Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Seminar
Akuntansi Keuangan
Kelompok 3 :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Aktiva Tetap Berwujud” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Ibu Riska Damayanti pada mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Investasi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Riska Damayanti, selaku dosen pada mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Aset tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Jenis aset tidak lancar ini biasanya
dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat
produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, komputer,
dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak.
Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau
penyusutan.
Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Yang
dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang
sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang
normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang
bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Jadi
aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi di kelompokan
sebagai aktiva tetap berwujud.
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan,
mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya
sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain.
Untuk mengetahui apa saja yang akan dibahas, maka rumusan masalah makalah
ini sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Pada makalah ini akan dijelaskan tentang aktiva tetap berwujud, dengan tujuan :
PEMBAHASAN
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan,
mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya
sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain.
Prinsip penilaian aktiva tetap berwujud adalah jumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh
suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Penilaian aktiva tetap
berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva tersebut. Ada dua jenis
pertukaran yaitu, nilai keluaran dan nilai masukan. Nilai keluaran adalah aliran
dana yang diperkirakan akan diterima perusahaan dimasa uang akan datang sesuai
dengan harga pertukaran. Sedangkan nilai masukan menunjukan jumlah rupiah
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aktiva yang akan
digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Dalam hubungannya dengan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan
dengan pengunaan aktiva tetap terdiri dari:
1. Pemeliharaan (Maintenance) adalah pengeluaran yang bertujuan untuk
mempertahankan aktiva tetap pada kondisi yang tetap baik. Dengan demikian
tidak mengakibatkan penambahan manfaat.
2. Reparasi adalah pengeluaran yang bertujuan mengembalikan aktiva tetap
pada kondisi semula. Manfaat ini hanya untuk kelangsungan jalannya operasi.
3. Penggantian (Replacement) adalah pengeluaran untuk mengantikan sebagian
(komponen) aktiva tetap yang rusak berat. Akan menambah terhadap usia
pengunaan aktiva tetap yang bersangkutan .
4. Perbaikan (Betterment) adalah pengeluaran yang bertujuan untuk
meningkatkan akiva tetap dari kondisi semula kepada kondisi yang lebih
baik.
5. Penambahan (Addition) adalah pengeluaran yang bertujuan untuk
memperluas dan peningkatan fasilitas yang sudah ada, misalnya penambahan
bangunan.
2. Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus
dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga
perolehan gedung adalah :
a. Harga beli
b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai
c. Komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Pajak - pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian
4. Alat-alat kerja
Alat - alat kerja yang dimiliki bias berupa alat – alat untuk mesin atau
alat - alat tangan.
7. Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus
dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda.
8. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
Adalah barang – barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang
dijual.
4. Pembelian angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam
harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
5. Diperoleh dari hadiah atau donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bias
dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan
6. Aktiva yang dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan
seperti gedung, alat - alat dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan
tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih diam.
2. Penggantian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian
aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
3. Perbaikan
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh
kegunaan yang lebih besar.
4. Penambahan
Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti
penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan lain – lain.
Membeli suatu aktiva tetap berarti membeli sejumlah jasa yang akan
diberikan oleh aktiva tetap tersebut, yang berupa manfaat ekonomis selama masa
tertentu. Manfaat ekonomis ini tercermin dalam harga perolehan aktiva tetap harus
dialokasikan melalui depresiasi atau deplesi atau penyusutan adalah alokasi harga
perolehan (cost) aktiva tetap yang umurnya terbatas pada periode yang menikmati
manfatnya secara sistematis dan rasional. Metode yang sering digunakan untuk
mencatat depresiasi adalah metode cadangan (allowance method). Dalam metode
ini depresiasi tidak langsung dikurangi dengan harga perolehan aktiva tetap, tetapi
dikumpulkan dalam rekening “Akumulasi Depresiasi”. Pada akhir periode saldo
rekening ini disajikan dalam neraca sebagai pengurang rekening aktiva tetap.
Adapun cara pencatatan pada saat melakukan depresiasi adalah :
Depresiasi ……………………………..xx
Akumulasi Depresiasi……………………………….xx
Untuk aktiva tetap yang sudah habis didepresiasi tetapi masih digunakan
karena perusahaan tidak mampu menggantinya , maka harga perolehan aktiva dan
akumulasi depresiasi tetap dicantumkan dalam neraca dengan keterangan . Jika
dikeluarkan biaya perbaikan atau pemeliharaan tidak boleh ditambahkan pada
harga perolehan tapi dicatat sebaga biaya periode yang bersangkutan. Aktiva tetap
dapat dihentikan dari pemakaiannya karena dijual, rusak, ditukar dengan aktiva
lain atau dibuang begitu saja . Dalam penghentian ini rekening aktiva tetap dan
akumulasi depresiasi dihapuskan, dan rugi laba diakui sebesar uang yang diterima
dikurangi nilai bukunya. Untuk aktiva yang dihentikan sebelum batas waktunya,
depresiasi dihitung sampai tanggal dihentikannya. Tetapi untuk aktiva yang
didepresiasi dengan metode group atau complete tidak perlu adanya pengakuan
rugi laba. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi dan ditelantarkan begitu
saja tanpa ada perolehan uang maka harus diakui adanya kerugian sebesar nilai
bukunya. Tetapi apabila aktiva tidak digunakan dan tidak segera dilepaskan harus
dicatat dalam rekening aktiva lain-lain sebesar nilai bukunya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan, aktiva tetap berwujud
adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang
digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen
menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu
periode akuntansi di kelompokan sebagai aktiva tetap berwujud.
DAFTAR PUSTAKA
https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8088-prinsip-penilaian-aktiva-
tetap.html
PERTEMUAN%20KE-4_AKTIVA%20TETAP%20BERWUJUD.pdf