tahun, Biokimia, terjemahan oleh Iyan
Darmawan, 1987, Jakarta : EGC.
Norris, D.O., 1980, Vertebrate Endocrinology,
Philadelphia: Lea Fabringer.
Turner, C.D., and J.T. Bagnara, tanpa tahun,
Endokrinologi Umum, terjemahan oleh
Harsoyo, Surabaya: Airlangga University
Press.

28

Anda mungkin juga menyukai