Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ulkus Diabetikum

1. Definisi Ulkus Diabetik (diabetic ulcers)

Ulkus diabetik merupakan salah satu bentuk dari komplikasi kronik

penyakit diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang

dapat disertai adanya kematian jaringan setempat Ulkus diabetik

merupakan luka terbuka pada permukaan kulit akibat adanya

penyumbatan pada pembuluh darah di tungkai dan neuropati perifer akibat

kadar gula darah yang tinggi sehingga klien sering tidak merasakan

adanya luka, luka terbuka dapat berkembang menjadi infeksi disebabkan

oleh bakteri aerob maupun anaerob Ulkus kaki pada klien diabetes

mellitus yang telah berlanjut menjadi pembusukan memiliki kemungkinan

besar untuk diamputasi

2. Klasifikasi Ulkus diabetik

Luka diabetes biasa disebut ulkus diabetikum atau luka neuropati. Luka

diabetes adalah infeksi, ulkus atau kerusakan jaringan yang lebih

dalam yang terkait dengan gangguan neurologis dan vaskuler pada tungkai
Kondisi ini merupakan komplikasi umum yang terjadi pada klien yang

menderita diabetes mellitus. Dua hal yang dapat menyebakan luka diabetes

yaitu adanya neuropati dan penyakit vaskuler

Luka diabetes dengan gangren didefinisikan sebagai jaringan nekrosis

atau jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli pembuluh

darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat

terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang, perlukaan (digigit

serangga, kecelakaan kerja atau terbakar), proses degenerative

(arteriosklorosis) atau gangguan metabolik Pasien diabetes memiliki

kecendrungan tinggi untuk mengalami ulkus kaki diabetik yang sulit sembuh

dan risiko amputasi pada tungkai

bawah, keadaan ini memberi beban sosioekonomi baik bagi pasien dan

masyarakat.

3. Etiologi

Penyebab dari luka diabetes antara lain:

a. Diabetik neuropati

Diabetik neuropati merupakan salah satu manifestasi dari

diabetes

mellitus yang dapat menyebabkan terjadinya luka diabetes. Pada

kondisi ini sistem saraf yang terlibat adalah saraf sensori, motorik

dan otonom. Neuropati perifer pada penyakit diabetes meliitus


dapat menimbulkan kerusakan pada serabut motorik, sensoris dan

autonom.Kerusakan serabut motorik dapat menimbulkan

kelemahan otot, sensoris dan autonom. Kerusakan serabut motorik

dapat menimbulkan kelemahan otot, atrofi otot, deformitas

(hammer toes, claw toes, kontraktur tendon achilles) dan bersama

dengan adanya neuropati memudahkan terbentuknya kalus.

Kerusakan serabut sensoris yang terjadi akibat rusakanya serabut

mielin mengakibatkan penurunan sensasi nyeri sehingga

memudahkan terjadinya ulkus kaki. Kerusakan serabut autonom

yang terjadi akibat denervasi simpatik menimbulkan kulit kering

(anhidrosis) dan terbentuknya fisura kulit dan edema kaki.

Kerusakan serabut motorik, sensoris dan autonom memudahkan

terjadinya artropati Charcot

b. Pheripheral vascular diseases

Pada pheripheral vascular disease ini terjadi karena adanya

arteriosklerosis dan ateoklerosis. Pada arteriosklerosis terjadi

penurunan elastisitas dinding arteri sedangkan pada aterosklerosis

terjadi akumulasi “plaques” pada dinding arteri berupa; kolesterol,

lemak, sel-sel otot halus, monosit, pagosit dan kalsium. Faktor

yang mengkontribusi antara lain perokok, diabetes, hyperlipidemia

dan hipertensi.

c. Trauma
Penurunan sensasi nyeri pada kaki dapat menyebabkan tidak

disadarinya trauma akibat pemakaian alas kaki. Trauma yang kecil

atau trauma yang berulang, seperti pemakaian sepatu yang sempit

menyebabkan tekanan yang berkepanjangan dapat menyebabkan

ulserasi pada kaki.

d. Infeksi

Infeksi adalah keluhan yang sering terjadi pada pasien diabetes

mellitus, infeksi biasanya terdiri dari polimikroba. Hiperglikemia

merusak respon immunologi, hal ini menyebabkan leukosit gagal

melawan patogen yang masuk, selain itu iskemia menyebabkan

penurunan suplai darah yang menyebabkan antibiotik juga efektif

sampai pada luka.

4. Patofisiologi

Neuropati sensori perifer an trauma merupakan penyebab utama

terjadinya ulkus. Neuropati lain yang dapat menyebabkan ulkus adalah

neuropati motorik dan otonom. Neuropati adalah sindroma yang

menyatakan beberapa gangguan pada saraf. Pada pasien dengan diabetes

beberapa kemungkinan kondisi dapat menyebabkan neuropati:

a. pada kondisi hiperglikemia aldose reduktase mengubah glukosa

menjadi sorbitol, sorbitol banyak terakumulasi pada endotel yang

dapat mengganggu suplai darah pada saraf sehingga axon menjadi

atropi dan memperlambat konduksi impuls saraf.


b. pengendapan advanced glycosylation edn-product (AGE-P)

menyebabkan penurunan aktifitas myelin (demielinasi). Neuropati

sensori menyebabkan terjadinya penurunan sensitifitas terhadap

tekanan atau trauma, neuropati motorik menyebabkan terjadinya

kelainan bentuk pada sendi dan tulang. Neuropati menyebabkan

menurunnya fungsi kelenjar keringat pada perifer yang

menyebabkan kulit menjadi kering dan terbentuknya fisura.

Penyakit vaskuler yang terdiri dari makroangiopati dan

mikroangiopati menyebabkan terjadinya penurunan aliran darah

pada organ. Adanya neuropati, penyakit vaskuler dan trauma

menyebabkan terjadinya ulkus pada ekstremitas.

Selain neuropati penyakit peripheral vascular desease (penyakit

vascular perifer) juga menjadi penyebab terjadinya ulkus. Penyakit

vascular perifer terjadi dari dua, yaitu:

a. mikroangiopati yang merupakan kondisi dimana terjadi penebalan

membran basalis kapiler dan peningkatan aliran darah sehingga

menyebabkan edema neuropati.

b. makroangiopati, yaitu terjadinya ateriosklerosis yang

menyebabkan penurunan aliran darah (iskemia). Trauma dan

kerusakan respon terhadap proses infeksi menjadi penyebab


terjadinya luka diabetes selain neuropati dan penyakit vaskuler

perifer.

5. Penilaian ulkus kaki diabetik

Untuk mencegah amputasi kaki dan penyembuhan ulkus

berkepanjangan, maka perlu mengetahui akar penyebabnya. Untuk

mendapatkan data ulkus secara menyeluruh yang akan bermanfaat

didalam perencanan pengobatan, perlu dilakukan penilaian-penilaian ulkus

meliputi :

a. Penilaian neuropati

Riwayat tentang gejala-gejala neuropati, pemeriksaan

sensasitekanan dengan Semmes-Weinstein monofilament 10 g,

pemeriksaan sensasi vibrasi dengan garpu tala 128 Hz.

b. Penilaian struktur

Identifikasi kelainan-kelainan struktur atau deformitas seperti

penonjolan tulang di plantar pedis : claw toes, flat toe, hammer toe,

callus, hallux rigidus, charcot foot.

c. Penilaian vaskuler

Riwayat klaudikasio intermiten, perubahan tropi kulit dan otot,

pemeriksaan pulsasi arteri, ABI, Doppler arteri, dilakukan secara

sistematis. Iskemia berat atau kritis, apabila ditemukan tanda

infeksi, kaki teraba dingin, pucat, tidak ada pulsasi, adanya


nekrosis, tekanan darah ankle < 50 mmHg (Ankle Brachial Index

< 0,5), TcPO2 < 30mmHg, tekanan darah jari < 30mmHg.

d. Penilaian ulkus

Pemeriksaan ulkus harus dilakukan secara cermat,teliti dan

sistematis. Inspeksi harus bisa menjawab pertanyaan, apakah

ulkusnya superfisial atau dalam, apakah mengenai tulang, sehingga

bisa ditetapkan derajat ulkus secara akurat.

6. Klasifikasi dan derajat ulkus kaki diabetic

Ada beberapa klasifikasi derajat ulkus kaki diabetik dikenal saat ini

seperti, klasifikasi Wagner, University of Texas wound

classificationsystem (UT), dan PEDIS ( Perfusion, Extent / size, Depth /

tissue loss, Infection, Sensation ). Klasifikasi Wagner banyak dipakai

secara luas, menggambarkan derajat luas dan berat ulkus namun tidak

menggambarkan keadaan iskemia dan pengobatan. Kriteria diagnosa

infeksi pada ulkus kaki diabetik bila terdapat 2 atau lebih tanda-tanda

berikut : bengkak, indurasi, eritema sekitar lesi, nyeri lokal, teraba hangat

lokal, adanya pus .Infeksi dibagi dalam infeksi ringan (superficial, ukuran

dan dalam terbatas), sedang (lebih dalam dan luas), berat (disertai tanda-

tanda sistemik atau gangguan metabolik). Termasuk dalam infeksi berat

seperti gas gangren, selulitis asenden, terdapat sindroma kompartemen,

infeksi dengan toksisitas sistemik atau instabilitas metabolik yang

mengancam kaki dan jiwa pasien


Klasifikasi Wagner

a. Grade 0 Tidak ada ulkus pada penderita kaki risiko tinggi.

b. Grade I Ulkus superfisial terlokalisir.

c. Grade II Ulkus lebih dalam, mengenai tendon, ligamen, otot,sendi, belum

mengenai tulang, tanpa selulitis atau abses.

d. Grade III Ulkus lebih dalam sudah mengenai tulang sering komplikasi

osteomielitis, abses atau selulitis.

e. Grade IV Gangren jari kaki atau kaki bagian distal. Grade V Gangren

seluruh kaki.

1. Tarwoto dkk. (2015). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: Trans Info

Media.

2. Soegondo, S. (2017). Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu,edisi 2.

Jakarta: Balai penerbit FKUI.

3. Rendy M, C. (2015). Asuhan keperawatan medikal bedah dan penyakit

dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai