Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AKTIVA TETAP BERWUJUD

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Seminar
Akuntansi Keuangan

Dosen : Riska Damayanti SE.,M.Ak

Kelompok 3 :

1. Agus Baktiar 171011202473


2. Monica Dwi Lestary 171011200504
3. Verginia Christinalda Manalu 171011200841

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Aktiva Tetap Berwujud” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Riska Damayanti pada mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Investasi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Riska Damayanti, selaku dosen pada mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 26 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian Aktiva Tetap Berwujud...........................................................4

2.2 Prinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud.................................................5

2.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud.................................................6

2.4 Cara - Cara Perolehan Aktiva Tetap..........................................................8

2.5 Pencatatan Aktiva Tetap Berwujud...........................................................9

2.6 Pelaporan Aktiva Tetap Berwujud..........................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

3.1 Kesimpulan..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya
dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat
produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer,
dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak.
Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau
penyusutan.

Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Yang
dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang
sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang
normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang
bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Jadi
aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi di kelompokan
sebagai aktiva tetap berwujud.

Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi


dilakukan pengelompokan sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan,
mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya
sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui apa saja yang akan dibahas, maka rumusan masalah makalah
ini sebagai berikut :

1. Apa pengertian aktiva tetap berwujud ?


2. Bagaimana pencatatan aktiva tetap berwujud ?
3. Bagimana menyusun aktiva tetap berwujud ?

1.3 Tujuan

Pada makalah ini akan dijelaskan tentang aktiva tetap berwujud, dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui pengertian pengertian aktiva tetap berwujud.


2. Untuk mengetahui pencatatan aktiva tetap berwujud.
3. Untuk mengetahui cara menyusun aktiva tetap berwujud.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aktiva Tetap Berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya


relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah
relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud
yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi di kelompokan sebagai aktiva
tetap berwujud. Dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset atau aktiva
jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang
positif kepada perusahaan.

Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi


dilakukan pengelompokan sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan,
mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya
sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain.

Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang


berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Pengeluran modal adalah pengeluran - pengeluran untuk memperoleh suatu
manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi pengeluaran -
pengeluaran.
b. Pengeluran pendapatan adalah pengeluran - pengeluran untuk memperoleh
suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang
bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran – pengeluran seperti ini dicatat
dalam rekening biaya

2.2 Prinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud

Prinsip penilaian aktiva tetap berwujud adalah jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh
suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Penilaian aktiva tetap
berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva tersebut. Ada dua jenis
pertukaran yaitu, nilai keluaran dan nilai masukan. Nilai keluaran adalah aliran
dana yang diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa uang akan datang sesuai
dengan harga pertukaran.  Sedangkan nilai masukan  menunjukan jumlah rupiah
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang akan
digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.    
Dalam hubungannya dengan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan
dengan pengunaan aktiva tetap terdiri dari:
1. Pemeliharaan (Maintenance) adalah pengeluaran yang bertujuan untuk
mempertahankan aktiva tetap pada kondisi yang tetap baik. Dengan demikian
tidak mengakibatkan  penambahan manfaat.  
2. Reparasi adalah pengeluaran yang  bertujuan mengembalikan aktiva tetap
pada kondisi semula. Manfaat ini hanya untuk kelangsungan jalannya operasi.
3. Penggantian  (Replacement) adalah pengeluaran untuk mengantikan sebagian
(komponen) aktiva tetap yang rusak berat. Akan menambah terhadap usia
pengunaan aktiva tetap yang bersangkutan .
4. Perbaikan (Betterment) adalah pengeluaran yang bertujuan untuk
meningkatkan akiva tetap dari kondisi semula kepada kondisi yang lebih
baik. 
5. Penambahan (Addition) adalah pengeluaran yang bertujuan untuk
memperluas dan peningkatan fasilitas yang sudah ada, misalnya penambahan
bangunan.

2.3 Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud


Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku
prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian
sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam -
macam maka masing - masing jenis mempunyai masalah khusus yang akan
dibicarakan berikut ini :
1. Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya
perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam
usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang.
Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti :
a. Harga beli
b. Komisi pembelian
c. Bea balik nama
d. Biaya penelitian tanah
e. Iuran- iuran atau pajak - pajak selama tanah belum dipakai
f. Biaya merobohkan bangunan lama
g. Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian
h. Pajak - Pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah

2. Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus
dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga
perolehan gedung adalah :
a. Harga beli
b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai
c. Komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Pajak - pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian

3. Mesin dan alat-alat


Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat - alat adalah :
a. Harga beli
b. Pajak - pajak yang menjadi beban pembeli
c. Biaya angkut
d. Asuransi selama dalam perjalanan
e. Biaya pemasangan
f. Biaya - biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin

4. Alat-alat kerja
Alat - alat kerja yang dimiliki bias berupa alat – alat untuk mesin atau
alat - alat tangan.

5. Pattern dan dies atau cetakan – cetakan


Cetakan - cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam beberapa periode
dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam umur ekonomisnya.

6. Perabotan dan Alat - Alat Kantor


Pembelian atau pembuatan alat -alat harus dipisahkan untuk fungsi -
fungsi produksi, penjulaan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat
dibebankan pada masing - masing fungsi tersebut.

7. Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus
dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda.
8. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
Adalah barang – barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang
dijual.

2.4 Cara - Cara Perolehan Aktiva Tetap


Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing -
masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan berikut ini
akan dibahas tetang harga perolehan :
1. Pembelian tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam
buku - buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.

2. Pembelian secara gabungan


Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.

3. Perolehan melalui pertukaran


a. Ditukar dengan surat - surat berharga aktiva tetap yang diperoleh dengan cara
ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar
harga pasar saha atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.
b. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain banyak pembelian aktiva tetap
dilakukan dengan cara tukar - menukar atau sering disebut “tukar tambah”.
Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru ada dua
jenis pertukaran yaitu :
1. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
2. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis

4. Pembelian angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam
harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
5. Diperoleh dari hadiah atau donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bias
dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan
6. Aktiva yang dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan
seperti gedung, alat - alat dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan
tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih diam.

2.5 Pencatatan Aktiva Tetap Berwujud


Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan
memerlukan pengeluaran - pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran - pengeluaran tersebut dapat
dikelompokan menjadi :
1. Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika
reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Reparasi besar
biasanya terjadi setelah beberapa tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat
reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya
reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan dalam
periode - periode yang menerima manfaat.

2. Penggantian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian
aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.

3. Perbaikan
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh
kegunaan yang lebih besar.
4. Penambahan
Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti
penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan lain – lain.

5. Penyusunan Kembali aktiva tetap


Biaya - biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau
perubahan route produksi atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya
cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu
periode akuntansi maka harus di kapitalisasi.

Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual,


ditukarkan, maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari
pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut
dihapuskan. Perusahaan biasanya mengasuransikan harta benda terhadap
kemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini
dinyatakan dalam polis. Perusahan asuransi akan mengganti kerugian dalam hal
adanya kebakaran, maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan
dalam polis Asuransi yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah asuransi
bersama. Syarat asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa apabila harta
benda diasuransikan dengan jumlah yanglebih rendah dari pada suatu persentase
tertentu dari pasar benda tersebut pada saat terjadinya kebakaran, maka perusahan
yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena kebakaran sebanding
dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase tertentu dari harga pasar
harta tersebut.
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang
paling rendah dari jumlah berikut :
a. Jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan
cara asuransi bersama.
b. Jumlah pertanggungan dalam polis.
c. Jumlah kerugian yang sebenarnya.
Apabila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis,
maka polis itu akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar
aktiva - aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran. Apabila terjadi kebakaran
atas harta yang diasuransikan maka langkah - langkah yang dilakukan untuk
mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun kembali catatan - catatan yang terbakar.
b. Menyesuaikan buku - buku agar dapat menunjukkan keadaan yang
sebenarnya pada saat kejadiannya kebakaran.
c. Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar.
d. Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya – biaya yant timbul
pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran.
e. Menetukan jumlah yang diterima dari perusahaan asuransi.
f. Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang
diterima dari penjualan aktiva yang terbakar.
g. Menutup saldo rekening kerugian ke rekening laba rugi. Saldo ini
menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran.

Membeli suatu aktiva tetap berarti membeli sejumlah jasa yang akan
diberikan oleh aktiva tetap tersebut, yang berupa manfaat ekonomis selama masa
tertentu. Manfaat ekonomis ini tercermin dalam harga perolehan aktiva tetap harus
dialokasikan melalui depresiasi atau deplesi atau penyusutan adalah alokasi harga
perolehan (cost) aktiva tetap yang umurnya terbatas pada periode yang menikmati
manfatnya secara sistematis dan rasional. Metode yang sering digunakan untuk
mencatat depresiasi adalah metode cadangan (allowance method). Dalam metode
ini depresiasi tidak langsung dikurangi dengan harga perolehan aktiva tetap, tetapi
dikumpulkan dalam rekening “Akumulasi Depresiasi”. Pada akhir periode saldo
rekening ini disajikan dalam neraca sebagai pengurang rekening aktiva tetap.
Adapun cara pencatatan pada saat melakukan depresiasi adalah :
Depresiasi ……………………………..xx

Akumulasi Depresiasi……………………………….xx

Depresiasi tersebut disajikan sebagai biaya dalam laporan rugi laba.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan


besarnya depresiasi periodik, yaitu :
1. Harga perolehan (cost) Aktiva Tetap.
2. Nilai Sisa atau Nilai Residu (Residual or Salvage Value) adalah taksiran nilai
aktiva tetap setelah habis umur ekonomisnya. Nilai ini harus dinyatakan
secara neto setelah dikurangi biaya pembongkaran dan pemindahan. Jika
biaya pemindahan lebih besar dari nilai residunya, maka selisihnya harus
ditambahkan pada harga perolehan aktiva tetap.
3. Taksiran Umur Ekonomis (Useful Life) adalah taksiran waktu dimana aktiva
tetap dapat dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Taksiran
umur ekonomis ini dapat dinyatakan dalam satuan waktu, satuan hasil
produksi, satuan jam kerja dan sebagainya tergantung pada metode
penyusutan yang digunakan. Umur ekonomis suatu aktiva dipengaruhi
beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Fisik yang meliputi :
1. Kerusakan karena pemakaian (wear and tear)
2. Menjadi tua (deterioration and decay)
3. Musnah (damage)
b. Faktor Fungsional yang meliputi :
1. Kurang kapasitas (inadequacy)
2. Ketinggalan jaman atau using (obsolescence)
4. Pola Pemakaian (Pattern of Use) dimana beban penyusutan harus
mencerminkan sedekat mungkin pada pola penggunaannya, misalnya bila
penyusutan diukur menurut faktor waktu, pola penggunaannya harus
diperkirakan.
2.6 Pelaporan Aktiva Tetap Berwujud

Didalam praktek ada beberapa metode depresiasi yang dapat


dipergunakan. Didalam pemilihan metode depresiasi harus diperhatikan prinsip
konsistensi dan hendaknya sesuai serta menggambarkan sifat dan pola
penggunaan aktiva tetap tersebut. Adapun metode depresiasi dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1. Metode yang berdasarkan faktor waktu :


a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Dalam metode ini beban
depresiasi dari period ke periode jumlahnya sama. Metode ini didasarkan
pada anggapan bahwa jasa atau daya tahan aktiva sama selama umur
manfaatnya.
b. Metode Beban Menurun (Decreasing Charge Method), yaitu :
1. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Year Digits) dalam
metode ini beban depresiasi makin lama makin menurun yang
dihitung dengan mengalikan bagian pengurang (reducing fraction)
dengan harga perolehan dikurangi nilai sisa.
2. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method).
3. Metode Saldo Menurun Berganda (Double Declining Balance
Method).
c. Metode yang berdasarkan faktor penggunaan :
1. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)
2. Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Method)
d. Metode yang berdasarkan kriteria lainnya :
1. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (Group and Composite
Method).
2. Metode Anuitas (Annuity Method)
3. Sistem Persediaan (Inventory systems)
Seperti diketahui bahwa dalam proses alokasi harga perolehan aktiva
tetap (depresiasi) sebagian besar didasarkan atas taksiran. Oleh karena itu
mungkin saja terjadi kesalahan dalam taksiran yang telah dilakukan. Jika hal ini
terjadi maka harus dilakukan koreksi atas besarnya depresiasi.

Adapun hal-hal yang menyebabkan perlunya koreksi atas depresiasi


adalah:

a. Perubahan Metode Depresiasi.


Dengan dilakukannya perubahan metode depresiasi maka harus dibuat
penyesuaian terhadap selisih saldo akumulasi depresiasi yang dihitung
menurut metode yang baru sampai dengan saat terjadinya perubahan metode.
Selisihnya dicatat sebagai koreksi depresiasi dan dilaporkan dalam laporan
laba rugi.
b. Adanya taksiran umur aktiva tetap yang tidak tepat.
Apabila terjadi kesalahan dalam menaksir umur ekonomis aktiva tetap,
maka akan berakibat bahwa depresiasi yang telah dilakukan akan terlalu besar
atau terlalu kecil. Oleh karena itu depresiasi dan akumulasi depresiasi harus
dikoreksi. Untuk itu dikenal dua pendekatan atau cara, yaitu :
1. Depresiasi tahun sebelumnya tidak dikoreksi dan koreksi hanya
dilakukan terhadap depresiasi untuk periode setelah diketahuinya terjadi
kesalahan, yang besarnya sama dengan nilai buku dibagi dengan taksiran
umur yang baru, sehingga dalam hal ini tidak diperlukan adanya jurnal.
2. Depresiasi tahun sebelumnya dikoreksi sehingga nilai buku menunjukkan
nilai yang sesuai dengan taksiran umur yang baru. Untuk periode
berikutnya depresiasi dihitung dengan membagi nilai buku setelah
dikoreksi dengan taksiran umur yg baru. Dalam hal ini diperlukan adanya
jurnal koreksi.

Untuk aktiva tetap yang sudah habis didepresiasi tetapi masih digunakan
karena perusahaan tidak mampu menggantinya , maka harga perolehan aktiva dan
akumulasi depresiasi tetap dicantumkan dalam neraca dengan keterangan . Jika
dikeluarkan biaya perbaikan atau pemeliharaan tidak boleh ditambahkan pada
harga perolehan tapi dicatat sebaga biaya periode yang bersangkutan. Aktiva tetap
dapat dihentikan dari pemakaiannya karena dijual, rusak, ditukar dengan aktiva
lain atau dibuang begitu saja . Dalam penghentian ini rekening aktiva tetap dan
akumulasi depresiasi dihapuskan, dan rugi laba diakui sebesar uang yang diterima
dikurangi nilai bukunya. Untuk aktiva yang dihentikan sebelum batas waktunya,
depresiasi dihitung sampai tanggal dihentikannya. Tetapi untuk aktiva yang
didepresiasi dengan metode group atau complete tidak perlu adanya pengakuan
rugi laba. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi dan ditelantarkan begitu
saja tanpa ada perolehan uang maka harus diakui adanya kerugian sebesar nilai
bukunya. Tetapi apabila aktiva tidak digunakan dan tidak segera dilepaskan harus
dicatat dalam rekening aktiva lain-lain sebesar nilai bukunya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan, aktiva tetap berwujud
adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen
menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu
periode akuntansi di kelompokan sebagai aktiva tetap berwujud.
DAFTAR PUSTAKA

https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8088-prinsip-penilaian-aktiva-
tetap.html

PERTEMUAN%20KE-4_AKTIVA%20TETAP%20BERWUJUD.pdf

Anda mungkin juga menyukai