Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN DENGAN


GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

KELOMPOK 5 :

ANGGRIANI PUSPITA AYU (P07120317002)

HERU WIDIATMA (P07120317010)

NI KADEK DIAH PUSPITA DEWI (P07120317022)

NI PUTU WIDYA SARASWATI (P07120317025)

SITI MARYAM ALJANATIN (P07120317031)

KEMETERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN MATARAM
TAHUM AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “LAPORAN
PENDAHULUAN PASIEN DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN
DIRI “
Makalah ini disusun untuk menjelaskan konsep gangguan pencernaan dalam
Keperawatan agar dapat diterapkan dalam praktek keperawatan, serta diajukan demi
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Mataram, 19 Februari 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. 1


DAFTAR ISI .......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................. 3
B. Tujuan ............................................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
BAB II KONSEP PENYAKIT..................................................................... 5
A. Pengertian …………………………………….…………………………5
B. Klasifikasi……………………………………..…………………………5
C. Etiologi ……………………………………………………………...…5
D. Factor …………………………………………………………………...6
E. Karakteristik Pelaku……………………………………………………..7
F. Tanda gejala …………………………………………………………....7
G. Rentang Respon …………………………………………………………7
H. Pohon masalah …………………………………………………………8
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN………………………….9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………22
B. Saran …………………………………………………………………….22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..23

2
BAB I
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Defisit
perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan,


dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya
sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional
klien. Selain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene
klien.

2) Tujuan

Tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Keperawatan Jiwa.Adapun tujuan lainnya yaitu:

a. Mahasiswa mengetahui dan memahami defisit perawatan diri.


b. Mahasiswa mengetahui dan memahami etiologi defisit perawatan diri.
c. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis defisit perawatan diri.
d. Mahasiswa mengetahui mekanisme koping defisit perawatan diri.
e. Mahasiswa mengetahui dan memahami tanda gejala, rentang respon dan pohon
masalah deficit perawatan diri
f. Mahasiswa mengetahui konsep asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri
3) Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan defisit perawatan diri ?
b. Bagaimana etiologi defisit perawatan diri?
c. Apa manifestasi klinis defisit perawatan diri?
d. Bagaimana mekanisme koping defisit perawatan diri?

3
e. Bagaimana karakteristik pelaku deficit perawatan diri ?
f. Bagaimana tanda gejala, rentang respon dan pohon masalah deficit perawatan diri ?
g. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari defisit perawatan diri ?

4
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar  manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

B. Klasifikasi (Nurjannah : 2004, 79 )


a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan, adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias,
adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri : Makan, adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri : Toileting, adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

C. Etiologi
Menurut DepKes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
4) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.

5
5) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
6) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
7) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemahyang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

D. Faktor
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah
sebagai berikut.
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak  – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderitadiabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya

6
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
E. Karakteristik Perilaku
a. Ketidakmampuan (menolak) untuk membersihkan tubuh atau bagian-bagian
tubuh
b. Kelainan kemampuan atau kurangnya minat dalam memilih pakaian yang sesuai
untuk dikenakan, berpakaian, merawat atau mempertahankan penampilan pada
tahap yang memuaskan
c. Penampilan yang ditampakkan tidak rapi
d. Tidak adanya keinginan untuk melakukan defikasi dan berkemih tanpa bantuan

F. Tanda Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor,Rambut dan kulit kotor,Kuku panjang dan kotor,Gigi kotor
disertai,mulut bau,penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.,Menarik diri, isolasi diri,Merasa tak berdaya, rendah diri
dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang,Kegiatan kurang,Tidak mampu berperilaku sesuai norma.,Cara
makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.

G. Rentang Respon
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri

7
a) Bina hubungan saling percaya.
b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
a) Bantu klien merawat diri
b) Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi
yang dekat dan tertutup.

H. Pohon Masalah
Resiko Mencederai diri sendiri/orang lain/lingkungan

Perilaku kekerasan Defisit perawatan diri

Gangguan Sensori Persepi : Halusinasi Kurang minatmerawat diri

Isolasi Sosial

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

8
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
1. Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Deficit perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan eliminasi / toileting ( buang air
besar / buang air kecil ) secara mandiri. Untuk mengetahui apakah pasien mengalami
masalah deficit perawatan diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi
pada pasien yaitu :
1) Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor , gigi kotor, kulit berdaki
dan bau, kuku panjang dan kotor
2) Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada
pasien wanita tidak berdandan.
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makanan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
4) Ketidakmampuan defikasi atau berkemih secara mandiri, ditandai dengan
defekasi/berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah defekasi/berkemih.
2. Diagnosa
Berdasakan data yang didapatkan ditetapkan diagnosa keperawatan adalah Defisit
Perawatan Diri ( kebersihan diri, makan, berdandan, dan defikasi/berkemih )
3. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan :
a) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiei.
b) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d) Pasien mampu melakukan defekasi/berkemih secara mandiri
Tindakan keperawatan

9
Melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri. Untuk melatih pasien dalam
menjaga kebersihan diri. Anda dapat melakukan tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktikan cara menjaga kebersihan diri
1. Melatih pasien berdandan/berhias. Anda sebagai perawat dapat melatih pasien
berdandan Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik. Untuk pasien
laki-laki harus dibedakan dengan wanita.
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berdandan
2. Melatih Pasien makan secara mandiri. Untuk melatih makan pasien. Anda dapat
melakukan tahapan sebagai berikut :
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
3. Mengajarkan Pasien melakukan defekasi/berkemih secara mandiri. Anda dapat
melatih pasien untuk defekasi dan berkemih secara mandiri sesuai tahapan berikut :
a) Menjelaskan tempat defekasi/berkemih yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah defekasi dan berkemih
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat defekasi dan berkemih

10
4. Strategi pelaksanaan Tindakan keperawatan Defisit Perawatan Diri

1. Cara perawatan kebersihan diri

Tahap orientasi:
Perawat : ”Selamat pagi, perkenalkan saya suster R.”
Pasien : “ pagi “
Perawat : “Namanya siapa, seneng di panggil apa?”
Pasien : Namanya panjang, panggil T
Perawat : “Saya perawat puskesmas “Y” saya yang akan merawat T.”
Pasien: ok
Perawat :“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badanya, gatal ya?”
Pasien : iya gatal
Perawat : “Bagaimana kalo kita bicara tentang kebersihan diri?”
Pasien : hmmmm, lamaa ndakk?
Perawat : Berapa lama kita berbicara? 20 menit ya?
Pasien :tidak , bentar saja
Perawat : T Mau di mana? Di sini saja ya.”
Pasien : iya saya mau disini.

Tahap kerja
Perawat : “Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari
ini?
Pasien : belum pernah
Perawat : Menurut T apa kegunaannya mandi? Apa alasan T sehingga tidak
dapat merawat diri?
Pasien : supaya bersih, malas
Perawat : Menurut T apa manfaatnya kalau kita manjaga kebersihan diri? Kira
kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya?
Badan gatal,mulut bau,apa lagi....?
Pasien :kotor ,berantakan.
Perawat : kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri, masalah apa
menurut T yang dapat muncul?
Pasien :kutu,kudis
Perawat : Betul,ada kudis,kutu dsb.”
Perawat : “apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan aja
T menyisir rambut? Bagaimana dengan mengunakan bedak? Apa maksut ata
tujuan sisiran dan berdandan?”

11
(contoh untuk pasien laki-laki)
Perawat :“Berapa kali T cukuran dalam seminggu?
Pasien : Satu
Perawat : Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran?
Pasien : lupa…… ndak ada bulu-bulu di mulut
Perawat : Apa alat-alat yang di perlukan?
Pasien : ndk tau
Pasien : Ya.....sebaiknya cukuran 2x per minggu,dan ada alat cukurnya?nanti
dapat minta keperawat ya.”
Pasien : oke suster
Perawat : “Berapa kali T makan sehari ?”
Pasien : 3 kali
Perawat : “Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Pasien : sikat gigi.
Perawat : Betul kita harus sikat gigi setelah makan.”
Pasien : yeeeee….
Perawat : “Di mana biasanya T berak /kencing? Bagaimana membersikanya ?
pasien : wc, disiram sihnya
Perawat : Iya T kita kencing dan berak harus di wc. Nah... itu wc ruangan ini,
lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.”
Pasien : okeyyyy
Perawat: “Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi
apa yang perlu kita persiapkan?
Pasien : sabun , pakain ganti, sikat gigi
Perawat : Benar sekali T perlu menyiapkan pakaian ganti,handuk,sikat
gigi,sampo dan sabun serta sisir. Coba lihat tangan dan kakinya, perlu di
bersihkan?”
Pasien : iya, soalnya kotor liat aja sendiri ini.
Perawat : “Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi. Suster akan
membimbing T melakukannya.
Pasien : (berjalan kekamar mandi ) ayokk
Pasien : Bagus sekali, sekarang buka pakaian dan gantung. Sekarang T siram
seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala T
sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.
Pasien : (melakukan perintah )
Perawat : Bagus sekali. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan ke seluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih,jangan lupa sikat gigi pakai
odol... Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai ke belakang, atas dan

12
bawah, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T
sampai bersih lalu keringkan dengan handuk.
Pasien : ( melakukan perintah )
Perawat : T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju ini yang
bersih, Bagus sekali, mari ke kaca dan sisir rambutnya,
Pasien : (melakukan perintah )
Perawat :Nahh sekarang T rapi dan bersih.”
Terminasi :
Perawat : “Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian?
Coba T sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T
lakukan tadi?
Pasien : jadi segar dan bersih. Gosok gigi, pakai sabun, siram air, sampo
bersih deh
Perawat : Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi? Sekarang coba T ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi !”
Pasien : bersihhh, tidak bau mulut, tidak gatal
Perawat : “Bagus sekali, mau berapa kali T mandi dan sikat gigi....?
Pasien : dua ( sambil menunjukkan tangan )
Perawat : Dua kali pagi dan sore, mari... kita masukkan dalam jadwal aktivitas
harian. Nahh... lakukan ya T...., dan beri tanda kalau sudah dilakukan dengan
M (mandiri), kalau dilakukan tanpa disuruh B (Bantuan) ,kalau diingatkan
baru dilakukan dan T (Tidak) melakukan. Baik, besok lagikita latihan
berdandan oke? Pagi-pagi sehabis makan iya, sampai jumpa!”
Pasien : iya suster sampai jumpa ( sambil melambaikan tangan )

2. Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan


1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
Orientasi :
Perawat “ selamat pagi, T”
Pasien : pagi suster
Perawat : “ bagaimana perasaan T hari ini? Bagaimana mandinya ?sudah
dilakukan? Sudah ditandai di jadwal hariannya ?

13
Pasien : baik, sudah dong suster
Perawat : hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya.
Bagaimana kalau di ruang tamu? Lebih kurang setengah jam
Pasien :disini saja dh.oke setengah jam
Kerja :
Perawat : “ apa yang T lakukan setelah selesai mandi ? apakah T sudah ganti
baju ?”
Pasien : pakai baju
Perawat : “untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering.
Berganti pakaian yang bersih 2x sehari. Sekarang coba mari kita simpan
pakaiannya. Nah mari dilipat dan dirapikan pakaian rumah dan pakaian
berpergian.
Pasien : ( melakukan perintah )
Perawat : Bagus, sekarang mau pilih baju yang mana, nah siapkan disini
untuk dipakai setelah mandi. Nah sekarang silahkan mandi seperti yang
sudah dilatih “
Pasien : “ok ( sambil memisahkan pakaian yang akan dipakai )“
Perawat : “ baik sekarang ganti pakaian, pakai celana dalam, pake celana
panjang, dikancing yang rapi. Nah sekarang pakai singlet, iya terus pakai
kemeja, lalu kancing.
Pasien : ( melakukan tindakan )
Perawat : Bagus sekali “
Perawat : “ nah sekarang bersisir, mari kecermin, bagaimana car bersisir ?
coba kita praktikkan, lihat kecermin,
Pasien : ( melakukan sesuai perintah )
Perawat : bagus.. skali!
Perawat : “apakah T suka bercukur ? berapa hari sekali bercukur ?
14
Pasien : duaa
Perawat : betul 2 kali permingu
Parawat : “ sepertinya kumis dan jenggot T sudah panjang. Mari T dirapikan
ya, pasien : “ ok “
Perawat :bagus
Terminasi :
Perawat : “ bagaimana perasaan T setelah berdandan ?”
Pasien : jadi ganteng
Perawat : “ coba T, sebutkan cara berdandan yang bai, sekali lagi “
Pasien : habis mandi sisiran didepan kaca, cukur bulu kalau sudah panjang
Perawat : “ selanjutnya T setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya ! mari kita masukan pada jadwal kegiatan harian, pagi pukul
berapa, lalu sore pukul berapa ?”
Pasien : oke suster
Perawat : “ dua hari lagi saya kemari, pas makan siang biar kita latihan
makan yang baik. Selamat pagi, sampai jumpa !”
Pasien : sampai jumpa ( melambaikan tangan )
3. Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias

Orientasi :

Perawat :“Selamat pagi,bagaimana perasaan T hari ini ?. Bagaimana


mandinya? Sudah ditandai dijadwal harian ?”

Pasien : baik dong. Sudah suster cantik

15
Perawat :" hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan
cantik Mari T kita dekat cermin dan bawah alat-alatnya (Sisir, bedak,
lipstik)"

Pasien : yeeeee…..

Kerja :

Perawat :" sudah ganti tadi pakaiannya sehabis mandi?

Pasien : sudah

Perawat : Bagus...! Nah... sekarang disisir rambutnya yang rapi,

Pasien : “ iya ( sambil melakukan )

Perawat : bagus...! Apakah T bisa pakai bedak? coba dibedakin mukanya T,


yang rata dan tipis. T punya lipstik Mari dioles tipis.

Pasien : bisa ( sambil melakukan tindakan )

Perawat : Nah... Coba lihat di kaca T jadi lebih cantik."

Pasien : iya cantik sekali

Terminasi :

Perawat : "Bagaimana perasaan teh belajar berdandan?"

Pasien : senang sekali

Parawat :" T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan ke dalam jadwal.
Kegiatan harian sama jamnya dengan mandi. Dua hari lagi saya datang
untuk latihan makan yang baik. Sampai jumpa!"

Pasien : oke suster, sampai jumpa

4. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri


a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan.
b) Menjelaskan cara makan yang tertib.
c) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan.

16
d) Praktik makan sesuai dengan tahapan yang baik.

Orientasi

Perawat :" Selamat siang T!"

Pasien : pagi suster cantik

Perawat : "Wow masih rapi deh teh Bagaimana jadwal mandi dan
dandannya? Oh, jadi Sudah teratur. Coba saya lihat jadwal hariannya, wah
banyak yang M ya, bagus."

Pasien : iyaa kan sudah diajar kemarin lasingan

Perawat : “Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik kita
latihan langsung di ruang makan ya…!”

Pasien : iya

Kerja :

Perawat : "Bagaimana kebiasaan makan T selama ini? dimana T makan?


Siapa yang biasa menyiapkan makanan?

Pasien : meja makan, disiapin ibu

Perawat : O, Ibu biasanya telah menyiapkan makanan di meja makan"

Pasien : iya

Perawat : "Sebelum makan harus cuci tangan memakai sabun. Ya Mari kita
praktekkan! Setelah itu duduk,

Pasien : ( melakukan tindakan )

Perawat : T duduk di mana? Sekarang ambil makanan, lauk, dan sayurnya.


Sebelum disantap berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!."

Pasien : disini ( sambil memimpin doa )

Perawat : " Mari silahkan makan, saat makan harus menyuap makanan 11
dengan pelan-pelan. Ya ayo sayurnya dimakan.

17
Pasien : ( melakukan perintah )

Perawat : Wah, hebat sekali makanannya habis dan tidak berceceran. Setelah
makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Dan kita akhiri dengan
cuci tangan.

Pasien : ( melakukan perintah )

Perawat : Ya bagus! Nah sekarang minum obat (pasien melakukan minum


obat sesuai dengan pengetahuan yang telah dilatih untuk minum obat)."

Terminasi :

Perawat :"Bagaimana perasaan T setelah latihan makan yang baik?"

Pasien : kenyang

Perawat : "Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan

Pasien : cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang
baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan"

Perawat : "Nah, betul Coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita
masukkan dalam jadwal? Dua hari lagi saya datang dan T belajar kebersihan
buang air besar dan kecil sampai jumpa!"

Pasien : dadah

5. Percakapan mengajarkan pasien melakukan defekasi atau berkemih


secara mandiri
a) menjelaskan tempat defekasi atau berkemih yang sesuai.
b) menjelaskan cara membersihkan diri setelah defekasi dan berkemih.
c) menjelaskan cara membersihkan tempat defekasi dan berkemih.

Orientasi

Perawat:"Selamat pagi T! Bagaimana perasaan T hari ini? Baik...! sudah


dijalankan jadwal kegiatannya...?"

Pasien : “pagi. Sudah”

18
Paerawat :"Kita akan membicarakan tentang cara buang air besar dan air
kecil yang baik."

Pasien : “ oke “

Perawat :"Kira-kira 20 menit ya T dan dimana kita duduk? Baik di di sana


deh...!"

Pasien : “ ok “

Kerja :

Untuk pasien pria :

Perawat :" T dimana Biasanya T berak dan kencing?

Pasien : WC yang ada tempat duduknya.

Perawat : Benar T, berak atau kencing yang baik itu di WC atau kamar
mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotoran
nya. Jadi kita tidak berak atau kencing di sembarang tempat . Jadi kita berak
dan kencing di lobang WC. Nah, sehabis berak dan kencing, apa yang
dilakukan?

Pasien : “ di siram dan cebok“

Perawat : Betul sekali, WC di siram, cebok, dan cuci tangan. Sekarang coba
T jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok?"

Pasien : pakai tangan kiri

Perawat :"Sudah bagus ya T, yang perlu diingat saat cebok adalah T


membersihkan anus atau kemaluan dengan air bersih dan pastikan tidak ada
tinja atau air kencing yang masih tersisa di tubuh T. Setelah selesai jangan
lupa siram tinja atau air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja
atau air kencing itu tidak tersisa di kakus atau WC. Jika membersihkan tinja
atau air kencing seperti ini berarti T ikut mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran atau kencing"

Pasien : iya suster

19
Perawat :"Setelah selesai membersihkan tinja atau kencing T perlu
merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC, kakus, atau kamar
mandi. pastikan resleting celana telah tertutup rapi lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun"

Pasien : “ oke “

Untuk pasien wanita :

Perawat :"Cara cebok yang benar setelah T berak yaitu dengan menyiramkan
air dari arah depan ke belakang, jangan terbalik ya, cara seperti ini berguna
untuk mencegah masuknya kotoran atau tinja yang berada di anus ke bagian
kemaluan kita."

Pasien : “ iya suster “

Perawat : “Setelah T selesai cebok jangan lupa tinja atau air kencing yang
ada di kakus atau WC dibersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing
tersebut dengan air secukupnya sampai tinja atau air kencing itu tidak tersisa
di kakus atau WC. Jika T membersihkan tinja atau air kencing seperti ini,
berarti T ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran atau air kencing”

Pasien : “ iya suster “

Perawat : “Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC


atau kakus lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun”

Pasien : “ ok ”

Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara


berak atau kencing yang baik”

Pasien : “ jadi tau, harus cuci tangan setelah itu “

Perawat :”Coba jelaskan ulang tentang cara defekasi dan berkemih yang
baik bagus”

Pasien : “Di wc, cebok, disiram, terus cuci tangan “


20
Perawat : “untuk selanjutnya T dapat melakukan cara-cara yang telah
dijelaskan tadi Nah besok kita ketemu lagi untuk melihat sudah sejauh mana
te dapat melakukan jadwal kegiatannya sampai besok ya”

Pasien : “ ok “

21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat
memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit
dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.

B. SARAN
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran
sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baikKESIMPULAN

22
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Dr. Budi Anna, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN ( Basic
Course “. Jakarta : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai