Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELABUHAN DI PROVINSI NTB

DI SUSUN OLEH
AMRILLAH
NIM. 017.01.0046
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………..........

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………..3

1 .1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………3

1.2 Persyaratan dan perlengkapan pelabuhan……………………………………………………………3


1.3Fungsi dari masing-masing bangunan yang terdapat di pelabuhan…………………….4

BAB II Pemilihan lokasi pelabuhan …………………………………………………………………………….……….……5

2.1 Pemilihan lokasi pelabuhan …………………………………………………………………………………5

a) Tinjauan topografi dan geologi…………………………………………………………6


b) Tinjauan pelayaran……………………………………………………………………………6
c) Tinjauan sedimentasi………………………………………………………………………..6
d) Tinjauan gelombang dan arus…………………………………………………………….6
e) Tinjauan kedalaman air………………………………………………………………………6
2.2 Ukuran dan bentuk pelabuhan …………………………………………….……………………………..….7
2.3 Lokasi dan lebar mulut pelabuhan.……………………………………………………………….…………8
BAB III NAMA PELABUHAN DI NTB……………………………………………………………………………………..…………9
3.1 PELABUHAN LEMBAR…………………………………………………………….9
a) SEJARAH PELABUHAN LEMBAR…………………………………………………………………………….. 9
b) Pengelolaan Pelabuhan Lembar……………………………………………....9
c) Tarip Pelabuhan Lembar……………………………………………………….10
d) Fasilitas Pelabuhan……………………………………………………………..10
3.2 PELABUHAN GILI MAS……………………………………………………………12
3.3 PELABUHAN BADAS………………………………………………………………………………………………………14
3.4 PELABUHAN KAYANGAN…………………………………………………………………………………………………16
3.5 PELABUHAN BIMA…………………………………………………………………………………………………………..19

PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………………..21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh kerena itudiperlukan
suatu perhitungan dan pertimbangan yang masak sebelum pelabuhan tersebut dibangun.
Pertimbangan bagi perencanaan pelabuhan biasanya didasarkan pada pertimbangan -
pertimbangan ekonomi, politis danteknis. yang paling penting adalah pertimbangan
ekonomis. Secara teknis hampir semua semua pelabuhan dapat di bangun, oleh karenanya
perlu teknis dapat menyesuaikan. Masalah ekonomis dapat di perhitungkan berdasarkan
tujuan dari pelabuhan tersebut, daerah belakang, daerah operasi dansebagainya.

1.2 Persyaratan dan perlengkapan pelabuhanPelabuhan


Adalah daerah yang terlindungi dari pengaruh gelombang sehingga kapal bisa berlabuh
dengan aman untuk bongkar muat barang, menarik turunkan penumpang, mengisi bahan
bakar, melakukan reparasi dan sebagainya. Untuk memberi pelayanan yang baik maka
pelabuhan harus memenuhi beberapapersyaratan,diantaranya sebagai berikut :

A. Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti jalan raya dan
kereta api.agar barang barang dapat diangkut dari dan kepalebuhan dengan mudah
dan cepat.
B. Pelabuhan berada disuatu lakosi yang mempunyai daerahbelakang(daerah pengaruh)
subur dengan populasi penduduk yang cukuppadat.
C. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup
D. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan herus mampu membuang sauhselama
menunggu merapat ke dermaga.
E. Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dangudang-
gudang penyimpanan barang.
F. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.

3
1.3 Fungsi dari masing-masing bangunan yang terdapat di pelabuhan
sebagaiberikut :
A. Pemecah gelombang,yang digunakan untuk melindungi daerah perairanpelabuhan
dari gangguan gelombang.gelombang yang datang dari lautlepas akan dihalangi oleh
bangunan ini.
B. Alur pelayaran,berfungs untuk mengarahkan kapal-kapal yang akankeluar/masuk
pelabuhan.alur pelayaran harus mempunyai kedalaman danlebar yang cukup untuk
dilalui kapal-kapal.

C. Kolam pelabuhan,merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuhuntuk


melakukan bongkar muat,melakukan gerakan untukmemutar(dikolam putar).
D. Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnyakapal dan
menambatnyan pada waktu bongkar muat barang.
E. Alat penambat,digunakan untuk menanmbat kapal pada waktu merpat didermaga
maupun menggu diperairan sebelum kapal merapat didermaga.
F. Gudang,yang terletak di belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang
harus menunggu pengapalan.
G. Gedung terminal untuk keperluan administrasi.

4
BAB II
Pemilihan Lokasi Pelabuhan.
2.1 Pemilihan lokasi untuk membangun pelabuhan meliputi daerah pantai dan daratan.
Pemilihan lokasi tergantung beberapa faktor diantaranya adalah :
A. Kondisi tanah dan geologi.
B. Kedalaman dan luas daerah perairan.
C. Perlindungan pelabuhan terhadap gelombang.
D. Arus.
E. Sedimentasi.
F. Daerah daratannya yang cukup luas untuk menampung barang yang akandibongkar
muat.
G. Jalan-jalan untuk trasportasi.
H. Daerah industri dibelakangnya

Pemilihan lokasi pelabuhan harus mempertimbangkan faktor tersebut.akantetapi biasanya


tidak semua faktor tersebut bisa terpenuhi,sehingga diperlukansuatu kompromi untuk
mendapatkan hasil optimal.

Berbagai faktor yang mempegaruhi penentuan lokasi pelabuhan adalah sebagaiberikut :


1.Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pantai.
2.Pengerukan pertama pada waktu pembangunan yang harus dilakukan.
3.Pengerukan selama pelabuhan beroperasi.

5
a) Tinjauan topografi dan geologi.
Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk membangun suatu
pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan
harus cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti Dermaga, jalan,
gudang dan juga daerah industri.
b) Tinjauan pelayaran.
Pelabuhan yang akan dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang akan
meggunakannya. Pelayaran suatu kapal dipegaruhi oleh faktor-faktor alam dan angin
gelombang dan arus dapat menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada badan kapal.

c) Tinjauan sedimentasi.
Pengerukan untuk mendapatkan kedalamam yang cukup bagi pelayaran didaerah
pelayaran memerlukan biaya yang cukup besar. pengerukan ini dapat dilakukan pada
waktu membangun pelabuhan maupun selama perwatan. Pelabuhan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi harus sesedikit mungkin (kalau bisa
tidak ada sama sekali)

d) Tinjauan gelombang dan arus.


Gelombang menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada kapal dan bangunan
pelabuhan.untuk menghindari gangguan gelombang terhadap kapal yang berlabuh maka
dibuat bangunan pelindung yang disebut pemecah gelombang.Didalam tinjauan
pelayaran,diharapkan bahwa kapal-kapal dapat masuk kepelabuhan menurut alur
pelayaran lurus (tanpa membelok) dan alur tersebut harus searah dengan arah penjalaran
gelombang terbesar dan arah arus.

e) Tinjauan kedalaman air.


Kedalaman sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan. di laut yangmengalami
pasang surt Variasi muka air kadang-kadang cukup besar.Menurutpengalaman,pasang
surut yang kurang dari 5 m masih dapat diadakanpelabuhan terbuka.bila pasang surut lebih
dari 5 m,maka terpaksa dibuat pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk
memasukan dan mengeluarkan kapal

6
2.2 Ukuran dan bentuk pelabuhan.
Ukuran pelabuhan ditentukan jumlah dan ukuran kapal-kapal yang akan menggunakannya
serta kondisi lapangan yang ada. Ditinjau dari biaya,ukuran pelabuhan harus sekecil
mungkin,akan tetapi pengoperasian yang mudah
Ukuran kolam putar tergantung pada ukuran kapal dan memudahkan gerak berputar kapal,
yang di bedakan dalam 4 macam :
A. Ukuran Optimum untuk dapat berputar dengan mudah memrlukan diameter empat
kali panjang kapal penggunanya.
B. Ukuran menengah ruang putar dapat sedikit kesulitan dalam berputar mempunyai
diameter dua kali panjang kapal terbesar yang menggunakannya.
C. Ruang putaran kecil yang mempunyai diameter kurang dari dua kali panjang
kapalnya. gerakan berputar dapat dilakukan dengan menggunakan jangkar dan
bantuan kapal tunda.
D. Ukuran minimum ruang putaran harus mempunyai diameter 20% lebehpanjang
kapal terbesar yang menggunakannya.dalam gal ini untuk membantu perputaran
,kapal harus ditambat pada suatu titik tetap, misalnya dengan pelampung, dermaga
atau jangkar
E. Pemecah Gelombang.
Pemecah gelombang digunakan untuk melindungi daerah perairan pelabuhan semi alam dan
buatan. lay out pemecah gelombang tergantung pada arah gelombang maksimum, bentuk
garis pantai, ukuran minimum pelabuhan yang diperlukan untuk melayani trafik dipelabuhan
tersebut. Pemecah gelombang bisa berupa dua lengan yang menjorok kelaut dari garispantai
dan sebuah pemecah gelombang yang sejajar pantai dan dilengkapidengan dua mulut untuk
masuk dan keluarnya kapal. Bentuk lain adalah satu lengan pemecah gelombang yang
berawal dari pantai menuju laut yang kemudian membelok dan sejajar pantai.
Disini terdapat satu mulut dan digunakan apabila angin dan gelombang berasal dari satu
arah. pemecah gelombang bisa pula terdiri dua lengan yang menjorok kelaut dari garis
pantai dengan kedua lengan tersebut konvergen dan membentuk suatu bukaan di laut untuk
jalan masuk dan keluar kapal. Pemilihan bentuk layout pemecah gelombang sangat
tergantung pada arah gelombang maksimum dan ketenangan di kolam pelabuhan dapat
diselidiki dengan menggunakan model hidraulis. Dimensi pemecah gelombang tergantung
pada kedalaman air, tinggi pasangsurut, tinggi gelombang, tipe pemecah gelombang dan

7
bahan kontruksi. Elevasi puncak bangunan didasarkan pada muka air pasang tertinggi dan
dihitung dengan menggunakan run up gelombang, yaitu naiknya gelombang pada
permukaan pemecah gelombang sisi miring.

2.3 Lokasi dan lebar mulut pelabuhan.


Untuk menggurangi tinggi gelombang di perairan pelabuhan, mulut pelabuhan tidak boleh
lebih besar dari yang diperlukan untuk keamanan pelayaranya berbahaya yang ditimbulkan
oleh pasang surut. perubahan elevasi muka air karena adanya pasang surut menyebabkan
arus keluar/masuk melalui mulutnya. karena mulut pelabuhan relatif sempit maka arus
tersebut mempunyai kecepatan tinggi yang dapat mengganggu gerak kapal.Lebar mulut
pelabuhan tergantung pada ukuran pelabuhan dan kapal-kapal yang menggunakan
pelabuhan.biasanya untuk pelabuhan kecil lebar mulut pelabuhan adalah 100 m,pelabuhan
sedang antara 100 m dan 160 m, dan untuk pelabuhanbesar 160 m – 260 m. Apabila mulut
berada antara pemecah gelombang dengan sisi miring makalebarnya pada air rendah, yaitu
sama dengan lebar yang diperlukan ditambah dengan lebar karena kemiringan sisi bangunan
pada kedalaman tersebut. misalnya, jika lebar mulut adalah 150 m dan mulut tersebut
beradaantara pemecah gelombang dengan kemiringan 1 : 3 maka untuk pelabuhandengan
kedalaman 10 m lebar pada muka air rendah adalah 210 m.Gelombang dari laut akan masuk
melalui mulut pelabuhan. dalam perjalananyamasuk ke pelabuhan,tinggi gelombang
berkurang secara berangsur-angsurkarena proses di fraksi,yaitu penyebaran energi
gelombang ke seluruh lebar daerah perairan pelabuhan. Tinggi gelombang di kolam
pelabuhan dapat dihitung dengan rumusstevenson.rumus tersebut memberikan hasil
perkiraan.

8
BAB III
NAMA PELABUHAN DI NTB
3.1 PELABUHAN LEMBAR
 Sejarah Pelabuhan Lembar
Pada mulanya, fasilitas terletak di Kota Tua Ampenan, Kota Mataram yang
merupakan salah satu pelabuhan di bawah koordinasi Kedapel Daerah IV Surabaya.
Pelabuhan Pantai Ampenan dipindah lokasinya ke daerah Lembar berdasarkan SK.
MENHUB RI. KM. 77/LL305/PHB-77 tanggal 13 Oktober 1977. Berdasarkan
KM.13/LL305/PHB-79 tanggal 11 Januari 1979 ditetapkan pengalihan kegiatan
kepelabuhanan dari Pelabuhan Ampenan, Kota Mataram ke Pelabuhan Lembar,
Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
 Pengelolaan Pelabuhan Lembar

Untuk menunjang sektor pariwisata, sejak tahun 1993 terdapat kegiatan


angkutan penyeberangan cepat dari Lembar, Lombok Barat – Benoa, Bali
(PP) menggunakan kapal cepat jenis Hydro Foil dengan rata-rata penumpang
tiap hari 100 orang. Pada musim tertentu (bulan November-Maret), sarana ini
ramai dikunjungi kapal wisatawan baik nasional maupun mancanegara.
Hal ini telah ditunjang dengan keluarnya kebijakan pemerintah melalui Surat
Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 30 November 1994 bahwa pada

9
fasilitas ini telah ditetapkan sebagai daerah bebas visa kunjungan singkat.
Pelabuhan Lembar kini berada dibawah koordinasi PT. Pelindo III (Persero)
yang merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam sektor
perhubungan yang diberikan tugas, wewenang, dan tanggungjawab untuk
mengelola Pelabuhan Umum pada 7 wilayah provinsi yang meliputi wilayah
Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pada fasillitas ini, selain terdapat dermaga umum juga terdapat dermaga
penyeberangan yang dikelola dan diselenggarakan oleh PT. (Persero)
Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) untuk melayani kapal-
kapal penyeberangan lintas Lembar, Lombok Barat – Padang Bay, Bali (PP)
dengan 36 mill laut.

 Tarif Pelabuhan Lembar

Pelabuhan Lembar adalah salah satu fasilitas penyebrangan antar Pulau


Lombok – Bali menggunakan kapal ferry yang telah disediakan oleh

10
pihak ASDP. Kapal ferry yang beroperasi di sini sebanyak 36 kapal yang
terdiri dari berbagai jenis kapasitas penumpang mulai dari 200 s/d 400 orang

 Fasilitas Pelabuhan Lembar


Fasilitas penunjang yang tersedia di sini, diantaranya :
a. Dermaga Barat (Bongkar muat barang).
b. Dermaga Timur (Ferry).
c. Trestle/Coastway.
d. Gudang Suplay.
e. Lapangan Penumpukan.
f. Lapangan Penumpukan (Non Permanaen).
g. Terminal Penumpang (Ruang Tunggu).
h. Lapangan Parkir.
i. Peralatan Bongkar/muat.
j. Prasarana Jalan.
k. Penerangan.
l. Fasilitas Air Tawar.
m. Fasilitas Bunker.
n. Fasilitas Docking/galangan Kapal.
o. Fasilitas Keselamatan Pelayaran.
p. Perlengkapan SAR.
q. Pemadam Kebakaran.
r. Gedung Kantor ADPEL.
s. Kantor PT. Pelindo.
t. Poliklinik Pelabuhan.
u. Mushalla/Masjid.
.

11
3.2 Pelabuhan Gili Mas rampung, kapal pesiar besar bersandar di Lombok
Selasa, 5 November 2019 10:28 WIB

Kapal pesiar Sun Princess saat bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lombok. (Antaranews/Komang
Suparta/2019)

Dengan rampungnya dermaga di pelabuhan ini,


maka kapal pesiar berukuran panjang sudah bisa
sandar...
Mataram (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III telah rampung
membangun Pelabuhan Gili Mas, Nusa Tenggara Barat (NTB), sehingga
kapal pesiar Sun Princess dapat bersandar di dermaga dengan panjang 440
meter itu.

Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto di Lombok, NTB,
Selasa, mengatakan hari ini kapal pesiar Sun Princess dengan Length Overall

12
(LOA) 261 meter, lebar 32 meter, bobot mati 77,441 GT, membawa 1.988
penumpang dan 862 kru.

"Dengan rampungnya dermaga di pelabuhan ini, maka kapal pesiar berukuran


panjang sudah bisa sandar, karena sebelumnya kapal-kapal pesiar dengan
panjang lebih dari 250 meter belum bisa sandar di Pelabuhan Lembar saat
mengunjungi Pulau Lombok," katanya.

Lebih lanjut Putut Sri mengatakan dengan pembangunan dermaga ini, maka
kapal pesiar dengan panjang lebih dari 300 meter bisa langsung bersandar di
dermaga sehingga wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci untuk
mencapai daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar.

"Hari ini sekaligus kita merayakan kedatangan kapal pesiar berbendera


Bermuda tersebut berlayar dari Fremantle, Australia dan merupakan kapal
perdana yang sandar di dermaga Gili Mas, setelah itu menuju Pelabuhan
Kelang, Malaysia," ujarnya.

Ia mengatakan kunjungan kapal pesiar dari luar negeri langsung ke Pulau


Lombok ini sangat bagus, menunjukkan antusiasme operator kapal pesiar dan
penumpangnya ingin berwisata di Bumi Gora. Selama di Lombok, para
wisatawan akan mengunjungi beberapa objek wisata di antaranya ke Taman
Narmada, pusat kerajinan Cukli Sayang-Sayang, Lingsar, Pantai Senggigi,
Gili Trawangan, Museum, Desa pengrajin tenun Sukarara, Desa Sade,
kerajinan gerabah Banyumulek, dan Mandalika.

"Pelindo III mendukung pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Mandalika yang dipersiapkan sebagai kawasan pariwisata unggulan di Pulau
Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Gili Mas sudah siap mengambil
peran sebagai pintu gerbang wisatawan melalui laut," ucapnya

13
3.3 Keberadaan Kapal Badas – Surabaya Lahirkan Banyak Keuntungan

KMP Swarna Bahtera yang melayani rute Pelabuhan Badas, Sumbawa –


Tanjung Perak, Surabaya. (Suara NTB/ist)

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemkab Sumbawa gencar mensosialisasikan keberadaan


kapal penyeberangan jarak jauh (long distance ferry) KMP Swarna Bahtera yang melayani
rute Pelabuhan Badas, Sumbawa – Tanjung Perak, Surabaya kepada masyarakat. Sebab
keberadaan kapal ini memberikan banyak keuntungan bagi pengusaha maupun masyarakat.

Kepala KSOP Badas, Anwar Musaddad menjelaskan, keberadaan KMP Swarna Bahtera
sangat menguntungkan bagi masyarakat. Antara lain karena keberadaan kapal dapat
memangkas biaya operasional truk-truk besar (fuso) yang selama ini dinilai cukup tinggi jika
melewati tiga pelabuhan.

Rata-rata biaya operasional truk-truk besar yang mengangkut hasil pertanian dan
peternakan dari Pulau Sumbawa menuju Surabaya mencapai Rp12 juta- Rp13 juta untuk
sekali perjalanan. Dengan adanya kapal, biaya operasional dapat dihemat menjadi Rp6 juta
sekali perjalanan.

Disebutkan Anwar, kapal dengan tonnase 4.538 dan panjang keseluruhan 93,6 meter ini
dapat menampung penumpang 340 orang dan kendaraan sebanyak 23 truk dan 52 mobil.
Adapun perkiraan jarak/waktu tempuh dari Sumbawa ke Surabaya mencapai 613 km atau
331 mil laut dengan kecepatan kapal 12-13 knot (mil/jam) dan perkiraan lama perjalanan 25
– 27 jam pelayaran.

14
Beberapa keuntungan dan manfaat kapal, sebut Anwar, dapat menghemat biaya
operasional armada dan menghemat waktu tempuh. Kemudian membuka peluang
usahawan baru lintas daerah. Membuka dan memperkenalkan daerah destinasi wisata
baru, mengurangi kemacetan jalan raya lintas Sumbawa – Surabaya. Memudahkan distribusi
barang dan jasa, menurunkan harga komoditi barang, memudahkan mobilisasi orang dan
barang. Serta mengurai waktu tunggu untuk pemuatan barang di pelabuhan umum.

Sementara itu, Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, B.Sc, mengatakan respon masyarakat
sangat positif atas keberadaan kapal. Terbukti pada saat pelayaran perdana 29 September
lalu, kapal terisi full muatannya. Bahkan, ada sekitar delapan truk yang tidak dapat
diakomodir karena kapasitas maksimum kapal telah terpenuhi.

Komisi II DPRD Sumbawa Minta Tingkatkan Standar Keselamatan Bangunan Publik

Bupati berharap, ke depan kondisi ini tetap dapat dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan
baik dari segi jumlah penumpang maupun jumlah armada.

Bupati juga optimis dengan keberadaan kapal akan ada peningkatan keuntungan bagi
pengusaha. Begitu pula masyarakat juga memperoleh harga barang yang relatif murah.

“Dengan adanya kapal ini, pengusaha dapat menekan biaya operasional seperti BBM, susut
ban, biaya makan dan lain-lain, sehingga keuntungan dapat ditingkatkan dan masyarakat
juga bisa memperoleh harga barang dengan lebih murah,” pungkasnya. (arn)

15
3.4 Pelabuhan Kayangan Lombok

Dermaga Pelabuhan Kayangan | Doc: Pematang Sawah


Pelabuhan Kayangan adalah salah satu pintu masuk pulau Lombok lewat jalur laut. Pelabuhan
ini terletak di desa Kayangan, Labuhan Lombok, Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.
Pelabuhan ini melayani penyebrangan antara pulau Lombok dengan pulau Sumbawa. Nah, kali
ini saya memang belum pernah ke Pelabuhan Kayangan, jadi untuk mengisi kolom ini, saya

mengutip dari beberapa sumber yang bisa rekan-rekan traveler percaya kok Yuk mari!
Pelabuhan ini adalah pelabuhan laut Lombok yang berada di sisi timur, berbeda
dengan Pelabuhan Lembar yang berada di sisi barat Pulau Lombok. Melalui pelabuhan ini, kita
bisa menyebrang ke pulau-pulau timur Lombok terutama tetangga Lombok yang menyimpan
potensi wisata dan alam yang kaya, Pulau Sumbawa. Dari Pelabuhan Kayangan, kita bisa
menyebrang ke Pelabuhan Pototano di Sumbawa dengan Kapal Ferry yang dioperasikan ASDP.
Penyebrangan Pelabuhan Kayangan ke Sumbawa adalah 24 jam non stop, sama dengan

Pelabuhan Lembar. Jadi, tidak perlu khawatir mau kapan pun menyebrang
Tarif Penyebrangan Kapal Pelabuhan Kayangan, klik gambar berikut:

Tarif Penyebrangan Pelabuhan Kayangan | Sumber: @InfoLombok


Update 26 Desember 2014, tarif penyebrangan kapal dari Lombok ke Sumbawa:
 Pejalan kaki (dewasa) : Rp 20.000,- /orang

16
 Pejalan kaki (anak-anak) : Rp 12.000,- /orang
 Sepada : Rp 30.000,- /unit
 Sepeda motor : Rp 56.000,- /unit
 Motor di atas 500cc : Rp 94.000,- /unit
 Mobil panjang body 5 meter : Rp 475.000,- /unit
 Bus panjang body 7 meter : Rp 725.000,- /unit
 Bus panjang body 10 meter : Rp 1.166.000,- /unit
 Truk panjang body 12 meter : Rp 1.729.000,- /unit
 Truk panjang body 16 meter : Rp 2.139.000,- /unit
 Truk panjang di atas 16 meter: Rp 2.719.000,-/unit
Sumber: tweet @infolombok
Selanjutnya, Jadwal Penyebrangan Kapal Pelabuhan Kayangan, klik gambar berikut:

Jadwal Penyebrangan Pelabuhan Kayangan | Doc: @AsdpKayangan

17
Jadwal Penyebrangan Pelabuhan Kayangan | Doc: @AsdpKayangan
Tarif dan Jadwal di atas saya dapatkan dari Akun Twitter Resmi ASDP Kayangan sehingga

bisa dijamin kebenaran datanya Meskipun iya, ini adalah tweet akun tsb pada tanggal 15
Januari 2013. Jika ada perubahan, mungkin terjadi di tarif, karena kemarin sempat ada kenaikan
harga BBM (Akan saya update nanti).
Selain itu? Berikut ini pesona keindahan ciptaan Tuhan di sekitar pelabuhan Kayangan.
Dokumentasi dari berbagai sumber (tercantum).

18
3.5 Pelindo III Kembangkan Pelabuhan Bima
Oktiani Endarwati
Minggu, 10 September 2017 - 23:37 WIB

loading...

Kemenhub menandatangani nota kesepahaman pengelolaan pelabuhan dengan PT Pelindo III di


Pelabuhan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Foto/Ilustrasi

BIMA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menandatangani nota kesepahaman


pengelolaan pelabuhan dengan PT Pelindo III (Persero) di Pelabuhan Bima, Nusa Tenggara
Barat (NTB). Dalam penandatanganan tersebut, disepakati kerja sama operasional antara
Kemenhub dengan Pelindo III untuk alih operasional Pelabuhan Bima.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Pelindo III akan
mengembangkan Pelabuhan Bima selama 30 tahun. "Jadi Pelindo III akan membangun
pelabuhan Bima dengan memperbesar, memperhebat, menambah alat-alat dan sebagainya
sehingga pelabuhan itu akan menjadi pelabuhan yang produktif. Kapasitasnya banyak
sehingga proses alih barangnya juga cepat," ujarnya, usai penandatanganan kerja sama di
Bima, Nusa Tenggara Barat, Minggu (10/9/2017).

Menhub memaparkan, dengan berkembangnya Pelabuhan Bima nanti diharapkan


perekonomian Kota Bima menjadi lebih maju. "Pelindo III sebagai salah satu perusahaan
pelabuhan terbaik di Indonesia akan menjadikan ini sebagai suatu pilot project di Indonesia

19
bagian timur agar bukan hanya pelabuhannya saja yang maju tetapi perekonomian Bima
juga maju," tuturnya.

 FASILITAS DAN PERALATAN


Fasilitas Bangunan

 Lapangan Penumpukan 6.972 M2


 Gudang 400 M2
 Terminal Penumpang 520 M2
 Terminal penumpang 13.000 M2
Fasilitas Peralatan

 1 Unit Forklift Kapasitas 5 Ton


 1 Unit Top Loader Kapasitas 40 Ton
 2 Unit Trailer
Alur Pelayaran

 Panjang Alur : 3,9 Mil Laut


 Lebar Alur : 1.500 M
 Kedalaman Alur : 9-13 MLWS

20
PENUTUP
 KESIMPULAN
Dari uraian dan penjelasan di atas kita dapat simpulkan terdapat 5 (lima) macam
pelabuhan yg ada di provinsi NTB dengan berbagai manfaat, jenis, fungsi dan fasilitas yg
ada di setiap pelabuhan berbeda dari segi kegunaan dan fasilitas disetiap masing-masing
pelabuhan. Semoga dengan adanya pelabuhan yg ada di NTB yg mempunyai potensi dalam
bidang pelayaran/transportasi Laut dapat meningkatkan kehidupan masyarakat baik dari
aspek social, ekonomi, pemerintahan dan pertahanan/keamanan dsb.
 DAFTAR PUSTAKA

21

Anda mungkin juga menyukai