Anda di halaman 1dari 27

Pengaruh Audit Tenure,Independensi Auditor,Fee Audit,,dan

Reputasi KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan


(Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 s.d. 2018)

PROPOSAL PENGAJUAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai Tugas Individu
Metodologi Penelitian
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
BHANU SAHITYA SUDADI
NIM. 12030117130149

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Permen
Putri Malu, Solusi Bagi Para Penderita Insomnia” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak masukan
serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian proposal ini . Penulis juga
mengucapkan terima kasi kepada semua pihak yang telah turut serta membantu menyumbangkan
pikirannya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-per satu.

Penulis sangat berharap agar proposal ini memberi banyak manfaat bagi para pembaca.Penulis
juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar proposal ini bisa
menjadi lebih sempurna.

2
Daftar Isi
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan
1.1 latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 6
1.4 Manfaat 6

Bab II Landasan Teori

2.1 TeorI Keagenan 7


2.2 Integritas Laporan Keuangan 8
2.3 Audit Tenure 10
2.4 Independensi Audit 11
2.5 Fee Audit 12
2.6 Reputasi KAP 13
2.7 Penelitian Terdahulu 14
2.8 Kerangka Teoritis 15
2.9 Pengembangan Hipotesis 17

Bab III Metodologi Penelitian 19


3.1 Variabel Penelitian dan Pendefinisan Operasional 19
3.2 Pengukuran variabel 21
3.3 Penentuan Sampel dan Populasi 22
3.4 Jenis dan sumber Data 22
3.5 Metode Pengumpulan Data 22
3.6 Metode Analisis 23

Daftar Pustaka 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada akhir tahun 2018,masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya kasus penolakan

penandatanganan laporan tahunan Pt.Garuda Indonesia Tbk oleh komisarisnya ( Chairul

Tanjung dan Doni Oskaria). Terhadap laporan keuangan tahunan perusahaan tersebut.Kasus

tersebut menimbulkan banyak perhatian masyarakat umum dan para pemerhati bisnis di

Indonesia.Komisaris berpendapat bahwa laporan tersebut tidak masuk akal dan tidak

realistis mengingat selama sembilan bulan berjalan Pt Garuda Indonesia mencatatkan adanya

kerugian sebesar  US$216,58 juta.Dalam laporan tahunan tersebut,perusahaan mencatat laba

bersih sebesar US$809,84 ribu atau Rp11,33 miliar (Rp14.000 per dolar Amerika

Serikat).Kenaikan yang signfikan tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimanakah bisa

perusaan yang telah merugi sepanjang tahun mencatat kenaikan signifikan hingga

memperoleh laba dalam kurun waktu empat bulan.Kejanggalan kemudian ditemukan pada

kontrak kerja antara Pt Garuda Indonesia dengan PT Mahata Aero Teknologi ynag berupa

penyediaan layanan entertaiment on board yang diakui sebagai pendapatan kompensasi atas

hak pemasangan peralatan layanan konektivitas dan hiburan dalam pesawat dan manajemen

konten sebesar US$239,94 juta. kontraknya dilaksanakan selama 15 tahun namun pada

kenyataannya diakui dalam setahun dan tidak dilakukan pengakrualan kontrak dan ditambah

pula perusahaan belum mendapatkan hasil dari kontrak tersebut.

4
Melihat dari kasus tersebut banyak yang merasa dirugikan oleh kejadian tersebut terutama

pemegang saham perusahaan.Menurut (Lastanti, 2008) adanya skandal laporan keuangan

bisa saja terjadi karena auditor tidak dapat mendeteksi adanya manipulasi keuangan atau

auditor publik tersebut terlibat dan mengamankan rekayasa tersebut.Namun dalam penelitian

ini difokusakan ke independensi auditor dalam menilai laporan keuangan perusahaan.

Terhadap penelitian sebelumnya peneliti akan menggunakan pengukuran yang berbeda

dalam menentukn independensi auditor.PAda penelitian sebelumnya independensi auditor

ditentukan dengan hanya menggunakan audit tenur.Didapat dari penelitian sebelumnya

hungna audit tenur dengan independensii auditor memilik hubungan yang tidak signifikan

sehingga perlu adanya pengukuran lain yaitu dengan mempertimbangkan Fee auditor dan

ukuran kap,serta pembelian jasa lain,serta ada atau tidaknya hubungan khusus dengan klien

ada atau tidaknya tekanan dari klien,ada atau tidaknya persaingan antar akuntan publik.Audi

tenur tidak diikutkan dalam pengukuran karena lamanya audit tenur sudah ditentukan

sehingga sudah bias jika dijadikan pengukuran independensi audior.

Dari diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

Pengaruh Audit Tenure,Independensi Auditor,Fee Audit,Dan Ukuran Kap Terhadap

Inegritas Laporan Keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah

sebagai berikut:

1) Apakah Audit Tenure memilii pengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan?

5
2) Apakah Independensi memiliki pengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan?

3) Apakah Fee auditor memiliki pengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan secara

tidak langsung?

4) Apakah ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap Integritas Laporan Keuangan

secara tidak langsung?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai apakah audit

tenure,Independensi auditor,fee auditor,dan reputasi KAP memiliki pengaruh terhadap

Integritas Laporan Keuangan perusahaan.Peneliti juga berharap penelitian ini dapat

digunakan untuk memotivasi auditor untuk meningkatkan independensinya dan

kualitasnya.Pemerintah dapat menggunakannya untuk menjadi pertimbangan dalam

menentukan panjang perikatan antara auditor dengan perusahaan.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memebrikan bukti empiris mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi Integritas Laporan Keuangan.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi dan rujukan penelitian selanjutnya dalam rangka mengembangkan ilmu

pengetahuan.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan


Teori keagenan (agency theory) yaitu hubungan antara pemilik (principal) dan

manajemen (agent). Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara

pemilik sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka

akan muncul permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu

berusaha untuk menjalankan fungsinya (Meckling & Jensen, 1976)menyatakan bahwa

terdapat dua macam bentuk hubungan keagenan, yaitu antara manajer dan pemegang

saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi pinjaman (bondholders).Dengan

adanya perkembangan perusahaan yang semakin besar maka dapat terjadi konflik antara

prinsipal dalam hal ini adalah para pemegang saham (investor) dan pihak agen yang

diwakili oleh manajemen (direksi). Agen dikontrak melalui tugas tertentu bagi prinsipal

serta mempunyai tanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh prinsipal. Prinsipal

mempunyai kewajiban untuk memberi hasil kepada agen atas jasa yang telah diberikan

oleh agen. Adanya gap kepentingan antara agen dan prinsipal inilah yang dapat

menyebabkan terjadinya konflik keagenan. Prinsipal dan agen sama-sama menginginkan

keuntungan yang sebesar-besarnya dan menghindari risiko.

Dalam teori agensi terdpat tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya

mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas

mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut

7
manajer sebagai manusia akan bertindak mengutamakan kepentingan pribadinya.

(Eisenhardt, 1989)

Terdapat fenomena ketidakseimbangan penguasaan informasi dapat menjadi pemicu

munculnya suatu kondisi yang disebut asimetri informasi (information

asymmetry).Pemilik maupun agen diasumsikan merasionalisasi ekonomi dan

mementingkan kepentingannya sendiri. Agen enggan mengungkapkan informasi yang

tidak diharapkan oleh pemilik sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi

laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga

yang independen dalam hal ini adalah akuntan publik. Tugas dari akuntan publik

(auditor) memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen,

dengan hasil akhir adalah opini audit yang sifatnya kreibel.

2.2 Integritas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntan pada hakikatnya harus mencerminkan

keadaaan sebenarnya dalam perusahaan.Cerminan tersebut sudah sepantasnya dapat

dijadikan rujukan oleh manajemen untuk menghasilkan keputusan bisnis. Ikatan Akuntan

Indonesia dalam PSAK NO.1 (IAI,2009) mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna dalam rangka membuat keputusan-

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan

sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

8
Laporan keuangan dikatakan berintegritas apabila laporan keuangan tersebut memenuhi

kualitas reliability (Kieso, 2001) dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum. Reliability memiliki kualitas sebagai berikut:

a. Verifiability

Laporan keuangan suatu entitas yang mempunyai kondisi yang sama dengan laporan

keuangan entitas lain, akan mendapat opini yang sama jika diaudit oleh auditor yang

berbeda.

b. Representational faithfullness

Angka dan keterangan yang disajikan sesuai dengan apa yang ada dalam proses bisnis

dan sesuai dengan di lapangan.

c. Neutrality

Informasi dari laporan keuangan harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan

tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.Tidak boleh ada usaha

untuk menyajikan informasi yang menguntungkan dan merugikan beberapa pihak

Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan disajikan

menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Mulyadi (2004) mendefinisikan bahwa

integritas adalah prinsip moral yang tidak memihak, jujur, seseorang yang berintegritas

tinggi memandang fakta seperti apadanya dan mengemukakan fakta tersebut seperti

apadanya.” Ukuran integritas laporan keuangan selama ini belum ada walaupun demikian

secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta

keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba.

Menurut (Mayangsari, 2003) laporan keuangan yang reliable atau berintegritas dapat

9
dinilai dengan cara penggunaan prinsip konservatisme dan penggunaan earning

management karena informasi dalam laporan keuangan akan lebih reliable apabila

laporan keuangan tersebut konservatif dan laporan keuangan tersebut tidak overstate

supaya tidak ada pihak yang dirugikan akibat informasi dalam laporan keuangan tersebut.

2.3 Audit Tenure

Audit tenure adalah masa jabatan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan

jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit tenure telah dijelaskan dalam

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2

yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut-turut.

Pergantian auditor memiliki kelebihan dan kelemahan.Kelebihan dari perhgantian auditor

dapat meningkatkan kualitas audit dan independensi auditor dengan mengurangi

pengaruh dari klien yang dikhawatirkan akan menjadi bias dalam penilaian auditor.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Knapp, 1991) menunjukkan bahwa lamanya

hubungan antara klien dan auditor dapat mengganggu independensi serta keakuratan

auditor untuk menjalankan tugas pengauditan.Pernyataan tersebut konsisiten dengan

pernyataan yna dikemukanan oleh (Mayangsari, 2003) yan menyatakan : “Penugasan

audit yang terlalu lama kemungkinan dapat mendorong akuntan publik kehilangan

independensinya karena akuntan publik tersebut merasa puas, kurang inovasi, dan

kurang ketat dalam melaksanakan prosedur audit. Sebaliknya penugasan audit yang

lama kemungkinan dapat pula meningkatkan independensi karena akuntan publik sudah

10
familiar, pekerjaandapat dilaksanakan dengan efisien dan lebih tahan terhadap tekanan

klien “ .

2.4 Independensi Audit


Dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, akuntan publik memperoleh

kepercayaan diri dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan

kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Oleh karena itu,

dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa harus

bersikap independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan,

maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri. Mautz (1974) dalam

(Supriyono, 1988) mengutip pendapat Carman mengenai pentingnya independensi

sebagai berikut :

” Jika manfaat seorang sebagai auditor rusak oleh perasaan pada sebagian pihak ketiga

yang meragukan independensinya, dia bertanggung jawab tidak hanya mempertahankan

independensi dalam kenyataan tetapi juga menghindari penampilan yang memungkinkan

dia kehilangan independensinya.”

Supriyono (1988) membuat kesimpulan mngenai pentingnya independensi

akuntan publik sebagai berikut :

1. Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi akunta publik untuk

memulai kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai

informasi.

2. Independensi diperlukan oleh akuntan publik untuk memperoleh kepercayaan dari

klien dan masyarakaat, khususnya para pemakai laporan keuangan.

11
3. Independensi diperoleh agar dapat menambah kredibilitas laporan keuangan yang

disajikan oleh manajemen.

4. Jika akuntan publik tidak independen maka pendapat yang dia berikan tidak

mempunyai arti atau tidak mempunyai nilai.

5. Independensi merupakan martabat penting akuntan publik yang secara

berkesinambungan perlu dipertahankan.

Auditor dalam menjalankan tugasnya tidak hanya mengutamakan ada kompetensi dan

keahliannya saja akan tetapi auditor memiliki juga tanggung jawab moral dengan sikap

independennya.Persepsi di masyarakat jika citra salah satu auditor melakukan hal yang

melanggar kode etik maka profesi audir akan dipertanyakan oleh masyarakat.

2.5 Fee Audit

Menurut (Mulyadi, 2002) audit fee merupakan bayaran yang diterima oleh

akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko

penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan. Fee Audit juga bisa

diartikan sebagai fungsi dari jumlah kerja yang dilakukan oleh auditor dan harga per jam.

Menurut Menurut Haryono Jusup (2001: 104), besarnya fee audit dapat bervariasi

tergantung antara lain risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat

keahlian yang diperlukan untuk melakukan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang

bersangkutan dan pertimbangan professional yang lainnya. Semakin kompleks klien,

semakin sulit untuk mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama pula sehingga

fee audit pun semakin tinggi (Hay, Knechel, & Wong, 2006)

12
2.6 Reputasi KAP

Reputasi KAP diukur dengan mengguankaan ukuran KAP.Ukuran KAP digunakan untuk

menentukan besar kecilnya Kantor Akuntan Publik.Pada masa ini terdapat empat KAP

besar dengan jaringan global yaitu PWC,Delloite,EY,dan KPMG.KAP yang berafiliasi

dengan kantor tersebut,memiliki tenaga profesional diatas 25 orang ,dan memil9ki kantor

cabang dikategorikan sebagai KAP Big 4.KAP kecil di definisikan sebagai KAP yang

tidak terafiliasi dengan Big 4 dan jumlah tenaga profesional kurang dari 25.

KAP yang besar lebih independen dibandingkan dengan KAP yang kecil. Dengan alasan

bahwa ketika KAP besar kehilangan satu klien tidak begitu berpengaruh terhadap

pendapatannya. Akan tetapi jika KAP kecil kehilangan satu klien sangat berarti karena

klienya sedikit (Shockley, 1981). Sehingga KAP besar seperti Big 4 biasanya dianggap

lebih mampu mempertahankan independensi auditor daripada KAP kecil. Selain itu,

perusahaan audit yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit

tinggi dan memiliki reputasi tinggi di ingkungan bisnis serta KAP yang lebih besar juga

dianggap lebih mandiri dari KAP yang kecil dalam menahan tekanan manejemen jika

terjadi perselisihan karena biasanya memiliki lebih banyak klien dan mampu mengatasi

kesulitan.

Penelitian yang dilakukan Susiana dan Herawaty (2007) menyatakan bahwa kualitas audit

diukur dengan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap integritas

laporan keuangan. Dalam penelitian tersebut KAP dibedakan menjadi KAP big four dan

KAP non-big four. Lennox (1999) dalam Mayangsari (2003) menyatakan bahwa auditor

kantor akuntan big-eight dan lebih akurat dibandingkan dengan KAP non-big eight.

Dengan demikian semakin besar ukuran KAP semakin tinggi integritas laporan keuangan

13
yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan KAP besar memiliki insentif untuk menghindari hal-

hal yang dapat merusak reputasinya.

2.7 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai integritas laporan
keuangan,Audit tenure,Independensi audit ,fee audit ,dan reputasi KAP:

no Nama peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian


1 Mayangsari Variabel Dependen: Dalam penelitian ini
(2003) Integritas Laporan menemukan
Keuangan diukur dengan adanya hubungan negatif
indeks Konservatisme. antara
Variabel Independen: komite audit dengan
Independensi diproksikan integritas
dengan spektrum jasa KAP laporan keuangan.
dan lamanya hubungan Keberadaan
auditor-auditee; komite audit dianggap
Mekanisme corporate kurang
governance diproksikan efektif terkait dalam
dengan presentase peningkatan
kepemilikan institusi, kinerja perusahaan.
persentase kepemilikan Penelitian ini
manajerial, komite audit, juga membuktikan bahwa
dan komisaris independen; komisaris independen
Kualitas audit diproksikan berpengaruh negatif
dengan spesialisasi auditor. terhadap
Sampel dan populasi : integritas laporan
perusahaan publik periode keuangan. Hal
1998-2001 ini menunjukkan bahwa
keberadaan komisaris
independen tidak
mempengaruhi
kualitas laporan
keuangan.
2 Susiana dan Variabel dependen : Penelitian ini
herawaty Integritas laporan menghasilkan hasil
(2007) keuangan diukur dengan bahwa independensi
indeks Konservatisme. auditor,
Variabel independen : mekanisme corporate
independensi; mekanisme governance dan kualitas
corporate governance audit
diproksikan dengan memiliki pengaruh yang
presentase kepemilikan tidak

14
institusi, persentase signifikan terhadap
kepemilikan manajerial, integritas
komite audit, dan laporan keuangan.
komisaris independen;
kualitas audit.
Sampel dan populasi :
perusahaan public 2003-
2006
3 (Astria & Variabel dependen : integritas struktur corporate
Ardiyanto, laporan keuangan. governance
2011) Variabel indpenden : (kepemilikan institusional,
Audit tenure, kepemilikan manajerial,
Struktur corporate komite audit, komisaris
governance, dan independen) dan ukuran
Ukuran kap KAP berpengaruh
signifikan terhadap
integritas laporan
keuangan. Sementara itu,
audit tenure tidak
berpengaruh signifikan
terhadap
integritas laporan
keuangan.
4 (Putra & Muid, Variabel dependen : integritas independensi, komite
2012) laporan keuangan. audit, kualitas audit dan
Variabel independen : manajemen laba
Independensi,Mekanisme berpengaruh secara
Corp.Gov,Kualitas Audit,dan signifikan terhadap
Manajemen Laba integritas laporan
keuangan.
5 Saksakotama Variabel dependen : integritas Ukuran KAP ,memiliki
(2014) laporan keuangan. signifikansi positif,
Variabel Independen : Audit tenure memilii
corporate governance, pengaruh signifikan
ukuran KAP, firm size dan negatif terhadap integritas
auditor tenure terhadap Laporan keungan.

2.8 Kerangka teoritis penelitian

Dalam pembahasan kerangka teoritis pada penelitian ini akan diuraikan mengenai

gambaran secara garis besar suatu rangkaian pemikiran yang didasarkan pada tinjauan

15
pustaka dan penilitian terdahulu yang berkaitan dengan integritas laporan

keuangan.Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi integritas laporan keuangan.

Lamanya Audit tenure telah diatur oleh pemerintah dengan adanya peraturan menteri

keuangan.Audit tenure dibatasi maka akan ada bias dalam menilai pengaruhya terhadap

integritas laporan keuangan.Dalam penelitian oleh saksakotma(2014) menyebutkan

bahwa audit tenure berpengaruh signifikan negetif terhadap integritas laporan keuangan.

Fee auditor akan mempengaruhi penilaian dari auditor.Bisa jadi auditor memilik

pandangan yang

Dengan semakin besarnya fee maka akan muncul kecenderungan dari auditor sehingga

interitas laporan keuangan akan semakin tinggi

Reputasi KAP dijadikfouan sebagai tambahan kredibilitas lapora keuanangan

perusahaan.Perusahaan jasa KAP besar seperti Big four dianggap lebig kredibel dan

mampu mempertahankan independensi auditor daripada KAP kecil/ non-Big four.KAP

besar biasanya dianggap penyediaan jasanya lebih baik dan lebih mandiri dalam

menerima tekanan daripada KAP kecil.

Berdasarkan dari penjelasan diatas maka berikut merupakan gambar kerangka teoritis

dalam proposal penelitian ini

16
Audit Tenure
-
Integritas Laporan
Keuangan

Independensi
Auditor
+

- +
Fee Auditor Reputasi KAP

2.9 Pengembangan Hipotesis

Menurut studi yang dilakuakan sebelumnya oleh (Saksakotama & Cahyonowati, 2014)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara audit tenur dan integritas laporan
keuangan.

H1: Audit Tenure memiliki hubungan negatif dengan Integritas Laporan Keuangan

Independensi auditor merupakan kunci utama dari sebuah proses audit.Menurut studi

yang dilakukan oleh (Diany & Ratmono, 2014).

H2:Independensi auditor berhubungan positif dengan Integritas laporan keuangan

17
Fee auditor akan mempengaruhi penilaian dari auditor.Bisa jadi auditor memilik

pandangan yang Dengan semakin besarnya fee maka akan muncul kecenderungan dari

auditor sehingga interitas laporan keuangan akan semakin rendah.

H3:Fee Auditor memperlemah pengaruh Independensi Auditor terhadap Integritas

laporan keuangan

Perusahaan akan memliki kecendrungan untuk mengguanakan jasa kantor audit dengan

reputasi tinggi seperti big four.KAP yang tergabung dalam big four memiliki

kecendenrungan kredibilitas yang tinggi.Menurut (Mayangsari, 2003) menyatakan bahwa

auditor dari akuntan big-eight lebih akurat dibandingkan auditor dari akuntan nonbig

eight

Dengan demikian semakin besar ukuran KAP maka integritas laporan keuangan

perusahaan yang diaudit juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan KAP yang besar

memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak reputasinya

dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil (DeAngelo, 1981)

H4:Reputasi KAP memperkuat pengaruh independensi Auditor terhadap integritas

laporan keuangan

18
BAB III

METODOLOGI PENEITIAN

Bab ketiga dalam proposal ini merupakan metodologi penelitian.Dalam bab ini akan

membahas mengenai metode penelitian yang akan diambil yang meliputi variabel,penentuan

hipotesis,populasi,sampel, sumber data ,serta metode analisi yang akan digunakan dalam

penelitan.

3.1 Variabel Penelitian dan pendefinisian operasional

Terdapat tiga macam variabel yaitu variabel dependen,variabel independen,dan variabel

moderasi.Berikut adalah penjelasan operasional penelitian

3.1.1 Variabel depeden

Variabel dependen merupakan variabel yang terikat dan dipengaruhi oleh variabel

independen.Dalam proposal penelitian variabel yang dimaksud adalah Integritas

Lapporan Keuangan.

Integritas laporan keuangan perusahaan didefinisikan sebagai sejauh mana laporan

keuangan disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur.Perusahaan yang

dimaksud adalah perusahaanterbuka untuk publik dan terdaftar di BEI dalam rentang

antara tahun 2015 sampai dengan 2019.Data akan didefiniskan dengan numerikal

dengan setiap kasus kemunculan diwakili oleh angka satu numerisVaribel ini

disimbolkan dengan ILK

3.1.2 Variabel Indepeden

19
Variabel Independen merupakan variabel yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh variabel

lain.Dalam proposal ini terdapat dua variabel independen yaitu :

3.1.2.1 Audit tenure

Audit tenure adalah masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP)

dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Ketentuan mengenai audit

tenure telah dijelaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 359/KMK.06/2008 pasal 3 dan Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2. Variabel

audit tenure dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit

sebelum auditor berpindah. Variabel ini diberi simbol AT

3.1.2.2 Independensi Auditor

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra(2012),pabcawati

(2010).Mengukur independensi hanya berdasarkan pada Audit tenurenya saja dan

tidak mempertimbangkan faktor lain seperti :jasa non audit,fee auditor,dan reputasi

Kap sebagai pengukurnya.Sedangkan peneliti akan meambahkan hal tersebut

sebagai pengukurannya.Yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner.Variabel

ini diberi simbol IA

3.1.3 Variabel Moderating

Terdapat dua variabel moderating dalam penelitian ini yaitu :

3.1.3.1 Fee Auditor

Fee auditor adalah bayaran yang diterima oleh akuntan publik setelah

melaksanakan jasa auditnya.Variabel ini dsimbolkan dengan FA

20
3.1.3.2 Reputasi KAP

3.1.3.3 Reputasi KAP dalam penelitian ini dinyatakan ke dalam ukuran

KAP.KAP big four dimasukkan ke dalam KAP bear sedangkan KAP

non big four dinyatakan ke KAP kecil.KAP big four yang dimaksud

adalah :

1) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans

Tuanakotta

Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio &

Rekan.

2) Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko &

Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

3) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan

Siddharta Siddharta & Widjaja.

4) PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari

&Rekan.

Variabel ini disimbolkan dengan RK

3.2.Pengukuran Variabel

3.2.1 Audit tenure akan diukur dengan menggunakan satuan lama waktu KAP (Kantor

Akuntan Publik) berikatana dengan kliennya.

3.2.2 Fee auditor akan diukur mengguanakan data dari laporan tahunan

3.2.3 Independensi auditor akan diukur dengan menggunakan Fee auditor dan ukuran

kap,serta pembelian jasa lain,serta ada atau tidaknya hubungan khusus dengan klien

21
ada atau tidaknya tekanan dari klien,ada atau tidaknya persaingan antar akuntan

publik

3.2.4 Reputasi KAP diukur dengan menggunakan dummy sebagai alat bantunya.KAP

yang tergabung dalam big four akan diberi kode 1 dan bukan big four akan diberi

kode 0

3.2.5 Integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan conservatism yang

dikemukanan oleh Penmann dan Zhang (2002) dalam (Susiana, 2007).

C it = ( RP res it + DEPR res it ) / NOA it

Dimana:

RP = jumlah biaya riset dan pengembangan yang ada dalam laporan

keuangan.

DEPR = biaya depresiasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

NOA = net operating assets, yang diukur dengan rumus kewajiban keuangan

bersih : (total hutang + total saham + total dividen) – (kas + total investasi

3.3 Penentuan Sampel dan Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.Populasi dalam proposal penelitian ini

adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2015-2018.Sampel

adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi.Sampel yang digunakan adalah

perusahaan yang terdaftar dari tanggal 1 Januari 2015 s.d. 31 Desember 2018.Pemilihan

sampel didasarkan pada Purposive Sampling yaitu dengan memilih sampel secara tidak

acak dengan menggunakan kriteria tertentu (Sekaran & Bougie, 2016) dengan kriteria

sebagai berikut :

22
1. Menerbitkan laporan keuangan selama periode 2015 s.d 2018\

2. Perusahaan dengan memiliki data variabel penelitian secara lengkap.

3. Perusahaan yang terdaftar di BEI yang dapat diakses melalui internet dan

melaporkan keuangan selama tahun 2015 s.d 2018

3.4 Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu jenis datayang di

dapat melalui perantara atau tidak langsung di dapat dari sumbernya (Sekaran &

Bougie, 2016). Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang

diperoleh dari database yang tersedia di situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id),

selama periode 2015-2018.

3.5 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang diperlukan untuk membantu penelitian ini adalah

metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan jurnal-

jurnal, buku-buku, serta melihat dan mengambil data-data yang diperoleh dari laporan

keuangan yang disampaikan Bursa Efek Indonesia (dalam hal ini diperoleh dari pojok

BEI UNDIP), dan dari floor announcement dari Bursa Efek Indonesia yang dapat di

download dari website IDX (IndonesiaStock Exchange).

3.6 Metode Analisis.

Metode analisis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode analisis data

kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan

metode statistik yang dibantu dengan program SPSS.

3.8.1 Uji Statistik Deskriptif

23
Uji statistik deskriptif diilakuakan untuk mengetahi karakteristik data yang akan

digunakan untuk penelitian.Dengan melakukannya ,peneliti dapat memperoleh

gambaran umum data .Uji ini akan melibatkan mean,modus,range,Standar

deviasi ,nilai maksimum,nilai minimum.

3.8.2 Uji Hipotesis

Uji Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini akan menggunakan Logistic

Regression karena mengguanakn dummy dikotomi sebagai pengukurannya .Formula

yang digunakan yaitu:

p
ln =Cont = β
1− p ¿ 0+ β AT + β
¿ 1 2 IA+ β
¿ 3 FA+β RK +ε ¿
¿
¿
¿
¿ 4

Cont = Ukuran integritas dengan menggunakan dummy Conservatism

AT = Audit tenure

IA = Independensi Auditor

FA = Fee Auditor

RK = Reputasi KAP

Akan diuji dengan tingkat signifikansi 95%

3.8.3 Uji kelayakan model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test . Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Goodness menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model

(tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).

Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau

kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan

antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness of Fit Test tidak baik

24
karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol

diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.(Ghozali,

2007)

25
DAFTAR PUSTAKA

Astria, T., & Ardiyanto, M. D. (2011). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate
Governance, dan Ukuran KAP Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Universitas
Diponegoro,
DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit quality. Journal of accounting and economics,
3(3), 183-199.
Diany, Y. A., & Ratmono, D. (2014). Determinan kecurangan laporan keuangan: Pengujian
teori fraud triangle. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency theory: An assessment and review. Academy of management
review, 14(1), 57-74.
Ghozali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multilavare dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hay, D. C., Knechel, W. R., & Wong, N. (2006). Audit fees: A meta‐analysis of the effect of
supply and demand attributes. Contemporary accounting research, 23(1), 141-191.
Knapp, M. C. (1991). Factors that audit committee members use as surrogates for audit quality.
Auditing-A Journal of Practice & Theory, 10(1), 35-52.
Lastanti, H. S. (2008). Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:
Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 5(1), 85-
97.
Mayangsari, S. (2003). Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pendapat Audit:
Sebuah Kuasieksperimen. The Indonesian Journal of Accounting Research, 6(1).
Meckling, W. H., & Jensen, M. C. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs
and ownership structure. Journal of financial economics, 3(4), 305-360.
Mulyadi, K. P. (2002). Auditing. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Putra, D. S. T., & Muid, D. (2012). Pengaruh independensi, mekanisme corporate governance,
kualitas audit, dan manajemen laba terhadap integritas laporan keuangan. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis,
Saksakotama, P. H., & Cahyonowati, N. (2014). Determinan integritas laporan keuangan
perusahaan manufaktur di Indonesia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

26
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research methods for business: A skill building approach:
John Wiley & Sons.
Supriyono, R. (1988). Pemeriksaan Akuntansi (Auditing): Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Independensi Penampilan Akuntan Publik. Yogyakarta: Salemba Empat.
Susiana, A. H. (2007). Analisis pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan
kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X.

27

Anda mungkin juga menyukai