Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

“Laporan Praktikum Mengenai Hiperkolesterolmia”

Disusun Oleh :
1. Aas Siti Muthoharoh
2. Elin Handayani
3. Firkhi Riansyah Mas Brilian
4. Indah Nur’ariska

Semester IV A

STIKES MUHAMMADYAH KUNINGAN


PRODI D-III FARMASI
SEMESTER IV-A
2020
LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI

I. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan membandingkan efek farmakologi


antihiperkolesterol.
2. Mahasiwa mampu mempraktekkan uji antihiperkolesterol pada hewan uji.

II. Dasar Teori


Kolesteol adalah lemak berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin
yang diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Kolesterol
merupakan lemak yang penting , namun jika berlebihan didalam darah dapat
membahyakan kesehatan, bila ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol
diklasifikasikan ke dalam golongan lipid (lemak) berkomponen alkohol
steroid.
Kolesterol merupakan zat gizi yang sukar diserap oleh tubuh, masuk
kedalam organ tubuh melalui sistem limpatik. Kolesterol dalam plasma darah
terutama dijumapi berikatan dengan asam lemakdan ikut bersirkulasi dari
bentuk ester kolesterol.
Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi yang penting, diantaranya
adalah untuk pembentukan hormon testoteron pada pria dan hormon estrogen
pada wanita, pembenntukan vitamin D, dan sebagai sumber energi.
Lipoprotein adalah gabungan molekul lipid dan protein yang disintesis
didalam hati atau kompleks lipid-protein yang mengandung gliserida dan
kolesterol yang pada permukaanya dilapisi oleh fosfolipid dan protein. Tiap
jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran , disintesa, dan mengangkut berbagai
jenis lipid dalam jumlah yang berbeda. Jenis lipoprotein yang dapat memicu
terjadinya terjadinya atherosclerosis yang terdiri dari total kolesterol, LDL,
HDL, dan Trigliserida. Partikel-partikel ini memiliki sifat khusus dan berbeda
pada proses pembentukan atherosclerosis, sebagai berikut:
a. LDL (low density lipoprotein), yang paling banyak mengangkut kolesterol
didalam darah.
b. HDL (high density lipoprotein), mengangkut kolesterol lebih sedikit. Dan
memiliki fungsi yaitu membuang kelebihan LDL kolesterol dipembuluh
arteri kembali ke liver untuk diproses dan dibuang.
c. VLDL (very low density lipoprotein), memiliki jumlah trigliserida yang
terbanyak dalam darah. Sebagian VLDL diubah menjadi LDL.
d. Trigliserida, yaitu jenis lemak dalam darah yang dapat mempengaruhi
kadar kolesterol dalam darah. Kelebihan Trigliserida akan dihidrolisa oleh
enzim lipoprotein lipase, sisa hidrolisa kemudian oleh hati
dimetabolismekan menjadi LDL, Kolesterol.
e. Chylomicron merupakan sebagian partikel dimana trigliserida dipecah
dengan melepaskan asam lemak dari rangka gliserol. Asam lemak yang
dibebaskan ini diambil oleh otot sebagai energi atau disimpan dalam
jaringan lemak sebagai lemak untuk pemakaian yang diperlukan.

Berikut adalah tabel Pedoman NCEP ATP III (National Choleterol Education
Program, Adult Panel Treatment III), yang menerapkan antara lain :

Kolesterol Keterangan
total
˂ 200 Normal
200- 239 Batas tinggi
˃ 240 Tinggi
LDL Keterangan
˂ 100 Optimal
100- 129 Mendekati optimal
130-150 Batas tinggi
160-189 Tinggi
˃ 190 Sangat tinggi
HDL Keterangan
˂ 40 Rendah
˃ 60 Tinggi

Trigliserida Keterangan
˂ 150 Normal
150- 199 Batas tinggi
200 - 499 Tinggi
˃ 500 Sangat tinggi

Tabel diatas berfungsi untuk mengetahui atau menilai kadar kolesterol seseorang
rendah atau tinggi, semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati
dan digunakan diseluruh dunia.

III. Alat dan bahan


a. Alat :
1. Spuit 1 cc
2. Kolesterol tester
b. Bahan :
1. Triton
2. Gempribrozil
3. Simvastatin
4. Fenofibrat
IV. Prosedur

Gunakan mencit jantan sebanyak 12 ekor

Mencit dipuasakan semalaman ( 12 jam) sebelum perlakuan

Ditimbang berat badan tiap mencit lalu catat

Sebelum perlakukan mencit diambil darahnya melalui


pembuluh darah yang ada di vena ekor dengan cara di
potong ekor mencit tersebut ± 0,5 cm dari ujung ekor
dengan menggunakan gunting yang telah di usap dengan
alkohol 70%.

Darah yang keluar di teteskan pada strip Kolesterol yang


terpasang pada alat. Kadar Kolesterol darah yang muncul
pada alat kemudian dicatat sebagai kadar kolesterol awal.

Setelah penentuan kadar Kolesterol awal pada mencit,


kemudian semua mencit diberikan injeksi triton WR 1339
yang dilarutkan dalam infus NaCl 0,9% dengan dosis 400
mg/Kg BB mencit secara intraperitoneal.

Mencit kemudian dikelompokkan secara rawu ke dalam 4


kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3 ekor, dimana :

− Kelompok I sebagai kontrol, diberikan larutan


Na.CMC 1%
− Kelompok II diberi suspensi Simvastatin
− Kelompok III diberi suspensi Gembifrozil
− Kelompok IV diberi suspensi Fenofibrate
Setelah 30 menit pemberian injeksi triton, setiap mencit
diberikan perlakuan secara per-oral dengan volume
pemberian sebagai berikut:

− Kelompok I diberi larutan Na.CMC 1%


− Kelompok II diberi suspensi Simvastatin
− Kelompok III diberi suspensi Gembifrozil
− Kelompok IV diberi suspensi Fenofibrate

Mencit kemudian dibiarkan selama 8 jam dan setelah 8 jam


diukur kadar Kolesterol (mg/dL) dengan kolesterol tester.

V. Perhitungan

VI. Hasil Pengamatan

Mencit Volume (mL) Kadar Kolesterol (mg/dL)


Obat
Induktor Anti-
Kelompok Sebelum Setelah Setelah
No Berat (Triton Kolestero
induksi induksi 8 jam
WR 1339) l

Kontrol CMC 1 30 gram 0,1ml 100 150 180


Na 1% 2 28 gram 0,1ml 90 125 140
0,2mL/30gB 3 26 gram 88 110 130
0,1ml
Bmencit
Gemfibrozil 1 29 gram 0,1ml 95 140 130
0,2mL/30gB 2 27 gram 0,1ml 87 109 100
Bmencit 3 28,5 gram 0,1ml 99 148 140
Simvastatin 1 29 gram 0,1ml 100 170 150
0,2mL/30gB 2 27,5 gram 0,1ml 87 115 100
Bmencit 3 30 gram 0,1ml 98 120 105
Fenofibrat 1 28 gram 0,1ml 95 145 130
0,2mL/30gB 2 29 gram 0,1ml 98 150 140
Bmencit 3 27,5 gram 0,1ml 86,5 108 100

VII. Pembahasan

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar pustaka

Anonim, 2015. Penuntun Praktikum Farmakologi dan Toksikologi. Fakultas


Farmasi UMI : Makassar

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia   Edisi III. DKRI : Jakarta.

Gunawan. 2007. Farmakolog idan Terapi Edisi IV. UI : Jakarta.

Harvey, Richard A. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar. EGC : Jakarta.

Janet, Stringer. 2008.  Konsep Dasar Farmakologi (Panduan untuk Mahasiswa).


EGC : Jakarta.

Jay H. Stein. Md. 2001. Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3. EGC :
Jakarta.

Katzung, Bertram, G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerbit Salemba
Medika : Jakarta.
Mycek, Mary,J., dkk, 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. PT Widya
Medika : Jakarta.

Priyanto. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. LESKONFI : Depok.

Anda mungkin juga menyukai