Anda di halaman 1dari 5

KEWIRAUSAHAAN YANG BERPROSES

Enterpreneurship atau kewirausahaan selalu tak terpisahkan dari kreativitas dan inovasi.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru kedalam kehidupan

(Wesbter). Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena

lingkungannya seringkali berubah.

Stephen Covey dalam bukunya yang berjudul First Thing mengungkapkan empat sisi

potensial yang dimiliki manusia yaitu:

1. Self awarness, sikap mawas diri

2. Consience, mempertajam suara hati supaya menjadi manusia berkehendak baik, seraya

memunculkan keunikan serta memiliki misi dalam hidup ini

3. Independent will, pandangan independen untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk

mentransedensi

4. Creative imagination, berfikir transenden dan mengarah kedepan atau jangka panjang

untuk memecahkan aneka masalah dengan imajinasi serta memacu adaptasi yang tepat.

Rasanya para enterpreneur adalah mereka yang mampu melakukan aktualisasi dari

keempat sisi potensial itu secara tepat dan berkelanjutan.

Sementara itu, Edward de Bono dalam bukunya yang berjudul Serious Creativity

mengatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan suksesnya perusahaan adalah

kemampuannya dalam mengelola aset utamanya. Aset utama tersebut dapat berupa posisi

pasar, orang-orang yang berkualitas, sistem distribusi, kemampuan teknis, merek, dan

sebagainya. Kita membutuhkan pemikiran kreatif untuk menemukan peluang dan harus

berusaha menemukannya.

Menurut Poppy King, enterpreneur muda dari Australia mengatakan tiga hal yang dia

lihat dalam kewirausahaan yang senantiasa dihadapi dilapangan. Yang pertama adalah

obstacle, kedua hardship, dan ketiga adalah very rewarding life yang berarti dalam memacu

kewirausahaan, biasanya memperhatikan adanya hambatan atau kesulitan dan medan usaha
yang menantang atau keras, namun memberikan batas jasa atau hasil balik bagi kehidupan

yang memukau.

Menurut Amar Bhide pada “How Enterpreneur Craft Strategy that Work, Harvard

Business Review, March – April 1994” dalam suatu penelitian terhadap pendiri 100

perusahaan tentang darimana para wirausaha mendapatkan ide-ide mereka. Dari penelitian

tersebut didapat hasil sebagai berikut:

1. Ide yang dimodifikasi dari pengalaman sebelumnya ketika bekerja ditempat lain (71%)

2. Penemuan kebetulan melalui:

a. Mengubah pekerjaan kastal menjadi sebuah bisnis (7%)

b. Ingin menjadi konsumen individual (6%)

c. Kebetulan membaca mengenai industri yang bersangkutan (4%)

d. Mengembangkan ide-ide dari keluarga (2%)

e. Ide muncul saat bulan madu (1%)

3. Terpengaruh oleh revolusi personal komputer (5%)

4. Penemuan peluang melalui riset (4%)

Ciri manusia kreatif menurut A. Roe ialah terbuka pada pengalaman, melihat sesuatu

dengan cara tidak biasa, keingintahuan, menerima dan menyesuaikan yang kelihatannya

berlawanan, menerima perbedaan, independen dalam pertimbangan, pemikiran dan tindakan,

membutuhkan dan menerima otonomi, percaya pada diri sendiri, tekun, dan mau mengambil

resiko.

Rousdepp menambahkan ciri manusia kreatif adalah sensitif terhadap masalah, mau

mendengarkan perasaan, menghasilkan ide-ide besar, fleksibel, keaslian, terbuka pada gejala

bawah sadar, punya motivasi, bebas dari rasa gagal, konsentrasi, dan dapat memilih.

Meurut Kao, hal-hal yang dapat mengembangkan kreativitas adalah:

1. Menciptakan struktur organisasi terbuka dan desentralisasi

2. Mendukung budaya yang memberi kesempatan atas percobaan

3. Mendorong sikap eksperimental


4. Memberikan hal-hal yang berhasil

5. Menekankan pada peran dari pemenang

6. Memberikan kebebasan untuk melakukan kesalahan

7. Komunikasi efektif pada semua tingkatan

8. Tersedianya semua sumber atas suatu inisiatif yang beru

9. Hindari mematikan ide-ide baru

10. Singkirkan birokrasi dari pengalokasian sumber

11. Beri penghargaan atas suatu keberhasilan

12. Ciptakan budaya pengambilan resiko

13. Kurangi hal-hal yang bersifat administratif

14. Berikan kebebasan

15. Tanpa bataw waktu

16. Delegasikan tanggung jawab untuk memulai aktifitas baru

Inovasi = Konsepsi + Penemuan + Pemanfaatan

Inovasi yang Berproses

Ada yang berpendapat bahwa menjadi wirausaha yang berhasil dapat dipelajari dari

orang-orang yang berhasil sebagai wirausaha, namun harus belajar jga mempertajam intuisi dari

pengalaman dan mempertajam kepekaan bisnis secara berkesinambungan dan diharapkan

mempunyai minat dan bakat yang dipertajam melalui pengalaman dan keuletan dengan kadar

tertentu.

Memadukan Analisis dan Intuisi

Dapat disimpulkan bahwa analisis ilmiah dan intiusi dalam bisnis keduanya bisa dipakai

secara terkombinasi sesuai situasi dan konteks bisnis serta daya adaptasinya.

Enterpreneurship

Enterpreneurship adalah sikap untuk melkukan suatu usaha karena ada suasana yang

mendukung untuk merealisasikannya. Seorang enterpreneur akan selalu berfikir untuk bertindak

mencari pemecahan (looking of solution).


H. Leibstein mendeskripsikan enterpreneur sebagai seorang atau kelompok yang

berkarakteristik:

1. Mampu menggandengkan peluang-peluang menjadi pasar

2. Mampu memperbaiki kekuatan pasar

3. Bisa menjadi seorang input complementer

4. Dapat menciptakan atau memperluas time bending dan input transforming entities.

Berikut merupakan 6 (enam) dimensi praktek bisnis

1. Orientasi strategis

2. Komitmen terhadap peluang yang ada

3. Komitmen terhadap sumber daya

4. Pengawasan sumber daya

5. Konsep manajemen

6. Kebijakan balas jasa

Kewirausahaan merupakan sebuah pola dari tingkah laku manajerial yang terpadu yang

terletak diantara promotor dan trustee. Pola tingkah laku lainnya yang terletak antara promotor

dan trustee adalah tingkah laku administratif. Promotor adalah orang yang dipercaya akan

kemampuan yang dimilikinya untuk enangkap peluang yang ada tanpa menghiraukan sumber

daya yang dimilikinya. Sedangkan trustee adalah orang yang lebih menekankan penggunaan

sumber daya yang dimilikinya secara efisien.

Leibstein membagi enterpreneurship menjadi 2, yaitu:

1. Routine Enterpreneurship, berkaitan dengan koordinasi & pelaksaan aktivitas dari

badan usaha yang sudah bertujuan lancar dimana unsurunsur produksi yang

dipergunakan merupakan fungsi yang dikenal secara luas

2. Schumpetarian Enterpreneurship, menggambarkan aktifitas yang diperlukan untuk

membentuk badan usaha dimana bagian-bagian dari fungsi produksi kurang jelas.

Enterpreneurship merupakan sumber daya yang langka yang dimotivasi oleh 3 hal yaitu:

1. Suatu sistem balas jasa moneter atas usahanya


2. Suatu sistem reward atau punishment

3. Suatu mekanisme interpersonal approval atau disapproval

Mc. Cleland berpendapat perilaku enterpreneurship yaitu:

1. Berhubungan dengan risk-taking

2. Energik

3. Bertanggung jawab

4. Uang sebagai alat ukur keberhasila

5. Antisipasi

6. Organisational skill

Intrapreneurship

Ada dua pandangan tentang intrapreneurship: Yang pertama, Intrapreneurship adalah

suatu enterpreneurship yang selalu menekankan pengembangan sumberdaya, yaitu sumber daya

dari dalam untuk memacu bisnis yang sukses. Yang kedua, intrapreneurship terjadi hanya pada

lembaga usaha besar/perusahaan besar.

Ultrapreneurship dan Ecopreneuring

Seorang ultrapreneur adalah entrepreneur plus. Yaitu enterpreneur yang pandai

melakukan strategic alliance dan outsourcing strategy yang tepat tanpa menghilangkan inner

creative dan self relliance yang berkesinambungan seraya mampu untuk melakukan

benchmarking yang synergistic. Dasar-dasar untuk melakukan benchmarking ialah:

1. Adanya keterbukaan informasi

2. Bersedia saling menukar informasi

3. Membandingkan kinerja melalui pertukaran informasi

4. Melakukan dialog kerja agar tercipta continous improvement supaya memacu sinegi

yang berkesimbangan

5. Bersedia belajar dari keunggulan yang lain

Anda mungkin juga menyukai