Anda di halaman 1dari 19

Nama : Fransiska Irma Sari

Nim : 084170011

TUGAS 7

PENELITIAN TINDAKAN

1. Coba jelaskan konsep penelitian tindakan, bedanya dengan penelitian lain

2. Jelaskan teori penelitian tindakan kritis, dan teori pascamodern bedanya dengan yang lain

3. Jelaskan kelebihan langkah-langkah penelitian dari Deborah South dari langkah-langkah


model lain.

4. Susunlah sebuah kerangka dasar penelitian tindakan yang baik dalam pendidikan.

5. Coba susun sebuah contoh langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan dalam bidang
kurikulum.

Penyelesaian

1. Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk dari penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara profesional.Ciri-ciri
PTK yang membedakan dengan penelitian lain yaitu
 Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik
yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan.
Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam
praktik pembelajaran yang dilakukannya. Contoh: (a) Guru merasa risau karena hasil
ketika latihan menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus
matematika; (b) Pertanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh siswa; (c) Pekerjaan
rumah yang tidak pernah diselesaikan.
 Self-refleksitive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan
penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain
sebagai responden.
 Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelasnya sendiri, sehingga proses
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam
melakukan interaksi
 Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, sehingga PTK dikenal adanya siklus
pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan – observasi – refleksi- revisi.
Kunci utama PTK adalah adanya action (tindakan) yang berulang-ulang.

Perbandingan PTK dan Non PTK


No Aspek PTK Non PTK
1 Peneliti Guru Orang luar
2 Rencana
peneliti
Oleh guru Oleh peneliti
3 Munculnya
masalah
Dirasakan oleh guru Dirasakan oleh orang luar
4 Sifat Adanya tindakan untuk
perbaikan
Belum tentu ada tindakan
perbaikan
5 Peran guru Sebagai guru dan peneliti Sebagai obyek penelitian
6 Tempat Kelas Kelas
7 Pengumpulan
data
Oleh guru sendiri atau
bantuan orang lain
Oleh peneliti
8 Hasil
penelitian
Langsung dimanfaatkan
guru dan dirasakan oleh
kelas
Menjadi milik peneliti dan
belum tentu dimanfaatkan
oleh guru
9 Pendekatan Menggunakan penelitian
kualitatif menggambarkan
apa yang sedang berjalan
dan ditujukan untuk untuk
mengetahui dampak dari
kegiatan yang dilakukan
Menggunakan penelitian
kualitatif dan kuantitatif
dengan menguji signifkansi
statistik, hubungan sebab
akibat antar variabe
Perbandingan PTK dan Non PTK
No Aspek PTK Non PTK
1 Peneliti Guru Orang luar
2 Rencana
peneliti
Oleh guru Oleh peneliti
3 Munculnya
masalah
Dirasakan oleh guru Dirasakan oleh orang luar
4 Sifat Adanya tindakan untuk
perbaikan
Belum tentu ada tindakan
perbaikan
5 Peran guru Sebagai guru dan peneliti Sebagai obyek penelitian
6 Tempat Kelas Kelas
7 Pengumpulan
data
Oleh guru sendiri atau
bantuan orang lain
Oleh peneliti
8 Hasil
penelitian
Langsung dimanfaatkan
guru dan dirasakan oleh
kelas
Menjadi milik peneliti dan
belum tentu dimanfaatkan
oleh guru
9 Pendekatan Menggunakan penelitian
kualitatif menggambarkan
apa yang sedang berjalan
dan ditujukan untuk untuk
mengetahui dampak dari
kegiatan yang dilakukan
Menggunakan penelitian
kualitatif dan kuantitatif
dengan menguji signifkansi
statistik, hubungan sebab
akibat antar variabe

2. Teori penelitian tindakan kritis (critical action research) sendiri diambi dari tubuh ilmu
“teori kritis” yang menjadi bidang ilmu yang mendasarinya, penelitian tindakan kritis dan
teori kritis dalam ilmu-ilmu sosial dan humanities juga didasari oleh batang ilmu atau teori
yang sama yaitu pasca modernisme (postmodernism). Pascamodernisme memliki
pandangan yang berbeda dengan metode ilmiah tradisonal tentang konsep kebenran dan
objektvitas. Menurut pandangan pascamodernisme kebenaran itu relatif, kondinsional dan
situasional, dan pengetahuan itu dihasilkan oleh pengalaman terdahulu. Penelitian dalam
mendidik dan kurikulum umpamanya adalah sesuatu yang dilakukan dalam proses
pendidikan dan kurikulum, bukan terhadap pendidikan dan kurikulum. Menurut
pandangan pascamodern penelitian-penelitian biasa kurang memberikan sumbangan
terhadap perbaikan praktik. Penelitian biasa memberikan saran-saran bagi perbaikan
praktik. Penelitian biasa memberikan saran-saran bagi perbaikan praktik pelaksanaan
kurikulum dan pengajaran, tetapi penelitian tindakan dengan kondisi dan situasi nyata.

3. Deborah South (2000) menyebut langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian


tindakan dialektik (dialectic action research) yang terdiri atas empat langkah yaitu:
Indentifikasi suatu daerah fokus masalah, pengumpulan data, analisis data interprestasi
data, perencanaan tindakan.

4. Sebuah kerangka dasar penelitian tindakan sbb :


BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Maslah
C. Tujuan pnelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Hipotesis Tindakan

BAB II Kajian Pustaka


A. Kajian teori
B. Hasil penelitian terdahulu

BAB III Metode Penelitian


A. Subyek Penelitian ( Tempat, waktu, lokasi dan subjek penilitian.)
B. Rancangan Penelitian (gambar alur PTK dan penjelasannya)
C. Prosedur Penelitian (Langkah-langkah penilitian)

Siklus 1
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
c) Pengumpulan data (Observasi)
d) Refleksi

Siklus 2
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
c) Pengumpulan data (Observasi)
d) Refleksi

D. Data dan Sumber data


E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik analisis data

BAB IV Hasil Penelitian dan pembahasan


A. Hasil Penelitian
1. Paparan data pada siklus I
a) data tentang rencana
b) pengamatan pelaksanaan
c) refleksi
d) Upaya perbaikan keberhasilan, kegagalan lengkap dengan data.
2. Paparan data pada siklus II
a) data tentang rencana
b) pengamatan pelaksanaan
c) refleksi
d) Upaya perbaikan keberhasilan, kegagalan lengkap dengan data.
B. Pembahasan dari setiap siklus

BAB V Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
B. Saran

Lampiran-lampiran
1. Lampiran 1 RPP Kurikulum 13 pada siklus I
2. Tes/soal Evaluasi
3. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
4. Lembar Penilaian siswa
5. Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) Lembar Penilaian Desain Pembelajaran
Siklus I (Format observasi pada guru pada desian pembelajaran)
6.Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) Lembar Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I (Format observasi pada guru pada pelaksanaan pembelajaran)
7. Lembar observasi siswa
8. Lampiran 2 RPP Kurikulum 13 pada siklus II
9. Tes/soal Evaluasi
10. Lembar Kegiatan Peserta Didik (Lembar Penilaian siswa pada siklus II
11. Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) Lembar Penilaian Desain
Pembelajaran

Siklus II (Format observasi pada guru pada desian pembelajaran)


1. Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) Lembar Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II (Format observasi pada guru pada pelaksanaan pembelajaran)
2. Lembar observasi siswa pada siklus II
3. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
4. Berita acara
5. Daftar Hadir Publikasi
6. Format kesediaan teman sejawat dalam penyelenggaran PTK
7. Surat pernyataan mengenai teman sejawat yang membantu pelaksanaan PTK

5. Langkah-langkah penelitian tindakan dijelaskan dalam literatur berbeda dalam beberapa


hal, namun memiliki elemen umum, seperti dapat dilihat dalam karya Stringer (2008),
Johnson (2008) dan Mertler (2009). Menggambarkan proses lebih lengkap dalam (Ary,
2010:518-519):
 Refleksi. Pengalaman dan persepsi yang digunakan untuk mengidentifikasi area fokus
berdasarkan masalah. Waktu diambil untuk meninjau apa yang telah diketahui tentang
masalah atau fokus daerah dan mempelajari lebih lanjut tentang masalah ini. Ini
mungkin termasuk tinjauan literatur. Tahap ini juga disebut sebagai mengidentifikasi
dan membatasi topik.
 Rencana. Sebuah rencana yang dikembangkan untuk melakukan tindakan dan / atau
digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data dalam rangka untuk mengamati
atau menangkap pengalaman atau memantau praktek tersebut. Dalam tahapan ini
pertanyaan penelitian dan metode dieksplisitkan.
 Tindakan. Peneliti menerapkan rencana atau mengubah praktek dan mengumpulkan
data. Data dapat dikumpulkan dari berbagai sumber.
 Observasi. Peneliti mensintesis dan menganalisis data. Isu utama yang berkaitan dengan
masalah diidentifikasi. Hal ini menyebabkan refleksi sekali lagi.
 Refleksi. Peneliti merefleksikan dan menginterpretasikan informasi dan
mengkomunikasikan atau melaporkan ini kepada orang lain. Sebuah pemahaman baru
tentang sifat dasar masalah tersebut dikembangkan. Tindakan yang diambil dan suatu
area baru dalam fokus teridentifikasi.
 Rencana. Sebuah rencana baru tindakan yang dikembangkan untuk mengatasi atau
menyelidiki masalah.
 Tindakan. Sebuah tindakan baru diambil dan data dikumpulkan (mungkin tipe data
yang sama atau mungkin sesuatu yang berbeda).
 Data baru dianalisis, disintesis, dan diinterpretasikan. Peneliti kemudian mengulangi
kembali ke dalam proses refleksi.

TUGAS 8

PENELITIAN PENGEMBANGAN

1. Coba jelaskan fungsi dan kelebihan penelitian pengembangan dibandingkan dengan


penelitian lain.
2. Jelaskan langkah-langkah penelitian pelaksanaan penelitian pengembangan menurut Borg
and Goll.
3. Identifikasikan produk yang bisa dikembangkan dalam pendidikan dan kurikulum
pembelajaran.
4. Jelaskan pentingnya studi literatur dalam penelitian pengembangan.

5. Jelaskan kegiatan yang dilakukan pada studi pendahuluan lapangan.

6. Jelaskan langkah pemilihan sampel pada uji coba terbatas dan uji coba luas
7. Buatlah desain eksperimen bagi pengujian akhir produk.

8. Susunlah sebuah rancangan lengkah penelitian pengembangan.

PENYELESAIAN

1. Penelitian pengembangan adalah serangkaian metode riset yang digunakan untuk


menghasilkan suatu prodak tertentu seperti prototipe, desain, materi pembelajarn, media,
strategi, alat evaluasi pendidikan dalam pembelajaran. Menurut Borg and
Gall (1989), educational research and development is a process used to develop and
validate educational product, artinya bahwa penelitian pengembangan pendidikan (R&D)
adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah
produk yang sudah ada melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas
permasalahan praktis. Sukmadinata (2008), mengemukakan bahwa penelitian dan
pengembangan (R&D) merupakan pendekatan penelitian untuk menghasilkan produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk yang dihasilkan bisa
berbentuk software maupun hardware.Produk software seperti program untuk pengolahan
data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model
pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dan sebagainya.
Sedangkan produk hardware seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan
laboratorium, paket, atau program pembelajaran. Penelitian dan pengembangan berbeda
dengan penelitian biasa yang hanya menghasilkan saran-saran bagi perbaikan, penelitian
dan pengembangan menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan.
2. a. Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,
penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk melakukan analisis
kebutuhan ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi pengembangan produk
dan pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM yang kompeten dan
kecukupan waktu untuk mengembangkan.Adapun studi literatur dilakukan untuk
pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan, dan ini dilakukan
untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan dengan
pengembangan produk yang direncanakan. Sedangkan riset skala kecil perlu dilakukan
agar peneliti mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.

b. Planning (perencanaan)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian
tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam
lingkup terbatas.

c. Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)


Langkah ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan (desain
hipotetik), penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses
penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di
lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan pembelajaran, proses
pembelajaran dan instrumen evaluasi.

d. Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)

Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji lapangan awal
terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi desain maupun pihak-
pihak yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga
diperoleh desain layak, baik substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di
1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji
coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. Pengumpulan data
dengan kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
e. Main Product Revision (revisi hasil uji coba)

Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan
terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba
lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak
dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada evaluasi
terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat perbaikan internal.

f. Main Field Testing (uji lapangan produk utama)


Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas desain
produk, uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen
model penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang efektif, baik
dari sisi substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misalnya dilakukan di 5
sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data tentang dampak
sebelum dan sesudah implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data
kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan
model yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin
dibandingkan dengan kelompok pembanding.

 g. Operational Product Revision (revisi produk)


Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan berdasarkan
masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan perbaikan
kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama.
Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih
memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan
sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan
adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal. Penyempurnaan
produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan kuantitatif.

h. Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)


Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji efektivitas dan
adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan adabtabilitas desain melibatkan
para calon pemakai produk. Hasil uji lapangan berupa model desain yang siap
diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Misal uji ini dilakukan di 10
sampai 30 sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
angket, wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis.

i. Final Product Revision (revisi produk final)


Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat
efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai "generalisasi" yang dapat diandalkan. Penyempurnaan didasarkan
masukan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas.

j. Disemination and Implementasi (Desiminasi dan implementasi)


Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum
profesional di dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan.
Penerbitan produk untuk didistribusikan secara komersial maupun free untuk
dimanfaatkan oleh publik. Distribusi produk harus dilakukan setelah melaluiquality
control. Disamping harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh
publik untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk

3. -Produk dikembangkan berdasarkan hasil analisis kebutuhan.

-Produk dikembangkan dengan cara perancangan dan melakukan uji coba.

-Uji coba yang dilaksanakan adalah uji pakar dan uji empiris.

-Produk yang dihasilkan berupa inovasi yang dapat dimanfaatkan untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan
data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.Menurut Danial
dan Warsiah Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan dengan masalah dan
tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai
teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti sebagai bahan
rujukan dalam pembahasan hasil penelitian. Pentingnya studi literatur dalam penelitian
pengembangan suatu pendidikan yang diyujukan untuk menemukan konesp-konsep atau
landasan teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan, terutama produk
yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software, dan sejenisnya memiliki
dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang
mendukung suatu produk perlu dilakuakan kajian literetur secara intesnsif. Melalui studi
leteratur juga dikaji ruang lingkup suatau produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi
pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta
keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui
langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.

5. a. Menemukan dan memppelajari literature-literatur atau tulisan yang berkaitan tentang


permasalahanyang akan diteliti. (contoh : buku, majalah,, makalah, skripsi, dll)

b. Bertanya/konsultasi dengan orang lain, misalnya dosen, atau kawan yang dapat
membantu untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

c. Kunjungi tempat/ lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian. Kumpulkan data-data
yang dianggap penting.

6. Langkah-langkah pemilihan sampel pada uji coba terbatas dan uji coba luas, ada dua
langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas dan langkah kedua uji coba lebih
luas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba melaksanakan
pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiata pembelajaran,
peneliti melakuakan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan guru, baik hal-
hal baik maupun kekurangan, kelemahan, kesalahan, dan penyimpangan yang dilakuakan
guru.

7. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan pembelajaran kooperatif,pembelajaran konstektual dan pembelajaran
konvesional
Pembelajaran dengan model kooperatif

Kel. Eksperimen I X1 O1
Ketiganya
Kel. Eksperimen II X2 O2 diuji beda

Kel. Kontrol X3 O3

Pembelajaran dengan
model konvensional

Pembelajaran dengan pendekatan


kontekstual
Gambar
Desain Penelitian Perbedaan Hasil Belajar antara Kelompok
Eksperimen I,II, dan Kontrol

8. Menurut Sugiyono (2011:408) langkah-langkah pelaksanaan strategi penelitian dan


pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu dan untuk menguji
keefektifan produk yang dimaksud, adalah :
a. Potensi dan masala
Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang
diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan
pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan
sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat
dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan
data empirik.Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti
sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang
efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
b. Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu
dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan
teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan, terutama produk yang
berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki
dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori
yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui
studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-
kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara
optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk
mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
c. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-
macam. Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang
dapat dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat
energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Desain
produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai
pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk
memulainya. Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum
terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.
d. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk,
dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau
tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.Validasi produk dapat dilakukan
dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar
diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan
dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum
diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut,
berikut keunggulannya.
e. Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya,
maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba
untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain
adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
f. Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus
dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.
Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
g. Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja
sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat
signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.
h. Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu
penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan
dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru
tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk
perbaikan lebih lanjut.
i. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat
kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu
mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
j. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan
efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk
mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila
berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.

TUGAS 9

PENELITIAN EKSPERIMEN

1. Coba jelaskan konsep penelitian eksperimen, apa bedanya dengan penelitian lain.

2. Jelaskan disertai contoh macam-macam variabel dalam penelitian eksperimen.


3. Bagaimana peleksanaan penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan, kurikulum dan
pembelajaran.
4. Jelaskan faktor yang berhubungan dengan validitas internal.
5. Jelaskan faktor yang berhubungan dengan validitas eksternal.
6. Susunlah sebuah rancangan penelitian eksperimen murni dalam bidang kurikulum atau
pembelajaran.
7. Buatlah sebuah rancangan penelitian eksperimen kuasi dalam bidangn kurikulum dan
pembelajaran.

PENYELESAIAN

1. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan


sebab akibat dari satu atau lebih variabel terikat dengan melakukan manipulasi variabel
bebas pada suatu keadaan yang terkendali (variabel kontrol).Dalam penelitian eksperimen,
peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
perlakuan.Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian yang
berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat.

2. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011: 90), penelitian eksperimen memiliki tiga variabel
yaitu variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent) dan variabel control.
Variabel independen merupakan variabel yang kedudukannya memberi pengaruh terhadap
variabel dependen, dapat dimanipulasi, di ubah, atau diganti. Sedangkan variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel kontrol
adalah variabel yang tidak diberi perlakuan/ eksperimen namun selalu diikutsertakan
dalam proses penelitian.
a. Dalam penelitian eksperimen, variabel independen adalah perlakuan (treatment) .
Contohnya adalah pengaruh jumlah pupuk terhadap hasil produksi jagung manis.
Dalam penelitian tersebut maka yang berperan sebagai variabel bebas adalah pupuk.
b. variabel dependen adalah karakteristik yang diukur setelah mendapat perlakuan.
Variabel terikat berupa karakteristik sebjek sebelum mendapat perlakuan. Contohnya
adalah pengaruh jumlah pupuk terhadap hasil produksi jagung manis. Dalam hal ini
yang berperan sebagai variabel terikat adalah tanaman.
c. variabel kontrol adalah karakteristik kelompok subjek yang tidak diberi perlakuan
tetapi turut diukur atau diambil datanya sebelum maupun sesudah
eksperimen. Contohnya adalah pengaruh jumlah pupuk terhadap hasil produksi
jagung manis. Dalam penelitian tersebut maka yang berperan sebagai variabel
kontrolnya adalah tanah, cahaya matahari dan air.

3. Untuk melaksanakan suatu eksperimen yang baik, kita perlu memahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang
berkaitan dengan pola-pola eksperimen (design experimental), maupun penentuan
kelompok eksperimen dan kontrol, bagaimana kondisi kedua kelompok sebelum
eksperimen dilaksanakan, cara pelaksanaannya, kesesatan kesesatan yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen, cara pengumpulan data,dan teknik analisis statistik yang
tepat digunakan. Hal itu semua, para guru dapat mempelajari, mempersiapkan dan
melaksanakan kegiatan penelitian itu,tanpa meninggalkan tugas sehari-hari di kelas.
Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-variabel minimal satu
hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi.
Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan variabel terikat sudah
ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Dalam bidang pembelajaran
misalnya yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas antara lain: metode mengajar,
macam-macam penguatan, frekuensi penguatan, sarana-prasarana pendidikan, lingkungan
belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan
variabel terikat antara lain: hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian
siswa.Dalam beberapa penelitian pendidikan paling banyak dipilih adalah bentuk quasi
experimental design karena bentuk penelitian eksperimen ini paling cocok dengan kasus
penelitian bidang pendidikan yang subjeknya adalah manusia (siswa atau guru) yang sulit
untuk dikontrol secara penuh. Quasi experimental design hadir untuk menjawab kesulitan
didalam melakukan kotrol akibat tidak berfungsinya kelompok kotrol dalam mengontrol
adanya variabel luar yang berpengaruh di dalam eksperimen.

4.
a. Histori. Kejadian-kejadian khusus yang terjadi antara pengukuran pertama dan kedua

yang mempengaruhi penelitian.

b. Maturasi. Proses yang dialami subyek seiring berjalannya waktu, seperti lapar, haus,

dan sakit.
c. Pengujian. Pengaruh pengalaman mengerjakan preexperimental measurentment

terhadap skor subyek pada posttest.

d. Instrumentasi. Perubahan hasil pengukuran akibat perubahan penerapan alat ukur, dan

perubahan pengamat.

e. Regresi statistik. Statistical regression terjadi jika kelompok-kelompok dipilih

berdasarkan skor ekstrim.

f. Bias dalam seleksi. Bias yang terjadi karena perbedaan seleksi subyek pada kelompok

pembanding.

g. Subjek keluar. Kehilangan subyek dari satu atau beberapa kelompok yang dipelajari

yang terjadi selama penelitian berlansung.

h. Difusi atau imitasi perlakuan. Terjadi interaksi pada kedua kelompok sehingga salah

satu anggota kelompok dapat mempelajari apa yang dipelajari anggota kelompok

lainnya.

i. Demoralisai. Dapat terjadi bahwa individu tidak memperoleh perlakuan yang sama dan

meminta perlakuan yang sama dengan yang lainnya.

j. Interaksi kematangan dengan seleksi. Dapat terjadi dalam desain quasi eksperimental,

yang dalam hal ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara

acak tetapi kelompok-kelompok utuh yang ada sebelumnya (Latipun. 2006: 77).

5. Menurut Cook dan Campbell (dalam Latipun. 2006: 79), ada beberapa yang
mempengaruhi validitas eksternal, diantaranya adalah:
1. Interaksi seleksi dan perlakuan. Berkaitan dengan populasi yang ditargetkan. Karena
itu seleksi sampel dilakukan dari populasi yang jelas.
2. Interaksi kondisi dan perlakuan. Berkaitan dengan tempat kondisi subyek penelitian.
3. Histori dan perlakuan. Penelitian eksperimen biasanya dilakukan dalam waktu yang
pendek dan pada saat yang khusus sebagaimana yang dipilih oleh peneliti.
6. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimental diberi perlakuan sedangkan kelompok
kontrol tidak. Pada kedua kelompok diawali dengan pratest, dan setelah pemberian
perlakuan diadakan pengukuran kembali (pascatest). Subjek yang dipilih  pada racangan
penelitian ini menggunakan tekhnik acak. Skema model penelitian ini adalah: 
Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (The
randomized pretest-posttest contol group design).

Grup Pratest Variabel terikat Posttest


(R) Eksperimental Y1 X Y2

(R) Kontrol Y1 - Y2

7. Adapun desain penelitiannya menurut Arikunto (2002:79) adalah sebagai berikut:


Kelompok Eksperimen Pretest Treatment Posttest
Kelompok 1 T1 XST T2

Kelomppok 2 T1 XTGT T2

Ket: T1 = pretest T2= post test

XST=kelas dengan metode sortir kartu XTGT=kelas dengan metode tipe TGT

Anda mungkin juga menyukai