DEFINISI
Banyak ahli mendefinisikan mengenai citra tubuh diantaranya menurut Stuart
& Laraia (2005) bahwa citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang di
sadari dan tidak di sadari terhadap tubuhnya. Termasuk dalam hal ini adalah
persepsi tentang masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi diri.Citra tubuh merupakan salah satu komponen dari
konsep diri dimana konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain.
Pendapat lain mengenai cita tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu. Sedangkan
Keliat. BA (1999), mendefinisikan citra tubuh sebagai sikap, persepi, keyakinan,
pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran,
bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus
menerus (anting, make-up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) baik masa lalu
maupun sekarang.
Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat
mungkin terjadi. Stresor pada tiap perubahan adalah perubahan ukuran tubuh berat
badan menurun akibat penyakit, tindakan invasif, seperti operasi, suntikan didaerah
pemasangan infus.
D. PENGKAJIAN
Untuk mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan citra tubuh, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengkajian.
Pengkajian pada pasien gangguan citra tubuh dilakukan dengan cara wawancara
dan observasi.
Berikut ini adalah observasi pada saat pengkajian yang harus Anda lakukan.
1. Data obyektif yang dapat diobservasi:
a. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi
b. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
c. Menolak melihat bagian tubuh
d. Menolak menyentuh bagian tubuh
e. Aktifitas social
menurun
2. Data Subyektif :
Data subyektif di dapat dari hasil wawancara,pasien dengan gangguan citra
tubuh biasanya mengungkapkan
a. Penolakkan terhadap :
1)Perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi
2)Anggota tubuhnya yang tidak berfungsi
3)Interaksi dengan orang lain
b. Perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan
c. Keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu
d. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi
e. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang
Analisis
data
N Dat Masala
o a h
1 Subjektif - Pasien merasa tidak dapat Gangguan citra
menerima keadaan dirinya tubuh/gambaran diri
Objektif : - Pasien menolak melihat anggota
tubuh
yang berubah
- Pasien menolak penjelasan
perubahan tubuhnya
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah melakukan analisa data dan merumuskan masalah langkah selanjutnya
adalah menegakkan diagnosa keperawatan yaitu Gangguan harga diri : harga diri
rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
Setelah menetapkan diagnose keperawatan kemudian membuat pohon
masalah. Gambar dibawah ini merupakan contoh pohon masalah pada gangguan
citra tubuh.
POHON MASALAH
Gangguan Citra
Tubuh MASALAH UTAMA
Kehilangan
Anggota Tubuh
CAUSA
F. TINDAKAN KEPERAWATAN
Langkah selanjutnya setelah menegakkan diagnosa keperawatan adalah
melakukan tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan untuk pasien dengan
gangguan citra tubuh bertujuan agar pasien mampu
1. Mengidentifikasi citra tubuhnya
2. Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
3. Mengidentifikasi aspek positif diri
4. Mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
5. Melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
6. Berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
G. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah melakukan tindakan keperawatan. Langkah selanjutnya adalah
melakukan evaluasi keperawatan. Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien
dengan gangguan citra tubuh tampak dari kemampuan pasien untuk
a. Mengungkapkan persepsi tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini.
b. Mengungkapkan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra
tubuhnya saat ini
c. Meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian
tubuh secara bertahap
d. Mendiskusikan aspek positif diri
e. Pasien meminta untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu
(misalnya menggunakan anus buatan dari hasil kolostomi)
H. PENDOKUMENTASIAN
Langkah terakhir dari asuhan keperawatan adalah melakukan dokumentasi
asuhan keperawatan. Dokumentasi dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan
yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Andi