Anda di halaman 1dari 11

PERTANYAAN DARI KELOMPOK C DI JAWAB OLEH KELOMPOK D

Kasus I
Skenario kasus enfasilitis :
Seorang anak datang ke RS dengan keluhan mengalami demam dan kejang di tangan kiri
selama ±15 menit , anak masih dalam keadaan sadar. Sebelum masuk IGD mata kanan anak
berkedip-kedip selama 15 menit. Anak tidak mengalami penurunan kesadaran.

Soal !
1. Tuliskan data yang di dapat dari kasus di atas !
Jawaban :
 Kesadaran compos mentis
 Keluhan utama : deman dan kejang ditangan kiri selama 15 menit
2. Sebutkan diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada kasus di atas sesuai dengan
diagnosa prioritas!
Jawaban :
 Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan kejang dan perubahan status
mental
3. Tuliskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada kasus enfasilitis !
Jawaban :
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan CT scan
 Pemeriksaan serologis
PERTANYAAN KELOMPOK D DI JAWAB OLEH KELOMPOK E

Kasus I
Skenario kasus enfasilitis :
1. Anak “ S”demam dengan (suhu 40 oC) disertai muntah-muntah ,2 hari sebelumnya di-
rawat  rumah sakit Muhamadiyah Lamongan,selama dirumah sakit Muhamadiyah  anak
mengalami kejang sebanyak 5 kali dengan lama kejang ± 10 menit setiap kali kejang serta
mata melihat terus keatas,kedua telapak kaki kaku setalah kejang, anak tidak sadarkan diri
selama 4 hari dirawat diRS.Muhamadiyah panas terus tinggi (> 38 oC) selama 7 hari kemudian
berangsur turun, anak kemudian dirujuk ke RS “D” setelah dirawat selama 14 hari di
RS.Muhamadiyah,lamongan. Anak”S” sudah 4 kali sebelum dirawat diRS  dengan keluhan
muntah-muntah disertai badan panas. Sejak umur 1 bulan anak sering sakit flu/batuk dan
pilek juga sering muntah,  Tak ada  keluarga yang menderita sakit paru,jantung,hipertensi,DM
atau seperti yang dialami klien, Ibu tidak pernah sakit selama kehamilan dan,teratur
kePuskesmas untuk dikontrol serta mendapat vitamindan ,tidak menggunakan obat-obatan
dan jamu.Kelahiran/Natal     :Kehamilan 9 bulan/aterm,BB= 3 kg,lahir spontan ditolong oleh
bidan dipoliklinik RS,langsung menangis.Pasca kelahiran/post natal ASI terus diberikan
didampingi PASI sampai sebelum anak sakit.anak diasuh oleh ayah dan i bunya, anak sering
sakit flu,pilek dan batuk.

- Pertayaan
1. Sebutkan faktor dan gelaja terjadinya ensefalitis ?
2. Tuliskan pemeriksaan apa saja perlu pada kasus ensefalitis ?
3. Apa kemungkinan yang bisa terjadi jika kasus ensefalitis lambat di tangani ?
JAWABAN :

1. A. Gejala-gejala umum dari ensefalitis menyerupai gejala flu atau infeksi perut,
seperti:

 Demam
 Sedikit sakit kepala
 Nyeri sendi atau otot
 Kelelahan atau kehilangan indera pengecap
 Perubahan mental, seperti linglung, mengantuk, disorientasi
 Kejang
 Perubahan mendadak pada perilaku dan kepribadian
 Kehilangan penglihatan
 Gangguan pada pendengaran atau bicara
 Mual atau muntah
 Tangis yang tidak terkendali pada bayi

B. Berikut ini hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kondisi ensefalitis Anda:

 Infeksi: infeksi virus dapat menyebabkan peradangan secara langsung. Walau jarang terjadi,
radang otak dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit.
 Riwayat infeksi sebelumnya: peradangan dapat muncul kembali setelah sistem imun bereaksi
terhadap infeksi sebelumnya.
 Autoimun: apabila sistem imun bereaksi pada penyebab lainnya seperti tumor, hal tersebut
dapat menyebabkan peradangan.
 Kondisi kronis seperti HIV dapat menyebabkan peradangan secara bertahap.
 Virus seperti herpes simplex virus, enteroviruses, virus yang dibawa nyamuk, virus yang
dibawa kutu atau virus rabies.

2. Pemeriksaan pada ensefalitis

 Pada pemeriksaan fisik dilihat tanda-tanda penyakit sistemik seperti dijumpai adanya rash,
limfeadenopati, meningismus, ( kekakuan leher), penurunan kesadaran, peningkatan tekanan
intracranial yang ditandai dengan adanya papil edema, tanda- tanda neurologis fokal seperti
kelemahan, gangguan berbicara, peningkatan tonus otot, dan hiperreflieks ekstensor plantaris.
 Pemeriksaan pencitraan seperti CT (computerizedtomography) scan atau MRI
(magneticresonanceimaging) scan digunakan untuk mendeteksi peradangan otak dan
membantu dokter mengatasi kondisi lain, seperti stroke atau tumor otak.
 Analisis cairan tulang belakang dilakukan dengan pungsi lumbal untuk melihat adanya
peningkatan sel darah putih dan protein, bakteri atau virus.
 Electroencephalogram (EEG) dilakukan untuk mengukur elektrik pada otak.
 Tes darah untuk mengidentifikasi virus yang menyebabkan radang otak.

3. Jika ensefalitis terlambat ditangani dapat terjadi penurunan kesadaran bahkan


bisa teejadi kematian jika tidak segera ditangani
PERTANYAAN KELOMPOK D DI JAWAB OLEH KELOMPOK E

Kasus II
Skenario kasus stroke hemoragik :
1. Tn “S” umur 56 th dirawat di bagian saraf RS jakarta karena tidak bisa berjalan
yang disebabkan kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kanan yang terjadi se1ara
tiba/tiba"Kurang lebih 1 jam- saat Tn”S” beraktivitas- tiba/tiba mengalami kelemahan pada
lengan dan tungkai sesisi tubuh sebelah kanan- tanpa disertai penurunan kesadaran" Saat
mengalami sakit kepala mual-muntah tidak ada tidak disertai kejang" Tidak terdapat
gangguan rasa pada sesisi tubuh yang mengalami kelemahan" Tn”S” sehari/hari
menggunakan lengan kanan untuk beraktivitas" Tn”S” tidak dapat mengungkapkan isi
pikirannya se1ara lisan- tulisan dan isyarat" Saat Tn” S”
berbicara- mulutnya mengot ke arah kanan  dan tidak mengalami jantung yang berdebar/debar
disertai sesak nafas"Tn”S” memiliki riwayat darah tinggi sejak C < tahun yang lalu- penderita
tidak rutin minum obat dikontrol secara teratur" riwayat penyakit diabetes mellitus tidak
ada"riwayat trauma tidak ada- riwayat penyakit jantung sebelumnya tidak ada"Penyakit
seperti ini dialami untuk pertama kalinya"
- Pertanyaan
1. Dari kasus diatas data apa perlu di lengkapi ?
2. Apa saja faktor penyebab terjadinya struk ?
3. Tuliskan diagnosa yang tepat pada kasus diatas!

JAWABAN :
1. Data yang harus dilengkapi yaitu pemeriksaan fisik pada kardiovasikuler dan data
penunjang seperti hasil laboratorium , EKG
2. Faktor penyebab terjadinya stroke
- Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan
pengerasan dan penyumbatan arteri. Secara medis, tekanan darah di atas 140/90
mmHg tergolong dalam penyakit hipertensi. Penderita hipertensi memiliki risiko
stroke empat hingga enam kali lipat dibandingkan orang yang tanpa hipertensi.
Sekitar 40 hingga 90 persen pasien stroke ternyata menderita hipertensi sebelum
terkena stroke.
- Penyakit Jantung. Terutama penyakit yang disebut atrialfibrilation, yakni penyakit
jantung dengan denyut jantung yang tidak teratur di bilik kiri atas. Denyut jantung di
atrium kiri ini mencapai empat kali lebih cepat dibandingkan di bagian-bagian lain
jantung. Ini menyebabkan aliran darah menjadi tidak teratur dan secara insidentil
terjadi pembentukan gumpalan darah. Gumpalan-gumpalan inilah yang kemudian
dapat mencapai otak dan menyebabkan stroke. Pada orang-orang berusia di atas 80
tahun, atrialfibrilation merupakan penyebab utama kematian pada satu di antara
empat kasus stroke.
- Penyakit jantung lainnya adalah cacat bentuk katup jantung (mitralvalvestenosis
atau mitralvalvecalcification). Juga cacat pada bentuk otot jantung, misalnya PFO
(patent foramen ovale) atau lubang pada dinding jantung yang memisahkan kedua
bilik atas. Secara alami, gumpalan dalam darah biasanya disaring dalam paru-paru,
tetapi karena berlubang, dinding jantung dapat meloloskan gumpalan darah itu
sehingga tidak melalui paru-paru tetapi langsung menuju pembuluh di otak sehingga
menyebabkan stroke.

- Cacat katup jantung lainnya adalah ASA (AtrialSeptalAneurysm) atau cacat bentuk
kongenital (sejak lahir) pada jaringan jantung, yakni penggelembungan dinding
jantung ke arah salah satu bilik jantung. PFO dan ASA seringkali terjadi bersamaan
sehingga memperbesar risiko stroke.

- Masih ada dua cacat jantung yang nampaknya meningkatkan risiko stroke tanpa
penyebab yang jelas. Yang pertama adalah pembesaran atrial kiri- bilik jantung kiri
yang lebih besar dari ukuran normal- sehingga irama jantung menjadi pincang.
Lainnya adalah ventricularhypertrophy kiri, di mana dinding kamar jantung kiri lebih
tebal sehingga kurang elastis memompa darah.

- Diabetes. Penderita diabetes memiliki risiko tiga kali lipat terkena stroke dan
mencapai tingkat tertinggi pada usia 50-60 tahun. Setelah itu, risiko tersebut akan
menurun. Ada faktor penyebab lain yang dapat memperbesar risiko stroke, seperti 40
persen penderita diabetes yang pada umumnya juga mengidap hipertensi.

- Kadar kolesterol darah. Penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya lemak jenuh
dan kolesterol seperti daging, telur, dan produk susu dapat meningkatkan kadar
kolesterol dalam tubuh dan berpengaruh pada risiko aterosklerosis (penyumbatan dan
penebalan pembuluh darah). Kadar kolesterol di bawah 200 mg/dl dianggap aman,
sedangkan di atas 240 mg/dl sudah berbahaya dan menempatkan seseorang pada
risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

- Merokok merupakan faktor risiko stroke yang sebenarnya paling mudah diubah.
Perokok berat menghadapi risiko lebih besar dibandingkan perokok ringan. Merokok
melipatgandakan risiko stroke iskemik, terlepas dari faktor risiko yang lain, dan dapat
juga meningkatkan risiko stroke hemoragik hingga 3,5 persen. Perlu diketahui bahwa
merokok memicu produksi fibrinogen (faktor penggumpal darah) lebih banyak.

- Alkohol berlebihan. Secara umum, peningkatan konsumsi alkohol meningkatkan


tekanan darah sehingga memperbesar risiko stroke, baik yang iskemik maupun
hemoragik. Tetapi, konsumsi alkohol yang tidak berlebihan dapat mengurangi daya
penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya aspirin. Dengan demikian,
konsumsi alkohol yang cukup justru dianggap dapat melindungi tubuh dari bahaya
stroke iskemik.

- Obat-obatan terlarang. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan


senyawa olahannya dapat menyebabkan stroke. Kokain juga menyebabkan gangguan
denyut jantung (arrythmia) atau denyut jantung jadi lebih cepat. Masing-masing
menyebabkan pembentukan gumpalan darah.

- Cedera kepala dan leher. Cedera pada kepala atau cedera otak traumatik dapat
menyebabkan pendarahan di dalam otak dan menyebabkan kerusakan yang sama
seperti pada stroke hemoragik. Cedera pada leher, bila terkait dengan robeknya tulang
punggung atau pembuluh karotid - akibat peregangan atau pemutaran leher secara
berlebihan atau adanya tekanan pada pembuluh - merupakan penyebab stroke yang
cukup berperan, terutama pada orang dewasa usia muda.

- Infeksi. Infeksi virus maupun bakteri dapat bergabung dengan faktor risiko lain dan
membentuk risiko terjadinya stroke. Secara alami, sistem kekebalan tubuh biasanya
melakukan perlawanan terhadap infeksi dalam bentuk meningkatkan peradangan dan
sifat penangkalan infeksi pada darah. Sayangnya, reaksi kekebalan ini juga
meningkatkan faktor penggumpulan dalam darah yang memicu risiko stroke embolik-
iskemik.

Sedangkan, faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan adalah:

- Usia

Risiko stroke meningkat seiring pertambahan umur. Mulai usia 55 tahun, setiap 10
tahun penambahan usia, risiko terkena stroke meningkat dua kali lipat.

- Jenis Kelamin

Insiden stroke 20% lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita.

- Ras
Berdasarkan data American HeartAssociation, ras Afrika-Amerika berisiko lebih
tinggi terkena stroke dibandingkan ras Kaukasia (kulit putih).

- Gen

Risiko stroke lebih tinggi jika dalam keluarga terdapat riwayat penderita stroke.

3. Diagnosa keperawatan pada pasien stroke

1. Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan peningkatan volume


intracranial, penekanan jaringan otak dan edema serebri.
2. Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan
intraserebri, oklusi otak, vasospasme dan edema otak.
3. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiparese /
hemiplagia, kelemahan neuromuskuler pada ekstremitas
4. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular,
menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan control / koordinasi otot.
PERTANYAAN DARI KELOMPOK C DI JAWAB OLEH KELOMPOK D

Kasus III
Skenario kasus meningitis :
Anak laki-laki usia 8 tahun beberapa hari ini sering merasa mengantuk dan tidur lebih lama
dari biasanya, saat di tanya mengeluh sering merasa pusing, terkadang nausea dan muntah,
iritabilitas juga dialami dalam 2 hari ini. Orang tuanya mengira anaknya kelelahan karena
hobby main bola sampai sampai tidak kenal waktu. Orang tuanya baru memeriksakan
anaknya ke dokter setelah mengalami hipereksia 1 hari dan kejang tonik-klonik selama
hampir 15 menit. Setelah kejang tetap tidak sadar. Tiga hari sebelum hipereksia, mengalami
anoreksia karena pharyngitis yang di deritanya. Dokter yang memeriksa melakukan tes
meningeal sign, dan melakukan serangkaian tes darah.

Soal !
1. Tuliskan faktor penyebab terjadinya meningitis !
Jawaban :
 Keturunan

Meningitis bisa ditularkan melalui faktor genetika atau diwariskan dari riwayat orang tua
yang terkena penyakit yang sama. Kondisi ini akan lebih buruk ketika penderita berhubungan
dengan organisme yang menyebabkan infeksi

 Gender dan usia

Penyakit radang otak ini ternyata dipengaruhi pula oleh faktor usia. Rata-rata penderita
meningitis akan menyerang anak-anak 5 tahun, remaja dan dewasa muda usia 16-25 tahun
dan orang dewasa di atas 55 tahun. Dan penyakit ini mayoritas banyak menyerang kaum pria

 Bersin dan Batuk

Neisseria Meningitidis dan Streptococcus Pneumoniae dianggap sebagai penyebab sebagian


besar kasusBakterial Meningitis. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui
batuk dan bersin. Jika Anda berada di sekitar seseorang yang terjangkit Bakterial Meningitis,
hubungi dokter untuk meminta langkah-langkah apa yang perlu Anda ambil untuk
menghindari infeksi.

 Kebersihan tangan

Seperti influenza, meningitis bisa menular dari tangan yang kotor. Tangan yang mungkin
terkontaminasi dengan lender atau bersin penderita bisa menjadi media virus meningitis
menular kepada orang lain. Jadi biasakan untuk mencuci tangan sebelum makan.
 Sistem metabolisme tubuh rendah

Terlalu lelah dan kurang istirahat akan menyebabkan penurunan sistem metabolisme tubuh.
Sehingga bakteri akan mudah masuk. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh adalah mengatur jam istirahat dan menerapkan pola makan yang benar,
banyak minum air putih dan olahraga teratur.

2. Tuliskan hasil lab darah yang abnormal pada pasien meningitis !


Jawaban :
 Gambaran laboratorium dari infeksi meningitis seperti umumnya peningkatan
pyogenic berupa peningkatan jumlah leukosit sebesar10.000 sampai 30.000/mm3 dan
eritrosit kasus meningitis dari darah ditemukan lebih dari 50%dari kasus stadium awal
. jumlah sel bervariasi dari 100 sampai 40.000sel/ul. Telkanan CHF meningkat
biasanya antara 200 dan 500 mm H2O.proein sedikit meningkat dan kadar glukosa
rendah biasanya 20 md/dl

3. Tulisakan diagnosa prioritas pada kasus di atas !


Jawaban :
 Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang dan kelemahan
PERTANYAAN DARI KELOMPOK D DI JAWAB OLEH KELOMPOK E

Kasus III
Skenario kasus meningitis :
1. Ny”S” ibu dari An “N” berumur (5thn) datang kerumah UGD ,mengeluhkan
anaknya mengalami demam, dan kejang selama di rumah. Setelah dilakukan
pemeriksaan,suhu anak 38 c, kaki kuduk, tampak tidak sadar. Pemeriksaan darah lengkap
serta dilakukan pemeriksaan lumbal punksi, dokter menyatakan An “N” mengalami infeksi
pada meninges. An “N”saat ditempatkan di ruang isolasi, untuk mengatasi demam perawat
melakukan tepid sponge, dokter memberikan resep antibiotik, dan antipiretik.

- Pertanyaan :
1. Sebutkan gejala apa saja yang timbul pada penderita meningitis?
2. Tuliskan pemeriksaan penunjang yang perlu pada kasus diatas ?
3. Tuliskan diagnosa yang paling proritas pada kasus diatas ?

JAWABAN DARI KELOMPOK E

1. Gejala yang timbul pada penderita meningitisPenyakit ini sering diderita oleh bayi
dan anak-anak, tapi semua orang di segala usia bisa mengidap meningitis juga. Tanda-
tanda yang terjadi pada anak-anak adalah:

 Mereka mungkin merasa gelisah, tapi tidak ingin disentuh


 Demam tinggi dengan tangan dan kaki terasa dingin
 Menangis seperti melengking (highpitchedcry) secara terus menerus
 Terlihat bingung, lemas, dan kurang responsif
 Beberapa anak akan mudah mengantuk dan sulit dibangunkan
 Mungkin ada ruam merah yang tidak hilang ketika gelas digulirkan dengan sedikit ditekan di
atasnya
 Menolak menyusu atau makan disertai muntah
 Kejang-kejang

Adapun gejala meningitis yang terjadi pada anak-anak yang lebih besar, remaja, dan orang
dewasa, meliputi:

 Muntah-muntah
 Sakit kepala parah
 Leher kaku
 Demam dengan tinggi suhu 38°C atau lebih dengan kaki dan tangan terasa dingin
 Napas cepat
 Sensitif terhadap cahaya atau fotofobia
 Ruam kulit berupa bintik-bintik merah yang tersebar (tidak terjadi pada semua orang)
 Kejang-kejang

2. Pemeriksaan penunjang

1.    Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a)      Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan
protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.
b)      Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat,
glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur
khusus.

2.    Glukosa serum : meningkat ( meningitis )

3.    LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

4.    Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )

5.    Elektrolit darah : abnormal .

6.    ESR/LED :  meningkat pada meningitis

7.    Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau
mengindikasikan tipe penyebab infeksi

8.    MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

9.    Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial

3. Diagnosa prioritas

a. Hipetermi berhubungan dengan adanya penekanan pada hipotalamus

b. Nyeri kepala yang berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak

c. Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi

Anda mungkin juga menyukai